Anda di halaman 1dari 59

HIGH FLOW NASAL THERAPY

“The optimist sees the rose and not its


thorns; the pessimist stares at the
thorns, oblivious of the rose”—Kahlil
Gibran
PENDAHULUAN

High-flow nasal cannula :



(HFNC) Mampu membuat
gas yg dialirkan berada
pada suhu 37 oC dgn
kelembaban 100%

Dapat memberikan fraksi
inspirasi O2 21 - 100% dgn
flow rate 60 liters (L)/min

Flow rate dan FiO2 dapat
KOMPONEN HIGH FLOW HFNC terdiri dari :
NASAL OXYGEN THERAPY •
oxygen/ air blender yg
SYSTEM berfungsi mengatur control
flow dan pemberian FiO2


heater-humidifier
(menghangatkan gas sampai
37°C dan absolute humidity
sampai 44mgH2O/liter. )


sistem delivery yang terdiri
dari reservoir air steril, sirkuit
nonkondensasi dan interface
pasien ( nasal cannula ) ,


Beberapa alat memerlukan
udara tekan selain high flow
meter oxygen
Beberapa alat
HFNC yg ada Optiflow

di indonesia

Hi-Flow Star ( Draeger ),

LIPI –Gerlink

BMC

Robomix ( Gunadarma )

Beberapa mesin ventilator mempunya fitur
high flow oxygen Therapy ~ HFNC
MEKANISME KERJA

Ada beberapa mekanisme HFNC sehingga


Mekanisme
dapat
kerja
digunakan
berikut inipada
bukan
kondisi
Tidak
berdasarkan
respiratory
jelas faktor
seberapa
failure
manapada
pentingnya
yg paling
pasienberperan
tapi
dewas
aga
H I F L O W

HEATED & HUMIDIFIED : mempunyai kemampuan menghangatkan dan
melembabkan gas yg diberikan

INSPIRATORY DEMAND : dapat memenuhi kebutuhan peak inspiratory flow pasien

FUNCTIONAL RESIDUAL CAPACITY : meningkatkan FRC melalui mekanisme PEEP

LIGHTER : lebih mudah ditoleransi dibandingkan CPAP dan BiPAP

OXYGEN DILUTION : mengurangi kemungkinan dilusi oksigen karena mampu
memenuhi peak inspiratory flow pasien

WASHOUT OF DEAD SPACE : aliran yang tinggi akan mengurangi ruang rugi dan
pada akhirnya akan membuang CO2
Heated and Humidified

Pemberian terapi oksigen dgn Flow tinggi akan menyebabkan mukosa
hidung kering dan menyebabkan rasa tidak nyaman


Hal ini akan gangguan fungsi sel silia epitel saluran napas, juga akan
timbul reaksi inflamasi , kongesti, dan meningkatnya airway
resistance


Alat HFNC dilengkapi dgn air warmer dan humidifier yg dihubungkan
ke sirkuit.


Kondisi ideal yg dibutuhkan agar fungsi mukosa normal adalah 100%
relative humidity pada temperature 37°C


Dengan kondisi ideal , bersihan sel silia akan menunjukkan
perbaikan , yg akan mencegah timbulnya infeksi berulang karena
tidak berfungsinya sel silia


Beberapa HFNC devices hampir mencapai BTPS yg ideal (body
temperature and pressure saturated), dgn 99.9% relative humidity
Heated and Humidified
Inspiratory Demands

Salah satu keunggulan high-flow nasal cannula adalah dapat memberikan flow rates
gas yg sangat tinggi dalam upaya memenuhi kebutuhan minute ventilation ( Ve )
pasien


Hal ini sangat penting, karena pada kondisi acute respiratory failure, pasien dapat
bernapas secara cepat dgn ekstrim


Jika pasien dgn high minute volume (> 20 L/min pd orang dewasa ) kemudian diberikan
terapi oksigen 15 L/min NRB mask, tentu tidak akan memenuhi kebutuhan


Mekanisme utama untuk menurunkan work of breathing pasien adalah dengan
mencapai minute ventilation yg dibutuhkan pasien dengan menggunakan flow tinggi

Katz JA, Marks JD. Anesthesiology. 1985;63:598–607


Functional
Residual
FRC secara fisiologi sangat penting karena :
Capacity
1. Menjaga agar saluran napas bawah yg terkecil tetap terbuka
2. Mencegah pengosongan total paru pada setiap siklus napas
3. Pada Resting Respiratory Level (FRC),melawan tekanan
berlawanan dan elastic recoil paru dan rongga dada sehingga
paru tidak kolaps
Functional Residual Capacity

Penelitian Riera et al. : penggunaan HFNC akan
meningkatkan end-expiratory lung impedance
(EELI), sehingga akan mempengaruhi FRC


HFNC juga akan menurunkan preload dgn cara
meningkatkan intrathoracic pressure ( mirip efek
PEEP ) pada pasien yg menggunakan ventilasi
mekanik


Roca et al. : penelitian pd 10 NYHA Classification III -
heart failure tetapi bukan dlm kondisi akut.
Penggunaan HFNC akan menyebabkan inspiratory
collapse IVC yg dilhat dgn menggunakan
echocardiogram

Riera J, Pérez P, Cortés J, Roca O, Masclans JR, Rello J. Respir Med. 2013;58:589–596

Roca O, Pérez-Terán P, Masclans JR, Pérez L, Galve E, Evangelista A, Rello J. J Crit Care. 2013;28:741–746
BMJ Open Resp Res 2017;4:e000200
Lighter

Pasien lebih memilih
menggunakan HFNC

Pasien juga lebih memilih HFNC
daripada standard nasal cannula
karena gas yg dialirkan hangat
dan lembab

Kondisi di atas menyebabkan
kepatuhan pasien menggunakan
terapi O2 dengan HFNC lebih
tinggi dibandingkan NIV lain
Frat JP, Coudroy R, Marjanovic N, Thille AW. Ann Transl Med. 2017;5:297
Patient comfort

HFNC dari berbagai penelitian juga lebih nyaman untuk pasien dibandingkan NIV klasik seperti CPAP,
NRM ataupun RM


Peneliti lain mendapatkan keunggulan HFNC dalam hal toleransi pasien terhadap terapi oksigen yg
diberikan dibandingkan dengan terapi oksigen lain . Hal ini terlihat pada pasien dgn acute respiratory
failure , juga pada pasien pasca ekstubasi


Ini juga bisa memberikan bantuan dan perawatan paliatif kepada pasien yang sebelumnya menolak
perawatan dan / atau intubasi yang mempertahankan hidup


HFNC juga bermanfaat pada pasien demensia yg tdk nyaman dgn facemask


Rasa nyaman pasien ini sangat penting khususnya ketika terapi berkepanjangan diperlukan, karena
masker wajah klasik kadang-kadang
Calvanotidak
T. P., Sill J.praktis,
M., Kemp K. R., menghambat pemberian
Chung K. K., Use of a High-Flow makan
Oxygen Delivery System dan
in a Critically berbicara , atau
Ill Patient
With Dementia, Respir. Care, 53 (12), 1739-1743, 2008
menyebabkan claustrophobia, sehingga menyebabkan kurang patuh terhadap terapi.
Tiruvoipati R., Lewis D., Haji K., Botha J., High-flow nasal oxygen vs high-flow face mask : A randomized crossover trial in extubated patients, J. Crit. Care, 25 (3)
463-468, 2010
O2 Dilution


Selama selalu diasumsikan 1 l/menit O2
melalui nasal cannula akan memberikan
4% FiO2 di atas udara ruangan, yg berarti
jika diberikan O2 1 l/menit via nasal
cannula maka akan memberikan fraksi
25% , jika diberikan 2 l/menit akan
memberikan FiO2 29%

Hal ini dikenal sebagai rule 1:4 , dan
konsep ini diterima secara luas

Untuk memberikan FiO2 yg efektif kepada
pasien, maka patient's minute ventilation
Washout of Dead-
space

HFNC mampu memberikan
flow continue fresh gas dgn
kecepatan tinggi sehingga
akan membuang dan
menggantikan CO2 dgn O2

Menghilangkan ruang rugi
pada rongga Nasofaring

Kedua mekanisme tersebut
menyebabkan perbaikan
WOB pasien
Deadspace washout and carbon dioxide elimination

• HFNC memberikan flow tinggi ke pasien sehingga akan mengurangi/ menghilangkan ruang rugi pada
rongga nasopharyngeal . Frizzola et al. Meneliti fenomena ini pada acute lung model Piglets,
membandingkan HFNC dgn CPAP dengan randomized crossover study. Penelitian ini mendapatkan
peningkatan gas exchange dgn HFNC ( tergantung pada kecepatan flow ) yg diukur dari kadar PaO2 dan
PaCO2 arterial. Yg juga menarik adalah eliminasi CO2 lebih baik pada piglet yg menggunakan HFNC
dibandingkan CPAP.


Dead-space washout juga diteliti oleh peneliti Jerman, menggunakan 2 buah mode imitasi jalan napas
atas yg diisi dgn gas pendeteksi. Keluaran gas pendeteksi pada model yg diberikan HFNC dievaluasi
menggunakan dynamic infrared CO2 spectroscopy dan atau radioactive gamma camera imaging.
Peneliti mendapatkan eliminasi gas pendeteksi yg berlangsung cepat dan tergantung oleh flow yg
diberikan . Dengan penemuan tersebut diasumsikan bahwa HFNC bisa mengatasi kondisi rebreathing
CO2 dan upaya mengatasi hiperkarbia pada acute respiratory failure (ARF)

Frizzola M., Miller T. L., Rodriguez M. E., Zhu Y., Rojas J., Hesek A., et al., High-Flow nasal cannula : Impact on
Oxygenation and Ventilation in an Acute Lung Model, Pediatr. Pulmonol., 46 (1), 67-74, 2011

Möller W., Celik G., Feng S., Bartenstein P., Meyer G., Eickelberg O., et al., Nasal high flow clears anatomical dead
space in upper airway models, J. Appl. Physiol., 118, 1525-1532, 2015
Reduction in the Metabolic Cost of Breathing

Dalam kondisi normal , sistem nasofaring akan menghangatkan dan melembabkan udara yg masuk sampai suhu
37 °C dgn kelembaban 100% relative humidity . Proses ini membutuhkan energi yg signifikan


Gas pada keadaan 100% RH akan menahan air sebanyak sebelum menjadi droplet. Dalton's law : makin hangat
gas makin menahan banyak uap air per unit volume RH . Pada saat gas melewati rongga nasofaring , energi
panas yg dikeluarkan tdk hanya untuk menghangatkan tapi juga membuat uap air. Proses ini membutuhkan
energi yg cukup banyak. Proses ini hanya akan terjadi pada saat udara sekitar atau udara yg dihirup dingin dan
kering


Formula simple energi yg digunakan untuk mengatur kondisi gas adalah : :Etotal/L=Eg·(37−Tamb)
+Evap·(44mg−AHamb)


Etotal/L : total energi yg dikeluarkan per liter gas yg dihirup, Eg : energi yg dibutuhkan menghangatkan 1 L gas
tiap 1 °C (± 1.2 J), Evap : energi yg dibutuhkan 1 mg air meningkatkan suhu dari 37 s/d 100 °C dan
mempertahankan panas penguapan 1 mg air (.263 ± 2.260 J ). Tamb : temperature gas sekitar yg dikurangi dari
suhu tubuh(37 °C). Ahamb  : kelembaban absolut gas sekitar per liter dan merupakan pengurangan dari
kelembaban absolut gas pada suhu tubuh dan jenuh (44 mg H2O/L)


Contoh : udara sekitar pd suhu kamar (21 ° C) dan 50% RH (mengandung 9 mg air / L). Setiap liter udara perlu
dinaikkan 16 ° C dan 35 mg air diuapkan ke dalamnya, membutuhkan 107,5 J (26 Kalori) per liter gas inspirasi.
Respiratory Medicine, Volume 103, Issue 10, October 2009, Pages 1400-1405
Oleh karena itu, orang dewasa dengan volume tidal 500 ml khas dan kecepatan pernapasan 12 napas / menit
mungkin memerlukan sekitar 156 kalori / menit untuk gas pendingin.
Strengths and drawbacks of high flow nasal
oxygen therapy

Kelebihan Kekurangan

Mudah diset up dan digunakan •
Iritasi mukosa nasal ( jarang )

Resiko kulit terluka lebih kecil •
Kurang nyaman

Beban kerja perawat lebih ringan dibanding NIV •
Pilek

Tidak ada claustrofobia •
Pneumothoraks pada newborn

Penggunaan interface lebih stabil dibandingkan •
Terasa panas
terapi O2 lain •
Perubahan penciuman

Pasien masih dpt makan/minum/berkomunikasi •
Letak nasal kanul berubah

Berisik

Pergerakan terbatas

RESIKO TERLAMBAT INTUBASI

British Journal of Anaesthesia, 120(1): 18e27 (2018)


Practical recommendations
Setting action
a. Kanul Kanul tdk boleh menutupi lubang hidung
b. Flow rate Mulai dari 30 lpm, naikkan sesuai kebutuhan pasien
c. Suhu Suhu diatur sampai 37° C
d. FiO2 Set FiO2 sampai target yg diinginkan
e. Flow Naikkan delivered flow sampai RR turun dan SaO2 yg dinginkan tercapai
f. Water reservoir Letakkan setinggi mungkin di atas humidifier
g. Monitoring Monitor secara kontinyu HR,RR dan SatO2
h. Weaning Flow rate dan FiO2 disesuaikan dgn respon pasien :
o
Kurangi Fi02 5 sd 10% setelah tiap 1-2 jam
o
Kurangi flow 5lpm dan nilai
o
Pertimbangkan lepas dari HFNC jika flow rate < 25 lpm dan FiO2 <40%
a. Jika tidak respon Jika tdk ada respon dgn terapi HFNC setelah 60 sd 120 menit, pertimbangkan terapi yg
lebih tinggi

British Journal of Anaesthesia, 120(1): 18e27 (2018)



When O2 goals are acheived and the patient is
clincially improving (decrease in respiratory
Weaning of HFNC rate and respiratory distress): reduce FiO2
gradually by 5-10% every 2-4 hours.


When FiO2 ≤ 40% is reached, flow can be
gradullay redcued by 5-10 L/min every 2-4
hours.


Switching to conventional O2 therapy should
be considered when FiO2 < 35% and flow < 20
L/min
Tanda tanda kegagalan penggunaan HFNC


RR meningkat


Thoracoabdominal asynchrony timbul 15-30 menit setelah penggunaan.


Tidak ada perbaikan oksigenasi
Penggunaan
di IGD &
ICU

Hypoxaemic (de novo) acute respiratory failure

Post-extubation respiratory failure


High-flow nasal oxygen

therapy in intensive •
Acute cardiogenic pulmonary oedema

care, OR and ED •
Post-surgical hypoxaemia


Do-not-intubate order and palliative care
Acta Anaesth. Belg., 2016, 67, 63-72
Pertimbangan umum

Kunci sukses adalah mengenali


Pemilihan
kapabilitas
pasien merupakan
dan limitasi
Mengidentifikasi
hal
alatyg krusialpasien
untuk yg
suksesnya
Perlu
sesuai
evaluasi
yg
pemberian
akan
beberapa
mendapatkan
terapi
tahap dan
ter
Kontra indikasi absolut
Cardiac arrestRespiratory arrest
Semua kondisikoma
yg memerlukan tindak
Kontra indikasi lain
Status epilepticus
Tidak mampuCardiac
mepertahankan
instability
Potensi
jalan
- Shock
obstruksi
napasdan
GI–bleeding
memerlukan
gangguan
jalan napas
- Int
ba
Kriteria pasien untuk
NIV Dyspnea (moderate
Pasien kooperatif
to severe,
Terdapat
(tetapi
komponen
peningkatan
Tachypnea
belum esensial
sampai
work
(>24
Hypoxemia
gagal
)ofnapas
breathing
napas
/menit)
(PaO2/FIO2<
Hypercapnic
)( penggu
kriteria keberhasilan
1. Dispnea Berkurang
2. Kesadaran Secara perlahan membaik
RR Melambat
Kriteria
3.

4. Ventilasi PCO2 turun


keberhasilan terapi 5. pH meningkat
NIV 6. Oksigenasi Saturasi meningkat sesuai target
7. Heart rate Turun
faktor Hypercapnic
respiratory failure
• Perbaikan setelah 1-4 jam Prediksi sukses
NIV
Faktor-faktor memprediksi • Comfort/toleransi Prediksi sukses
keberhasilan • Kemampuan mengeluarkan Prediksi sukses
& kegagalan niv dahak
• PH asidosis saat masuk Prediksi gagal
• Beratnya penyakit Prediksi gagal
• Pneumonia saat masuk Prediksi gagal
• PaO2/FiO2 Bukan prediktor
• Usia Bukan prediktor
High flow nasal
When to use HFNC?

