Anda di halaman 1dari 22

CONGESTIVE HEART FAILURE

Kelompok 1
KONSEP DASAR CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)

DEFINISI
• Congestive Heart Failure (CHF) adalah sindrom klinis (sekumpulan Tanda
dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
(Marulam, 2014)

ETIOLOGI
• Hipertensi
• Kardiomiopati
• Penyakit katup jantung (mitral danaorta)
• Kongenital (defek septum atrium) ( atrial septal defect / ASD), (VSD
ventricle septaldefect)
• Aritmia(persisten)
• Alkohol
• Obat-obatan
• Kondisi curah jantungtinggi
• Perikardium (konstriksi atauefusi)
KONSEP DASAR CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)

MANIFESTASI KLINIS
1. Gagal jantung kiri : 2. Gagal jantung kanan :
• Sesak nafas saat berbaring & • Hepatomegali atau pembesaran
beraktivitas pada hati
• Batuk • Sering kencing di malam hari
• Mudah lelah • Kelemahan
• Bengkak pada kaki • Tidak nafsu makan dan mual
• Perut membuncit • Pembengkakan pergelangan kaki
• Kegelisahan atau kecemasan • Dispnea
• Penurunan kepastian aktifitas • Penurunan kapasitas aktivitas
• Dipsnea • Nyeri dada
• Batuk (hemoptisis) • Denyut nadi ( aritmia takikardia )
• Letargi dan kelelahan
KONSEP DASAR CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)

PATOFISIOLOGI
Secara patofisiologi CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk menyalurkan
darah, termasuk oksigen yang sesuai dengan kebutuhan metabolisme jaringan
pada saat istirahat atau kerja ringan. Hal tersebut menyebabkan respon sistemik
khusus yang bersifat patologik (selain saraf, hormonal, ginjal dan lainnya) serta
adanya tanda dan gejala yang khas. Congestive Heart Failure (CHF) terjadi karena
interaksi kompleks antara faktor-faktor yang memengaruhi kontraktilitas, after
load, preload, atau fungsi lusitropik (fungsi relaksasi) jantung, dan respons
neurohormonal dan hemodinamik yang diperlukan untuk menciptakan
kompensasi sirkulasi.

FAKTOR RESIKO
Gagal jantung dapat terjadi jika jantung tidak dapat memompa (sistolik) atau
mengisi (diastolik) secara memadai.
KONSEP DASAR CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Dapat terdengar bunyi jantung ketiga.
• Identifikasi radiologis adanya kongesti paru dan pembesaran ventrikel dapat
mengindikasikan Congestive Heart Failure (CHF).
• Identifikasi pembesaran ventrikel dengan magnetic resonance imaging (MRI) atau
ultrasonografi dapat mengindikasikan adanya Congestive Heart Failure (CHF).
• Pengukuran tekanan diastolik akhir ventrikel dengan sebuah kateter yang dimasukkan
ke dalam arteri pulmonalis ( mencerminkan tekanan ventrikel kiri ) atau ke dalam vena
kava ( mencerminkan tekanan ventrikel kanan ) dapat mendiagnosis Congestive Heart
Failure (CHF). Tekanan ventrikel kiri biasanya mencerminkan volume ventrikel kiri.
• Elektrokardiografi dapat memperlihatkan dilatasi abnormal ruang jantung dan kelainan
kontraktilitas.

KOMPLIKASI
• Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
• Syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan curah
jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat keorgan vital (jantung dan otak)
• Episode trombolitikTrombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi
dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
KONSEP DASAR CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)

PENGOBATAN
Langkah utama dalam pengobatan gagal jantung adalah mengurangi aktivitas.
Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi beban kerja jantung, sehingga dapat
meringankan gejala. Penanganan gagal jantung akan disesuaikan dengan
penyebab dan tingkat keparahan gagal jantung, usia pasien, serta penyakit lain
yang menyertai. Tujuan dari pengobatan gagal jantung adalah:
• Meringankan gejala gagal jantung.
• Meningkatkan kekuatan jantung.
• Mencegah terjadinya henti jantung mendadak.
• Penanganan gagal jantung dapat berupa pemberian obat, operasi, atau
pemasangan (implan) alat.
GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BERHUBUNGAN DENGAN CHF

Salah satu gangguan kebutuhan CHF adaalah gangguan kebutuhan


oksigenasi pada penderita gagal jantung disebabkan oleh kongesti paru atau
penumpukan cairan pada rongga interstisial dan alveoli paru (kantung tempat
pertukaran oksigen dan karbon dioksida). Cairan tersebut akan menghambat
pengembangan paru-paru sehingga mangalami kesulitan bernafas. Terdapat
beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan sesak nafas seperti obesitas,
adanya infeksi paru dan akibat distress psikologi seperti kecemasan serta
depresi (Kupper, N., et al., 2016).
GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BERHUBUNGAN DENGAN CHF

Tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani sesak nafas pada penderita
gagal jantung adalah sebagai berikut (Aritonang, Y., 2019) :
• Meninggikan posisi tempat tidur
Dengan memberikan posisi duduk atau setengah duduk dapat mengurangi
sesak nafas akibat penumpukan cairan
• Tetap tenang
Pada saat sesak nafas terjadi penderita cenderung akan mengalami
kepanikan berlebih akibat munculnya sesak yang tiba-tiba maupun yang
semakin memberat
• Dukungan Emosional
Kehadiran orang terdekat sangatlah berpengaruh dalam memberikan rasa
nyaman dan membantu penderita menjadi lebih rileks.
• Memberikan Ruang yang Cukup
Memastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik dan suasana lingkungan
yang tenang akan mampu memberikan efek positif pada saat penanganan
sesak nafas.
• Mengalihkan Perhatian
Dalam istilah medis disebut distraksi
MONITORING HEMODINAMIK, INTERPRETASI DASAR EKG

Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik


melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sirkulasi dalam
paru-paru). Monitoring Hemodinamik adalah pemantauan dari status
hemodinamik. Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap status
hemodinamik, respirasi, dan tanda-tanda vital lain akan menjamin early
detection bisa dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mecegah pasien jatuh
kepada kondisi lebih parah.

• Tujuan monitoring hemodinamik


Monitor hemodinamik dapat membantu mengidentifikasi kondisi pasien,
mengevaluasi respon pasien terhadap terapi, menentukan diagnosa medis,
memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah, jumlah darah dalam
tubuh dan kemampuan jantung untuk memompa darah.
MONITORING HEMODINAMIK, INTERPRETASI DASAR EKG

Indikasi monitoring hemodinamik


• Syok
• Infark Miokard akut disertai gagal jantung, sakit dada berulang, hipotensi /
hipertensi
• Edema paru
• Gagal jantung kanan
• Pasca operasi jantung
• Penyakit katup jantung/ ruptur septum ventrikel
• Temponade jantung
• Gagal nafas akut

Konsep dasar hemodinamik


• Pre load: menggambarkan tekanan saat pengisian atrium kanan selama
diastolic digambarkan melalui Central Venous Pressure (CVP). Sedangkan
preload ventricle kiri digambarkan melalui Pulmonary Arterial Pressure (PAP).
• Contractility: menggambarkan kekuatan otot jantung untuk memompakan
darah ke seluruh tubuh.
• After load: menggambarkan kekuatan/tekanan darah yang dipompakan oleh
jantung. After load dipengaruhi oleh sistemik vascular resistance dan
pulmonary vascular resistance.
MONITORING HEMODINAMIK, INTERPRETASI DASAR EKG

Interpretasi Dasar EKG


Elektrokardiografi (EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari
serat-serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini,
perekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak invasif, sudah tidak
dapat lagi dihilangkan dari klinik.

1. Penggunaan Umum EKG


Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui :
aritmia, fungsi alat pacu jantung, gangguan konduksi
interventrikuler, pembesaran ruangan-ruangan jantung, IMA,
iskemik miokard, penyakit perikard, gangguan elektrolit, pengaruh
obat-obatan seperti digitalis, kinidin, kinine, dan berbagai kelainan
lain seperti penyakit jantung bawaan, korpulmonale, emboli paru,
mixedema.
MONITORING HEMODINAMIK, INTERPRETASI DASAR EKG

2. Kelainan Kompleks pada Beberapa Penyakit.


Pada dasarnya bagi yang berpengalaman, tidaklah sulit membedakan antara
kompleks EKG normal dan yang ada kelainan. Tetapi kadang-kadang ditemukan
adanya gambaran EKG yang tidak khas dan membingungkan kita. Oleh karena itu
sebagai patokan, maka berikut ini disajikan kelainan kompleks P-QRS-T pada
beberapa penyakit.
• Kelainan gelombang P
• Kelainan interval P-R
• Kelainan gelombang Q
• Kelainan gelombang R dan gelombang S.
• Kelainan kompleks QRS
• Kelainan segmen S-T

PRINSIP MEMBACA EKG


Untuk membaca EKG secara mudah dan tepat, sebaiknya setiap EKG dibaca
mengikuti urutan petunjuk di bawah ini:
• Irama
• Laju QRS (QRS RATE)
• Aksis
• Interval -PR
• Morvologi
INTERPRETASI DAN MANAJEMEN RITME DASAR KARDIOLOGI

Interpretasi (elektrokardiografi) secara digital tidak selalu tepat, sehingga dokter


perlu berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan medis. Interpretasi elektronik
terbatas dan kadang terlalu sensitif. Sebelum menentukan apakah interpretasi EKG
digital dapat menggantikan interpretasi EKG secara visual oleh klinisi, perlu
dipahami kekurangan dan kelebihan dari interpretasi EKG digital.

