Anda di halaman 1dari 12

KTT-Presentasion

SYAFRIL MA’RUF,ST.MM
1.undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

 LINGKUNGAN/AMDAL UU no 32 tahun2009 pasal 1 ayat(2)


Dalam pelaksanaan pembangunan,sumber-sumber alam Indonesia harus di pergunakan secara rasionil.
Penggalian sumber kekayaan alam tersebut harus diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup
manusia, di laksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan
generasi yang akan datang.
 Prinsip - prinsip dalam Penerapan AMDAL
Suatu rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup dapat
dilaksana kan setelah dipertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan hidup.
AMDAL merupakan instrument pengambilan keputusan dan merupakan bagian dari proses perencanaan.
Kriteria dan prosedur untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup harus secara jelas dirumuskan dalam peraturan perundang-­undangan
2.Peraturan Pemerintah Nomor 55 Th 2010 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelanggaraan
Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

 Pasal 13
(2) Mentri, Gubernur, atau Bupati / Wali Kota Melakukan Pengawasan
Atas Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Yang
dilakukan Oleh : IUP, IPR, atau IUPK.
 Pasal 16
Pengawasan sebagaimana dimaksud pasal 13 (2), Meliputi:
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Reklamasi dan Pasca Tambang.
 Pasal 28
 (1) Pengawasan Pengelolaan L H,Reklamasi dan Pasca Tambang,paling sedikit :
a. Pengelolaan dan pemantauan LH sesuai dokument LH/ Izin Lingkungan Hidup
b. Penataan,Pemulihan,&Perbaikan Lahan sesuai dengan peruntukannya
c. Penetapan dan Pencairan Jaminan Reklamasi
d. Pengelolaan PascaTambang
e. Penetapan dan Pencairan Jaminan PascaTambang
f. Pemenuhan baku mutu Lingkungan Hidup
 (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh IT dan Berkoordinasi
dengan Pejabat Pengawas di bidang LH dan Reklamasi.
 Pasal 36
 Inspektur Tambang berwenang:
1. Memasuki Tempat kegiatan usaha
2. Menghentikan sementara waktu sebagian atau seluruh kegiatan
pertambangan jika, kegiatan tersebut membahayakan atau menimbulkan
pencemaran/ kerusakan Lingkungan
3. Mengusulkan penghentian sementara menjadi penghentian secara tetap
kepada Kepala Inspektur Tambang
3.Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata
Cara Pemberian Wilayah,Perizinan,dan Pelaporan pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

1.PENYIAPAN DAN PENETAPAN WIUP ATAU WIUPK


2.Wilayah di dalam WP dapat ditetapkan menjadi WUP oleh Menteri
setelah ditentukan oleh gubernur berdasarkan hasil koordinasi
dengan bupati/wali kota.
3.Direktur Jenderal berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengusulkan penetapan WIUP atau WIUPK
kepada Menteri dengan melampirkan:
 a. koordinat WIUP atau WIUPK;
 b. peta WIUP dan/atau WIUPK;
 c. harga kompensasi Data informasi;
 d. informasi penggunaan lahan
4- Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan
Pertambangan Mineral dan Batubara,Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan: dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
1.Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disingkat IUP, Mineral,
Batubara,Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi,
Penambangan, Pengangkutan, Penjualan, dan Badan Usaha, adalah
sebagaimana dimaksud.
2.Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi yang selanjutnya disebut IUP Eksplorasi,
adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan
Penyelidikan Umum, Eksplorasi, dan Studi Kelayakan.
3.Izin Usaha Pertambangan Khusus Eksplorasi yang selanjutnya disebut IUPK Eksplorasi,
adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, dan Studi Kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.
4.Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi yang selanjutnya disebut IUP Operasi
Produksi, adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi
untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.
5- Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan yang baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara, Setiap
perusahaan pertambangan pemegang I U P wajib:
 Mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di lapangan untuk mendapatkan pengesahan
dari Kepala Inspektur Tambang
 Memiliki Tenaga Teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,
 Menteri menetapkan kompetensi KTT, dan TenagaTeknis pertambangan sebagaimana
dimaksud,
 Dalam hal perusahaan jasa pertambangan, maka – mengangkat Penanggung Jawab
Operasional (PJO) yang berkompeten dan disyahkan oleh KTT, PJO juga harus mempunyai
TenagaTeknis yang berkompetensi.
6- Keputusan Menteri ESDM Nomor 1806.K/30/MEM2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penyusunan ,Evaluasi, Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya, serta
Laporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan , Evaluasi , Persetujuan Rencana


Kerja dan Anggaran Biaya (R K A B) serta Laporan Pada kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
 Menetapkan Pedoman Pelaksanaan Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Biaya serta laporan (R K A B) pada kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara.
7- Keputusan Menteri ESDM Nomor 1825.K/30/MEM2018 tentang Pedoman
Pemasangan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan atau
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi
 Menetapkan Pedoman Pemasangan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) atau
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus(WIUPK)Operasi Produksi yang terdiri atas:
a.PedomanPemasangan Tanda Batas WIUPatau WIUPKOperasi Produksi,tercantum dalam
Lampiran I;
b.Bagan Alur Pemasangan Tanda Batas WIUP atau WIUPK Operasi Produksi, tercantum
dalam Lampiran II;
c.Format Pengumuman Rencana Pemasangan Tanda Batas,tercantum dalam Lampiran III;
d.Pedoman Pengukuran Titik Batas,tercantum dalam Lampiran IV;
e.Pedoman Pembuatan danPemberian Nama Tanda Batas, tercantum dalam Lampiran V;
f.Pedoman Dokumentasi dan Deskripsi Pemasangan Tanda Batas, tercantum dalam
Lampiran VI;
g.Format Berita Acara Pengukuran Titik Batasdan Pemasangan Tanda Batas,
tercantumdalam Lampiran VII;
h.Format EvaluasiPermohonan Penetapan Tanda Batas, tercantum dalam Lampiran VIII;
i.Format Laporan Hasil Pemeliharaan dan Perawatan Tanda Batas, tercantum dalam
Lampiran IX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
8- Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827.K/30/MEM2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
 Pertambangan adalah sebagian atau seluruh Tahapan kegiatan dalam rangka penelitian ,
Pengelolaan dan Pegusaha Mineral dan Batubara yang Meliputi Penyelidikan Umum,
Ekplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi,Penambangan
 Tahap Teknis Ekplorasi:
1.Tahap Penyelidikan Umum (General Survey)
2.Tahap Ekplorasi
3.Tahap Studi Kelayakan
4.Tahap Konstruksi Pembangunan
5.Tahap Operasi dan Produksi
6.Tahap Penutupan Tambang termasuk Reklamasi,Rehabilitasi dan Revegetasi
 

Anda mungkin juga menyukai