Anda di halaman 1dari 45

REVIEW ANATOMI, FISIOLOGI,

DAN PEMERIKSAAN FISIK


TELINGA
Novada Indra Roesdiana 20204010104
PEMBIMBING : dr. Agung Raharjo, Sp.THT-KL
ANATOMI TELINGA Telinga tengah ( auris media)
• membran timpani
Telinga luar (auris • kavum timpani
eksterna) • tuba eustakius
• daun telinga • prosesus mastoideus
• liang telinga

Telinga dalam ( labirin )


• kanalis semisirkularis
• Utrikulus
• Sakulus
• koklea
TELINGA LUAR (AURIS EKSTERNA)
TELINGA LUAR (AURIS
EKSTERNA)
Aurikulum = pina = daun telinga
 Bentuk pipih, berlekuk
 Kerangka tulang rawan (kartilago atau kondrium), kecuali
lobulus
 Diliputi kulit yang melekat pada perikondrium

Pada proses mendengar:


Aurikulum berfungsi menangkap dan mengumpulkan
gelombang bunyi dan menentukan arah sumber bunyi (pada
binatang aurikulum dapat digerakkan)
TELINGA LUAR (AURIS
EKSTERNA)
Meatus Akustikus Eksternus (MAE) = liang telinga luar
Tabung bengkok, penampang ± 0,5 cm, panjang ± 2,5 – 3 cm
1/3 luar rangka tulang rawan (pars kartilago), kulit berambut,
kelenjar serumen
2/3 dalam rangka tulang (pars oseus)

Pada proses mendengar:


 melanjutkan gelombang bunyi
 meresonansi (± 12-15 dB)
TELINGA TENGAH (AURIS MEDIA)
TELINGA TENGAH (AURIS
MEDIA)
Membran timpani (gendang telinga)
 Selaput putih mutiara
 Bentuk oval – kerucut
 Terdiri dari
 Pars flaksida : stratum
kutaneum dan stratum
mukosum
 Pars tensa : stratum
kutaneum, stratum fibrosum
(sirkuler dan radier) dan
stratum mukosum
TELINGA TENGAH (AURIS
MEDIA)
Isi kavum timpani
 Osikula : maleus, inkus, stapes
 Muskulus : tensor timpani, stapedius
 Lain-lain : ligamen, saraf (korda
timpani)

Pada proses mendengar


membran timpani & osikulae 
memperkuat gelombang bunyi
m tensor timpani & m stapedius 
mengurangi gelombang bunyi yang terlalu
keras
Batas-Batas Telinga Tengah
Batas Luae : Membran Timpani
Batas Depan : Tuba Eustachius
Batas Bawah : Vena Jugularis
Batas Belakang : Aditus ad antrum, kanalis
fasialis pars vertikalis
Batas Atas : Tegmen timpani (Meninges/otak)
Batas Dalam : Berturut-turut dari atas ke
bawah kanalis semisirkularis horizontal. Kanalis
fasialis, tingkap lonjong (Oval window), Tingkap
bundar (Round window), dan promontorium
TELINGA TENGAH (AURIS
MEDIA) Tuba Eustachius
 Panjang 35 mm
 Menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring
Fungsi :
 Fungsi Ventilasi
 Sebagai ventilasi telinga yang mempertahankan keseimbangan
tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar
 Fungsi Drainase
 Drainase sekret yang berasal dari kavum timpani menuju ke
nasofaring
 Fungsi Proteksi
 Menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke membrane
timpani
TELINGA TENGAH (AURIS
MEDIA) Antrum & sel-sel Mastoid
• Berhubungan dengan kavum timpani
lewat aditus ad antrum
• Pneumatisasi (2 pengertian)
• Proses pembentukan sel-sel mastoid
• Jenis  tergantung jumlah sel
mastoid : normal, hiper, hipo-
pneumatic dan sklerotik
TELINGA DALAM (AURIS INTERNA)
COCHLEA TELINGA
DALAM (AURIS
INTERNA)
Organ Auditus  Coclea berbentuk 2 ½ lingkaran
1. Canalis cochlearis : Saluran yang mengitari
sumbu koklea berisi perilymph. Sumbu
koklea (modiolus) terdiri dari tulang
spongiosa
a. Scala vestibuli
b. Scala tympani
2. Ductus cochlearis (scala media)  endolymph
Dinding bawahnya dibentuk oleh Lamina
basilaris  Organon Corti
VESTIBULUM
 Berhubungan dengan auris media melalui fenestra vestibuli
 Terdiri dari :

1. Utriculus
2. Sacculus
Keduanya mengandung epithel sensorium, yaitu macula sacculi dan macula utriculi

CANALIS SEMICIRCULARIS
 Menempel pada utriculus
 Terdiri dari 3 saluran, yang saling tegak lurus : (anterior/superior,posterior,lateral)
 Di dalamnya terdapat ductus semicircularis yang ujungnya melebar disebut AMPULLA,
berisi epithelium sensorium (Crista Ampullaris)
FISIOLOGI PENDENGARAN
Transmisi Bunyi
 Telinga Luar: gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga dan
ditransmisikan ke dalam meatus auditorius eksternus 
 Membran tympani: gelombang bunyi menyebabkan vibrasi membrane
timpani 
 Ossicle: getaran membrane timpani ditangkap oleh malleus, yang
melekat pada permukaan dalamnya dan ditransmisikan melalui incus
ke stapes. Bagian kaki stapes menstransmisikan vibrasi melalui
fenestrum ovale yang melekat padanya 
 Cochlea: vibrasi fenestrum ovale menyebabkan gelombang tekanan
dalam perilimf telinga dalam, gelombang berjalan ke atas pada perilimf
dalam skala vestibule dan ke bawah pada perilimf di dalam skala
timpani, Ketika gelombang mencapai fenestrum rotundum pada bagian
dasar, membrane menutup fenestrum tersebut menyebabkan
pembenjolan kecil di dalam telinga tengah. 
Transmisi Bunyi

 Organ corti: Gerakan membrane basalis, dihasilkan oleh gelombang yang berjalan
naik turun didalam koklea,  menggerakkan sel-sel rambut dan mengeksitasinya
 mentransmisikan impuls ke saraf nervus kokhlearis disekitar dasar sel rambut

 Sentral nerve: nervus auditorius pars koklearis mentransmisikan sensasi pada otak,
tempat sensasi tersebut di interpretasikan di dalam pars auditorius globus
temporalis
FUNGSI KESEIMBANGAN
S K EM A LA B IR IN
FUNGSI KESEIMBANGAN
 Kanalis semisirkularis, sakulus dan utrikulus
 Kanalis semisirkularis berperan pada gerakan kepala berputar  gerakan endolimfe
dalam kanalis semisirkularis yang merangsang sel-sel rambut
 Otolit sakulus dan utrikulus; bergerak oleh perubahan posisi kepala
 Rangsangan ditransmisikan sepanjang serat saraf nervus kranialis kedelapan
( auditorius) pars vestibularis ke otak tengah , medulla oblongata, serebelum , dan
medulla spinalis.
 Rangsangan ini memulai perubahan refleks pada otot-otot leher , mata, badan, dan
ekstremitas untuk mempertahankan keseimbangan dan postur dan mata dapat
difiksasi pada objek yang bergerak.
FUNGSI KESEIMBANGAN
 Informasi keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual dan
propioseptik.
 Dari ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling
besar ( >50% ) disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya
adalah propioseptik.
 bila ada gerakan atau perubahan dari kepala atau tubuh  perpindahan cairan
endolimfe di labirin  hair cells menekuk
 Tekukan hair sel  menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion
Kalsium menerobos masuk kedalam sel (influx)
 Influx Ca  menyebabkan depolarisasi dan juga merangsang pelepasan NT eksitator
(glutamat)  saraf aferen (vestibularis)  pusat-pusat keseimbangan di otak .
FUNGSI KESEIMBANGAN
 Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama di inti vestibularis
(menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler)

 Serebellum merupakan pusat integrasi kedua juga pusat komparasi


informasi yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang sudah
lewat

 Informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal


korteks serebri
ANAMNESIS TELINGA
DIAWALI DENGAN MENANYAKAN KELUHAN UTAMA,
KELUHAN UTAMA TELINGA DAPAT BERUPA:

GANGGUANG SUARA PUSING


PENDENGARAN BERDENGING BERPUTAR
(TULI) (TINITUS) (VERTIGO)

NYERI DIDALAM KELUAR CAIRAN


TELINGA DARI TELINGA
(OTALGIA) (OTORE)
ANAMNESIS GANGGUAN PENDENGARAN
 Bagaimana Onsetnya? Tiba-tiba? Perlahan? Kapan pertama kali
dirasakan? Dan sudah berapa lama ?
 Telinga Sebelah mana? Kanan? Kiri? Keduanya?
 Apakah Pendengaran membaik? Bertambah buruk? atau bergantian
(kadang dapat memburuk dan kembali membaik)?
 Apakah anda tidak dapat mendengar suara? sunyi? Berisik? bergumam?
Ataukah ada gangguan pemahaman terhadap pembicaraan? Dalam situasi
seperti apa biasanya terjadi?
 Apakah ada riwayat penyakit lain (infeksi, virus, jamur) yang
berhubungan dengan gangguan pendengaran? Trauma kepala? Paparan suara
bising/keras? Penggunaan obat-obatan?
ANAMNESIS GANGGUAN PENDENGARAN
 Apakah ada riwayat campak, mumps, influenza, meningitis, sifilis,
penyakit virus berat, penggunaan obat ototoksik seperti kanamisin,
streptomisin, gentamisin atau pemakaian diuretik maupun obat pengencer
darah seperti aspirin?
 Riwayat gangguan dan kerusakan pendengaran dalam keluarga?
 Riwayat sakit dan kesulitan dalam kehamilan dan melahirkan? Postnatal
dan pasca natal
 Ada riwayat penyakit telinga dan pembedahan telinga?
 Paparan pekerjaan? Militer? Rekreasi? Paparan suara bising dan keras
lainnya
 Hambatan sosial, pekerjaan dan pendidikan yang timbul akibat gangguan
pendengaran?
ANAMNESIS TELINGA BERDENGING
(TINNITUS)
 Sifat bising? Berdering? Berdenging? Bernada Tinggi? Mengaum?
Menggumam? Mendesis (seperti uap yang terlepas) atau berdenyut
(senada dengan denyut nadi)?
 Kapan pertama kali timbul? Terdengar sepanjang waktu? Atau
hanya dikeadaan sunyi?
 Terdengar setelah paparan bising ditempat kerja atau lokasi lain?
ANAMNESIS PUSING BERPUTAR
(VERTIGO)
 Kepala terasa ringan? Ketidakseimbangan? Rasa seperti
berputar? Cenderung ingin jatuh, Jatuh ke arah mana?
 Apakah pusing ditentukan oleh posisi kepala? Pusing saat
berbaring?
 Apakah timbulnya berhubungan dengan bangun terlalu cepat
dari berbaring ?
 Frekuensi dan lamanya serangan?
 Apakah pusing bersifat terus menerus atau episodik?
 Kapan pertama kali pusing dirasakan? Bagaimana? Berapa
lama? Sifatnya? Dan selang waktu antar serangan?
ANAMNESIS PUSING BERPUTAR
(VERTIGO)
 Ada gejala lain yang timbul bersamaan? Seperti mual? Muntah?
Tinitus? Rasa penuh dalam telinga? Kelemahan? Fluktuasi
pendengaran? Kehilangan kesadaran?
 Riwayat penyakit telinga? Infeksi? Perforasi? Trauma kepala?
Pembedahan telinga?
 Riwayat penyakit seperti Diabetes Melitus? Gangguan
neurologik? Arterosklerosis? Hipertensi? Gangguan tiroid? Sifilis?
Anemia? Keganasan? Penyakit jantung? Paru-paru?
 Riwayat Alergi?
ANAMNESIS NYERI DALAM TELINGA
(OTALGIA)
 Bagaimana Sifat nyeri ? Lokasi nyeri ?
 Nyeri ini merupakan masalah berulang? Seberapa sering terjadi?
 Nyeri hanya pada telinga? Nyeri menyebar ketempat lain ? Atau
nyeri berasal dari tempat lain?
 Adakah keadaan yang mencetuskan nyeri ? Mengunyah?
Menggigit? Batuk? Menelan? Nyeri alih dari daerah kepala dan
leher ?
 Gejala-gejala pada kepala dan leher lainnya?
ANAMNESIS KELUAR CAIRAN
DARI TELINGA (OTORE)
 Cairan keluar dari satu atau kedua telinga?
 Disertai gatal atau nyeri ?
 Sudah berapa lama?
 Apakah sekret pernah keluar sebelumnya ? Jumlahnya ?
Bentuknya ?
 Sekret disertai darah? Purulen? Dan berbau?
 Riwayat Infeksi saluran pernafasan bagian atas? Keadaan yang
membuat telinga basah (Berenang? Mandi? Pendarahan?)
ALAT PEMERIKSAAN FISIK
TELINGA
 Alat :
1. Lampu kepala Van Hasselt
(dengan listrik)
2. Otoskop (dengan baterai)
3. Spekulum telinga
4. Alat penghisap
5. Hak tajam
6. Pemilin kapas
7. Forsep telinga
8. Balon Politzer
9. Semprit telinga
INSPEKSI DAN PALPASI TELINGA
 Bantu pasien dalam posisi duduk. Pasien yang masih
anak-anak dapat diatur duduk dipangkuan orang lain
 Atur posisi anda duduk menghadap sisi telinga pasien
yang akan diuji
 Untuk pencahayaan, gunakan auriskop, lampu kepala,
atau sumber cahaya yang lain sehingga tangan anda
akan bebas bekerja

 Mulai amati telinga bagian luar, periksa ukuran, bentuk, warna, lesi dan
adanya massa pada pinna
 Lanjutkan pengkajian palpasi dengan memegang telinga menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk
 Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis yaitu dari jaringan lunak,
kemudian jaringan keras, dan catat bila ada nyeri
 Tekan bagian tragus kedalam dan tekan pula tulang telinga dibawah daun
telinga (tulang mastoid). Bila ada peradangan, pasien akan merasa nyeri
 Bandingkan telinga kiri dan telinga kanan
INSPEKSI MAE-MEMBRANE TIMPANI
 Untuk visualisasi terbaik pilih spekulum telinga ukuran terbesar yang masih pas dengan diameter liang
telinga pasien. Diameter liang telinga orang dewasa adalah 7 mm, sehingga untuk otoskopi pasien dewasa,
pergunakan spekulum dengan diameter 5 mm, untuk anak 4 mm dan untuk bayi 2.5 – 3 mm.
 Lakukan pemeriksaan terhadap kedua telinga. Bila telinga yang sakit hanya unilateral, lakukan pemeriksaan
terhadap telinga yang sehat terlebih dahulu.
INSPEKSI MAE-MEMBRANE TIMPANI

 Berikan informasi kepada pasien bahwa


prosedur ini tidak menyakitkan, pasien hanya
diminta untuk tidak bergerak selama
pemeriksaan.
 Otoskop dipegang menggunakan tangan yang
sesuai dengan sisi telinga yang akan diperiksa,
misalnya : akan memeriksa telinga kanan,
otoskop dipegang menggunakan tangan kanan.
 Otoskop dapat dipegang dengan 2 cara : seperti
memegang pensil atau seperti memegang pistol.
Kedua teknik ini memastikan otoskop dan pasien
bergerak sebagai 1 unit.
 Bila terdapat serumen yang menghalangi
visualisasi liang telinga dan membrana timpani,
lakukan pembersihan serumen terlebih dahulu
INSPEKSI MEMBRANE TIMPANI
Dinilai warnanya, besar kecilnya, ada tidaknya reflek cahaya (cone of light), perforasi,
sikatrik, retraksi, penonjolan prosesus brevis.

A. Membran timpani normal, B. Eksotosis, C. Otitis Media Akut, D. cairan dalam telinga
tengah, E. Perforasi Membran Timpani, F. Attic Cholesteotoma, G. Retraksi Membran
Timpani, H. Perdarahan dalam telinga karena barotrauma.
TES PENDENGARAN
Tes Bisik (whispered voice test)
 Tes bisik dipergunakan untuk skrining adanya gangguan pendengaran dan membedakan tuli hantaran
dengan tuli sensorineural.
 Prosedur :
 Pasien duduk di kursi pemeriksaan.
 Pemeriksa berdiri kurang lebih 6 m di belakang pasien.
 Pemeriksa membisikkan serangkaian angka dan huruf (misalnya 5-K-2) minta pasien untuk mengulangi urutan
kata dan huruf yang dibisikkan
 Jika benar, berarti tidak ada gangguan pendengaran. Jika pasien tidak dapat mengulang rangkaian kata dan
huruf yang dibisikkan, ulangi pemeriksaan menggunakan kombinasi angka dan huruf yang lain.
 Dilakukan pemeriksaan terhadap telinga kanan dan kiri, diawali dari telinga yang normal (tidak ada gangguan
pendengaran/ pendengaran lebih baik). Selama pemeriksaan, lubang telinga kontralateral ditutupi dengan
kapas.
 Telinga yang lain diperiksa dengan cara yang sama, tetapi dengan kombinasi angka dan huruf yang berbeda.
 Normal jika pasien dapat mengulang dengan benar paling sedikit 3 dari 6 kombinasi angka dan huruf
INTERPRETASI TES BISIK
(WHISPERED VOICE TEST)
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
MENGGUNAKAN GARPUTALA
Tes penala atau garpu tala
didasarkan pada 2 prinsip utama,
yaitu:
• Telinga dalam lebih sensitif terhadap
hantaran suara oleh udara dibandingkan
oleh tulang.
• Bila ada gangguan pada hantaran suara
oleh udara, telinga yang terganggu akan
lebih sensitif terhadap hantaran oleh
tulang, disebut tuli hantaran murni
(conductive hearing loss).
• Yang dipakai biasanya adalah garputala
frekuensi 512 Hz
GARPU TALA : RINNE TEST
Tes Rinne membandingkan hantaran
udara dan hantaran tulang, membantu
menegakkan diagnosis tuli hantaran
(conductive hearing loss).
 Untuk menilai hantaran udara, ujung
lengan panjang garputala yang sudah
digetarkan dipasang di prosessus
mastoidea (B)
 Pasien ditanya apabila sudah tidak
mendengar, garputala dipindah 1 inch
(2,5 cm) di depan meatus auditorius
eksternus (A)
GARPU TALA : WEBER TEST
Tes Weber dilakukan setelah tes Rinne, bertujuan untuk
membedakan tuli hantaran dan tuli sensorineural.

• Garputala yang sudah digetarkan diletakkan di verteks


atau di tengah dahi.
• Pasien ditanya “suara terdengar sama keras atau lebih
keras di satu sisi (kiri atau kanan)”
GARPU TALA : SWABACH TEST
Tes Swabach dilakukan dengan cara:
 Garputala digetarkan
 Tangkai garputala diletakkan pada prosesus mastoideus penderita sampai tidak
terdengar bunyi.
 Kemudian tangkai garputala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga
pemeriksa yang pendengarannya normal
Fungsi Tuba Eustakhius adalah ventilasi, drenase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga
tengah. Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan di telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar.
Adanya fungsi ventilasi tuba dapat dibuktikan dengan melakukan perasat Valsava dan perasat Toynbee.

Perasat Valsava meniupkan dengan


keras dari hidung sambil mulut dipencet
serta mulut ditutup. Bila Tuba terbuka
maka akan terasa ada udara yang masuk ke
telinga tengah yang menekan membran
timpani ke arah lateral. Perasat ini tidak
boleh dilakukan kalau ada infeksi pada
jalur nafas atas..

Perasat Toynbee dilakukan dengan cara


menelan ludah sampai hidung dipencet serta
mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan
terasa membran timpani tertarik ke medial.
Perasat ini lebih fisiologis.
PEMERIKSAAN
KESEIMBANGAN
 Tes Romberg mata terbuka dan tertutup

Prosedur: Pasien berdiri tegak, lengan dilipat di dada, mata ditutup.


Tes Romberg dipertajam: pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya: tumit kaki
yang satu berada di depan jari-jari kaki lainnya. Lengan dilipat pada dada dan mata kemudian di tutup.
Normal: Bila mampu berdiri dalam sikap romberfg yang dipertaham selama lebih dari sama dengan
30 detik
 Stepping Test

Prosedur: Pasien diminta berjalan di tempat dengan mata ditutup sebanyak 50 Langkah dengan
kecepatan seperti berjalan biasa
Abnrmal: bila kedudukan akhir penderita beranjak > 1 meter dari tempatnya semula, atau badan
terbupat > 30 derahat.
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2019.
Panduan Belajar Pendidikan Profesi Dokter : Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok
Soetirto, I., Hendarmin, H., & Bashiruddin, J., 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher Ed. 7. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Rukmini, S., & Herawati, S., 2013. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung, & Tenggorok. 1 ed.
Jakarta: EGC.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai