Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KECACINGAN
OLEH :
NI PUTU AYU ASTRI PRANA ISWARA
NEMATHELMINTHES PLATYHELMINTHES
CESTODA TAENIASIS
TREMATODA SKISTOSOMIASIS
NEMATODA
USUS
Hospes : Manusia
Tidak dibuahi :
• Bentuk lonjong
• Dinding dalam lapisan hialin tipis
• Dinding luar albuminoid kasar tidak teratur
• Berisi granula refraktil
Telur dekortikasi
• Bentuk agak lonjong
• Dinding dalam lapisan hialin tebal
• Dinding luar tanpa albuminoid
Ascaris life cycle
Patologi dan Gejala
Yang disebabkan oleh :
- LARVA : sindroma Loffler yaitu terjadinya perdarahan
kecil pada alveolus gangguan paru paru disertai
batuk, demam dan eosinophil.
Pada foto thorax nampak infiltrat hilang dalam 3 minggu
- CACING DEWASA : Gejala intestinal ringan seperti kurang
nafsu makan, mual, diare, konstipasi dan ileus/obstruksi usus.
Pada anak dengan infeksi berat malabsorbsi malnutrisi
Diagnosa
Telur dalam tinja
Cacing keluar melalui anus, mulut atau hidung
Pengobatan
Piperasin
Pirantel pamoat
Mebendazol
Pencegahan
Penderita diobati
Hygiene peorangan ditingkatkan
Penerangan/penyuluhan
Masak makanan
Cacing Tambang
(hookworm )
Jenis cacing tambang :
= Ancylostoma duodenale
= Necator americanus
= Ancylostoma braziliense
= Ancylostoma caninum
= Ancylostoma ceylanicum
Ancylostoma duodenale
Hospes : manusia Ankilostomiasis
Penyebaran geografi :
- Diseluruh daerah khatulistiwa, terutama
daerah pertambangan
- Di Indonesia prevalensi tinggi
Morfologi
Cacing dewasa hidup dalam rongga usus dengan kepala
melekat pada mukosa usus.
Bentuk badan cacing dewasa:
- A. duodenale menyerupai huruf C
Rongga mulut cacing dewasa :
- A. duodenale terdapat sepasang benda khitin
Cacing dewasa bentuk silindris, ukuran 1 cm dan jantan
mempunyai bursa kopulatrik + spikulum pada ekornya
Betina lebih besar dari jantan, ekornya lurus.
Telur
Lonjong ukuran 40 X 60 µm
Dinding tipis, bening dan tidak berwarna
Isi telur :
- pada tinja segar: berisi embrio stadium morula
- pada tinja lama: berisi larva
Larva
Dalam 1 – 2 hari telur akan menetas – menjadi larva rabditiform :
- ukuran 250 µm
- esofagus sepertiga badan
- mulut terbuka, panjang dan sempit
Dalam 5 – 7 hari berubah menjadi larva filariform :
- ukuran 700 µm
- esofagus seperempat badan
- mulut tertutup
- ekor runcing dan menpunyai selubung
- Bentuk infektif
Perbedaan larva cacing tambang dengan strongyloides stercoralis
( Rhabditiform & Filariform )
Rhabditiform Filariform
Ekor lancip
menyerupai huruf W
Ancylostoma duodenale :
• 2 pasang gigi sama besar
SIKLUS HIDUP
Transmisi
Larva menembus kulit juga dapat dengan menelan
larva
Lingkaran hidup
Telur Larva rabditiform larva filariform
menembus kulit kapiler darah jantung kanan
paru paru bronkus trachea laring usus
Patologi dan Gejala
Gejala ankilostomiasis disebabkan oleh:
- Stadium larva : pada kulit “ground itch” paru paru
(tanpa gejala)
Terapi :
- Pirantel pamoat
- Mebendazol
Ancylostoma braziliense dan
Ancylostoma caninum
Hospes : anjing dan kucing – kadang manusia
Morfologi: - A. braziliense : mempunyai 1 pasang gigi
- A. canium : mempunyai 3 pasang gigi
Patologi dan Gejala
Larva tidak menjadi dewasa pada manusia “cutaneus larva
migrans” (creeping eruption)
Ancylostoma ceylanicum
Hospes : - Anjing dan kucing
- Pada manusia larva menjadi
cacing dewasa
Morfologi :
Mulut : 2 pasang gigi yang tidak sama besar
Ancylostoma caninum Ancylostoma braziliense
Telur cacing tambang :
• Bentuk lonjong
• Selapis dinding tipis transparan
• Berisi 2-16 sel telur
Strongyloides stercoralis
Hospes :
- utamanya manusia – strongylodiasis
Penyebaran geografi :
- daerah tropik dan subtropik
Morfologi/ Lingkaran hidup (1)
Cacing dewasa ada 2 macam :
1. Yang hidup sebagai parasit/bentuk parasiter :
Sifat :
- hanya ditemukan cacing betina
- panjang 2 mm
- bentuk halus tidak berwarna
- esofagus 1/3 panjang badan
- uterus berisi telur
- hidup dalam fili duodenum + jejenum
- ekor berujung lancip
- berkembang biak secara partenogenesis
Morfologi/ Lingkaran hidup
(2)
2. Yang hidup bebas :
Sifat :
- Bentuk lebih gemuk daripada parasiter
Jantan -- tidak berwarna
-- panjang 0.75 mm
-- ekor melengkung dengan 2 buah spikulum
Betina -- tidak berwarna
-- ukuran 1 mm
-- ekor berujung lancip dan uterus berisi telur
Larva (1)
Setelah telur menetas
1. Larva rabditiform :
- ukuran 225 µm
- tidak berwarna
- mulut terbuka, pendek dan lebar
- esofagus 1/3 badan
- ekor berujung lancip
Larva (2)
2. Larva filariform :
- panjang 700 µm
- bentuk langsing
- mulut tertutup, tidak berselubung
- esofagus ½ badan
- ekor bercabang menyerupai huruf W
Larva Strongyloides stercoralis
Rhabditiform larva
Filariform larva
Larva Cacinng Tambang
Larva Rhabditiform
Larva Filariform
Lingkaran hidup (1)
I. Siklus langsung (bentuk parasiter):
L. rabditiform ditanah (2-3 hari) L. filariform menembus
kulit peredaran darah jantung kanan paru paru
menembus alveolus trachea larunx reflex batuk
tertelan usus halus menjadi cacing dewasa
- Cacing betina dapat bertelur 28 hari
setelah infeksi
Lingkaran hidup (2)
II. Siklus tidak langsung (cacing dewasa
bentuk bebas) :
L. rabditiform L. filariform
bentuk bebas
- betina - jantan
pembuahan
bertelur
Lingkaran hidup (3)
III. Auto infeksi :
- Dalam usus/perianal
Prognosis :
- Bila terjadi infeksi berat kematian
Epidemiologi :
- Daerah panas, kelembaban tinggi, sanitasi
rendah untuk cacing
- tanah gembur, berpasir, berhumus untuk
pertumbuhan larva
Pencegahan
Sanitasi
Pembuangan tinja
Perlindungan kulit dari tanah yang terkontaminasi ( memakai
alas kaki)
Mengobati penderita
Memberi penyuluhan dan pemakaian jamban
CESTODA
C E S T O D A
1. Diphyllobothrium latum
2. Taenia saginata
3. Taenia solium
4. Hymenolepis nana
5. Hymenolepis diminuta
6. Diphylidium caninum
7. Echinococcus granulosus
8. Spirometra
C E S T O D A
Taenia solium
Hospes Definitif; manusia
Hospes Perantara; babi ,manusia
Epidemi; yang suka memakan daging babai mentah atau yang dimasak
kurang sempurna (“measly pork”) yang mengandung cysticerci; cacing
menjadi dewasa didalam intestinum.
Taenia solium
• Skoleks tidak mempunyai rostelum dan kait-kait serta 4 batil isap yang bulat
• Proglotid gravid : P > L, uterus bercabang 15-30 pasang
• Proglotid mature mempunyai lubang kelamin dilateral, ovarium berlobus dua
• Telur bulat, dinding tebal dengan garis-garis radier & berisi onkosfer/embrio dengan
6 kait-kait
HD; manusia, sapi, kerbau . R/ prazikuantel
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS TAENIASIS
PENGOBATAN SISTERKOSIS
Praziquantel dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, dosis tunggal /dibagi 3 dosis per oral selama
15 hari, atau.
Albendazole 15 mg/kg BB/hari, dosis tunggal dibagi 3 dosis per oral selama 7 hari
TREMATODA
TREMATODA
MORPHOLOGI UMUM
- Bentuk seperti daun, pipih, ant-post
- Besar bervariasi
- Mulut dikelilingi acetabulum membentuk lubang
- Kulit - ditutupi duri-duri
- STR. MUSCULER untuk bergerak
- Sistem vasculorum
- Traktrus digestivus yang sederhana
- Sistem ekstretorius
- Sistem Reproduksi PADA UMUMNYA HERMAPRODIT
- PORUS GENITAL - SATU
B. Trematoda Hati :
1. Clonorchis sinensis
2. Opistorchis viverini
3. Fasciola hepatica
C. Trematoda Paru :
1. Paragonimus westermani
Schistosomiasis
Schistosomiasis atau Bilharziasis adalah penyakit infeksi parasit kronis yang
disebabkan oleh cacing darah (Trematoda) dari genus Schistosoma.
Di Indonesia, penyakit ini baru ditemukan di lembah Lindu (Kec. Kulawi, Kab.
Donggala) dan lembah Napu-Besoa (Kec. Lore Utara, Kab. Poso) yang terletak di
Sulawesi Tengah. Schistosomiasis masih menjadi ancaman bagi lebih dari 25.000
penduduk di kedua daerah endemis tersebut.
HD : manusia, anjing, tikus sawah (Rattus), kucing, sapi, kerbau, babi, kuda,
kambing, dan biri-biri
HP : siput air tawar spesies Oncomelania nosophora, O. hupensis, O. formosana,
O. hupensis lindoensis di Danau Lindu(Sulawesi Tengah) dan O. quadrasi
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS
Penyakit schistosomiasis akut dapat ditandai dengan gejala demam (nokturna),
malaise, mialgia, nyeri kepala, nyeri abdomen, batuk non produktif yang dapat
terjadi sebelum ditemukannya telur di dalam feses dan akan mencapai puncaknya
pada minggu ke 6-8 setelah infeksi.
DIAGNOSIS
Telur dapat ditemukan di feses, urin, potongan rektum, atau biopsi jaringan
lainnya. Sampel tinja diperiksa untuk mengetahui keberadaan telur parasit dengan
menggunakan hapusan tebal Kato-Katz atau teknik rapid Kato. Saat ini, teknik
Kato-Katz masih merupakan gold standard yang digunakan untuk diagnosis
schistosomiasis.
PENGOBATAN
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan prazikuantel.
Selain itu, dapat juga digunakan natrium antimony tartrat. Obat lainnya
tidak memberikan hasilyang memuaskan karena sebenarnya tidak ada obat
khusus untuk parasit ini.
Obat-obat tersebut akan menyebabkan cacing dewasa terlepas
dari pembuluh darah,sehingga akan tersapu kedalam hati oleh sirkulasi
portal.
TERIMA
KASIH