Anda di halaman 1dari 13

Diskusi Topik

Liken Simpleks
Kronis

NOVI
YUNIARSIH
I11109047
Definisi
 Liken Simpleks Kronis atau juga dikenal dengan
Neurodermatitis Sirkumskripta adalah peradangan kronis
pada kulit, gatal, sirkumskripta dan khas ditandai dengan
likenifikasi
 Likenifikasi timbul sebagai respon dari kulit akibat gosokan
atau garukan yang berulang-ulang karena berbagai
rangsangan pruritogenik
Epidemiolog
i Umumnya terjadi pada orang dewasa

 Jarang ditemukan pada anak-anak
 Lebih banyak pada wanita dibandingkan
pria
 Insiden tertinggi pada bangsa ras Asia
Etiolog
i Belum diketahui secara pasti

 Namun beberapa faktor dapat mendorong terjadinya rasa
gatal pada penyakit ini:
1. faktor eksterna:
a. Lingkungan
b. Gigitan serangga
2. Faktor interna:
a. Dermatitis atopik
b. Psikologis
Patogenesi
s Pruritus memainkan peran
 sentral dalam timbulnya pola
reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis.

 Hipotesis mengenai pruritus dapat karena adanya penyakit


yang mendasarinya misalnya gagal ginjal kronik, obstruksi
saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroid, dermatitis,
gigitan serangga, dan aspek psikologi dengan tekanan emosi
Pada prurigo nodularis:
 Eosinofil meningkat
 Eosinofil berisi protein X dan protein kationik yg
dapat menimbulkan degranulasi sel mast
 Jumlah sel langerhans juga bertambah banyak
 Jumlah saraf yang berisi CGRP (Calcitonin gene-related peptide)
dan SP (Substance P) meningkat di dermis
 CGRP dan SP melepaskan histamin dari sel mast
yang selanjutnya akan memicu pruritus
Pemeriksaan
kulit
 Predileksi: punggung, leher dan ekstremitas
terutama pergelangan tangan, kaki, lutut serta bokong.
 Efloresensi: papula miliar, likenifikasi dan
hiperpigmentasi, skuama dan kadang-kadang ekskoriasi.
Gejala
klinik
 Gatal
 Gatal tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk
 Pasien merasa nyaman setelah digaruk  luka, rasa
gatal hilang sementara (diganti dengan rasa nyeri)
Diagnosis
banding
 Psoriasis  eritem berbatas tegas, skuama putih mengkilat
dan berlapis-lapis
 Tinea korporis  pemeriksaan mikroskop ada elemen jamur

 Prurigo nodularis  kelainan kulit berbats tegas,


bagian pinggir aktif dan tengah relatif tenang
Tatalaksan
aNonmedikamentosa:

1. Hindari menggaruk lesi
2. Hindari gigitan
serangga
 Medikamentosa:
1. Antipruritus: antihistamin yang efek sedatif
mempunyai
(prometazin, difenhidramin, hidroksizin).
topikal yang dapat diberikan yaitu krim doxepin 5% jangka
Antihistamin
pendek (maksimal 8 hari)
2. Kortikosteroid topikal: kortikosteroid poten atau
suntikan intralesi
3. UVB (Ultraviolet B) atau PUVA (Psoralen Ultraviolet A)
Prognosis
 Tergantung penyebab pruritus
 Psikologik penderita
Sumber
bacaan:
 Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Kelima. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
 Siregar, RS. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi
2.
EGC. Jakarta.
 Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ,editor. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine. Edisi ke-7. NewYork: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai