Anda di halaman 1dari 25

Aseptic Dispensing Services

Rukiana (14670034)
Dian Sa’idah (14670051)
Lailatul Khutsiyah (14670056)
Definisi
Preparasi produk medis steril yang memerlukan pengenceran ataupun
manipulasi lain sebelum diberikan kepada pasien. Preparasi ini dilakukan di
unit pelayanan aseptik oleh farmasis, teknisi dan asisten yang terlatih di
dalam ruangan yang kondisinya terkontrol. 
Preparasi ini diracik menurut resep yang diberikan kepada pasien yang
bersifat individual serta di bawah pengawasan farmasis. 
Aseptik dispensing : bahan bakunya sudah disterilkan, jadi hanya
dilakukan pencampuran saja
Produk steril  : bahan baku belum steril sehingga diperlukan proses
sterilisasi terlebih dahulu
Tujuan
Aseptic dispensing services menjamin manajemen pengobatan sebelum
obat diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk:
1. Mengurangi kontaminasi mikroorganisme dan partikel

2. Memastikan cara pelarutan yang benar

3. Menjamin stabilitas dan kompatibilitas obat

4. Menjamin keselamatan staf medis dalam peracikan terutama pada peracikan obat-obatan
sitotoksik

5. Menghindari ketidaktepatan penggunaan obat (terutama untuk obat yang mahal).


Aseptic services disediakan oleh pusat unit aseptik yang ada di rumah sakit.
Untuk menjamin penghantaran pengobatan pada waktu tertentu, maka unit
tersebut harus mendapatkan resep yang telah ditandatangani paling tidak
24 jam sebelum pengobatan dilakukan. Namun kadang-kadang dengan
persetujuan tertentu, unit tersebut dapat menangani resep yang diberikan
kurang dari 24 jam sebelum pengobatan dilakukan.
 Staf yang terlibat pada unit aseptik diantaranya: farmasis penanggung
jawab, manager pelayanan aseptik, dan asisten yang bertugas menyiapkan.
Sediaan-Sediaan yang Memerlukan Aseptic
Dispensing Services 
1. Nutrisi Parenteral untuk Pasien Dewasa
Nutrisi parenteral merupakan pemberian nutrisi melalui rute intravena untuk
pasien yang mengalami gangguan jika diminum secara per oral. Kebutuhan total
untuk 24 jam diberikan dalam satu kantung infus yang disiapkan di departemen
Pelayanan Aseptik. Infus ini dibuat berdasarkan resep dokter bersama dengan ahli
nutrisi. Farmasis memberikan saran terkait dengan regimen dengan
mempertimbangkan stabilitas dan kompatibilitasnya.
2. Nutrisi Parenteral Pediatri
Resep yang dibuat oleh dokter anak dipertimbangkan dengan kebutuhan per hari
elektrolit dan nutrisi dari pasien. Perhitungan mengenai jumlah yang dibutuhkan
serta stabilitas dihitung oleh farmasis. Bahan-bahan yang dibutuhkan dicampur
dan larutan yang bersifat lemak serta vitamin dimasukkan ke dalam wadah yang
berbeda untuk menjaga stabilitas.
3. Injeksi Pre-filled
Injeksi i.v secara perlahan (bolus) masih digunakan di bangsal pasien ketika dibutuhkan.
Injeksi hanya boleh diberikan oleh perawat yang sudah mendapatkan pelatihan. “Injeksi
yang terus menerus” untuk digunakan di pompa syringe juga disiapkan di bangsal
pediatrik.

4. Preparasi Bahan Tambahan untuk Obat Intravena


 Beberapa obat intravena perlu dilarutkan di dalam larutan infus sebelum diberikan
kepada pasien. Departemen Pelayanan Aseptik dapat melarutkannya pada cairan infus
yang sesuai, diberi label yang berisi satabilitas dan dosis yang dapat diberikan kepada
pasien.
5. Injeksi Sitotosik
Injeksi sitotoksisk berbahaya untuk pasien dan tenaga kesehatan, sehingga untuk
mengurangi resiko tersebut, sebaiknya  disimpan dalam bentuk yang langsung
diinjeksikan. Rekam medis pasien digunakan untuk menghitung dosis sesuai dengan tinggi
badan, berat badan dan luas permukaan tubuh oleh farmasis sitotoksi yang disetujui oleh
konsultan onkologis berdasarkan pedoman NICE. Departemen Pelayanan Aseptik juga
menyiapakan obat sitotoksi untuk uji coba.
Tata Letak Ruangan

a. Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan
penyiapan alat kesehatan dan bahan obat
(etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan
volume cairan).
b. Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus
mencuci tangan, ganti pakaian kerja dan
memakai alat pelindung diri (APD).
c. Ruang antara (Ante room)
Petugas yang akan masuk ke ruang steril
melalui suatu ruang antara
d. Ruang steril (Clean room)
Syarat – Syarat Ruangan Steril

Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel
2. Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
3. Suhu 18 – 22°C
4. Kelembaban 35 – 50%
5. Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter
6. Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar ruangan.
Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan
pencampuran sediaan steril meliputi :

Alat Pelindung Diri (APD)


a. Baju Pelindung

Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus cairan), tidak
melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di bagian depan.

b. Sarung tangan

Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas yang minimal sehingga dapat memaksimalkan
perlindungan bagi petugas dan cukup panjang untuk menutup pergelangan tangan. Sarung tangan terbuat dari
latex dan tidak berbedak (powder free). Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika harus menggunakan dua
lapis.

c. Kacamata pelindung

Hanya digunakan pada saat penanganan sediaan sitostatika

d. Masker disposible
Pass box
 adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat sebelum dan
sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang persiapan
dan ruang steril.
Laminar Air flow (LAF)
Mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai (3) :

o ƒ Penyaring bakteri dan bahan - bahan eksogen di udara.

o ƒ Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan.

o ƒ Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.

Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :

o Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air Flow) adalah aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga petugas tidak terlindungi
dari partikel ataupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk pencampuran obat steril non sitostatika.

o Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow) adalah airan udara langsung mengalir kebawah dan jauh dari petugas sehingga
memberikan lingkungan kerja yang lebih aman. Untuk penanganan sediaan sitostatika menggunakan LAF vertikal. Biological
Safety Cabinet (BSC) kelas II dengan syarat tekanan udara di dalam BSC harus lebih negatif dari pada tekanan udara di ruangan.
Tehnik Penanganan sediaan Sitostatika

Penyiapan
 Proses penyiapan sediaan sitostatika sama dengan proses penyiapan pencampuran obat suntik.
1. Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR (benar pasien, obat dosis, rute dan waktu
pemberian)
2. Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima ( nama obat, jumlah, nomor batch, tanggal kadaluarsa), serta melengkapi formulir
permintaan.
3. Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas atau tidak lengkap.
4. Menghitung kesesuaian dosis.
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai.
6. Menghitung volume pelarut yang digunakan.

7. Membuat label obat berdasarkan nama pasien, nomor rekam medis, ruang perawatan dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan,

tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa campuran.


8. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomor rekam medis, ruang perawatan, jumlah paket (contoh label pengiriman,
9.  Melengkapi dokomen pencampuran.
 Pencampuran

1.   Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP

2.   Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP

3.   Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan.

4.   Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR TETAP

5.   Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.

6.   Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.

7.   Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.

8.   Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.

9.   Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja BSC.

10. Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.


11.Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan sitostatika

12.Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat - obat yang harus terlindung cahaya.

13.Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan khusus.

14.Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah untuk pengiriman.

15.Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi  melalui pass box.

16. Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap


Biological safety Cabinet

alat yang digunakan untuk pencampuran sitotoksika yang berfungsi untuk melindungi petugas,
materi yang dikerjakan dan lingkungan.

Prinsip kerja : Tekanan udara di dalam negatif dari tekanan udara diluar sehingga aliran udara
bergerak dari luar ke dalam BSC. Didalam BSC udara bergerak vertikel membentuk barier sehingga
jika ada peracikan obat sitotoksika tidak terkena petugas. Untuk validasi alat ini harus dikalibrasi
setiap 6 bulan.
Penyimpanan sediaan steril non sitostatika

Penyimpanan dilakukan setelah pencampuran tergantung pada stabilitas


masing - masing obat. Kondisi khusus penyimpanan:
o Terlindung dari cahaya langsung, dengan menggunakan kertas karbon/kantong plastik warna
hitam atau aluminium foil.

o Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di dalam lemari pendingin (bukan freezer).


Penyimpanan sediaan sisa

o Sediaan sisa ditutup menggunakan aluminium foil


o Disimpan di tempat yang steril di dalam kulkas LAF (suhu 2 – 8 ̊C)
o Lama penyimpanan dapat dilakukan selama 7 hari
o Penyimpanan aqua pro injeksi atau bahan obat lain yang dalam kegiatan
pencampurannya di dalam LAF dapat disimpan dan dipergunakan lagi. Akan
tetapi, untuk aqua pro injeksi yang dalam kegiatan pencampurannya di luar LAF
maka penggunaannya hanya dapat digunakan 1 kali pakai saja.
Distribusi
Proses distribusi dilakukan sesuai SOP pengiriman sedíaan steril (harus terjamin sterilisasi dan stabilitasnya)

A. Wadah

o Tertutup rapat dan terlindung cahaya.

o Untuk obat yang harus dipertahankan stabilitasnya pada suhu tertentu, ditempatkan dalam wadah yang
mampu menjaga konsistensi suhunya.

B. Waktu Pengiriman

Prioritas pengiriman untuk obat obat yang waktu stabilitasnya pendek.

C. Rute pengiriman

o Pengiriman sediaan sitostatika sebaiknya tidak melalui jalur umum/ramai

o untuk menghindari terjadinya tumpahan obat yang akan membahayakan

o petugas dan lingkungannya.


Pengelolaan limbah sitostatika
Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitoatatika (seperti: bekas ampul,vial,
spuit, needle,dll) harus dilakukan sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran
terhadap lingkungan. Langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

o Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).

o Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk bendabenda tajam seperti spuit, vial,
ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain tempatkan
dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan berlogo sitostatika

o Beri label peringatan pada bagian luar wadah.

o Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.

o Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.

o Cuci tangan.
Peran Farmasis
Menjamin sterilitas obat, karena pencampuran obat dilakukan dengan teknik aseptik
dalam laminar airflow cabinet di ruang bersih yang memenuhi standar.
Meminimalkan kesalahan pengobatan, karena obat dihitung dan disiapkan secara khusus dan
teliti oleh petugas khusus yang terlatih.
Menjamin kompatibilitas dan stabilitas obat, petugas farmasi dalam unit aseptik ini harus
memiliki pengetahuan yang baik dalam hal kompatibilitas dan stabilitas obat, sehingga
kerusakan obat akibat in-kompatibilitas atau instabilitas obat dapat dicegah.
Sekian
dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai