Anda di halaman 1dari 46

STANDAR MUTU

PELAYANAN KEBIDANAN
OLEH : Sri Muslimatun
Standar pelayanan dasar
 Pengertian :
 Keadaan ideal atau tk pencapaian tertinggi dan
sempurna yang dipergunakan sbg batas
penerimaan minimal atau disebut pula sbg
kisaran variasi yang masih dapat diterima
(clnical Practise Guidine, 1990)
 Rumusan tentang penampilan atau nilai yang
diinginkan yang mampu dicapai berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan
(Donadebian, 1980)
Pengertian standar
 Standar adalah spesifikasi atau tujuan yang
harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan
agar pemakai jasa pelayanan dapat
memperoleh keuntungan yg maksimal dari
pelayanan yang diselengarakan
(Rowland&Rowland,1983)
 Standar adalah tujuan produksi numerik,
lazimnya ditetapkan secara sendiri namun
bersifat mengikat yang dipakai sebagai
pedoman untuk memisahkan yang tidak dapat
diterima atau buruk dg yang diterima atau baik
(Brend james, 1966)
Syarat Standar
 Jelas (dapat diukur dg baik)
 Masuk akal
 Mudah dimengerti
 Dapat dicapai
 Absah
 Meyakinkan
 Mantap, spesifik serta ekplisit
4 ketentuan pembuatan standar
1. Harus tertulis dan dapat diterima pada
suatu tingkat praktik, mudah dimengerti
oleh para pelaksananya.
2. Mengandung komponen :
- struktur : peraturan-peraturan
- proses : tindakan/actions
- hasil : outcomes
4 ketentuan (lanjutan)
3. Berorientasi pada pelanggan staf dan
sistem dalam organisasi : apa yang
diberikan pada pelanggan, bagaimana
staf berfungsi atau bertindak, bagaimana
sistem berjalan
4. Disetujui dan disyahkan oleh yang
berwenang,
didesiminasikan(dikembangkan melalui
pemahaman), diterapkan secara
konsisten
Macam Standar
Standar persyaratan minimal :
- Standar masukan : standar ketenagaan;
standar sarana (jenis, jumlah dan kualifikasi)
- Standar lingkungan : standar organisasi dan
manajemen
- Standar proses : standar tindakan
Standar penampilan minimal : menunjuk
pada unsur keluaran (standar of
performance)
Indikator
 Dipergunakan untuk dapat mengukur terpenuhi tidaknya
standar
 Indikator persyaratan minimal :
- Indikator masukan ; menunjuk pada terpenuhi tidaknya

standar masukan
- indikator lingkungan menunjuk pada ukuran kebijakan,
organisasi manajemen yang dianut
- indikator proses : menunjuk pada tindakan medis atau
non medis
 Indikator penampilan minimal : menunjuk pada
terpenuhi-tidaknya penampilan minimal, disebut sebagai
indikator keluaran
 Indikator persyaratan minimal untuk mengukur faktor yang
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (penyebab)
 Indikator keluaran (penampilan minimal) yang diukur adalah
mutu pelayanan (akibat)
 Indikator yang menunjuk pada penampilan aspek medis yankes
: sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang
memuaskan pasien, contoh :
- Kesembuhan penyakit, makin tinggi
Kesembuhan makin bermutu
- Efek samping, makin rendah makin bermutu
- Kematian, makin rendah makin bermutu
- Kepuasan klien, makin tinggi makin bermutu
Indikator yang menunjuk pada
aspek non medis
 Dibatasi pada penampilan aspek non medis, contoh ;
- Pengetahuan klien, makin tinggi tingkat
pengetahuan klien akan yankes yg
diselenggarakan makin tinggi yankes
- Kemantapan klien, makin tinggi tingkat
kemantapan klien terhadap yankes yg
diselenggarakan makin tinggi mutu yankes tsb
- Kepuasan makin tinggi tingkat kepauasan klien
terhadap yankes yg diselenggarakan makin
bermutu
Menyusun & mengembangkan standar
 Meningkatkan tingkatan organisasi yg membutuhkan
standar, misal poliklinik
 Menetapkan area fungsi yg memerlukan standar misal
unit pelayanan
 Menetapkan kegiatan pokok yg memerlukan standar
misal pemasangan IUD
 Menetapkan bagian kegiatan pokok yg memerlukan
standar, misal :
- Unsur masukan : tenaga bidan, vaksin, spuit
- Unsur lingkungan : kebijakan personalia
- Unsur proses : penyuluhan, tindakan PI,
penyuntikan
- Unsur keluaran : kadar kekebalan (kadar anti HBsAG)
 Merumuskan standar yang diperlukan
Standar pelayanan kebidanan

 Diberlakukan bagi semua pelaksana kebidanan


 Untuk tk pelayanan dasar
 Sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat,
agar kualitas yg diberikan aman dan efektif
 Disajikan dalam 3 buku :
- Buku 1 berisi standar pelayanan
- Buku 2 berisi instrumen audit
- Buku 3 berisi catatan perkembangan
- Buku 4 pedoman pelaksanaan
Manfaat standar pelayanan kebidanan
 Meningkatkan kinerja pelaksana pelayanan
(bidan)
 Melindungi masyarakat
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat
 Menghindari praktek yg ritualistik
 Menentukan kompensasi
 Sebagai dasar penilaian pelayanan
 Mengembangkan kurikulum
 Menentukan kebutuhan operasional pelayanan
Format standar pelayanan kebidanan
 Tujuan merupakan tujuan standar
 Pernyataan standar : pernyataan tentang
pelayanan kebidanan yang dilakukan dg
penjelasan tk kompetensi yg diharapkan
 Hasil : hal yang akan dicapai oleh pelayanan yg
dapat diberikan dan dinyatakan dalam bentuk yg
dpt diukur→memenuhi indikator
persyaratan minimal (indikator
masukan, lingkungan, proses) dan
indikator penampilan minimal (aspek
medis, aspek non medis)
Format standar (lanjutan)

 Prasyarat : hal-hal yg diperlukan yaitu


standar masukan dan lingkungan
( standarisasi, perizinan, sertifikasi,
akreditasi; alat, obat ketrampilan) agar
pelaksanaan pelayanan dapat
melaksanakan standar
 Proses ; berisi langkah-langkah pokok yg
perlu diikuti untuk penerapan standar
(SOP, team work dan peer group)
Ruang lingkup standar
 A. Standar pelayanan umum : 2
 B. Standar pelayanan antenatal : 6
 C. S. Pertolongan persalinan : 4
 D. S. Pelayanan nifas : 3
 E. S. Penanganan kegawat daruratan
obstetri-neonatal : 9
Penilaian mutu pelayanan kebidanan
 Mempergunakan instrumen audit
 Tujuan untuk melihat apakah standar telah
dilaksanakan dengan baik
 Untuk menguji standar dan petugas yg
melaksanakan
 Membantu koordinator melaksanakan
supervisi→meningkatkan kemampuan
bidan dan kualitas pelayanan
kebidanan
Cara melaksanakan penilaian mutu
 Dilakukan secara rutin
 Dilakukan secepatnya bila ada masalah
 Dilakukan secepatnya bila ada keluhan
dari bidan karena ketidakmampuan
mereka untuk melaksanakan standar atau
ada keluhan dari masyarakat terhadap
kualitas pelayanan
 Dilaksanakan bila ada intervensi atau
program baru → 3 bulan sesudahnya
Metode melakukan penilaian mutu
pelayanan kebidanan
 Observasi : melakukan pengamatan
langsung terhadap bidan yang sedang
melaksanakan penyuluhan atau konseling
 Wawancara : diskusi dengan bidan;
diskusi dengan ibu hamil, diskusi dengan
suami dan atau keluarga/masyarakat
 Dokumen ; tinjauan semua catatan
tentang pelayanan, termasuk kohort atau
KMS, buku KIA, kartu Ibu CM, dll
Rencana tindak lanjut pelayanan
kebidanan
 Berupa daftar pertanyaan untuk menemukan
kekurangan prasyarat dan proses (standar
masukan dan standar proses)
 Dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan
yang memerlukan perbaikan dan digunakan
untuk membantu bidan koordinator
 Diperlukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan standar
 Metode ; pertemuan untuk mendiskusikan
temuan (+/-) serta tindakan yang diperlukan
untuk menjamin pelaksanaan standar dapat
dicapai/dipertahankan/ditingkatkan
PDCA

 Pengertian : rangkaian kegiatan dari


pelaksanaan kegiatan menjaga mutu
pelayanan kesehatan yang terdiri dari
penyusunan rencana kerja, pelaksanaan
rencana kerja pemeriksaan pelaksanaan
rencana kerja serta perbaikan rencana
kerja yang dilakukan terus-menerus dan
berkesinambungan untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan
Perencanaan
 Kemampuan memilih satu kemungkinan
dari berbagai kemungkinan yang tersedia
dan dipandang
Paling tepat untuk mencapai tujuan
 Menyangkut konsep dan kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan demi
masa depan
Perencanaan
 Proses penganalisa dan pemahaman
sistem
 Merupakan tujuana umum & khusus
 Memperkirakan segala kemampuan yg
dimiliki
 Menguraikan segala kemungkinan
 Menganalisa efektifitas berbagai
kemungkinan
 Sehingga dapat dicapai hub yg optimalSM
Unsur rencana
 Judul rencana
 Rumusan pernyataan dan uraian masalah
 Rumusan tujuan uraian kegiatan
 Waktu
 Pelaksana
 Biaya
 Metode dan kritieria penilaian
Pelaksanaan (DO)
 Harus menguasai 4 ketrampilan
 Komunikasi ▬ menimbulkan pengertian
staf thd cara penyelesaian masalah
 Motifasi ▬ mendorong staf bersedia
menyelenggarakan cara penyelesaian
 Kepemimpinan ▬ mengkoordinasikan
kegiatan cara penyelesaian
 Pengarahan mengarahkan segala
kegiatan
Pemeriksaan (check)
 Secara berkala memeriksa pelaksanaan
 Sampai seberapa jauh
 Bagian mana yang telah berjalan
 Apakah sumber daya masih cukup
 Apakah pelaksanaan berjalan sesuai
jadwal
 Apakah cara penyelesaian masalah perlu
penyempurnaan
Lembaran pemeriksaan (checklist)
 Tetapkan jenis penyimpangan yang akan
diamati
 Tetapkan jangka waktu pemeriksaan
 Lakukan perhitungan penyimpangan
 Contoh : kesesuaian tindakan asepsis
liang senggama dibanding dengan standar
Peta kontrol
 Grafik yang menggambarkan besarnya
penyimpangan yang terjadi dalam suatu
kurun waktu tertentu :
 Tetapkan garis batas maksimum dan
minimum yang masih dibenarkan
 Buat grafik gd memanfaatkan hasil
perhitungan dari lembar pengamatan
 Nilai grafik trend menurun? Ada perbaikan
Menilai hasil & menyusun saran
tindak lanjut
 Penilaian adalah
- cara belajar yang sistematis
- proses untuk menentukan nilai atau
jumlah keberhasilan
- pengukuran terhadap akibat
 Teknik penilaian :
- Kesepakatan
- Kajian data
Saran & tindak lanjut
 Bila berhasil :
- Jadikan kegiatan rutin
- Agar unut lain mengikuti
- Lanjutkan program
 Bila kurang berhasil :
- Pertimbangkan untuk meneruskan
dengan perbaikan atau susun rencana
baru
Angka kematian ibu karena eklampsia

 DO : kelainan akut pada wanita hamil,


bersalin atau nifas yg ditandai : kejang
atau koma
 Gejala : hipertensi, proteinuri edema pada
trimester III
 Tanda : sistolik 160, diastolik > 110 mmHg

- proteinuri > 5, 3+/4+


- oligouri < 400 cc/hr
 Gangguan visual, cerebral atau nyeri
epigastrium
 Edema paru atau cyanosis

Perkecualian : hipertensi menahun, super


imosed eklampsia
 Formula :

Banyaknya ibu meninggal karena eklampsi/bl x 100%


Total ibu dengan eklampsia bulan tersebut
Mutu pelayanan ditentukan dari
kedudukan ini
Angka kematian ibu karena
perdarahan
 KIP : kematian ibu yang disebabkan karena
perdarahan yg dapat terjadi pada semua skala
dlam persalinan (biasanya karena retensi
plasenta dan atonia uteri)
 Perkecualian : perdarahan karena trauma pada
perut atau karena tindakan fisik lain
 Formula : banyaknya ibu bersalin yg meninggal
karena perdarahan per bulan dibagi total ibu
bersalin dg perdarahan pada bulan tersebut kali
100%
Angka kematian ibu karena sepsis
(AKIS)
 DO : kematian ibu karena keracunan
darah (biasanya karena pertolongan
persalinan yang tidak sesuai dg SOP)
ditandai dengan demam tinggi sekali
setelah persalinan
 Perkecualian : demam tinggi yg
disebabkan oleh penyakit lain, misal
thypoid, ginjal, malaria, DHF dan demam
lain yg tidak diketahui sebabnya.
 Formula AKIS : banyaknya ibu melahirkan
yg meninggal karena sepsis/bulan dibagi
total ibu melahirkan dg sepsis pada bulan
tersebut kali 100%
 Perpanjangan masa rawat ibu melahirkan:
bertambahnya hari rawat inap ibu-ibu
sehat (tanpa penyakit lain yang menyerta)
yg melahirkan baik secara normal maupun
dg penyakit (forceps, decapitusi, induksi
maupun dg operasi)
Perkecualian : perpanjangan masa rawat
inap tanpa indikasi medis atau karena
sebab si bayi (sakit atau kelainan)
 Formula : angka perpanjangan LOS ibu
melahirkan. Banyaknya ibu sehat yang
melahirkan dengan LOS > standar dibagi
total ibu sehat yang melahirkan dalam
bulan tersebut kali 100%
Angka kematian bayi dengan
BB < 2000g

 Formula : banyaknya kematian BBL


dengan BB < 2000g dibagi total dengan
BB < 2000g bulan tersebut
STANDAR PROFESI BIDAN

I. BIDAN BEKERJA SESUAI DENGAN RUANG LINGKUP PELAYANAN


PROFESI BIDAN

II. BIDAN MEMBERIKAN PELAYANAN YANG AMAN, BERMUTU DAN


MEMPERHATIKAN HAK-HAK KLIEN

III. BIDAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN YANG SISTEMATIK DALAM


MEMBERIKAN PELAYANAN

IV. BIDAN MENEGEMBANGKAN KEMITRAAN DENGAN KLIEN, KELUARGA,


KOMUNITAS, KOLEGA, DAN PROFESI LAIN UNTUK MENCAPAI HASIL
PELAYANAN YANG OPTIMAL

V. BIDAN MENGELOLA BERBAGAI SUMBER DAYA SECARA EFEKTIF DAN


EFISIEN

VI. BIDAN MELAKUKAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN MENINGKATKAN


CITRA PROFESI
I. BIDAN BEKERJA SESUAI DENGAN RUANG LINGKUP PELAYANAN
PROFESI BIDAN

Kriteria 1.1. Kompetensi


1.1.1. Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi pada bayi dan
perempuan pra hamil
1.1.2. Memberikan asuhan kebidanan pada perempuan selama masa
kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval, masa
klimakterium dan menopause, serta pada perempuan dengan
gangguan sistem reproduksi
1.1.3. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal, bayi dan
balita tidak sakit
1.1.4. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana
1.1.5. Melakukan rujukan Ibu hamil dengan risiko tinggi, persalinan/masa nifas
dengan penyulit, keadaan kegawatdaruratan, dan gangguan sistem
reproduksi

Kriteria 1.2. Akuntabilitas


1.2.1. Bertanggung jawab secara individual dalam memberikan pelayanan yang aman
dan kompeten pada perempuan
1.2.2. Apabila dalam keadaan terpaksa (gawat darurat harus memberikan pelayanan
melebihi kewenangan bidan, maka bidan meminta saran dan supervisi dari
tenaga yang lebih kompeten
II. BIDAN MEMBERIKAN PELAYANAN YANG AMAN, BERMUTU
DAN MEMPERHATIKAN HAK-HAK KLIEN

Kriteria 2.2. Pelayanan yang aman

2.1.1. Memberikan pelayanan yang aman sesuai dengan hasil


pengkajian yang efisien
2.1.2. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan etika profesi
2.1.3. Memperhatikan prosedur pelayanan yang berkaitan dengan
infeksi nosokomlal, pemberian obat, dan penyalahgunaan obat

