Anda di halaman 1dari 42

ANTIPLAGIARISME

DAN TEKNIK KUTIPAN

PELATIHAN PENULISAN BUKU AJAR, 8-9 MEI 2014


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS DIPONEGORO
DEFINISI DAN LINGKUP
PLAGIARISME
PLAGIAT
Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau
tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya dan/atau karya pihak lain
yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan
memadai.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


PLAGIARISM : WHATS IS IT ?
Plagiarism means taking the words and thoughts
of others (their ideas, concepts, images,
sentences, and so forth) and using them as if they
were your own, without crediting the author or
citing the source.

Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis


PLAGIATOR
Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok
orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk
diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama
suatu badan.
Plagiator di perguruan tinggi adalah :
a. Satu atau lebih mahasiswa ;
b. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan
atau ;
c. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan
bersama satu atau lebih mahasiswa.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


WHAT IS PLAGIARISM ?
Plagiarism means using another’s work without giving credit. If you use
others’ words, you must put them in quotation marks and cite your source.
You must also give citations when using others’ ideas, even if you have
paraphrased those ideas in your own words.

“Work” includes the words and ideas of others, as well as art, graphics,
computer programs, music, and other creative expression. The work may consist of
writing, charts, data, graphs, pictures, diagrams, websites, movies, TV broadcasts,
or other communication media.

The term “source” includes published works – books, magazines, newspapers,


textbooks, websites, movies, photos, paintings, plays -- and unpublished sources
(e.g., materials from a research service, blogs, class handouts, lectures, notes,
speeches, or other students’ papers). Using words, ideas, computer code, or any
work without giving proper credit is plagiarism. Any time you use information
from a source, of any kind, you must cite it.

Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis


PERBUATAN PLAGIAT
Plagiat meliputi tapi tidak terbatas pada :
Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam
cacatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai ;
Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau
kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan
sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara
memadai ;
Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai ;
Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-
kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai ;
Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan
sumber secara memadai.
Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional
TINDAKAN PLAGIAT
Plagiarism is found in all of the following examples:
Purchasing or copying a paper from the Internet
Borrowing your roommate’s lab report and using his or
her description of the experiment to describe your
findings
Turning in a paper as your own that you didn’t write
Copying (cutting and pasting) material without
acknowledging the source
Using material when an author has been identified but
not using quotation marks to reflect his or her original
words
Inadequate paraphrasing.
Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis
KLASIFIKASI PLAGIARISME
Aspek yang dicuri:
Gagasan/substansi/kata-kata/kalimat dsb
Kesengajaan: sengaja/tak sengaja
Proporsi: > 70%, 30-70%, < 30%
Pola: in toto/ mozaik
Individu sumber: autoplagiarism.
Bahasa sumber: interlingual

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


CONTOH PLAGIARISME
Gagasan:
Pengulangan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya
– Melakukan penelitian pada kelompok yang berbeda
dari segi: gender, umur, ras, lokasi, respons individu.
Agar tidak dianggap plagiarisme:
– Harus secara jelas menyatakan bahwa penelitian
sudah dilakukan sebelumnya, dan dilakukan kembali
untuk melihat hasilnya pada populasi/keadaan yang
berbeda.
Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional
PLAGIARISME KATA/KALIMAT
Mengutip secara langsung, melakukan
parafrase atau penulisan gagasan orang lain
tanpa mencantumkan sumbernya.
Menggunakan kata-kata seorang penulis tanpa
menyatakan bahwa tulisan merupakan
kutipan/rujukan.
Menyampaikan versi sendiri tanpa
menyatakan sumbernya.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


CONTOH LAIN
Menyalin atau memodifikasi isi dari buku,
jurnal, ensiklopedi, koran
Menggunakan foto, video atau audio tanpa
izin
Menggunakan hasil kerja mahasiswa lain dan
menyatakannya sebagai milik sendiri,
dianggap plagiarisme dan bisa juga dikenal
sebagai kolusi.
Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional
CONTOH LAIN
Penerjemahan literal dari bahasa lain tidak
sama dengan parafrase, tapi translasi
Menggunakan esei karya sendiri yang telah
pernah dipublikasi, tanpa dinyatakan, disebut
autoplagiarisme.
Memakai gambar, diagram, atau karya seni
dari sumber lain
Membayar orang lain untuk melakukan kerja
ilmiah dan mengakuinya sebagai karya sendiri
Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM PLAGIARISME
Pada dasarnya Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) tidaklah mengenal istilah
plagiarisme atau plagiat, oleh karenanya dalam
kacamata hukum plagiarisme dikategorikan
sebagai tindakan pelanggaran terhadap hak
cipta, dalam hal ini diatur melalui ketentuan
Undang-Undang No.19 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta. Dengan ketentuan pidananya
sebagaimana berikut ;

