Anda di halaman 1dari 42

BAB

BESARAN DAN PENGUKURAN


TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan pengertian pengukuran
 Menjelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan
 Menerapkan konversi satuan tidak standar Internasional ke satuan Standar
Internasional (SI) pada persoalan Fisika
 Mengidentifikasi dimensi dari besaran turunan.
 Menjelaskan prinsip penggunaan jangka sorong untuk mengukur panjang
 Menjelaskan prinsip penggunaan micrometer sekrup untuk mengukur
panjang.
 Menjelaskan prinsip penggunaan neraca untuk mengukur massa
 Menjelaskan prinsip penggunaan stop watch untuk mengukur waktu
 Menjelaskan perbedaan ketelitian dan ketepatan
 Menerapkan aturan ketelitian dan ketepatan dalam penggunaan alat ukur
 Menjelaskan kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
 Menjelaskan konsep ketidakpastian dalam pengukuran
 Menjelaskan aturan angka penting dalam pengukuran
 Mengaplikasikan aturan angka penting dalam perhitungan
1. Pengertian Pengukuran

Mengukur adalah membandingkan suatu


besaran dengan besaran sejenis yang
digunakan sebagai satuan.
Misalnya mengukur massa beras
menggunakan satuan kilogram dan
mengukur panjang sebidang tanah dengan
menggunakan satuan meter.
2. Besaran dan Satuan
a. Pengertian Besaran, Besaran Pokok dan
Besaran Turunan
Besaran
“ Ukuran fisis suatu benda yg dinyatakan secara kuantitas”

Besaran di bagi 2,yaitu :


1.Besaran Pokok
Besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu

2. Besaran Turunan
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok
b. BESARAN POKOK DALAM FISIKA
c. BESARAN TURUNAN
3. Konversi Satuan
Untuk memudahkan kamu mengonversi (mengubah) suatu
satuan SI ke satuan SI lainnya, diperlukan bantuan tangga
konversi.
Contoh soal
 
 
1. Nyatakan satuan kecepatan 36 km/jam ke dalam ke dalam satuan m/s!
Jawab : Kecepatan =
36 km/jam =
=
= 10 m/s
 
2. Konversikan satuan massa jenis air 1 g/cm3 ke dalam satuan kg/m3!
Jawab : Massa jenis =
1 gr/cm3 =
=
= xx
= 103kg/m3
 
4. Dimensi
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan
simbol (lambang) besaran pokok

a. Dimensi Besaran Pokok


b. Dimensi Besaran Turunan
5. Alat Ukur Besaran Pokok
A. Alat Ukur Besaran Panjang
1. Mistar
Mistar digunakan untuk
mengukur suatu panjang
benda mempunyai batas
ketelitian 0,5 mm.

Mistar mempunyai
skala terkecil 1 mm
atau 0,1 cm
2. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur suatu panjang
benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm.
Pembacaan Skala Jangka Sorong
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur suatu
panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01 mm.
Pembacaan Skala Mikrometer Sekrup
B. Alat Ukur Besaran Massa
1. Neraca analitis dua lengan

Neraca ini berguna untuk


mengukur massa benda,
misalnya emas, batu,
kristal benda, dan lain-
lain. Batas ketelitian
neraca analitis dua
lengan yaitu 0,1 gram.
2. Neraca Tiga Lengan (Neraca Ohaus)

Neraca ini berguna untuk mengukur


massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang
ditimbang dengan menggunakan neraca
ini adalah 311 gram. Batas ketelitian
neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
Pembacaan Skala Neraca Ohaus
3. Neraca Digital

Neraca digital (neraca


elektronik) di dalam
penggunaanya sangat
praktis, karena besar massa
benda yang diukur langsung
ditunjuk dan terbaca pada
layarnya. Ketelitian neraca
digital ini sampai dengan
0,001 gram.
C. Alat Ukur Besaran Waktu
1. Stopwatch

Stopwatch mekanis
Dengan ketelitian
memiliki ketelitian
0,1 sekon karena
0,1 sekon
setiap skala pada
stopwatch dibagi
menjadi 10 bagian.
Alat ini biasanya
Stopwatch digunakan untuk
elektronik pengukuran
memiliki waktu dalam
ketelitian 0,001 kegiatan olahraga
sekon atau dalam praktik
penelitian.
2. Jam Tangan (Arloji)

Jam tangan
atau arloji
memiliki
ketelitian
1
sekon
6. ketelitian dan ketepatan dalam penggunaan alat
ukur

 Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat


pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0 untuk
memperoleh nilai standar.
Contoh:
Tinggi badan 1,765 m dengan ketelitian 0,003 m ( 33 mm) dibanding
dengan patokan( standar ) meter.

 Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh


instrumen/alat ukur.

 Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk


mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan memberikan
suatu nilai tertentu pada besaran fisis, ketepatan merupakan
suatu ukuran yang menunjukkan perbedaan hasil-hasil pengukuran
pada pengukuran berulang.
7. Kesalahan-kesalahan dalam
Pengukuran
a. KESALAHAN SISTEMATIS
 Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang sebab-
sebabnya dapat diidentifikasi dan secara prinsip dapat
dieliminasi.
 Kesalahan sistematis akan menghasilkan setiap bacaan
yang diambil menjadi salah dalam satu arah.
 Sumber kesalahan sistematis antara lain:
- Kesalahan Alat
- Kesalahan Pengamatan
- Kesalahan Lingkungan
- Kesalahan Teoretis
.

b. KESALAHAN ACAK

Kesalahan acak menghasilkan hamburan data disekitar nilai


rata-rata. Data mempunyai kesempatan yang sama menjadi
positif atau negatif. Sumber kesalahan acak sering tidak
dapat diidentifikasi. Kesalahan acak sering dapat
dikuantitasi melalui analisis statistik, sehingga efek
kesalahan acak terhadap besaran atau hukum fisika dapat
ditentukan.
.
Kesalahan acak dihasilkan dari ketidakmampuan
pengamat untuk mengulangi pengukuran secara
presisi.
Ada metode statistik baku untuk mengatasi
kesalahan acak. Hal ini dapat memberikan
simpangan baku untuk serangkaian bacaan, tetapi
ketika jumlah bacaan tidak terlalu besar maka
metode ini jadi bermanfaat untuk mendapatkan
nilai pendekatan dari kesalahan tanpa melakukan
analisis statistik formal, yaitu perbedaan mutlak
antar nilai individual dan nilai rata-rata.
8. Ketidakpastian dalam Pengukuran
* Ketidakpastian Mutlak dan Relatif
- Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian relatif ini biasanya di nyatakan dalam
persen sebagi berikut:
Ketidakpastian relatif = %
9. Notasi Ilmiah
.

Notasi ilmiah adalah cara penulisan


nomor yang mengakomodasi nilai-nilai
terlalu besar atau kecil untuk dengan
mudah ditulis dalam notasi desimal
standar. Notasi ilmiah memiliki sejumlah
sifat yang berguna dan umumnya
digunakan dalam kalkulator, dan oleh
para ilmuwan, matematikawan, dokter,
dan insinyur.
Aturan Penulisan Notasi Ilmiah

Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran


dinyatakan sebagai : a, …..  x 10n
Keterangan :
a adalah bilangan asli mulai dari 1 – 9
n disebut eksponen dan merupakan
bilangan bulat
10n menunjukkan orde
10. aturan angka penting dalam
pengukuran
Angka penting adalah bilangan yang
diperoleh dari hasil pengukuran yang
terdiri dari angka-angka penting yang
sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan
satu angka terakhir yang ditafsir atau
diragukan. Sedangkan angka
eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti
(tidak diragukan nilainya), yang diperoleh
dari kegiatan membilang (menghitung).
* Ketentuan Angka Penting

1. Semua angka yang bukan nol merupakan angka


penting. Contoh : 6,89 ml memiliki 3 angka penting.
78,99 m memiliki 4 angka penting

2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan nol


merupakan angka penting. Contoh : 1208 m memiliki
4 angka penting. 2,0067 memiliki 5 angka penting.
7000,2003 ( 8 angka penting ).

3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka


bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan
tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 70000,
( 5 angka penting).
.
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah
angka penting. Contoh: 23,50000 (7 angka penting).
5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah
angka tidak penting. Contoh : 3500000 (2 angka
penting).
6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol
yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh :
0,0000352 (3 angka penting).
.

7. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan


seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada
deretan ahkir harus dituliskan dalam notasi ilmiah
agar jelas apakah angka-angka nol tersebut angka
penting atau bukan.
Contoh :
8900 ditulis dalam bentuk notasi ilmiah
8,9 x 103 memiliki 2 angka penting.
Jika 8900 ditulis 8,90 x 103 memiliki 3 angka penting.
* Aturan Pembulatan

 Jika angka pertama setelah angka yang hendak


dipertahankan adalah 4 atau lebih kecil, maka angka
itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan.
Contoh (1) : 75,494 = 75,49 (angka 4 yang dicetak
tebal ditiadakan). Contoh (2) : 1,00839 = 1,008
(kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan)

 Jika angka pertama setelah angka yang akan anda


pertahankan adalah 5 atau lebih besar, maka angka
tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya
ditiadakan. Angka terakhir yang dipertahankan
bertambah satu.
* Aturan Penjumlahan dan Pengurangan

Apabila anda melakukan operasi penjumlahan atau


pengurangan, maka hasilnya hanya boleh mengandung satu
angka taksiran (catatan : angka tafsiran adalah angka
terakhir dari suatu angka penting).
Contoh :
Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan
seperti biasa, selanjutnya bulatkan hasilnya hingga
hanya terdapat satu angka taksiran)
Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1
* Aturan Perkalian dan Pembagian
1. Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang
diperoleh hanya boleh memiliki jumlah angka penting
sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling sedikit.
Contoh :
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm
(petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian
dengan cara biasa. Kemudian bulatkan hasilnya hinga memiliki
angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka
penting paling sedikit)

Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)


2. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting
.

dengan bilangan eksak/pasti hanya boleh memiliki angka


penting sebanyak jumlah angka penting pada bilangan
penting.
Contoh :
 hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95

Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting)


agar sama dengan banyak angka penting pada bilangan
penting 8,95
EVALUASI
1. Tuliskan 3 masing-masing besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya!
2. Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini.
3. Sebutkan beberapa instrumen pengukuran panjang, massa, waktu dan berikan
penjelasan kelebihan dan kekurangannya!
4. Tentukan banyaknya angka penting dari hasil kegiatan terhadap besaran besaran
fisika berikut
a. Panjang benda 3,47 cm
b. Kuat Arus 0,050 A
c. Massa benda 3,4 x 106 kg
d. Selang waktu 2,1 x 10-3 s
5. Bagaimana cara Anda untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi pada suatu pengukuran? Jelasakan!
6. Diketahui hasil pengukuran berulang sebanyak 5 kali terhadap kuat arus pada
suatu rangkaian berturut-turut adalah sebagai berikut: 5 mA; 6 mA; 5,6 mA; 6,1
mA; dan 5,4 mA. Laporkan hasil pengukuran tersebut beserta nilai
ketidakpastiannya!

Anda mungkin juga menyukai