Anda di halaman 1dari 28

Penatalaksanaan Spesimen

Salah satu kontribusi perawat dalam


pengkajian status kesehatan adalah
mengambil spesimen dan cairan tubuh untuk
pemeriksaan
 Tujuan pemeriksaan spesimen adalah
menetapkan diagnosa masalah dan menilai
respon klien terhadap terapi yang telah
dijalani.
Tanggungjawab perawat dalam pemeriksaan
spesimen adalah:
1. memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi
dan keamanan saat pengambilan spesimen
2. menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan
dan pengiriman spesimen dengan benar
4. mencatat informasi yang terkait dengan
pemeriksaan pada lembaran dengan benar
5. melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal
• urin bersih
• urin tengah
• urin tampung

Pemeriksaan Spesimen : Urine


pemeriksaan urinalisa rutin
Urin bersih, biasanya urin pertama pagi
hari alasan:
konsentrasinya lebih tinggi
jumlah lebih banyak
memiliki pH lebih rendah.
Jumlah minimal 10mL

Urin Bersih
(clean voided urine specimen)
• Tidak ada cara pengambilan khusus: klien dapat
melakukannya sendiri
• Spesimen harus bebas dari feses
• Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1
jam), bila tidak segera: urin harus dimasukan dalam
lemari pendingin
Alasan:
 Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk periode
waktu lama maka kristal urin dan sel darah merah
akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

bila tidak dapat diperiksa dengan
segera, urin harus dimasukan dalam
lemari es. Bila urin berada dalam
suhu ruangan untuk periode waktu
lama maka kristal urin dan sel darah
merah akan lisis/hancur serta berubah

menjadi alkalin.
untuk pemeriksaan kultur urin: untuk
mengetahui mikroorganisme yang
menyebabkan infeksi saluran kemih
Cara lain bila tidak menggunakan
kateter lebih berisiko menyebabkan
infeksi.
Perlu mekanisme khusus agar spesimen
Urin
yangTengah
didapat tidak terkontaminasi.
(clean-catch or midstream urin specimen)
bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air
atau dengan tisue khusus lalu keringkan
buang urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk
mendorong dan mengeluarkan bakteri yang ada
didistal
tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang
wadah penampung agar wadah tersebut tidak
menyentuh permukaan perineum.
Jumlah yang diperlukan 30-60mL

Cara Pengambilan
• Ada pemeriksaan urin yang memerlukan seluruh
produksi urin yang dikeluarkan dalam jangka waktu
tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam.
• Urin tampung
• disimpan di lemari pendingin
• diberi preservatif (zat aktif tertentu)
• Tujuan:
• mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah
• perubahan/kerusakan struktur urin.
• Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu
Urin Tampung
dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.
(timed urin specimen)
Tujuan pemeriksaan
melihat ada tidaknya darah.
Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik
oleh perawat atau klien sendiri.
Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes
Guaiac, sering disebut tes Guaiac
Pemeriksaan Spesimen : Feses
analisa produk diet dan sekresi saluran cerna.
Feses mengandung banyak lemak:
steatorrhea, kemungkinan ada masalah dalam
penyerapan lemak di usus halus.
Bila ditemukan kadar empedu rendah,
kemungkinan terjadi obstruksi pada hati dan
kandung empedu.


mendeteksi telur cacing dan parasit.
pemeriksaan ini dilakukan tiga hari berturut-turut
mendeteksi virus dan bakteri
Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah feses
sedikit untuk dikultur.
hati-hati! Tidak boleh terkontaminasi.
Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik
yang telah dikonsumsi.


Sebelum pengambilan spesimen, perawat
perlu mengingatkan klien akan hal-hal
berikut:
defekasi pada bedpan yang bersih
bila memungkinkan, spesimen tidak
terkontaminasi dengan urin atau darah
menstruasi
jangan membuang tisue pembersih pada
bedpan setelah defekasi dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan
Cara Pengambilan
Ambil spesimen dengan menggunakan sarung tangan
bersih
Jumlah feses tergantung pemeriksaan,
2,5cm untuk feses padat
15-30mL untuk cair.
Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu
dimasukkan dalam kantung steril.
Segera kirim spesimen ke lab untuk segera diperiksa.
Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan
dari paru-paru, bronkus dan trakea.
Individu yang sehat tidak memproduksi
sputum.
Klien perlu batuk untuk mendorong sputum
dari paru-paru, bronkus dan trakea ke mulut
dan mengeluarkan ke wadah penampung.

Pemeriksaan Spesimen : Sputum


kultur (menentukan jenis mikroorganisme)
dan tes sensitivitas terhadap obat
untuk sitologi
mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan
patologi sel.
Spesimen untuk sitologi (mengidentifikasi
kanker paru-paru dan jenis selnya)
seringkali dilakukan secara serial 3 kali
dari sputum yang
Tujuan Pemeriksaan diambil di pagi hari.
Pemeriksaan bakteri tahan asam
Serial 3 hari berturut-turut di pagi hari
Beberapa rumah sakit, menggunakan
wadah penampung khusus untuk
pemeriksaan ini.
menilai keberhasilan terapi


Umumnya pagi hari:
sputum yang
diakumulasi sejak
semalam.
Bila klien tidak dapat
batuk, kadangkala
diperlukan suksion
faringeal.

Cara Pengambilan
Langkah sebagai berikut:
lakukan perawatan mulut
minta klien untuk napas dalam lalu
batuk. Diperlukan sputum sebanyak 15-
30mL
lakukan kembali perawatan mulut.


•Tujuan
mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang
memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan
imunoserologi

Alat Dan Bahan


 
a) Spuit/disposible syringe
 b) Blood lancet
  c) Karet pengikat lengan/torniquet
PEMERIKSAAN
 d) Kapas SPESIMEN DARAH
 e) Alkohol 70%
 
 
2. Wadah Spesimen
 a) Untuk darah vena, memerlukan wadah/botol terbuat
kaca, atau tetap di dalam spuit.
 b) Untuk darah kapiler tidak memerlukan wadah.
 c) Wadah dapat berukuran kecil atau ukuran volume 5
ml.
3. Bahan Anti Koagulan
4. Tempat Pengambilan dan Volume Spesimen

Ada 2 (dua) tempat pengambilan spesimen darah,


yaitu :
 a) Ujung jari tangan/kaki (Darah Kapiler). Digunakan
apabila mengambil darah dalam jumlah sedikit atau
tetesan (dipakai untuk screning test).
 b) Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan
apabila mengambil darah dalam jumlah agak banyak,
misalnya : 1 s/d 10 ml.
Cara pengambilan darah vena:
• Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian
tangan dikepal.
• Tentukan vena yang akan diambil darahnya
• Aseptikkan tempat pengambilan dengan povidone
iodium 10%,
• biarkan mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.\
• Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu
jari/telunjuk.
• Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45° dengan
lengan
• tangan.
• Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30°
• Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan
sampai pada
• volume darah yang dibutuhkan.
• Bila menggunakan jarum tanpa spuit,
biarkan darah langsung
• mengalir ke media.(media
transport/SPS 0,05%mikrobiologi,
• antikoagulanpatologi klinik, sediaan
hapus darahparasitologi)
• Pengeluaran darah/punksi1 cc/menit.
• Lepaskan torniquet, kemudian tumpat
daerah pengambilan darah
• dengan kapas beralkohol 70%.
• Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian
lengan ditekuk/dilipat supaya
• darah berhenti mengalir.
Darah Kapiler

Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga
untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak
kecil dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki.Tempat yang
dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah. 
Adapun cara mengambil spesimen sebagai berikut :
 
(1) Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas
beralkohol 70% dan biarkan sampai kering.
(2) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
(3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari
tusukkan dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit
jari dan tidak boleh sejajar. Bila yang akan diambil
spesimennya pada anak daun telinga tusukan pinggirnya dan
jangan sisinya sampai darah keluar.
(4) Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan
kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.
Pengiriman Spesimen Darah

1) Setelah spesimen terkumpul masing-masing


dalam wadah/botol kecil, kemudian dimasukan
dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan
diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).
2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah.
3) Wadah diberi label yang berisi tentang identitas
yang meliputi : tanggal pengiriman, jenis dan
jumlah sampel, jenis pemeriksaan yang diminta,
jenis pengawet, dan tanda tangan pengirim.
4) Sampel dikirim ke laboratorium Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium
Kesehatan atau laboratorium lainnya.
5) Transportasi pengiriman harus secepat mungkin
sampai ke laboratorium, pengiriman spesimen
maksimum 3 hari.
 
Pemeriksaan Spesimen
Ada beberapa metoda Darah
yang dapat digunakan untuk
memeriksa kadar Timah hitam dalam darah, antara
lain metoda Dithizone dan metoda Spektrofotometrik
Serapan Atom.
 
Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan dengan
kemampuan sumber daya yang tersedia, baik tenaga,
bahan pemeriksaan ataupun peralatan.
Thank’s for attention

Anda mungkin juga menyukai