Interpretasi Ekg
• Irama
Dalam keadaan normal impuls untuk kontraksi jantung berasal dari nodus SA
dengan melewati serabut-serabut otot atrium impuls diteruskan ke nodus AV, dan
seterusnya melalui berkas His  cabang His kiri dan kanan  jaringan
Purkinyeakhirnya ke serabut otot ventrikel.

• Frekuensi
Frekuensi jantung pada orang dewasa normal antara 60 sampai 100
kali/menit.Sinus takikardia ialah irama sinus dengan frekuensi jantung pada orang
dewasa lebih dari 100 kali/menit, pada anak-anak lebih dari 120 kali/menit dan
pada bayi lebih dari 150 kali/menit.
INTERPRETASI DAN MANAJEMEN RITME DASAR KARDIOLOGI

• Aksis
Yang dimaksud dengan posisi jantung dalam elektrokardiografi adalah posisi listrik
dari jantung pada waktu berkontraksi dan bukan dalam arti posisi anatomis. Axis
pada manual ini yang akan dibahas adalah aksis frontal plane dan horizontal plane.

• Gelombang P
1. Durasi dan amplitudo gelombang P normal
Gelombang P ialah suatu defleksi yang disebabkan oleh proses depolarisasi
atrium.Terjadinya gelombang P adalah akibat depolarisasi atrium menyebar
secara radial dari nodus SA ke nodus AV (atrium conduction time).

2. Gelombang P mitral dan P pulmonal


P mitral adalah gelombang P yang melebar (>0,12 detik) dengan notch yang
menandakan pembesaran atrium kiri. Pada kondisi ini juga bisa ditemukan P
bifasik di lead V1. P pulmonal adalah gelombang P yang tinggi dengan amplitudo
>3 kotak kecil yang menandakan pembesaran atrium kanan.
INTERPRETASI DAN MANAJEMEN RITME DASAR KARDIOLOGI

MANAJEMEN RITMEN DASAR KARDIOLOGI


• Kardiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
• kardiologi adalah ilmu untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit
kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, kelainan irama jantung
(aritmia), gagal jantung, penyakit katup jantung, dan cacat jantung bawaan.

ahli kardiologi bertugas menangani pasien yang memiliki kondisi seperti:


• Angina, nyeri dada yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah jantung
atau penyakit jantung koroner.
• Aritmia, detak jantung tidak teratur, terlalu lambat, atau terlalu cepat.
• Murmur jantung (suara berdesing yang dibuat oleh darah bergolak di dekat atau
di dalam jantung). Murmur jantung dapat didengar oleh dokter dengan
menggunakan stetoskop.
• Serangan jantung
• Henti jantung.
• Penyakit katup jantung.
• Kardiomiopati atau kelainan pada otot jantung.
• Penyakit pada pembuluh darah, seperti arteritis, varises, dan kelainan aorta.
• Tumor jantung.
KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE

Kasus:
Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan utama dyspnea
d’effort, orthopneu, disertai fatigue dan batuk berdahak. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan JVP meningkat, ronki basah kasar, kardiomegali, shifting dullness, dan
edema pretibial (pitting edema). Pada pemeriksaan penunjang radiologi terdapat
kardiomegali dengan suspek edema paru interstitial, dan atherosklerosis aorta.
Hasil EKG menunjukkan adanya infark miokard.

Asuhan Keperawatan Congestive Heart Failure (CHF)


Identitas
Nama :
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure (CHF)
KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE

Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan dyspnea d’effort, orthopneu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RS dengan keluhan dyspnea d’effort, orthopneu, disertai
fatigue dan batuk berdahak
Riwayat Penyakit Dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada pasien apakah
pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas infark miokardium, hipertensi,
DM, atau hiperlipidemia. Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum
oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi
yang dimiliki pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Perawat menanyakan tentang usia dan kondisi kesehatan, atau usia dan
penyebab kematian, anggota keluarga terdekat, termasuk orang tua, kakek-
nenek, saudara, anak dan cucu. Perawat menanyakan tentang masalah
kardiovaskuler seperti hipertensi, peningkatan kadar kolestrol, penyakit arteri
koroner, infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler perifer(Morton,
Fontaine, Hudak, & Gallo, 2011)
KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE

Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum :
• Kesadaran :
• Tanda-tanda vital : TD= Nadi= Respirasi= Suhu=
• Pemeriksaan Kepala
Leher :Ditemukan JVP meningkat
• Pemeriksaan Thoraks
Pulmo
Auskultasi : Auskultasi pada interval yang sering untuk menentukan ada
atau tidaknya krakles dan mengi, catat frekuensi dan kedalaman
bernafas. Pada kasus ini hasil auskultasi didapatkan ronchi basah kasar.
Cor
Palpasi : kardiomegali
Auskultasi : Auskultasi untuk mengetahui adanya bunyi bising jantung S3
dan S4, kemungkinan cara pemompaan sudah mulai gagal.

• Pemeriksaan Ekstremitas
Ditemukan edema pretibial (pitting edema)
KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE

Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi
Rontgen Thorax PA : Cardiomegali dengan suspect edema paru interstisial dan
atherosklerosis aorta.
• EKG
Adanya infark miokard

Penatalaksanaan
• Memberikan terapi inhalasi untuk mempertahankan jalan nafas yang paten
• Suplementasi pemberian cairan intravena IVFD NaCl 0,9% diberikan selama
periode penipisan garam
• Memberikan posisi fowler tinggi atau duduk membungkuk kedepan
• Meningkatkan suplemen oksigen sesuai ketentuan/kebutuhan
• Memantau TTV, gas darah arteri, oksimetri nadi untuk mendeteksi/mencegah
hipoksemia f. Memberikan terapi kolaborasi obat anti inflamasi dan
bronkodilator sesuai karakteristik asma
KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE

Diagnosa Keperawatan
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-kapiler
• Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi

Intervensi Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan Hipervolemia berhubungan dengan
dengan perubahan membrane alveolus- gangguan mekanisme regulasi
kapiler
Manajemen Jalan napas Manajemen hypervolemia Observasi :
• Monitor bunyi napas tambahan • Periksa tanda dan gejala Hipervolemia (mis.
• Berikan posisi semifowler atau fowler untuk Ortopnea, dyspnea, Edema, JVP/CVP
memaksimalkan ventilasi meningkat, refleks hepatojugular positif, suara
• Berikan oksigen bila perlu napas tambahan).
• Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu • Identifikasi penyebab Hipervolemia
Pemantauan Respirasi • Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi
• Monitor frekuensi irama, kedalaman dan jantung, tekanan
upaya napas Terapeutik :
• Monitor pola napas • Timbang berat badan setiap hari pada waktu
• Auskultasi bunyi napas untuk mengetahui yang sama.
adanya suara napas tambahan • Batasi asupan cairan dan garam
• Tinggikan kepala tempat tidur 30-400
KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE

Implementasi

Diagnosa Implementasi
Gangguan pertukaran gas berhubungan 1. Monitor bunyi napas tambahan
dengan perubahan membrane alveolus- 2. Memberikan posisi semifowler atau fowler untuk
kapiler memaksimalkan ventilasi
3. Memberikan oksigen bila perlu
4. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu

Hipervolemia berhubungan dengan 1. Memeriksa tanda dan gejala Hipervolemia (mis. Ortopnea,
gangguan mekanisme regulasi dyspnea, Edema, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular
positif, suara napas tambahan).
2. Mengidentifikasi penyebab Hipervolemia
3. Memonitor status hemodinamik (mis. Frekuensi jantung,
tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI), jika tersedia.
4. Memoonitor Intake dan Output cairan
5. Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium,
BUN, hematocrit, berat jenis urine).
6. Memonitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis.
Kadar protein dan albumin meningkat)
7. Memonitor kecepatan infus secara ketat.
8. Memonitor efek samping Diuretik (mis. Hipotensi
ortortostatik, Hipovolemia, hipokalemia,hiponatremi
KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE

Evaluasi

Diagnosa Evaluasi
Gangguan pertukaran gas berhubungan S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang, klien mengatakan
dengan perubahan membrane alveolus- lebih mudah mengeluarkan dahak.
kapiler O:
1. Keadaan Umum Lemah
2.Terdapat bunyi napas tambahan (ronchi basah kasar)
3.Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya kardiomegali
4. Pola napas abnormal (cepat, pendek, dangkal)
A : Masalah Keperawatan pertukaran gas teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

Hipervolemia berhubungan dengan S : Pasien mengatakan dispnea d’effort, ortopnea


gangguan mekanisme regulasi O:
1. Terdapat edema pretibial (pitting edema)
2.. JVP (Jugular Venous Pressure) pasien meningkat
3.Terdengar suara napas tambahan (ronchi basah kasar)
4.Shifting dullness positif yang menandakan adanya asites
5.Hasil radiologi mengatakan terdapat susp. Edema paru
interstisial dan atherosklerosis aorta.
A : Masalah Keperawatan Hipervolemia teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai