Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

PNEUMONIA
Oleh :
Baso Nuzul Maqfir

Pembimbing :

dr. Andi Hendra Yusa, Sp.Rad, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-
paru) tepatnya di alveoli yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme
seperti virus, bakteri, jamur, maupun mikroorganisme lainnya
pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat inap di
rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan.
Lalu, menurut (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,2014)

Menurut Riskesdas 2013 dan 2018, Prevalensi pengidap pneumonia


berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia tahun 2013
mencapai 1,6%, sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 2.0%
(Riskesdas,2018). Jadi sedari tahun 2013 dan 2018 penyakit pneumonia
mengalami peningkatan sebanyak 0,4%
DEFINISI

Pneumonia merupakan peradangan


atau infeksi yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus
respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan gangguan gas setempat.
EPIDEMIOLOGI
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia (lansia) dan sering terjadi
pada orang penyakit paru obstuktif kronik ( PPOK ). Juga dapat terjadi pada pasien dengan
penyakit lain seperti diabetes mellitus ( DM ), payah jantung, penyakit arteri koroner,
keganasan, dll. Faktor predisposisi lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus,
keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan penurunan
kesadaran. Juga adanya tindakan invasive seperti infuse, intubasi, trakeostomi, atau
pemasangan ventilator.

Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN di ruangan umum, yaitu di


jumpai pada hampir 25% dari semua infeksi di ICU, dan 90% terjadi pada
saat ventilasi mekanik. PBV didapat pada 9-27% dari pasien yang
diintubasi. Resiko PBV tertinggi pada saat awal masuk ke ICU.
ETIOLOGI
VIRUS ASPIRASI

PNEUMONIA BAKTERI SINDROM LOEFFER

NON
JAMUR MIKROORGANISME
KLASIFIKASI PNEUMONIA

EPIDEOLOGIS MIKROORGANISME PREDILEKSI INFEKSI

Pneumonia
Pneumonia Komunitas Pneumonia Lobaris
Bakterial/Tipikal

Pneumonia Nasokomial Pneumonia Atipikal


Bronkopneumonia
Pneumonia Aspirasi Pneumonia Virus

Immunocompromised Pneumonia Jamur Pneumonia Interstisial


PATOFISIOLOGI
Pneumonia dimulai dengan infeksi dalam
alveoli, membran paru mengalami
peradangan dan berlubang-lubang sehingga
cairan dan bahkan sel darah merah dan sel
darah putih keluar dari darah dan masuk ke
dalam alveoli. Dengan demikian, alveoli yang
terinfeksi secara progresif terisi dengan
cairan dan sel-sel, dan infeksi menyebar
melalui perluasan bakteri atau virus dari
alveolus ke alveolus. Akhirnya, daerah luas
pada paru menjadi “berkonsolidasi” yang
berarti bahwa paru terisi cairan dan sisa-sisa
sel.
GAMBARAN KLINIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran klinis didahului oleh GEJALA INFEKSI saluran
pernapasan akut bagian atas, NYERI KETIKA MENELAN, DEMAM, dan
MENGGIGIL. BATUK yang disertai dahak yang kental, kadang-kadang
bersama pus atau darah (blood streak).

Pada pemeriksaan fisik, terlihat EKSPANSI DADA TERTINGGAL


pada sisi yang terkena radang, terdapat BUNYI REDUP pada perkusi
dan pada auskultasi terdengar NAPAL BRONKIAL DISERTAI RONKHI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM

GOLD STANDAR
Leukosit 
30.000/µL Radiologi
Diagnostik
RADIOLOGI DIAGNOSTIK

X-RAY
RADIOLOGI DIAGNOSTIK

X-RAY
RADIOLOGI DIAGNOSTIK

X-RAY
RADIOLOGI DIAGNOSTIK

X-RAY ( Covid )
RADIOLOGI DIAGNOSTIK

CT Scan
RADIOLOGI DIAGNOSTIK

CT Scan
PENATALAKSANAAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberianantibiotik pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikrooganisme dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi
karena beberapa alasan yaitu:

• Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa


• Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab  pneumonia.
• Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris.

1. Pemberian Antibiotik
2. Terapi Suportif Umum
3. Terapi Sulih (Switch Therapy)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai