Anda di halaman 1dari 10

Hukum Tanah Nasional

Hukum adat dijadikan sebagai


Dasar Hukum Tanah Nasional Indonesia.
Hal ini sebagaimana ternyata dalam
Penjelasan Umum angka III (1), dan
Pasal 5 UUPA.
Hukum Adat Sebagai Sumber Utama Pembangunan Hukum Tanah
Nasional

 Segala bahan yang dibutuhkan dalam pembangunan hukum


tanah nasional sumbernya mengacu pada hukum adat, baik
berupa konsepsi, asas-asas dan lembaga-lembaga
hukumnya. Hal tersebut dijadikan norma-norma hukum
tertulis.
 Konsepsi yang mendasari hukum tanah nasional adalah
konsepsi hukum tanah adat, seperti konsepsi yang bersifat
komunalistik religius, yang memungkinkan penguasaan
tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang
bersifat pribadi, sekaligus mengandung unsur kebersamaan.
 Sifat komunalistik religius diatur dalam Pasal 1 (2) UUPA,
Unsur kebersamaan dalam Pasal 6 UUPA.
 Asas-asas hukum adat yg digunakan dalam hukum tanah
nasional antara lain: asas religius, asas kebangsaan,
demokrasi, kemasyarakatan, pemerataan, keadilan sosial,
pengguanaan dan pemeliharaan tanah secara berencana,
asas pemisahan horizontal.
Jenis-jenis hak penguasaan atas tanah

Hak Bangsa Indonesia Atas


Tanah

Hak Menguasai Negara Atas


Tanah

Hak Ulayat Masyarakat


Hukum Adat

Hak Ulayat Dalam Hukum


Tanah Nasional
1. Hak Bangsa Indonesia Atas Tanah

Hak Bangsa Indonesia Atas Tanah mempunyai makna bahwa


kepentingan bangsa Indonesia di atas kepentingan perorangan atau
golongan.
Ketentuan pokok yang terkandung dalam Hak Menguasai
Bangsa Indonesia Atas Tanah, antara lain:
2. Sebutan dan isinya
3. Pemegang haknya
4. Tanah yang dihaki
5. Terciptanya hak bangsa
6. Hubungan yang bersifat abadi.
Sebutan dan Isinya:
Hak Bangsa adalah sebutan yang diberikan oleh para ilmuwan hukum tanah.
Hak bangsa memiliki 2 unsur yaitu unsur kepunyaan dan unsur tugas
kewenangan untuk mengatur dan memimpin penguasaan dan penggunaan
tanah bersama yang dipunyainya.

Pemengang haknya:
Subjek hak bangsa adalah seluruh rakyat Indonesia
sepanjang masa, yaitu generasi terdahulu,sekarang dan
generasi yg akan datang

Tanah yang dihaki:


Hak bangsa meliputi semua tanah yg ada
dalam wilayyah Indonesia.
Terciptanya hak bangsa:
Hak bangsa sebagai lembaga hukum tercipta pada saat
diciptakannya hubungan hukum konkret dengan tanah
sebagai karunia Tuhan YME kepada rakyat Indonesia.

Hubungan yg bersifat abadi: hubungan yg


berlangsung lama dan tidak akan putus.
2. Hak Menguasai Negara Atas Tanah.
Hak menguasai negara atas tanah diatur dalam ketentuan Pasal
2 ayat (1) UUPA, antara lain:
a. Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, bumi, air
dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yg terkandung
di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara,
sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
b. Hak menguasai negara memberikan wewenang:
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan
ruang angkasa.
2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa.
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum
yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
c. Wewenang yg bersumber pada hak menguasai dari negara
digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan
dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia yg merdeka,
berdaulat adil dan makmur.
d. Hak menguasai negara pelaksanaannya dikuasakan kepada
daerah swatantra dan masyarakat hukum adat asalkan tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional dan sesuai ketentuan
peraturan pemerintah.
Hak Ulayat Masyarakat Hukum
Adat

Hak ulayat merupakan seperangkat wewenang dan kewajiban suatu


masyarakat hukum adat yg berhubungan dengan tanah yg terletak dalam
wilayahnya.
Hak ulayat mengandung 2 unsur:
a. Unsur kepunyaan yg termasuk bidang hukum perdata
b. Unsur tugas kewenangan untuk mengatur pengusaan dan memimpin
tugas kewenangan yg termasuk kewenangan hukum publik.
unsur tugas kewenangan pelaksanaannya dilimpahkan kepada kepala
adat sendiri atau bersama-sama dengan para tetua adat masyarakat
hukum adat yg bersangkutan.
Pemengang haknya:
Pemegang hak ulayat adalah masyarakat hukum adat teritorial,
karena para warganya bertempat tinggal di wilayah yg sama.
Tanah yg dihaki
Objek hak ulayat adalah semua tanah dalam wilayah
masyarakat hukum adat teritorial yang bersangkutan.
Terciptanya hak ulayat:
Hak ulayat sebagai hubungan hukum konkret pada asal
mulanya diciptakan oleh nenek moyang yg menganugerahkan
tanah kepada orang-orang kelompok tertentu (masyarakat
adat).
Bagi masyarakat hukum adat tertentu, hak ulayat tercipta
karena pemisahan dari masyarakat hukum adat induknya,
menjadi masyarakat hukum adat baru yg mandiri, dengan
sebagian wilayah induknyya sebagai tanah ulayatnya.
Hak Ulayat Dalam Hukum Tanah Nasional
Hak ulayat diakui eksistensinya bagi
suatu masyarakat hukum adat tertentu,
sepanjang menurut keyataannya masih ada.
Selain diakui pelaksanaannya dibatasi,,
dalam arti harus sesuai dengan kepentingan
nasional dan negara.
Hak ulayat pada kenyataanya tidak ada
lagi, tidak akan dihidupkan kembali, dan
juga tidak akan diciptakan hak ulayat baru.

Anda mungkin juga menyukai