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


Pasal 72 ayat (1)
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah)”.

yang dalam hal ini, terkait dengan ketentuan mengenai pengertian dari
hak cipta adalah sebagai berikut ;
Pasal 2 ayat (1) :
“Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak
Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang
timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.
Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional
DASAR HUKUM
 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
 Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen
 PeraturanPemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
 PeraturanPemerintah No. 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


KEBEBASAN AKADEMIK (Pasal 91 PP 17/2010)
Pimpinan perguruan tinggi wajib mengupayakan dan menjamin agar
setiap anggota sivitas akademika melaksanakan kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik secara bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan dilandasi oleh etika dan
norma/kaidah keilmuan.
Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar
akademik, setiap anggota sivitas akademika :
a. Mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan mutu
akademik perguruan tinggi yang bersangkutan ;
b. Mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat,
bangsa, negara dan kemanusiaan ;
c. Bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya, serta
akibatnya pada diri sendiri atau orang lain ;
d. Melakukannya dengan cara yang tidak bertentangan dengan nilai
agama, nilai etika, dan kaidah akademik dan ;
e. Tidak Sumber
melanggar hukumdan
: Biro Hukum dan tidak mengganggu
Organisasi kepentingan
Kementrian Pendidikan Nasionalumum.
KEBEBASAN AKADEMIK (Pasal 91 PP 17/2010)
Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik
dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk :
a. Melindungi dan mempertahankan hak kekayaan
intelektual ;
b. Melindungi dan mempertahankan kekayaan dan
keragaman alami, hayati, sosial dan budaya bangsa dan
negara Indonesia ;
c. Menambah dan/atau meningkatkan mutu kekayaan
intelektual bangsa dan negara Indonesia dan ;
d. Memperkuat daya saing bangsa dan negara Indonesia.
Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik
dilaksanakan sesuai dengan otonomi perguruan tinggi.
Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional
OTONOMI KEILMUAN (Pasal 92 PP 17/2010)
Pimpinan perguruan tinggi wajib mengupayakan dan
menjamin agar setiap anggota sivitas akademika
melaksanakan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dilandasi etika dan norma/kaidah keilmuan.
Otonomi keilmuan merupakan kemandirian dan kebebasan
sivitas akademika suatu cabang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan/atau olah raga yang bersangkutan, dalam
menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau
mempertahankan kebenaran menurut kaidah keilmuannya
untuk menjamin keberlanjutan perkembangan cabang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olah raga.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


PENELITIAN (Pasal 93 dan 94 PP 17/2010)
 Universitas, institut, dan sekolah tinggi wajib melaksanakan penelitian dasar, penelitian terapan,
penelitian pengembangan, dan/atau penelitian industri ;
 Akademi dan politeknik wajib melaksanakan penelitian terapan, penelitian pengembangan,
dan/atau penelitian industri ;
 Penelitian sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk :
a. Mencari dan/atau menemukan kebaharuan kandungan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan/atau olah raga, dan/atau ;
b. Menguji ulang teori, konsep, prinsip, prosedur, metode, dan/atau model yang sudah menjadi
kandungan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olah raga.
c. Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh dosen dan/atau mahasiswa
dengan mematuhi kaidah/norma dan etika akademik sesuai dengan prinsip otonomi keilmuan.
d. Penelitian yang dimaksud harus dipublikasikan pada terbitan berkala ilmiah dalam negeri
terakreditasi atau terbitan berkala ilmiah internasional yang diakui Kementrian.
e. Hasil penelitian dilakukan oleh Dosen untuk memenuhi dharma penelitian wajib diseminarkan
dan dipublikasikan pada terbitan berkala ilmiah terakreditasi atau yang diakui Kementrian.
f. Hasil penelitian perguruan tinggi diakui sebagai penemuan baru setelah dimuat dalam terbitan
berkala ilmiah terakreditasi yang diakui Kementrian dan/atau mendapatkan hak kekayaan
intelektual.
Hasil penelitian perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Dosen dimanfaatkan untuk
g.
memperkaya materi pembelajaran mata kuliah yang relevan.
Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional
Lanjutan . . . .
Pasal 94 PP 17/2010
Perguruan tinggi, fakultas, lembaga penelitian, program studi,
pusat studi, atau lembaga sejenis dapat menerbitkan terbitan
berkala ilmiah ;
Terbitan berkala ilmiah dimaksud memuat artikel hasil penelitian
;
Penelitian dapat berupa hasil penelitian empirik atau hasil
penelitian teoritis.
Berkala ilmiah ditulis dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa
resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Terbitan berkala ilmiah diterbitkan secara tercetak dan secara
elektronik melalui jejaring teknologi informasi dan komunikasi.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


DEFINISI HUKUM PLAGIARISME

Plagiarisme atau lebih dikenal dengan plagiat adalah tindakan


penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya
dari orang lain dan menjadikannya seolah-olah menjadi karangan
dan pendapatnya sendiri tanpa memberikan keterangan yang cukup
tentang sumbernya.
Sedangkan orang yang melakukannya biasa dikenal dengan sebutan
plagiator. Plagiarisme merupakan suatu bentuk kegiatan penjiplakan
yang melanggar hak seseorang atas hasil penemuannya yang
dilindungi oleh undang-undang, hak mana dikenal sebagai Hak
Cipta sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No.19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


MENGAPA PLAGIARISME PERLU
DIATUR ?
Menemukan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi kebenaran ;
Bahwa untuk memenuhi misi tersebut
mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga pendidikan yang berkarya di
bidang akademik di perguruan tinggi memiliki otonomi keilmuan
dan kebebasan akademik.
Bahwa dalam melaksanakan otonomi keilmuan dan kebebasan
akademik, mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga pendidikan wajib
menjunjung tinggi kejujuran dan etika akademik, terutama
larangan untuk melakukan plagiat dalam menghasilkan karya
ilmiah, sehingga kreativitas dalam bidang akademik dapat tumbuh
dan berkembang.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


WHY BE CONCERNED ABOUT PLAGIARISM ?

* If you plagiarize, you are cheating yourself. You don’t learn


to write out your thoughts in your own words, and you won’t
receive specific feedback from your instructor geared to your
individual needs and skills.
* Plagiarism is dishonest and/or misleading, because it
misrepresents the work of another as your own.
* Plagiarism violates the Code of Academic Conduct and can
lead to Suspension or Dismissal.
* Plagiarism devalues others’ original work. Using and
submitting a professional’s work as your own is taking an unfair
advantage over students who do their own work.
* It is wrong to take or use property (an author’s work)
without giving the owner the credit due. Further, copyright
violations can result in damages, fines, or worse.
Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis
PENCEGAHAN PLAGIARISME
PENCEGAHAN PLAGIAT
Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang
dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan
agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tinggnya.
Langkah-langkah pencegahan plagiat :
a. Pimpinan PT mengawasi pelaksanaan kode etik yang
ditetapkan oleh Senat ;
b. Pimpinan PT menetapkan dan mengawasi pelaksanaan
gaya selingkung ;
c. Pimpinan PT secara berkala mendiseminasikan kode
etik.

Sumber : Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional


PENCEGAHAN PLAGIAT
* There are no “freebies.” Always cite words, information and
ideas that you use if they are new to you (learned in your
research). No matter where you find it – even in on the Internet
or in an encyclopedia – you cite it!
* Beware of “common knowledge.” You may not have to cite
“common knowledge,” but the fact must really be commonly
known.
When in doubt, cite. Better to be safe than not give credit when
you should!

Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis


PENCEGAHAN PLAGIAT
Guidelines for Avoiding Plagiarism1
* Use your own words and ideas. Practice is essential to learning.
Each time you choose your words, order your thoughts, and convey
your ideas, you can improve your writing.
* Give credit for copied, adapted, or paraphrased material. If you
copy and use another’s exact words, you must use quotation marks
and cite the source. If you adapt a chart or paraphrase a sentence,
you must still cite your source. Paraphrasing is restating the author’s
ideas, information, and meaning in your own words.
* Avoid using others work with minor “cosmetic” changes.
Examples: using “less” for “fewer,” reversing the order of a
sentence, changing terms in a computer code, or altering a
spreadsheet layout. If the work is essentially the same as your
source, give credit.
Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis
PARAFRASE
Question: What is paraphrasing?
Answer: Paraphrasing is using your own words to
express the ideas or thoughts contained in a passage
that you have read. The notion here is that your unique
way of speaking or writing will capture the essence of
the passage without it sounding like the author.
Therefore, in good paraphrasing your organizational
structure or lead-off sentence might not resemble the
material that you are summarizing. A good paraphrase
is more like an abstract than a mirror image of the
original.
QUOTATION
Question: What do you do when there is no
good way to restate a passage that you want to
use in your paper?
Answer: When it is not possible to summarize
a passage without losing its eloquence or
power or to phrase it differently to convey the
same idea, then you should use direct
quotation marks and fully cite your source.
CONTOH-CONTOH
Paraphrase vs. Plagiarism
Original Source: ‘[A totalitarian] society … can never permit either
the truthful recording of facts, or the emotional sincerity, that
literary creation demands. … Totalitarianism demands … the
continuous alteration of the past, and in the long run … a disbelief
in the very existence of objective truth.’ 3

Student Version A -- Plagiarism


A totalitarian society can never permit the truthful recording of facts;
it demands the continuous alteration of the past, and a disbelief in the
very existence of objective truth.

This is plagiarism; the student has combined copied pieces of the


author’s language, without quotation marks or citations.

Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis


CONTOH-CONTOH
Student Version B -- Improper paraphrase, also plagiarism
A totalitarian society can’t be open-minded or allow the truthful
recording of facts, but instead demands the constant changing of
the
past and a distrust of the very existence of objective truth. (Orwell)

This is plagiarism because the student has woven together


sentences
and switched a few words (“open-minded” for “tolerant,” “allow”
for “permit”) has left out some words, and has given an incomplete
and inaccurate citation.

Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis


CONTOH-CONTOH
Student Version C -- Appropriate paraphrase, not plagiarism
Orwell believed that totalitarian societies must suppress literature and free expression
because they cannot survive the truth, and thus they claim it does not exist. (Bowker)
pp. 336-337

This student has paraphrased using her own words, accurately reflecting and citing the
author’s ideas.

Student Version D -- Quotation with cite, not plagiarism


In his biography of George Orwell, Gordon Bowker discusses the themes of 1984,
quoting a 1946 essay by Orwell: “’Totalitarianism demands … the continuous
alteration of the past, and in the long run … a disbelief in the very existence of
objective truth.’” (Bowker p. 337, quoting Orwell, 1946)

By introducing his source, the student signals that the following material is from that
source. Verbatim words are in quotation marks, omitted words are marked by ellipses
(…), and both the book used and the original source of the quote are cited.
Sumber : Office of Student Judicial Affairs, University of California, Davis
ALASAN PLAGIARISME
Tidak sengaja.. Terlalu terpengaruh, tidak
sengaja mengulangi bacaan sebelumnya.
Tidak cukup waktu..Karena terlalu banyak
tugas, dan waktu tersedia untuk membuat
tulisan tidak cukup, sehingga mengambil jalan
pintas.
Tidak paham cara merujuk yang baik dan
benar.

Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia


PENCEGAHAN PLAGIARISME
Pelatihan sejak pendidikan dini, mengenai
cara:
– Menulis bebas
– Melakukan parafrase dari sumber
– Menyarikan rujukan
Perangkat lunak, a.l. Turnitin & Ferret
Membandingkan tulisan dengan database yang
ada.

Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia


CARA MENGHINDARI
PLAGIARISME
Rangkumlah tulisan orang lain, gunakan
parafrase.
Cantumkan sumber gagasan, setiap kali
menggunakan gagasan/tulisan karya orang
lain.
Bila perlu menggunakan kalimat/kata-kata asli
berilah tanda kutip pada bagian2 yang disalin.

Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia


LANGKAH MELAKUKAN
PARAFRASE
1. Baca berulang hingga mengerti sepenuhnya.
2. Tulis dengan kata-kata sendiri (parafrase) dalam kartu.
3. Tandai kata-kata dalam parafrase tsb., untuk digunakan
kemudian pada tempat yang tepat dalam tulisan.
4. Cocokkan tulisan pada kartu sudahkah semua informasi
terpenting dari sumber sudah tertangkap pada
parafrase?
5. Kalau memakai kata-kata/istilah asli, beri tanda kutip,
atau bila panjang, gunakan huruf lebih kecil dan
gunakan indent.
6. Catat sumber, juga halamannya pada kartu catatan.
Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia
HAL YANG BUKAN PLAGIARISME
Apabila fakta sudah dianggap pengetahuan
umum:
Merupakan hal yang lazim, yang sudah umum
Info yang sama dari sekurangnya 5 sumber.
Mudah ditemukan dalam referensi umum.
Info yang sudah banyak dalam buku ajar.

Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia


SANKSI PLAGIARISME
Sangat bervariasi tergantung derajat plagiarisme
dan forum ilmiah tempat plagiarisme terjadi.
Berkisar dari penolakan publikasi, hambatan
kenaikan peringkat jabatan sampai pemecatan.
 – Peringatan lisan/tertulis

– Penundaan kenaikan pangkat


– Pembatalan kenaikan pangkat
– Pencabutan gelar
– Penuntutan ke pengadilan
Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia
MATERI YANG TIDAK DILINDUNGI HAK CIPTA

Kumpulan informasi
Publikasi resmi pemerintah
Fakta yang bukan hasil riset asli (Papaya
megandung vitamin A)
Karya di domain publik

Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia


KESIMPULAN
Bila kita meminjam milik orang lain:
– Kata-kata
– Gagasan
– Teori
– Pendapat
Meskipun sudah melakukan parafrase dan
aturan pengutipan, nyatakan dan tuliskan
sumbernya.

Sumber : Suryono, Editor The Medical Journal of Indonesia

Anda mungkin juga menyukai