Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 4

“Konsep Dasar Ventilator dan bedside”


 
Disusun oleh:

- Bagas Aji Pangestu 1914401062


- Arfina Fadila 1914401053
- Ismi Aprilia 1914401071
—Konsep Dasar Ventilator

Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk


membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi
untuk mempertahankan oksigenasi.

Indikasi Pemasangan Ventilator

1. Pasien dengan respiratory failure (gagal napas)


2. Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi.
3. Post Trepanasi dengan black out.
“Penyebab Gagal Napas”
a. Kelaian Neuromuskuler :
-Guillian Bare symdrom
-Tetanus
-Trauma servikal
-Obat pelemas otot.

b. Kelainan jalan napas.


- Obstruksi jalan napas
- Asma broncheal.

c. Kelainan di paru
-Edema paru, atlektasis, ARDS

d. Kelainan tulang iga / thorak


- Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak.
e. Kelainan jantung
-Kegagalan jantung kiri.
Kriteria Pemasangan Ventilator

Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat bantuan


ventilasi mekanik (ventilator) bila :
- Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit
- Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2
kurang dari 70 mmHg
- PaCO2 lebih dari 60 mmHg
- AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg
- Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
“Macam-macam Ventilator"

Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu:


1. Volume Cycled Ventilator.
2. Pressure Cycled Ventilator
2. Pressure Cycled Ventilator
“Mode-Mode Ventilator”

1. Mode Control.
Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada
pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea.
2. Mode IMV / SIMV: Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory
Ventilation.
Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu
sendiri.
3. Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport)
Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa
bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal
4. CPAP : Continous Positive Air Pressure.
Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah
bisa bernafas dengan adekuat
“Sistem Alarm”

Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya


masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan
dari pasien (ventilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm
tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan,
misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting
“Fisiologi Pernapasan Ventilasi Mekanik”
Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator
mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien,
sehingga tekanan selama inspirasi adalah positif dan
menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir
inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif.
“Efek Ventilasi mekanik”

Akibat dari tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke
jantung terhambat, venous return menurun, maka cardiac output juga
menurun.Bila kondisi penurunan respon simpatis (misalnya karena
hipovolemia, obat dan usia lanjut), maka bisa mengakibatkan hipotensi.
Sedangkan efek pada organ lain: Akibat cardiac output menurun;
perfusi ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar, ginjal dengan
segala akibatnya. Akibat tekanan positif di rongga thorax darah yang
kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial meningkat.
“Komplikasi Ventilasi Mekanik (Ventilator)”

1. Pada paru
a. Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler.
b. Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
c. Infeksi paru
2. Pada sistem kardiovaskuler
Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya tekanan
intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi
3. Pada sistem saraf pusat
a. Vasokonstriksi cerebral
b. Oedema cerebral
4. Pada sistem gastrointestinal
a. Distensi lambung, illeus
b. Perdarahan lambung.
5. Gangguan psikologi
“Prosedur Pemberian Ventilator”

Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada


ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:
1. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
2. Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB
3. Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit
4. Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
5. PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir
ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru
dan untuk mencegah atelektasis.
“Kriteria Penyapihan”

Pasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dapat


dilakukan penyapihan bila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
- Kapasitas vital 10
-15 ml/kg BB
- Volume tidal 4-5 ml/kg BB
- Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar
-Frekuensi pernafasan kurang dari 20 kali/menit.
“Bedside Monitor”

A. Konsep Dasar
Pasien monitor/ beside monitor adalah suatu alat
yang digunakan untuk memonitor fisiologis pasien.
Bedside Monitor adalah suatu alat yang digunakan
untuk memonitor vital sign pasien, berupa detak
jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
jantung secara terus menerus.
Didalam istilah pasien monitor diketahui beberapa parameter yang
diperiksa, parameter itu antara lain adalah :

1.EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam


pemeriksaan ECG ini  juga termasuk pemeriksaan “Heart Rate” atau
detak jantung pasien dalam satu menit.
2.Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satu menit
3.Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.
4.Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) / Pemeriksaan tekanan
darah.
5.Temperature, suhu tubuh pasien yang diperiksa (Rab, 2007)
Jenis bedside monitor/ pasien monitor antara lain:
1.  Pasien monitor vital sign
Monitor ini bersifat pemeriksaan stándar, yaitu pemeriksaan ECG, Respirasi, Tekanan darah
atau NIBP, dan Kadar oksigen dalam darah / saturasi darah / SpO2.

2.  Pasien monitor 5 parameter


Pasien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan seperti ECG, Respirasi, Tekanan darah atau
NIBP, kadar oksigen dalam darah / saturasi darah / SpO2, dan Temperatur.

3.  Pasien monitor 7 parameter


Pasien monitor ini biasanya dipakai diruangan operasi, karena ada satu parameter tambahan
yang biasa dipakai pada saat operasi, yaitu “ECG, Respirasi, Tekanan darah atau NIBP (Non
Invasive Blood Pressure) , kadar oksigen dalam darah / Saturasi darah / SpO2, temperatur, dan
sebagai tambahan adalah IBP (Invasive Blood Pressure) pengukuran tekanan darah melalui
pembuluh darah langsung, EtCo2 (End Tidal Co2) yaitu pengukuran kadar karbondioksida dari
sistem pernafasan pasien.
B. Blok Diagram Bedside Monitor dan Prinsip Kerja
Prinsip Kerja
a.  Power supply board fungsinya untuk:
1)    Penyearah dan filter input tegangan AC
2)    Penstabil dan menghasilkan tegangan DC untuk semua rangkaian
3)    Baterai charger
4)    Menghasilkan perintah power fail ke main board
5)    Memilih ON/OFF DC power supply dari front panel
6)    Mematikan DC power supply, jika terjadi kerusakan pada power
b.    LCD Display
c.    Backligth
d.    Main Prosessor Board
e.    Keypad
f.     Main conector board
C. Hal yang perlu diperhatikan:

a.    Kebersihan probe
b.    Grounding
c.     Aksesoris
Yang termasuk dalam aksesoris pasien monitor adalah tergantung
dari parameter pengukuran yang ada. Seperti ECG, NIBP, SpO2,
Temperatur.
d.    Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
“Cara Kerja”
Indikasi pemasangan pasien monitor/ beside monitor adalah:
pasien dengan kritis atau kegagalan pada beberapa sistem, yaitu: sistem
pernapasan, sistem hemodinamik, sistem syaraf pusat, sistem
endokrin dan metabolik, overdosis obat.

Cara kerja pasien monitor/ beside monitor :


1.   Lepaskan penutup debu
2.   Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan
3.   Hubungkan alat ke terminal listrik (terminal pembumian)
4.   Hubungkan alat ke catu daya
5.  Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
6.   Set rentang nilai (range) untuk temperature, pulse dan alarm
7.   Perhatikan protap pelayanan
8.   Beritahukan sien mengenai tindakan yang akan dilakukan
9.   Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode kepasien dan pastika
sudah terhubung dengan baik
10. Lakukan monitoring
11. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave, pulse,
temperature, saturasi oksigen, dan NiBP.

Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF :


1.   Lepaskan hubungan alat dari catu daya
2.   Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
3.   Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan
4.   Pastikan bahwa bedside monitor dalam kondisi baik dan siap difungsikan lagi
5.   Pasang penutup debu 
Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.

Anda mungkin juga menyukai