KEHAMILAN
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
FAKTOR LINGKUNGAN
• Banyak alasan mengapa ibu hamil mengalami kesulitan untuk menjadi sehat
karena pengaruh kemiskinan, kurangnya pelayanan medis, kurang pendidikan
dan pengetahuan, termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang
merugikan atau membahayakan.
• Seseorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan asuhan kepada ibu
hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun
seringkali masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang terdapat pada
masyarakat yang mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga
dan masyarakat agar memperhatikan kebutuhan dan keselamatan ibu hamil.
• Pada masyarakat yang selalu bepergian dan berpindah-pindah (travelers)
masalah yang sering terjadi adalah kurangnya informasi mengenai kesehatan
karena diakibatkan sulitnya akses kesehatan yang mereka dapatkan karena
kebiasaan mereka hidup berpindah-pindah sehinhgga pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan tidak dapat mereka peroleh. Para traveler ini biasanya
tidak mementingkan kesehatan dirinya walaupun pada saat hamil, 6 minggu
postpartum, pelayanan KB, bahkan anak-anak mereka tidak mendapatkan
pemeriksaan rutin tumbuh kembangnya dan imunisasi.
FAKTOR KEBIASAAN DAN ADAT ISTIADAT
• Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut atau
mempunyai kepercayaan atau adat kebiasaan tabu setempat
yang berpengaruh terhadap kehamilan. Kemudiaan menilai
apakah hal tersebut bermanfaat, netral ( tidak berpengaruh
pada keamanan atau kesehatan), tidak jelas ( efek tidak
diketahui/ tidak dipahami) atau membahayakan. Terutama
bila faktor budaya tersebut dapat menghambat pemberian
asuhan yang optimal bagi ibu hamil. Bidan harus mampu
mencari jalan untuk menolongnya atau menyakinkan ibu
untuk merubah kebiasaanya dengan memberikan penjelasan
yang benar. Tentu saja hal ini memerlukan dukungan dari
berbagai pihak yang berperan dalam keluarga dan
masyarakat.
• Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil.
Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu
selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia
berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang
berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang
dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka
sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya.
• Yang tidak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil
harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian
dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang
menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat. Bagi
wanita hamil pada kebanyakan kebudayaan, pemeliharaan
kesehatan selama menantikan kelahiran termasuk
keseimbangan dan keharmonisan dalam setiap hubungan
wanita dengan keadaan fisiknya, sosial dan lingkungan
prenatal.
• Kebiasaan budaya adalah faktor lain yang
memperburuk kondisi perempuan. Mitos yang
berkaitan dengan kesehatan, yaitu dipantangnya bagi
perempuan untuk memakan makanan tertentu yang
masih banyak melekat pada sebagian masyarakat di
Indonesia. Dengan melakukan pantangan berbagai
macam makanan karena terikat dengan mitos itu
perempuan kehilangan akses terhadap gizi dan nutrisi
makanan tertentu. Akibat kurang gizi itulah salah
satunya menjadi pemicu perempuan sangat rentan
ketika hamil dan melahirkan.
• Pada masyarakat imigran risiko kesehatan yang terjadi
tergantung pada ras, kepercayaan, kebudayaan dan
Negara asalnya.
• Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut
atau mempunyai kepercayaan atau adat kebiasaan tabu
setempat yang berpengaruh terhadap kehamilan.
Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat, netral
(tidak berpengaruh pada keamanan atau kesehatan), tidak
jelas (efek tidak diketahui/tidak dipahami) atau
membahayakan. Terutama bila faktor budaya tersebut
dapat menghambat pemberian asuhan yang optimal bagi
ibu hamil. Bidan harus mampu mencari jalan untuk
menolongnya atau meyakinkan ibu untuk merubah
kebiasaanya dengan memberikan penjelasan yang benar.
Tentu saja hal ini memerlukan dukungan dari berbagai
pihak yang berperan dalam keluarga dan masyarakat.
Faktor Lingkungan dan Adat Istiadat ini meliputi berbagai kegiatan yang
dilakukan secara turun temurun sejak dahulu ada dan dijaga baik proses dan tata
caranya hingga sekarang yang tentunya dikhususkan pada ibu hamil. Kegiatan
tersebut diantaranya adalah :
1. Mitos
Mitos ialah suatu kepercayaan yang melekat pada disuatu lingkungan
masyarakat tetentu pada daerah tertentu. Mitos bersifat local atau hanya pada
daerah tertentu yang memegang teguh kepercayaan tersebut, kadang mitos berupa
larangan atau hal yang harus dihindari karena mereka parcaya bila hal tersebut
dilakukan akan berdampak pada kehidupan mereka atau akan terjadi hal buruk
pada mereka. Di Indonesia, utamanya di pedesaan daerah Jawa berlaku begitu
banyak mitos (larangan) seputar kehamilan yang beredar di masyarakat. Dari segi
makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan
keseharian si ibu hamil ataupun si jabang bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh
masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat / pesan dari nenek
moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak / karma yang tidak
menyenangkan.
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis,
maupun dari segi aqidah, banyak mitos yang tidak
berhubungan. Walaupun maksud dari nenek-nenek moyang
semuanya adalah baik tetapi tidak semua dari nasehat atau
pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar secara
medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan mitos
atau kepercayan saja daripada kenyataannya.
Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu
menciptakan mitos bermacam-macam tentang kehamilan
hanyalah supaya si Ibu hamil maupun suaminya dapat
menjaga kehamilan dengan baik. Tujuannya untuk
menyiapkan kehamilan yang sehat. Sehingga bisa menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan dengan
kebiasaan, konsumsi bahan makanan, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan dengan
kehamilan:
a. Tradisi masa kehamilan :
1) Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta : Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan
gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang
dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres,
pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah
perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
2) Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu
agar janin terhindar dari marabahaya.
Fakta : Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
3) Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta : secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut
sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis,
ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam.
Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat
disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
4) Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
5) Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi
kembar siam.
Fakta : Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil.
Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
6) “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya orang
hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan
sebagainya dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
Fakta : Secara psikologis, perilaku tersebu justru dapat berujung pada ketakutan
yang tidak bermanfaat.
Klinik Perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadi sehubungan dengan turunnya
kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan Indonesia, melalui
keputusan Dirjen Pelayanan Medik. Sasaran pelayanan / macam-macam pelayanan
yang diberikan :
o Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
o Pelaksanaan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis
o Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman
o Melaksanakan pelayanan medis khusus
o Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
o Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi
o Melaksanakan pelayanan kedokteran social
o Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan
o Melaksanakan pelayanan penyuluhan rawat jalan Atau rawat darurat dan rawat
tinggal.
D. FAKTOR EKONOMI
• Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi atas umumnya baik. Ini
disebabkan karena baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau
dana bagi ibu yang memadai bagi ibu untuk memeriksakan
kehamilannya dan karena ibu berpengetahuan untuk menjaga
kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang berasal dari
ekonomi atas ini, rutin setiap trimesternya untuk memeriksakan
kondisi kehamilannya. Ibu akan memeriksakan kondisi
kehamilannya ke bidan atau dokter spesialis kandungan. Asupan
nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin yang ada di kandungan, janin
membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan berusaha untuk bisa
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan
terpenuhinya nutrisi janin, janin akan berkembang maksimal.
Selain asupan nutrisi, ibu hamil dari ekonomi atas ini juga
melakukan senam hamil untuk menjaga kehamilannya baik dan
berharap nantinya saat persalinan akan mudah.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang
sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik. (Indrayani. 2011)
Jika seorang wanita termasuk keluarga miskin, maka perempuan terjerat
hidup dengan gizi rendah dan akhirnya menderita anemia dan cenderung
melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sehingga dalam
proses tumbuh kembang selanjutnya mengalami hambatan. Kemiskinan sangat
berpengaruh menentukan tingkat akses dan pelayanan kesehatan bagi
perempuan maupun Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).(Indrayani. 2011)
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain
makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan,
dan transportasi/sarana angkutan.
Masalah keuangan sering timbul di dalam kehidupan keluarga. Memang
dalam hal ini bidan tidak bertanggung jawab atas pemecahan masalah keluarga
tetapi hendaknya menunjukan empatinya serta mencoba memberikan
pemahaman akan manfaat finansial yang tersedia unutk kepentingan ibu dan
bayi. Sehingga bidan harus dapat memperoleh informasi mengenai kondisi
ekonomi klien apakah ibu dan keluarga tidak mengalami kesulitan untuk
memenuhi kebutuhannya selama kehamilan.