• KETERANGAN
• TK/... Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan
anggota keluarga;
• K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota
keluarga;
• K/I/... Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang
penghasilannya digabung dengan
• Penghitungan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan
menurut keadaan Wajib Pajak pada awal tahun pajak atau pada awal
bagian tahun pajak.
Paling banyak 3 (tiga) orang dan menjadi tanggungan sepenuhnya bagi Wajib Pajak
a. Belum dewasa,
ANAK ANGKAT b. Menjadi tanggungan sepenuhnya
(tinggal bersama-sama Wajib Pajak)
(S-112/PJ.41/1995)
TARIF PAJAK
NO LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF
1. s.d. Rp 50.000.000 5%
Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah
Penghasilan Tidak Kena Pajak. Di samping untuk dirinya, kepada Wajib Pajak
yang sudah kawin diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
dan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Dalam hal Wajib Pajak orang Pribadi mempunyai beberapa jenis kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas dan/atau
beberapa tempat usaha dan/atau pekerjaan bebas maka pencatatan dibuat secara terpisah untuk masing-masing jenis
kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas, dan/atau beberapa tempat usaha dan/atau pekerjaan bebas.
Wajib Pajak orang pribadi wajib menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas, baik mengenai peredaran dan/atau penerimaan bruto maupun mengenai pembelian, biaya usaha, dan pengeluaran
lainnya
TARIF NORMA
KEP-536/PJ/2000
Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun dikenai
PPh final dengan tarif sebesar 1% (satu persen) dari jumlah peredaran
bruto setiap bulan dari setiap tempat usaha
Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif 1% (satu persen)
dikalikan dengan dasar pengenaan pajak, yaitu jumlah peredaran bruto
setiap bulan dari setiap tempat usaha
SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
SPT 1770
(SPT PPh WP Orang Pribadi)
Mengisi status perpajakan suami-isteri pada identitas Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut:
KK yaitu suami-isteri yang tidak menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan
secara terpisah. Isteri dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan NPWP
suami atau kepala keluarga
HB yaitu penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah karena suami-isteri telah hidup berpisah
berdasarkan putusan hakim.
PH yaitu penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah karena dikehendaki secara tertulis oleh
suami-isteri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.
MT yaitu penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah karena dikehendaki oleh isteri yang memilih
untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.
Wajib Pajak yang telah Kawin
Mengisi NPWP isteri atau suami pada identitas Wajib Pajak, dalam hal Wajib Pajak
telah kawin dengan status perpajakan suami-isteri HB, PH atau MT.
1770 1770 S
Wajib Pajak yang telah Kawin
Status Perpajakan Kewajiban Penghitungan PPh dan
Suami-Isteri Pelaporan SPT Tahunan PPh
Alat Transportasi:
041 : sepeda
042 : sepeda motor
043 : mobil
049 : alat transportasi lainnya
Kode Harta
1770 1770 S
SPT 1770 SS
(SPT PPh WP Orang Pribadi Sangat Sederhana)
Contoh 1 :
Seorang Wajib Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto Tahun Pajak
2015 sebesar Rp96.800.000. Wajib Pajak berstatus kawin dan mempunyai 3 (tiga)
orang anak, sedangkan isterinya tidak mempunyai penghasilan sendiri.
Jawab :
Contoh 2 :
Wajib Pajak A seorang dokter yang membuka praktik di rumah dan pada tahun 2014 berdasarkan
norma penghitungan penghasilan neto memperoleh penghasilan neto sebesar Rp195.000.000
(seratus sembilan puluh lima juta rupiah) mempunyai seorang isteri yang menjadi pegawai
dengan penghasilan neto tahun 2014 sebesar Rp130.000.000 (seratus tiga puluh juta rupiah).
Selain menjadi pegawai, isteri A juga menjalankan usaha salon kecantikan dengan peredaran
bruto tahun 2014 sebesar Rp350.000.000 (tiga ratus lima puluh juta rupiah). Peredaran bruto dari
usaha salon tahun 2013 adalah sebesar Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
Studi Kasus
Jawab Contoh 3 :
Dalam hal Wajib Pajak A dan isterinya mengadakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
secara tertulis (PH) atau jika isteri A menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri (MT) maka penghitungan pajak bagi A dan isterinya adalah sebagai berikut:
a.Penghasilan isteri dari usaha salon untuk tahun pajak 2014 tidak digabung karena merupakan objek
Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan peredaran usaha tahun sebelumnya (2013) yang
tidak lebih dari Rp4.800.000.000 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
b.Penghasilan neto isteri sebesar Rp130.000.000 digabungkan dengan penghasilan neto A sebesar
Rp195.000.000 sehingga jumlah penghasilan neto suami-isteri menjadi Rp325.000.000
c.Misalnya, atas jumlah penghasilan neto suami-isteri sebesar Rp325.000.000 tersebut pajak yang
terutangnya adalah sebesar Rp37.075.000 (tiga puluh tujuh juta tujuh puluh lima ribu rupiah) maka
untuk masing-masing suami dan isteri pengenaan pajaknya dihitung sebagai berikut:
- Suami: 195.000.000 x Rp37.075.000 = Rp22.245.000
325.000.000
- Isteri : 130.000.000 x Rp37.075.000 = Rp14.830.000
325.000.000
Pada SPT Suami, Bagian C ini diisi jumlah penghasilan neto isteri sebesar Rp130.000.000,-, sedangkan pada SPT Isteri, Bagian
C ini diisi jumlah penghasilan neto suami sebesar Rp195.000.000,-.
