Dosen Pengampu :
Dr.Karya Sinulingga M.Si
Oleh Kelompok 09
01.Fandy Ocwando Riyanto (4203321016)
02. Kristina Triani Mandalahi (4203121044)
03.Muhammad Azhari Zulmi (4201121006)
01.Kurikulum 2006
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
kurikulum terbarudi indonesia yang disarankan untuk dijadikan
rujukan oleh para pengembang kurikulum ditingkat satuan
pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada
pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan
penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi atau yang kita
kenal dengan KBK. Ini dapat dilihat dari unsur yang melekat pada
KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam
pengelolaan kurikulum yakni yang disebut dengan Kurikulum
Berbasis Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi
dasar dapat kita lihat dari standar Isi (SI), yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang selanjutnya SI dan SKL
itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam salah satu kurikulum
disetiap satuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, lahir dari
semangat otonomi daerah, dimana urusan pendidikan
tidak semuanya bertanggung jawab pusat, akan tetapi
sebagian menjadi tanggung jawab daerah, oleh sebab
itu dilihat dari pola atau model pengembanganya.
KTSP marupakan salah satu model kurikulum
yang bersifat desentralistik. Pada bagian ini akan
diuraikan tentang pengertian tujuan atau landasan
pengembangan, prinsip-prinsip pengembangan dan
komponen KTSP
A.Penyusunan KTSP
Proses Menyusun KTSP
Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada disekolah.
Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat d an lingkungan
sekitar baik yang bersumber dari komite, dewan pendidikan, dunia
industry dan dunia kerja.
Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan
penyusunan KTSP.
Sedikitnya terdapat tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam
penyusunan KTSP :
Menentukan focus atau kompetensi dasar.
Menentukqan variable atau indicator.
Menentukan standar.
Membandingkan standard an kompetensi.
Menentukan kesenjangan yang terjadi.
Merencanakan target untuk mencapai standar.
Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target.
B.Prinsip Penyusunan
KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan Peserta Didik dan
Lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan atas berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu
penilaian. Tujuan penilian portofolio adalah menghargai perkembangan yang dialami siswa,
mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung, memberi perhatian pada prestasi
kerja siswa yang terbaik. Contoh alat penilaian portofolio: puisi, karangan, gambar/tulisan,
peta/denah, makalah, laporan observasi, sinopsis, naskah pidato, naskah drama, dan sebagainya.
Penilaian Proyek
Yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Hasil belajar dapat dinilai
ketika siswa sedang melakukan proyek, misalnya pada saat merencanakan dan
mengorganisasikan investigasi, bekerja dalam tim, arahan diri.
Hasil kerja dapat berupa produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas,
metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan
patung. Hasil kerja yang berupa aransemen musik, koreografi, karya sastra tidak
termasuk hasil kerja yang dimaksud di sini.
Penilaian sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap
suatu objek, fenomena/masalah. Secara umum, penilaian sikap dalam berbagai mata
pelajaran dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap, diantaranya sikap
terhadap mata pelajaran, sikap guru terhadap mata pelajaran, sikap terhadap proses
pembelajaran, dan lain-lain.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain observasi perilaku,
misalnya tentang kerja sama, inisiatif, perhatian; pertanyaan langsung, misalnya
tanggapan terhadap tata tertib sekolah yang baru; laporan pribadi, misalnya menulis
tentang “tawuran antar pelajar”
b.Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin
yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3)
tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4)
santunyaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya
diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap
sosial tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.
b.Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku
peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4)
santunyaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau
masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas
kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap sosial tersebut
dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.
c. Teknik penilaian Sikap
Penilaian sikap di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran agama,
PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Teknik penilaian yang digunakan meliputi: observasi,
wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertent (incidental
record)sebagai unsur penilaian utama.Sedangkan teknik penilaian diri dan penilaian
antar-teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter
peserta didik, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari
hasil penilaian sikap oleh pendidik.
B.Kelebihan Dan Kekurangan
Kurikulum 2013
. Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter
Kelebihan pertama dari kurikulum 2013 adalah adanya kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk lebih
maksimal dalam membentuk karakter peserta didik. Menariknya, upaya pembangunan karakter dan juga budi
pekerti luhur ini ditekankan pada semua program studi yang ada. Sehingga, memungkinkan karakter anak bangsa
semakin terbentuk.
2. Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif
Selain memudahkan proses pembentukan karakter, kurikulum 2013 juga memiliki keunggulan dari sisi
mendorong siswa untuk lebih aktif. Karena kurikulum ini didesain secara khusus agar siswa lebih inovatif dan
kreatif di dalam berbagai hal. Khususnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi saat proses
pembelajaran.
3. Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada
Tidak hanya itu, kelebihan lain dari kurikulum 2013 adalah dapat menjadikan siswa yang responsif dalam berbagai
hal. Peserta didik akan diajari untuk lebih mandiri dan tanggap dalam berbagai fenomena sosial. Baik di tingkat
lokal, daerah ataupun nasional. Hal ini sangat penting dalam rangka memupuk kepedulian terhadap nasib dan
masa depan bangsa.
4. Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek
Keunggulan menarik lainnya dari kurikulum 2013 adalah adanya proses penilaian yang komprehensif. Jika pada
kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi intelektual siswa, maka kurikulum 2013 ini juga
membuat suatu indikator penilaian dari aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan
karakter, sosial bahkan aspek religius.
5. Lembaga Memperoleh Pendampingan dari Pusat
Selain beberapa kelebihan yang telah disebutkan di atas, ada juga kelebihan lain dari kurikulum ini yang wajib
Anda ketahui. Yaitu adanya pendampingan dan arahan langsung dari pemerintah pusat. Sehingga, konsepnya pun
lebih mudah dan memungkinkan adanya koordinasi yang baik dengan pihak pusat. Pihak pusat pun juga akan
memberikan arahan secara langsung kepada lembaga.
1. Guru Tidak Dilibatkan dalam Pembuatan Kurikulum 2013
Kelemahan yang pertama adalah pihak guru yang cenderung tidak dilibatkan dalam proses pembuatan
kurikulum. Sementara guru adalah pihak yang berinteraksi secara langsung dengan para peserta didik. Sehingga,
alangkah lebih baiknya juga kurikulum yang disusun melibatkan peran guru. Dengan demikian, hasilnya pun
akan maksimal sesuai dengan kondisi lapangan.
2. Banyak Sekolah yang Masih Menerapkan KBM Konvensional
Selain itu, kelemahan dari kurikulum 2013 ini adalah masih banyaknya sekolah atau lembaga pendidikan yang
menerapkan kegiatan belajar mengajar konvensional. Sedangkan KBM konvensional harusnya sudah tidak
diterapkan dalam kurikulum ini. Kurikulum 2013 menghendaki adanya metode dan konsep belajar yang baru dan
inovatif seiring dengan berkembangnya zaman.
3. Banyaknya Guru yang Belum Memiliki Kesiapan Mental
Kelemahan lain dari kurikulum ini adalah banyaknya guru yang sebenarnya masih belum siap mental
menghadapi kurikulum baru ini. Salah satu sebabnya adalah karena kurangnya kompetensi dan kapasitas guru
dalam memberikan pengajaran. Sehingga, capaian dari kurikulum inipun menjadi terhambat. Maka, dibutuhkan
pelatihan dan bimbingan khusus kepada semua guru.
4. Guru Banyak Salah Faham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan
Selain beberapa kelemahan yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi kelemahan berikutnya yang
membutuhkan evaluasi dan perbaikan. Yaitu banyaknya guru kurang tepat dalam memahami konsep kurikulum
ini. Sehingga, guru kurang memberikan penjelasan materi karena terlalu fokus kepada konsep pembelajaran aktif
dan mandiri yang ditawarkan oleh kurikulum ini.
5. Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif
Berikutnya, kelemahan kurikulum ini juga ditandai dengan masih banyaknya guru yang kurang kreatif di dalam
penyusunan RPP. Padahal, RPP di sini sangat mempengaruhi hasil pembelajaran. Semakin baik RPP yang dibuat,
maka hasil pembelajarannya juga akan semakin maksimal. Lagi-lagi hal ini disebabkan karena kemampuan dan
kualitas guru yang masih kurang.
03. MERDEKAN BELAJAR
UN 2020 jadi UN terakhir