Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah (PBLHS) adalah aksi kolektif
secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh Sekolah
PRLH: Perilaku Ramah Lingkungan Hidup
Laporan Evaluasi Diri Sekolah (Laporan EDS) adalah suatu dokumen yang berisi
hasil proses evaluasi yang bersifat internal dengan melibatkan pemangku kepentingan
untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan 8 standar nasional pendidikan.
Identifikasi Potensi dan Masalah Lingkungan Hidup (IPMLH) adalah pemetaan
potensi dan masalah lingkungan hidup Sekolah dan lokal/daerah dengan
memperhatikan isu lingkungan hidup global.
DOKUMEN SEKOLAH ADIWIYATA
LH adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya
SECARA EKOLOGIS
Abiotik : Lingkungan tak hidup (tanah, air, udara): benda, daya, keadaan
Biotik : makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia)
Culture : Sosial budaya manusia
ABIOTIK: TANAH/ LAHAN SEKOLAH
Lahan terbuka, tertutup tumbuhan sampai permukaan tanah, kecuali untuk fasilitas
jalan, lapangan upacara, tempat parkir
Terawat dengan baik, bersih, indah.
Drainase lancar karena ada biopori, sumur resapan, saluran air.
Mengelola sampah, limbah, dan bahan pencemar lain
Pengelolaan sampah scr kesinambungan
SAMPAH
Pengelolaan air/ konservasi air di sekolah sangat penting dilakukan dalam upaya menjaga
lingkungan sekolah sehat.
Ketersediaan air bersih di sekolah sangat diperlukan dalam jumlah yang relatif banyak, apalagi
pada masa pandemi covid 19.
Sumber air bersih yang digunakan bagi pemenuhan kebutuhan warga sekolah dapat berasal dari
air PDAM, sumur gali, sumur pompa, atau sumber mata air, yang dialirkan bagi sekolah-sekolah
yang terletak di pegunungan.
Sekolah-sekolah dapat melakukan inovasi teknologi pengelolaan air limbah, sehingga air bersih
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sekolah menggunakan kembali air yang sudah dipakai
setelah melalui proses pengolahan.
Pemanenan air hujan perlu dilakukan oleh sekolah-sekolah yang kekurangan air di saat musim
kemarau, terutama jika kontur lahan terassering, atau sekolah bertingkat
PEMANENAN AIR HUJAN
ABIOTIK: UDARA
Menjaga kualitas udara tetap bersih dengan menanan tanaman hijau: pembibitan,
penanaman, perawatan/ pemeliharaan
Bebas polutan udara: asap, suara bising, debu dan partikel udara lainnya dari hasil
pembakaran sampah dan bahan bakar fosil. Beberapa sekolah membuat aturan
matikan mesin saat masuk area sekolah, 1 motor berdua.
Minimalisir penggunaan kipas angin, AC, manfaatkan udara segar dengan ventilasi
yg baik
Penggunaan kipas angin dan AC pada ruangan dengan ventilasi kurang baik justru
mempermudah penyebaran kuman/ virus
ENERGI
Sekolah sebagai tempat belajar perlu memiliki halaman sekolah yang bersih dan hijau
agar tercipta suasana belajar yang nyaman.
Untuk sekolah dengan lahan yg luas, tanaman sebaiknya ditanam di tanah, sehingga
memiliki fungsi ganda yaitu sebagai sumber oksigen dan penyerap air/ penyimpan air
tanah.
Untuk keperluan sekolah adiwiyata, pengelolaan tanaman dapat dilakukan di green house,
taman toga, dan tanaman pagar. Jika lahan sekolah terbatas, penanaman secara vertikal
juga sangat disarankan.
Untuk pembelajaran siswa dalam wirausaha, dapat dilakukan pula penanaman secara
hidroponik, pertanian organik,
Pengelompokan tanaman berdasarkan taksonomi, sangat bagus sebagai sumber belajar
CULTURE: SOSIAL
Sosial budaya dan perilaku manusia: siswa, guru, dan seluruh warga yang ada di
sekolah
Wajib mengikuti tata tertib sekolah dan protokol kesehatan
Wajib mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid 19/ era
Normal Baru, seperti social mixing/ social distancing, pakai masker, sering cuci
tangan pakai sabun, dll.
Di beberapa provinsi, sudah melakukan uji coba membuka sekolah dengan protokol
kesehatan yang ketat.
SOCIAL MIXING
Kajian social mixing membantu menilai dan mengidentifikasi risiko transmisi dalam
masyarakat. Ada 2 alasan utama yg menentukan peluang terjadi penularan dalam social
mixing yaitu kontak sosial; peluang bahwa si A ketemu si B dan; kontak fisik (erat) selama
pertemuan tersebut.
Untuk memahami pengaruh social mixing terhadap proses penularan penyakit maka perlu
dibagi dalam klaster-klaster, lokasi kontak dan besar kecilnya kontak fisik, seperti yg
terlihat pada tabel berikut:
Tipologi Social mixing penularan penyakit di masyarakat