2.2.1. Bersikap kritis terhadap pelayanan yang diberikan kepada klien


dengan melakukan evaluasi diri sendiri
2.2.2. Menggunakan pengetahuan dan proses manajemen kebidanan
yang mutakhir untuk memenuhi kebutuhan dan harapan klien
2.2.3. Berpartisipasi aktif dalam melakukan proses perbaikan
mutu
pelayanan dengan tujuan peningkatan asuhan kebidanan
secara kontinyu
2.2.4. Memanfaatkan informasi dari klien untuk melakukan
perbaikan
mutu pelayanan
2.2.5. Mengaplikasikan hasil penelitian mutakhir dalam
memberikan
pelayanan kebidanan

Kriteria 2.3 Hak-hak klien

2.3.1. Memperhatikan hak-hak klien


III. BIDAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN YANG
SISTEMATIK DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN

Kriteria 3.1. Pelayanan yang sistematik

3.1.1. Mengkaji status kesehatan klien berdasarkan informasi dari


klien/keluarga/pihak lain dan hasil pemeriksaan untuk
memenuhi
kebutuhan klien
3.1.2. Menetapkan diagnosis dan pilihan-pilihan rencana asuhan
kebidanan
3.1.3. Memberikan informasi dan dukungan agar klien dapat
mengambil keputusan yang terbaik
3.1.4. Menyusun rencana tindakan sesuai masalah yang dihadapi
3.1.5. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah disusun
3.1.6. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
3.1.7. Membuat rencana tindak lanjut
3.1.8. Membuat catatan dan laporan yang memuat seluruh proses
dan hasil asuhan kebidanan
IV. BIDAN MENGEMBANGKAN KEMITRAAN DENGAN KLIEN,
KELUARGA, KOMUNITAS, KOLEGA, DAN PROFESI LAIN UNTUK
MENCAPAI HASIL PELAYANAN YANG OPTIMAL

Kriteria 4.1. Kemitraan

4.1.1. Memberikan pelayanan kebidanan melalui kemitraan


dengan klien, keluarga, komunitas, kolega, dan profesi lain
4.1.2. Menghargai keahlian dan kontribusi kolega serta anggota
tim pemberi pelayanan lain
4.1.3. Mengembangkan dan memelihara kemitraan dengan
profesi kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan
pelayanan kebidanan
4.1.4. Mengembangkan kemitraan dengan klien
4.1.5. Menginformasikan setiap perkembangan dalam proses
asuhan kebidanan kepada klien dan tim pemberi pelayanan
lain
4.1.6. Berkoordinasi dengan masyarakat dan pihak lain demi
kelangsungan pelayanan kebidanan
4.1.7. Melakukan komunikasi secara terbuka dengan setiap
anggota tim pemberi pelayanan untuk menghasilkan
pelayanan yang bermutu tinggi
V. BIDAN MENGELOLA BERBAGAI SUMBER DAYA
SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

Krieria 5.1. Manajemen sumber daya secara efektif dan


efisien
5.1.1. Mempunayai sumber daya yang cukup untuk
merespon kebutuhan klien
5.1.2. Memprioritaskan manajemen alat, fasilitas dan obat
sesuai dengan tujuan asuhan kebidanan pada klien
5.1.3. Melakukan pengecekan dan kallbrasi alat secara
berkala
5.1.4. Mengganti peralatan yang membahayakan klien
5.1.5. Mengevaluasi peralatan baru agar memenuhi
seluruh persyaratan dan kebutuhan klien
VI. BIDAN MELAKUKAN PENGEMBANGAN PROFESI
DAN MENINGKATKAN CITRA PROFESI

Kriteria 6.1. Pengembangan profesi dan citra profesi

6.1.1. Menerapkan kode etik profesi bidan


6.1.2. Melakukan pengembangan diri melalui partisipasi dalam
program profesi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh
organisasi profesi atau institusi lain
6.1.3. Berpartisipasi dalam penelitian dan menerapkan evidence-base
midwevery
6.1.4. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselanggarakan oleh
organisasi profesi dan institusi pendidikan di bidang kebidanan
6.1.5. Menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan kepada kolega
atau peserta didik melalu kegiatan pelatihan formal/informal dan
kegiatan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai