Anda di halaman 1dari 17

TINDAKPIDANA KORUPSI DAN P

ENGENDALIAN KORUPSI

Kelompok 4
1.Deviyanti Agustin
2.Dwi Kristianti
3.Febriyanti Shoolihah
4.Siska Nurul

Dosen pembimbing : Drs. H. Nasihin.M.Kes 1


Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Let’s Begin Now!


Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discoun
t), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalana
n wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik y
ang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. .

2
Peraturan yang Mengatur Gratifikasi

Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/


2001, berbunyi
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau p
enyelenggara negara dianggap pemberian sua
p, apabila berhubungan dengan jabatannya da
n berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,

3
Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara pal
ing singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana dend
1 a paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar: 

2 Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerim


a hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga ha
Penjelasan Aturan Huk diah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan ag
3
um ar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan
nya, yang bertentangan dengan kewajibannya
Pasal 12 UU No. 20/200
4
1: Pegawai negeri atau penyelenggara negara yan
g dengan maksud menguntungkan diri sendiri a
5
tau orang lain secara melawan hukum, atau den
gan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
6 seseorang memberikan sesuatu, membayar, ata
u menerima bayaran dengan potongan, atau unt
uk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
4
SANKSI
Pasal 12B ayat (2) UU no. 31/1999 jo UU No. 20/
2001
Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling
singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pid
ana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling b
anyak Rp 1 miliar.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 5
Add an image
GRATIFIKASI
1
pemberian dalam arti lias yakni meliputi pemberian ua
Perbedaan Gratifikasi,, ng, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bu

Pemerasan dan Suap nga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan w


isata, pengobatan cuma cuma dan fasilitas lainnya. Tuju
an untuk pemberian hadiah dll.

3 SUAP
penyuapan adalah bentuk pemberian yang dilakukan oleh k
orporasi atau pihak swasta berupa pemberian barang, uan
g, janji dan bentuk lainnya yang bertujuan untuk mempeng
aruhi pengambilan keputusan dari pihak penerima suap

4 PEMERASAN
pegawai negri dan penyelenggaraan negara (berperan aktif) melakukan
pemerasan kepada orang atau korporasi tertentu yang memerlukan pel
ayanan. Pasal 12 E Undang-Undang tipikor : Pegawai negara yang denga
n maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseor
ang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran den
gan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya. 6
PRINSIP-PRINSIP DALAM GRATIFIKASI

TRANSPARAN PERLINDUNGAN UMUM

AKUNTABILITAS PERLINDUNGAN BAGI


PELAPOR
KEPASTIAN HUKUM

KEMANFAATAN

INDENPENDENSI

7
SEJARAH GRATIFIKASI

Gratifikasi merupakan pemberian dalam arti luas. Pengaturan dan penyebutan gratifikasi secara
spesifik dikenal sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan a
tas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU
Tipikor). Undang-undang memberikan kewajiban bagi pegawai negeri atau penyelenggara negar
a untuk melaporkan pada KPK setiap penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan
dan berlawanan dengan tugas atau kewajiban penerima. Jika gratifikasi yang dianggap pemberia
n suap tersebut tidak dilaporkan pada KPK, maka terdapat resiko pelanggaran hukum baik pada
ranah administratif ataupun pidana.
Berikut sejumlah argumentasi hukum yang menegaskan bahwa delik
gratifikasi bukanlah suap, yaitu:

Gratifikasi merupakan jenis tindak pidana baru. Hal ini ditegaskan pada sambutan
pemerintah atas persetujuan RUU tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Rapat Paripurna
Terbuka DPR-RI tanggal 23 Oktober 2001
“Dalam rancangan undang-undang ini diatur ketentuan mengenai gratifikasi sebagai tindak
pidana baru. Gratifikasi tersebut dianggap suap apabila berhubungan dengan jabatan dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya sebagai pegawai negeri ataU
penyelenggara Negara. Namun gratifikasi tersebut tidak dianggap suap apabila penerima

gratifikasi melapokan pada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu yang
ditentukan dan apabila tidak melaporkan dianggap suap. Dalam sistem pelaporan ini,
untuk menentukan ada atau tidaknya tindak pidana suap tersebut, penerima gratifikasi yang
nilainya Rp10.000.000,00 atau lebih, pembuktian bahwa pemberian bukan suap dilakukan
oleh penerima Gratifikasi, tetapi yang nilainya kurang dari Rp10.000.000,00 pembuktian
bahwa gratifikasi sebagai suap dilakukan oleh penuntut umum ”
The Power of PowerPoint | thepopp.com 9
Penolakan atas penerimaan gratifikasi tersebut, pe
rlu dilaporkan oleh pegawai negeri/penyelenggara
negara ke instansinya atau KPK. Pencatatan atau p

PENOLAKAN elaporan atas penolakan dapat berguna sebagai al


at pemutus keterkaitan antara pegawai negeri/pen
yelenggara negara dengan pihak pemberi. Dalam h
GRATIFIKASI al pihak pemberi dinilai telah memenuhi unsur sua
p dan diproses sesuai hukum yang berlaku,
maka keberadaan pencatatan atas penolakan pene
rimaan menjadi penting untuk memperlihatkan ad
anya itikad baik dari pegawai negeri/penyelenggara
negara dalam menangkal upaya suap

kepada  dirinya. Dari aspek pemberi, pihak pember


i tetap dapat dijerat meskipun pegawai negeri men
olak atau tidak menerima. 10
contoh-contoh gratifikasi yang berkembang dalam praktik
yang wajib dilaporkan oleh penerima gratifikasi pada KPK,
antara lain gratifikasi yang diterima:

terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat

Terkait dengan tugas dalam proses penyususan anggaran

 terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit, monitoring dan evaluasi.

 terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas (note: di luar penerimaan yang sah/resmi 


dari instansi PN/Pn).
dalam proses penerimaan/promosi/mutasi pegawai.
 dalam proses komunikasi, negosiasi dan pelaksanaan kegiatan dengan pihak lain terkait dengan pelaksanaan tugas dan  kewenangannya.
sebagai akibat dari perjanjian kerjasama/kontrak/kesepakatan dengan pihak lain yang bertentangan dengan  undang-undang.

sebagai ungkapan terima kasih sebelum, selama atau setelah proses pengadaan barang dan jasa.

dari Pejabat/pegawai atau Pihak Ketiga pada hari rayakeagamaan.

dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban/tugasnya
Karakteristik gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan secar
a umum adalah:

Icon Icon Icon Icon

Berlaku umum Tidak bertentangan Dipandang Bentuk pemberian

yaitu suatu kondisi pemberi Tidak bertentangan Dipandang sebagai wujud Merupakan bentuk pemberi
an yang diberlakukan sama dengan peraturan p ekspresi, keramah-tamaha an yang berada dalam ranah
dalam hal jenis, bentuk, per n, penghormatan dalam h
erundang-undanga adat istiadat, kebiasaan, dan
syaratan atau nilai, untuk se ubungan sosial antar sesa
mua peserta dan memenuhi
n yang berlaku. ma dalam batasan nilai ya
norma yang hidup di masyar
prinsip kewajaran atau kepa ng wajar. akat dalam batasan nilai yan
tutan g wajar.
13
Bentuk-bentuk gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan, meliputi:

1. pemberian karena hubungan keluarga sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan.

2. hadiah (tanda kasih) dalam bentuk uang atau barang yang memiliki nilai jual dalam penyelenggaraan pesta pernikaha
n, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dll
3.  pemberian terkait dengan Musibah atau Bencana yang dialami oleh penerima, bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau an
ak penerima gratifikasi paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
4. pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun dll
5. pemberian sesama rekan kerja tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang (cek, bilyet gori, saham, dep
osito, voucher, pulsa, dan lain-lain) paling banyak Rp200.000,00
6. prestasi akademis atau non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan a
tau kompetisi tidak terkait kedinasan.
7.  keuntungan atau bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku umum.

8. seminar kit yang berbentuk seperangkat modul dan alat tulis serta sertifikat yang diperoleh dari kegiatan resmi kedinas
an seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku umum.
9. penerimaan hadiah atau tunjangan baik berupa uang atau barang yang ada kaitannya dengan peningkatan prestasi ker
ja yang diberikan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PERLINDUNGAN TERHADAP PELAPOR GRATIFIKASI

Pelapor gratifikasi mempunyai hak untuk diberikan perlindungan secara hukum. Menurut Pasal 15 UU
KPK, KPK wajib memberikan perlindungan terhadap Saksi atau Pelapor yang telah menyampaikan
laporan atau memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi. Selain itu,
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Lembaga
Perlindungan Saksi Korban (LPSK) mempunyai tanggung jawab untuk memberikan perlindungan dan
bantuan kepada saksi dan korban. Dalam konteks ini, pelapor gratifikasi dapat akan dibutuhkan
keterangannya sebagai saksi tentang adanya dugaan tindak pidana korupsi.

15
Bentuk nyata peran masyarakat
3 columns

Menolak permintaan gratifikasi dari pegawai negeri/penyeleng


gara Negara

Tidak memberikan gratifikasi


Yaitu
Budaya atau kebiasaan yang perlu dibangun dan dilembagakan di masyarakat adalah b
udaya atau kebiasaan menolak memberikan gratifikasi kepada pegawai negeri/penyelen
ggara negara

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


Any Questions?

Thank You for a


ationsion

Anda mungkin juga menyukai