Recommended algorithm for high-flow nasal


cannula use in acute hypoxaemic respiratory failure
in immunocompetent or immunocompromised
patients.

#: arterial oxygen tension (PaO2)/inspiratory


oxygen fraction (FiO2) <300 (patients with arterial
carbon dioxide ...

Ischaki E, Pantazopoulos I, Zakynthinos S. Nasal high flow


therapy: a novel treatment rather than a more expensive
oxygen device. Eur Respir Rev. 2017;26(145):170028.
Published 2017 Aug 9. doi:10.1183/16000617.0028-2017

https://err.ersjournals.com/content/26/145/170028
early predictors for HFNc failure

Persisten tachypnea, lower pulse oxymetry thoraco-abdominal asynchrony


ROX Index
Predicting Success of HFNC Therapy

ROX Index ≥4.88 measured at 2, 6, or 12 hours after


high-flow nasal cannula (HFNC) initiation is
associated with a lower risk for intubation.

ROX Index <3.85, risk of HFNC failure is high, and


PRIMARY REFERENCE intubating the patient should be discussed.
Roca O, Messika J, Caralt B, et al. Predicting success of high-flow nasal
cannula in pneumonia patients with hypoxemic respiratory failure: The
utility of the ROX index. J Crit Care. 2016;35:200-5. ROX Index 3.85 to <4.88, the scoring could be
repeated one or two hours later for further evaluation.
VALIDATION
Roca O, Caralt B, Messika J, et al. An Index Combining Respiratory Rate
and Oxygenation to Predict Outcome of Nasal High-Flow Therapy. Am J
Respir Crit Care Med. 2019;199(11):1368-1376.
Penggunaan HFNC pada kasus COVID-
19

Guidelines recommend HFNC


• ANZICS guidelines on COVID-19 state the
following:

“High flow nasal oxygen (HFNO) therapy (in
ICU): HFNO is a recommended therapy for
hypoxia associated with COVID-19 disease,
as long as staff are wearing optimal
airborne PPE.”

“The risk of airborne transmission to staff is
low with well fitted newer HFNO systems
when optimal PPE and other infection
control precautions are being used.
Negative pressure rooms are preferable for
patients receiving HFNO therapy.”

• Surviving Sepsis Guidelines state:  “For acute


hypoxemic respiratory failure despite
conventional oxygen therapy, we suggest using
HFNC over conventional oxygen therapy (weak
recommendation, low quality of evidence”)
• WHO guidelines on COVID-19 state that “Recent
publications suggest that newer HFNC and NIV
systems with good interface fitting do not create
widespread dispersion of exhaled air and
therefore should be associated with low risk of
airborne transmission.”
Recommendations for the use of protective equipment
when caring for patients with oxygen need and need of
airway handling.

European Clinical Respiratory Journal, 7:1, 1761677


Society and Organization Guidelines for the Use of HFNC in SARS-CoV-2

Journal of Intensive Care Medicine XX(X)


EFEK AEROSOL PADA PENGGUNAAN
HFNC
Flowchart for the treatment of
type 1 respiratory failure and
choice of protective
equipment.

European Clinical Respiratory Journal, 7:1, 1761677


Flowchart for treatment and choice of
protective equipment in type 2
respiratory
failure

European Clinical Respiratory Journal, 7:1, 1761677


COVID-19 Hypoxia
Management
Risk stratification
algorithm for HFNC

Glob JAnes & PainMed Volume1-Issue4


ROX index

European Clinical Respiratory Journal, 7:1, 1761677


An Algorithm for the Management of COVID-19
Hypoxic Respiratory Failure

Menggunakan
predictor ROX
index
Bower and He Critical Care (2020) 24:371
Indikasi Kontra indikasi peralatan
• Mempertahankan • Luka bakar daerah • Bantal
O2 > 90% muka • Suplemen O2
• Mild to moderate • Spinal injury • Bantalan gel
ARDS • Severe ARDS • Monitoring kontinyu
• Fr muka atau pelvis
• Fr tulang iga/dada
• ICP meningkat / TBI
• Severe
aritmia/hipotensi
• Multiple trauma
• IOP meningkat
• Hempotisis masif
• Trakeostomi < 24 jam
• RR > 30, PCO2 > 65
mmHg
• Perlu segera intubasi
• Delirium, mual
muntah, hamil

32(12): 5-14, 2020; Article no.JAMMR.59101


Awake Proning

Evidence


In the nascent COVID-19 era, Caputo et al have reported their ED experience using awake self-proning for 50
consecutive patients with COVID-19 with SpO2 < 93% on supplemental oxygen, excluding patients requiring NIV.
The median SpO2 on supplemental oxygen therapy improved from 84% to 94% after 5 min of self-proning; seven of
the patients did require endotracheal intubation within 60 min of the intervention


In a case series of 24 patients, Elharrar et al found that 63% of patients tolerated 3 hours or more of proning and 25%
had a > 20% increase in PaO2 but returned toward baseline on resupination


Sartini et al52 found improvements in PaO2:FIO2 ratio and SpO2 that were sustained 60 min after pronation in 80%
of the patients. All patients experienced a decrease in respiratory rate and most felt an improvement in comfort


Xu et al,53 10 patients with diagnosed COVID-19 infection and P/F < 300 were given early awake proning for more
than 16 hours per day combined with HFNC. None of these patients required invasive mechanical ventilation and all
How?


First, you need to carefully select the appropriate patient. Patients who should be
considered include those with normal mental status, those who can communicate, are able
to move by themselves, and are otherwise hemodynamically stable (other than mild
tachycardia, tachypnea, and hypoxemia)


Next, explain repositioning and the benefits to the patient. A handout or video may work
best for the patient to understand. Ensure the oxygen support systems have adequate
tubing length and that appropriate patient support (pillows) are available.  Patients should
have the call light/button within easy reach

• Continue all monitoring, including blood pressure, saturation, respiratory rate, and pulse.


Once ready to begin, assist the patient to the first position and document vital signs and
work of breathing
Physiologic Effects, Indications, and Recommended Precautions With High-Flow
Nasal Cannulas,
Noninvasive Ventilation, and Awake Proning

CHEST 2020; -(-):---


How I Do It:
Technique and Monitoring of High-Flow
Nasal Cannula, Noninvasive Ventilation,
and Awake Proning
How I Do It: Technique and Monitoring of High-Flow Nasal Cannula,
Noninvasive Ventilation,
and Awake Proning
Why?

Patients left in supine


position have reduced
pulmonary function:

1. Ventral alveoli over-


inflation and dorsal alveoli
atelectasis.

2. Compression of alveoli

3. V/Q mismatch
There are several mechanisms for
why proning assists

1. Homogenous ventilation
and redistributed blood
flow, improving V/Q
matching and oxygenation

2. Reduced shunt and lung


compression

3. Recruiting posterior lung


segments (or lung segments
with atelectasis).

4. Improves secretion
clearance
Physiology of proning – what is going on here?

Improved oxygenation may relate roughly to either:

1. Recruitment of previously collapsed alveoli in the posterior lungs.

2. Improved secretion management (which may further serve to prevent


atelectasis and improve recruitment of lung tissue).

3. Shifting of perfusion towards healthier alveoli located in the anterior


lungs (thereby improving the ventilation-perfusion matching)
Decision tool

https://emcrit.org/pulmcrit/awake-prone-covid/
Position change
kesimpulan

Beberapa fitur High Flow Nasal Therapy seperti heated & humidified, memenuhi inspiratory
demand pasien, meningkatkan Functional Residual Capacity, lighter ( simple, ringkas ,
mudah digunakan ), mencegah O2 dilution serta menghilangkan ruang rugi ( washout dead
space ) merupakan keunggulan dibandingkan Conventional Oxygen Therapy lainnya

High Flow Nasal Therapy dapat diaplikasikan pada pasien ICU, kamar operasi, UGD dan
ruang perawatan

Penilaian awal pasien yg akan diberikan High Flow Nasal Therapy merupakan kunci
kebehasilan terapi

ROX index bisa menjadi predictor keberhasilan / kegagalan terapi High Flow Nasal

Penggunaan High Flow Nasal Therapy pada pasien COVID juga dianjurkan oleh beberapa
organisasi kesehatan dunia dengan syarat proteksi diri yang memadai untuk tenaga kesehatan
yang melakukan

Anda mungkin juga menyukai