Anda di halaman 1dari 24

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

SEKOLAH (ADIWIYATA) DI ERA


NEW NORMAL
OLEH:
SRI NGABEKTI
LP3 UNNES - 2020
SEKOLAH DI ERA NEW NORMAL

 Sekolah harus beradaptasi dengan situasi baru selama pandemi


covid 19
 Mempersiapkan sarana dan prasarana u melaksanakan protokol
kesehatan: termogan, tempat cuci tangan dan sabun, menata
tempat duduk di kelas, luar kelas, semprot desinfektan, rak
sepatu, dll
 Melaksanakan protokol kesehatan
 Protokol kesehatan untuk siswa ketika nanti sudah
pembelajaran di sekolah, dapat dilihat di video animasi sbb.
 Contoh protokol kesehatan di sekolah era new normal dapat
dilihat pada banner sbb.
CONTOH PROTOKOL
KESEHATAN DI ERA
NEW NORMAL
PENILAIAN CS ADIWIYATA 2020

 Penilaian calon sekolah adiwiyata th 2020 ditingkat nasional ditiadakan.


 Penilaian calon sekolah adiwiyata th 2020 ditingkat provinsi melalui penilaian dokumen, tidak
ada ferifikasi lapangan.
 Dasar penilaian Permen LHK RI No P 52/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang gerakan Peduli
dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah (PBLHS) tentang Dasar Penilaian Adiwiyata, dan
 Permen LHK RI No P 53/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata
 Surat Kepala Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi LingkunganKLHK
Nomor: S.23/LATMAS/PGL/SDM.2/1/2020 tanggal17 Januari2020
terkaitKebijakanPelaksanaanPeraturanMenteriLHK tentangGerakanPBLHS
danPenghargaanAdiwiyata
KEPANJANGAN BBRP SINGKATAN

 Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah (PBLHS) adalah aksi kolektif
secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh Sekolah
 PRLH: Perilaku Ramah Lingkungan Hidup
 Laporan Evaluasi Diri Sekolah (Laporan EDS) adalah suatu dokumen yang berisi
hasil proses evaluasi yang bersifat internal dengan melibatkan pemangku kepentingan
untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan 8 standar nasional pendidikan.
 Identifikasi Potensi dan Masalah Lingkungan Hidup (IPMLH) adalah pemetaan
potensi dan masalah lingkungan hidup Sekolah dan lokal/daerah dengan
memperhatikan isu lingkungan hidup global.
DOKUMEN SEKOLAH ADIWIYATA

I. KOMPONEN PERENCANAAN PBLHS


 Kesesuaian Rencana Gerakan PBLHS dengan Laporan EDS dan hasil IPMLH
 Banyaknya Pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen Rencana Gerakan
PBLHS
 Kelengkapan Dokumen Satu KTSP (visi, misi, tujuan sekolah, dan Program
Pengembangan Diri) yang memuat Rencana Gerakan PBLHS
 Rencana gerakan PBLHS terintegrasi dalam RPP: jumlah aspek dan %RPP
II. PELAKSANAAN GERAKAN PBLHS

 Pembelajaran pada mata pelajaran, ekstrakurikuler, dan pembiasaan diri yang


mengintegrasikan Penerapan PRLH di sekolah: kebersihan, fungsi sanitasi, dan
drainase; pengelolaan sampah, penanaman dan pemeliharaan pohon/ tanaman, upaya
konservasi air dan energi, inovasi terkait Penerapan PRLH lainnya berdasarkan hasil
IPMLH.
 Penerapan PRLH untuk masyarakat sekitar sekolah dan/ atau di daerah: jml aksi,
kebersihan dan pengelolaan sampah
 Membentuk jejaring kerja dan komunikasi: jml jejaring dan media komunikasi
 Kampanye dan publikasi Gerakan PBLHS: jml kampanye dan publikasi
 Membentuk dan memberdayakan Kader Adiwiyata: % Kader Adiwiyata yang dibentuk
dan jumlah kegiatan pemberdayaan Kader Adiwiyata
III. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
GERAKAN PBLHS

 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Gerakan PBLHS: frekuensi


per tahun, dan % gerakan PBLHS yg terlaksana
 Pemantauan dan evaluasi melibatkan Kepala Sekolah, dewan pendidik, komite
sekolah, peserta didik, dan masyarakat: fihak yang terlibat
Aturan baru penilaian CS Adiwiyata 2020, menyebabkan 4 kabupaten di Prov. Jateng
tidak mengirimkan dokumen: Semarang, Brebes, Pemalang, dan Demak.
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN (PPLH)
UU 32 2009 TENTANG PPLH
 PPLH: upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi LH
dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau lerusakan LH, yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan
penegakan hukum.
 Pengertian ini terinternalisasi pada misi sekolah adiwiyaya, sebagai bagian dari ciri
kurikulum sekolah berbasis lingkungan, dan termasuk penilaian komponen:
perencanaan
LINGKUNGAN HIDUP

 LH adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya
SECARA EKOLOGIS
 Abiotik : Lingkungan tak hidup (tanah, air, udara): benda, daya, keadaan
 Biotik : makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia)
 Culture : Sosial budaya manusia
ABIOTIK: TANAH/ LAHAN SEKOLAH

 Lahan terbuka, tertutup tumbuhan sampai permukaan tanah, kecuali untuk fasilitas
jalan, lapangan upacara, tempat parkir
 Terawat dengan baik, bersih, indah.
 Drainase lancar karena ada biopori, sumur resapan, saluran air.
 Mengelola sampah, limbah, dan bahan pencemar lain
 Pengelolaan sampah scr kesinambungan
SAMPAH

 Pengelolaan sampah di sekolah dapat berlangsung dengan baik dan mencapai


tujuan yang diinginkan, apabila setiap kegiatan pengelolaan sampah mau mengikuti
cara-cara yang baik dan benar.
 Tahapan-tahapan pengelolaan sampah di sekolah mengikuti prinsip “3 R” yaitu
Reduce, Reuse, & Recycle. Yang paling mudah dan murah adalah reduce dan reuse.
 Melakukan upaya2 daur ulang sampah: komposting, pupuk organik cair,
pemanfaatan plastik bekas, dll.
 Melakukan berbagai upaya mengurangi timbunan sampah seminimal mungkin
 Melibatkan semua warga sekolah
ABIOTIK: AIR

 Pengelolaan air/ konservasi air di sekolah sangat penting dilakukan dalam upaya menjaga
lingkungan sekolah sehat.
 Ketersediaan air bersih di sekolah sangat diperlukan dalam jumlah yang relatif banyak, apalagi
pada masa pandemi covid 19.
 Sumber air bersih yang digunakan bagi pemenuhan kebutuhan warga sekolah dapat berasal dari
air PDAM, sumur gali, sumur pompa, atau sumber mata air, yang dialirkan bagi sekolah-sekolah
yang terletak di pegunungan.
 Sekolah-sekolah dapat melakukan inovasi teknologi pengelolaan air limbah, sehingga air bersih
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sekolah menggunakan kembali air yang sudah dipakai
setelah melalui proses pengolahan.
 Pemanenan air hujan perlu dilakukan oleh sekolah-sekolah yang kekurangan air di saat musim
kemarau, terutama jika kontur lahan terassering, atau sekolah bertingkat
PEMANENAN AIR HUJAN
ABIOTIK: UDARA

 Menjaga kualitas udara tetap bersih dengan menanan tanaman hijau: pembibitan,
penanaman, perawatan/ pemeliharaan
 Bebas polutan udara: asap, suara bising, debu dan partikel udara lainnya dari hasil
pembakaran sampah dan bahan bakar fosil. Beberapa sekolah membuat aturan
matikan mesin saat masuk area sekolah, 1 motor berdua.
 Minimalisir penggunaan kipas angin, AC, manfaatkan udara segar dengan ventilasi
yg baik
 Penggunaan kipas angin dan AC pada ruangan dengan ventilasi kurang baik justru
mempermudah penyebaran kuman/ virus
ENERGI

 Pengelolaan penggunaan energi di sekolah sangat penting agar proses pembelajaran


dapat berjalan dengan baik.
 Cara-cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengelolaan energi di sekolah,
misalnya melalui penggunaan cahaya matahari secara maksimal untuk menerangi
ruang, menghemat energi listrik dan upaya2 yg lain (> 7 upaya).
 Tunjukkan rekening pembayaran listrik sbg indikator keberhasilan mengelola
energi
BIOTIK TUMBUHAN

 Sekolah sebagai tempat belajar perlu memiliki halaman sekolah yang bersih dan hijau
agar tercipta suasana belajar yang nyaman.
 Untuk sekolah dengan lahan yg luas, tanaman sebaiknya ditanam di tanah, sehingga
memiliki fungsi ganda yaitu sebagai sumber oksigen dan penyerap air/ penyimpan air
tanah.
 Untuk keperluan sekolah adiwiyata, pengelolaan tanaman dapat dilakukan di green house,
taman toga, dan tanaman pagar. Jika lahan sekolah terbatas, penanaman secara vertikal
juga sangat disarankan.
 Untuk pembelajaran siswa dalam wirausaha, dapat dilakukan pula penanaman secara
hidroponik, pertanian organik,
 Pengelompokan tanaman berdasarkan taksonomi, sangat bagus sebagai sumber belajar
CULTURE: SOSIAL

 Sosial budaya dan perilaku manusia: siswa, guru, dan seluruh warga yang ada di
sekolah
 Wajib mengikuti tata tertib sekolah dan protokol kesehatan
 Wajib mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid 19/ era
Normal Baru, seperti social mixing/ social distancing, pakai masker, sering cuci
tangan pakai sabun, dll.
 Di beberapa provinsi, sudah melakukan uji coba membuka sekolah dengan protokol
kesehatan yang ketat.
SOCIAL MIXING

 Kajian social mixing membantu menilai dan mengidentifikasi risiko transmisi dalam
masyarakat. Ada 2 alasan utama yg menentukan peluang terjadi penularan dalam social
mixing yaitu kontak sosial; peluang bahwa si A ketemu si B dan; kontak fisik (erat) selama
pertemuan tersebut.
 Untuk memahami pengaruh social mixing terhadap proses penularan penyakit maka perlu
dibagi dalam klaster-klaster, lokasi kontak dan besar kecilnya kontak fisik, seperti yg
terlihat pada tabel berikut:
 Tipologi Social mixing penularan penyakit di masyarakat

Kluster Lokasi Kontak Kontak Fisik (%)


Keluarga Rumah 73,3
Sekolah dan tempat kerja Tempat kerja 55,8
Sekolah Formal 71,1
Pra-sekolah 73.3
Tempat Olahraga 53.8
Transportasi Mobil 25,8
Transportasi umum 8,3
Tempat belanja Ruang Publik 28,3
Toko klontong 8,3
Mall 18,0
Restoran 30,8
Relasi Sosial Teman dan saudara 80,1

Sumber : Sebong H.P


(2020)
 Penyakit menular memiliki resiko penularan yg bervariasi di masyarakat. Contoh :
kontak fisik di rumah jauh lebih besar dp di toko klontong akibat struktur sosial yg
berbeda dan pola social mixing di lokasi tersebut.
 Dalam social mixing ada beberapa kondisi yang mempengaruhi penularan penyakit
seperti kontak erat, durasi kotak, frekuensi kontak. Kontak yg lebih erat, durasi yg
lama dan sering akan membawa resiko penularan yg lebih besar.(Stromgren et.al 2017
dalam Sebong P.H)
 Deskripsi yg tepat tentang variasi kontak dlm social mixing penting untuk pelacakan
kontak selama wabah berlangsung.
 Saat ini WHO mengakui bahwa Covid 19 dapat menular tidak hanya melalui droplet tetapi dpt
melalui aerosol /airborne khusunya di ruangan tertutup. Ini yang menimbulkan penularan masal.
 Aerosol dapat melayang-layang di udara di dlm ruangan yg ventilasinya buruk dan ini dihirup oleh
orang-orang yg ada di dalam ruangan tsb.
 Virus covid 19 dapat hidup 8 jam di udara (direktur lembaga Eijkman)
 Resiko tertular sangat tinggi pada ruang tertutup seperti kantor, tempat ibadah, aula bioskop, gym
atau theater.
 Tempat lain yg beresiko sangat tinggi adalah : konferensi/pertemuan bisnis, sekolah, tempat kerja,
pesta/acara pernikahan,.
 Tempat yg beresiko tinggi adalah : restoran, WC dan fasilitas umum dan aktivitas di dalam ruang.
(http://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/faq.html)

Anda mungkin juga menyukai