Deskripsi Studi Kasus
A. Informasi Umum
Pada tanggal 24 Januari 2015, Dokter Ahmad Jalal seorang Wajib Pajak yang berprofesi
sebagai dokter anak dengan status Menikah memiliki anak, Si Jahir 1 orang baru usia
10 hari, Anak angkat 1 orang, Si Javeda usia 6 bulan, dan memiliki seorang anak tiri, Si
Salim usia 2 tahun dari istri atas pernikahannya yang sebelumnya serta memiliki mertua
(pensiunan), Si Maham usia 75 tahun yang sepenuhnya ditanggung oleh Bapak Dokter.
Dokter bertempat tinggal di Denpasar dengan NPWP 05.321.616.6-901.000.
Penghasilan yang diterima selama tahun 2014 diperoleh dari beberapa sumber yaitu
penghasilan jasa dokter dari praktek di Rumah Sakit Medika Utama, penghasilan dari
praktek dokter di klinik pribadinya yang berlokasi di Denpasar, dan penghasilan dari
usaha apotek yang dimilikinya. Ahmad Jalal telah mengajukan ijin menyampaikan surat
pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk perhitungan
PPh Tahun Pajak 2014 ke KPP Pratama Denpasar Barat.
Deskripsi Studi Kasus
B. Data-Data
Selama tahun pajak 2014 penghasilan yang diterima adalah sebagai berikut:
Data pembayaran PPh yang dibayar sendiri dan PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak
lain sebagai berikut:
a.Bukti Potong PPh Pasal 21 atas Penghasilan Jasa Dokter di RS Medika Masa Januari
s.d Desember 2014 adalah Rp 11.500.000;
b.Bukti setoran PPh Pasal 25 Masa Januari s.d Desember 2014 adalah Rp 5.000.000.
c.Istri Bapak Dokter, Ibu Joda punya NPWP sendiri (24.123.456.7-901.000), bekerja di PT
ABC Aja NPWP 01.222.555.6-901.000 dengan mendapatkan bukti potong A1 tahun 2014
berisi info Penghasilan Netto Rp 110.000.000 PPh Pasal 21 dipotong sebesar Rp
11.500.000
Deskripsi Studi Kasus
B. Data-Data
Peredaran bruto atas usaha apotek selama tahun 2013 adalah sebesar
Rp1.450.000.000,00. Sehingga sejak masa Januari 2014 atas usaha apotek tersebut
termasuk dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final menurut Peraturan Pemerintah
nomor 46 Tahun 2013. Pajak Penghasilan yang dibayar adalah sebagai berikut:
Deskripsi Studi Kasus
B. Data-Data
Data-data lain selama tahun 2014 sebagai berikut:
membayar zakat melalui Badan Amil Zakat sebesar Rp16.500.000,00;
Daftar harta dan kewajiban
Da fta r Ha rta & Ke w a jib a n Pa d a a khir Ta hun 2014
No Ura ia n Ase t Nila i Pe ro le ha n (Rp ) Ta hun Pe ro le ha n
1 Ru m a h 45/ 150 m 2 d i J a la n
Bu n g To m o De n p a sa r 550.000.000 2005
2 Ta n a h 200 m 2 d i J im b a ra n 300.000.000 2007
3 M o b il 225.000.000 2010
4 Ta b u n g a n d i Ba n k Ha ra p a n 40.000.000 2009
C a b a n g De n p a sa r
5 De p o sito d i Ba n k M u lia 175.000.000 2012
C a b a n g De n p a sa r
6 Pin ja m a n d i Ba n k Be NI Rp 150.000.000 2012
200.000.000
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara
benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.
Pembahasan Studi Kasus
Menghitung PPh yang terutang untuk tahun pajak 2014
No. Ur aian Jum lah (Rp)
F. PPh Te r utang
a. 5% x 50.000.000 2.500.000
b. 15% x 186.105.000 27.915.750
PPh yang te r utang Gabungan 30.415.750
Studi Kasus