Anda di halaman 1dari 9

Assalamualaikum wr wb

Nama kelompok :

1. Dewi anggun (09)


2. Diana puspita sari (11)
3. Fara zahro A (14)
4. Jasmine Natasya (16)
5. Anandya shinta Nur A (39)
Kasus pelanggaran hak warga negara
Tingginya Angka Putus Sekolah jadi Kendala Wajib Belajar 12 Tahun

Indonesia memiliki program Wajib Belajar (Wajar) 12 Tahun. Program ini mewajibkan anak bangsa bisa melanjutkan
sekolah hingga SMA dan SMK . Pemerintah melalui Kemendikbud juga telah meluncurkan program ini pada tahun
pelajaran 2015/2016.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen
Kemendikbud) , Hamid Muhammad menyatakan untuk mencapai program Wajar 12 Tahun memang tidak mudah. Menurut
dia, salah satu kendala yang dihadapi adalah tingginya angka putus sekolah di tingkat sekolah menengah.

Hamid mengungkapkan , sebanyak delapan persen anak Indonesia yang berhasil menyelesaikan sekolah menengah pertama
(SMP) . Namun ,sejumlah siswa itu malah tidak mampu melanjutkan pedidikannya ke tingkat selanjutnya.

Menurut Hamid, penyebab munculnya angka itu memiliki banyak factor. Pertama , kata dia, terkait dengan masalah
kesejahteraan keluarga .
Selain itu , Hamid menjelaskan , rendahnya harapan siswa dan orang tua juga menjadi salah satu factor kuat penyebab
putusnya sekolah. Mereka , lanjut dia, memiliki harapan kecil terhadap efektifitas sekolah sekolah dalam meningkatkan
kesempatan kerja.

Kebanyakan anak dan orang tua di Indonesia, Hamid mengungkapkan , mereka lebih berfikir bahwa pendidikan tidak
memiliki relevansi dan manfaat yang kuat baginya. Oleh karena itu , para orang tua pun tidak menyekolahkan anak mereka .
Mereka lebih memilih anaknya untuk bekerja daripada melanjutkan sekolah.

“Kondisi seperti ini jelas tidak mudah”, ujar Hamid kepada wartawan di Kantor Kemendikbud , Jakarta , Jum’at.
1. Mengapa factor ekonomi dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya angka putus sekolah?
 Kerena factor Ekonomi seringkali dianggap sebagai penyebab utama masalah yang timbul kerena dalam keluarga yang
tidak mampu cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup, sehingga anak sering
dilibatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan anak yang merasa terbebani dapat mengatasi masalah
ekonomi ini. Mengganggu kegiatan belajar serta kesulitan mengikuti pelajaran . Kurangnya perhatian dari orangtua , justru
akan menimbulkan banyak masalah.

2. Apabila dikaitkan dengan pancasila , kasus tersebut merupakan ketidaksesuaian dari sila keberapa?
Berikan alasannya!
 Sila kelima , fenomena putus sekolah pada dasarnya diakibatkan tidak adanya/ terputusnya akses masyarakat untuk
memperoleh pendidikan . Sementara kelompok masyarakat yang lain dapat menikmati akses ini. Kejadian ini berlawanan
dengan semangat keadilan social yang termaktub dalam sila kelima pancasila.

3. Adakah factor lain selain factor ekonomi yang menjadi penyebab meningkatnya angka putus
sekolah ? Apabila ada, apa saja factor tersebut?
 1. tidak ada motivasi yang tumbuh dari hati si pelajar, 2. tidak ada dorongan untuk menggapai ilmu setinggi tingginya , 3.
kurangnya akses pelajar untuk menuntut ilmu contohnya jauhnya lokasi rumah dengan sekolah, 4. salah pergaulan .
4. Pada saat ini , pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi
permasalahan ini, di antaranya dengan memberikan bantuan operasional sekolah, beasiswa, sekolah
gratis, dan sebagainya. Menurut anda , apakah upaya pemerintah tersebut sudah berhasil?
Kemukakan indicator keberhasilannya.
 Menurut saya sudah berhasil tetapi tidak merata. Pemerintah melontarkan biaya yang terbilang sengat besar guna
memberikan akses pembelajaran bagi masyarakat indonesia khususnya beasiswa indikatornya adalah banyak orang hebat
yang lulus dari perguruan tinggi ternama dengan bantuan beasiswa dan mereka semua yang akan membangun indonesia
menjadi lebih hebat.

5. Selain pemerintah, siapa lagi yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah ini ? Apa saja peran
yang bisa ditampilkannya?
 Selain pemerintah, yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah rendahnya jumlah peserta didik adalah orangtua ,
peserta didik, pihak sekolah dan masyarakat.
1. Peran orang tua : mendorong , memotivasi dan memfasilitasi agar anak bisa senang bersekolah
2. Peran peserta didik : selalu semangat belajar dengan keras agar cita citanya tercapai.
3. Peran pihak sekolah : menyediakan tempat pendidikan yang ideal dan menyenangkan bagi anak
4. Peran masyarakat : sebagai pengawas dan pendorong anak-anak yang putus sekolah agar kembali ke bang sekolah
6. Apa solusi yang anda ajukan untuk mengatasi masalah ini ? Bagaimana strateginya supaya solusi itu
berhasil?
 * Solusinya : memberikan pemahaman kepada anak yang putus sekolah bahwa sekolah adalah jembatan untuk
menggapai masa depan.
* Strateginya : dengan membrikan motivasi bahwa sekolah itu menyenangkan ,bahkan sekolah disesuaikan dengan
bakat dan minat kita sendiri.

7. Kemukakan bentuk pelanggaran hak warga Negara yang pernah terjadi di daerahmu. Bagaimana
solusi untuk menyelesaikannya ?
 * Pelanggaran hak warga Negara yang pernah terjadi didaerah saya antara lain :
a) Kasus perundungan sesame anak sekolah
b) Pengucilan warga karena dianggap meresahkan
c) Perkelahian antar warga
* Solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :
d) Sosialisasi hokum dan perundang – undangan
e) Penegakan hokum
f) Musyawarah dengan jalan kekeluargaan
Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai