Anda di halaman 1dari 36

KTSP 2006,Kurikulum 2013

dan Merdeka Belajar

Dosen Pengampu :
Dr.Karya Sinulingga M.Si
Oleh Kelompok 09
01.Fandy Ocwando Riyanto (4203321016)
02. Kristina Triani Mandalahi (4203121044)
03.Muhammad Azhari Zulmi (4201121006)
01.Kurikulum 2006
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
kurikulum terbarudi indonesia yang disarankan untuk dijadikan
rujukan oleh para pengembang kurikulum ditingkat satuan
pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada
pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan
penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi atau yang kita
kenal dengan KBK. Ini dapat dilihat dari unsur yang melekat pada
KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam
pengelolaan kurikulum yakni yang disebut dengan Kurikulum
Berbasis Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi
dasar dapat kita lihat dari standar Isi (SI), yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang selanjutnya SI dan SKL
itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam salah satu kurikulum
disetiap satuan pendidikan.
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, lahir dari
semangat otonomi daerah, dimana urusan pendidikan
tidak semuanya bertanggung jawab pusat, akan tetapi
sebagian menjadi tanggung jawab daerah, oleh sebab
itu dilihat dari pola atau model pengembanganya.
 KTSP marupakan salah satu model kurikulum
yang bersifat desentralistik. Pada bagian ini akan
diuraikan tentang pengertian tujuan atau landasan
pengembangan, prinsip-prinsip pengembangan dan
komponen KTSP
A.Penyusunan KTSP
Proses Menyusun KTSP
Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada disekolah.
Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat d an lingkungan
sekitar baik yang bersumber dari komite, dewan pendidikan, dunia
industry dan dunia kerja.
Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan
penyusunan KTSP.
Sedikitnya terdapat tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam
penyusunan KTSP :
Menentukan focus atau kompetensi dasar.
Menentukqan variable atau indicator.
Menentukan standar.
Membandingkan standard an kompetensi.
Menentukan kesenjangan yang terjadi.
Merencanakan target untuk mencapai standar.
Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target.
B.Prinsip Penyusunan
KTSP
 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan Peserta Didik dan
Lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik


disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki posisi sentral, maka kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah: kurikulum disusun
untuk melayani kebutuhan peserta didik dan tidak boleh memberatkan peserta didik.

Kurikulum dirancang semata-mata untuk kepentingan memaksimalkan potensi peserta didik.


Menambah jam pelajaran tidak boleh terlalu banyak sehingga memberatkan peserta didik yang
dampaknya peserta didik tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain.
Kurikulum juga harus merencanakan layanan konseling untuk membantu perkembangan
peserta didik secara terprogram agar peserta didik dapat tumbuh kembang secara maksimal
sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.
2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan
keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik
peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman peserta


didik dari segi kemampuan, minat, dan bakat, perlu dilakukan untuk merancang
model pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang beragam, serta
program remedial yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan dengan
kekhasan dan kebutuhan yang berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu
disesuaikan dengan hasil analisis potensi kawasan. Ciri khas karakteristik jenis
pendidikan perlu dipertimbangkan dalam merancang struktur dan muatan
kurikulum. Demikian juga karakteristik satuan pendidikan yang berbeda perlu
menyusun struktur dan muatan kurikulum yang relatif beragam disesuaikan dengan
karakteristik yang dimiliki.
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni berkembang secara dinamis. Artinya, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi/ muatan kurikulum dapat
dipertanggung-jawabkan dan relevan dengan perkembangan iptek dan seni.

Rancangan pembelajaran mengacu pada perkembangan ilmu belajar yang mutakhir.


Bimbingan konseling dimaksimalkan dengan mengacu pada perkembangan ilmu
yang relevan. Isi kurikulum juga harus berkaitan dengan perkembangan teknologi.
Misalnya, memasukkan mata pelajaran TIK dalam struktur dan muatan kurikulum.
Menggunakan internet sebagai sumber belajar. Menggunakan model belajar dengan
membiasakan peserta didik mengenal teknologi sehingga peserta didik siap
bersentuhan dengan teknologi. Implikasinya, terus diupayakan perbaikan isi dan
cara implementasi kurikulum dengan perkembangan iptek dan seni. Kurikulum
harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
 4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja dan Masa Depan)

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia
kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya
bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja.

Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan


sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pada
tataran perencanaan, prinsip ini berkaitan dengan pelibatan pemangku kebijakan dalam
penyusunan kurikulum, analisis konteks kebutuhan daerah, dan analisis life skill untuk
dimasukkan pada rancangan kurikulum. Pengintegrasian kecakapan hidup perlu dirancang
karena akan diperlukan peserta didik dalam kehidupan mereka.

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi peserta didik


yang berjiwa kewira usahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh seBAB itu kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak dapat melanjutkan kejenjang yang
lebih tinggi.
5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
jenjang pendidikan. Aplikasi prinsip ini pada tataran pengembangan KTSP (dokumen 1),
mencerminkan kesinambungan antar-kelas dan cakupan secara menyeluruh muatan wajib,
muatan lokal, maupun pengembangan diri. Pada tataran pengembangan silabus, pemetaan
KD mencerminkan kesinambungan cakupan kompetensi. Misanya, perlu dirancang
pemetaan yang dapat menunjukkan bahwa isi kompetensi dasar yang dikembangkan berisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditekankan pada tiap-tiap KD. Menyeluruh
juga berarti isi kurikulum menyiapkan manusia Indonesia secara utuh.

6. Belajar Sepanjang Hayat



Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya. Keterkaitan unsur pendidikan formal di madrasah dan informal di
asrama. Semuanya dilakukan untuk membentuk manusia seutuhnya.
C.Tujuan KTSP
1.      Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui
pengambilan keputusan bersama
3.      Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan
pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan
dicapai.
D .Penilain KTSP
Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya). Dalam
menjawab soal siswa tidak selalu harus merespon dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi
dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram dan
sebagainya. Contoh tes tertuli misalnya, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, isian singkat,
jawaban singkat atau isian singkat, uraian obyektif (esai berstruktur), uraian bebas (esai bebas),
dan pertanyaan lisan.

Penilaian Kinerja (Performance Asessment)


Performance Asessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang
mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Contoh-contoh alat penilaian
kinerja: permainan, drama, demonstrasi, olahraga, bermain musik, bernyanyi, pantomim, berdoa,
membaca puisi, berpidato, diskusi, wawancara, dan sebagainya.

Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan atas berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu
penilaian. Tujuan penilian portofolio adalah menghargai perkembangan yang dialami siswa,
mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung, memberi perhatian pada prestasi
kerja siswa yang terbaik. Contoh alat penilaian portofolio: puisi, karangan, gambar/tulisan,
peta/denah, makalah, laporan observasi, sinopsis, naskah pidato, naskah drama, dan sebagainya.
 Penilaian Proyek
Yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Hasil belajar dapat dinilai
ketika siswa sedang melakukan proyek, misalnya pada saat merencanakan dan
mengorganisasikan investigasi, bekerja dalam tim, arahan diri.

Penilaian Hasil Kerja (Product Asessment)


Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
membuat suatu produk/benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Terdapat dua
tahapan penilaian yaitu penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta
prosedur kerja siswa dan penilaian tentang kualitas teknik maupun estetika hasil
karya/kerja siswa.

Hasil kerja dapat berupa produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas,
metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan
patung. Hasil kerja yang berupa aransemen musik, koreografi, karya sastra tidak
termasuk hasil kerja yang dimaksud di sini.
Penilaian sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap
suatu objek, fenomena/masalah. Secara umum, penilaian sikap dalam berbagai mata
pelajaran dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap, diantaranya sikap
terhadap mata pelajaran, sikap guru terhadap mata pelajaran, sikap terhadap proses
pembelajaran, dan lain-lain.

Penilaian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain observasi perilaku,
misalnya tentang kerja sama, inisiatif, perhatian; pertanyaan langsung, misalnya
tanggapan terhadap tata tertib sekolah yang baru; laporan pribadi, misalnya menulis
tentang “tawuran antar pelajar”

Penilaian Diri (Self Assessment)


Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau Classroom Self Assessment (CSA) adalah
penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk
kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat kelas. Penerapan
konsep PDK adalah sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang menerapkan penilaian berbasis kelas atau Classroom Based Assessment. Hasil PDK
merupakan masukan bagi guru di kelas dan bagi pimpinan sekolah untuk meningkatkan
kinerja semua staf dan guru-guru di sekolah di masa datang.
E.Kelebihan Dan Kekurangan KTSP
Kelebihan KTSP :
Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata
pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa..
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang
lebih 20%.
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
Kekurangan KTSP :
Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik konsepnya,
penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru.
02.Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk
mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Kurikulum 2013 mempunyai
tujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran.
Kurikulm 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pembelajaran (KTSP) yang sebelumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau (Competency
Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelanksanaan
pendidikan dalam mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang
diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
A.Aspek Penilaian
Kurikulum 2013
 1.Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran
kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap
memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik
penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina
perilaku sesuai budipekerti dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan proses
pembelajaran.
 a.Sikap spiritual
Penilaian sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) ketaatan beribadah; (2) berperilaku syukur; (3) berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi dalam beribadah. Sikap spiritual tersebut dapat
ditambah sesuai karakteristik satuan pendidikan.

 b.Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin
yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3)
tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4)
santunyaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya
diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap
sosial tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.
b.Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku
peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4)
santunyaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau
masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas
kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap sosial tersebut
dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.
c. Teknik penilaian Sikap
Penilaian sikap di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran agama,
PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Teknik penilaian yang digunakan meliputi: observasi,
wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertent (incidental
record)sebagai unsur penilaian utama.Sedangkan teknik penilaian diri dan penilaian
antar-teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter
peserta didik, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari
hasil penilaian sikap oleh pendidik.
B.Kelebihan Dan Kekurangan
Kurikulum 2013
. Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter
Kelebihan pertama dari kurikulum 2013 adalah adanya kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk lebih
maksimal dalam membentuk karakter peserta didik. Menariknya, upaya pembangunan karakter dan juga budi
pekerti luhur ini ditekankan pada semua program studi yang ada. Sehingga, memungkinkan karakter anak bangsa
semakin terbentuk.
2. Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif
Selain memudahkan proses pembentukan karakter, kurikulum 2013 juga memiliki keunggulan dari sisi
mendorong siswa untuk lebih aktif. Karena kurikulum ini didesain secara khusus agar siswa lebih inovatif dan
kreatif di dalam berbagai hal. Khususnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi saat proses
pembelajaran.
3. Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada
Tidak hanya itu, kelebihan lain dari kurikulum 2013 adalah dapat menjadikan siswa yang responsif dalam berbagai
hal. Peserta didik akan diajari untuk lebih mandiri dan tanggap dalam berbagai fenomena sosial. Baik di tingkat
lokal, daerah ataupun nasional. Hal ini sangat penting dalam rangka memupuk kepedulian terhadap nasib dan
masa depan bangsa.
4. Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek
Keunggulan menarik lainnya dari kurikulum 2013 adalah adanya proses penilaian yang komprehensif. Jika pada
kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi intelektual siswa, maka kurikulum 2013 ini juga
membuat suatu indikator penilaian dari aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan
karakter, sosial bahkan aspek religius.
5. Lembaga Memperoleh Pendampingan dari Pusat
Selain beberapa kelebihan yang telah disebutkan di atas, ada juga kelebihan lain dari kurikulum ini yang wajib
Anda ketahui. Yaitu adanya pendampingan dan arahan langsung dari pemerintah pusat. Sehingga, konsepnya pun
lebih mudah dan memungkinkan adanya koordinasi yang baik dengan pihak pusat. Pihak pusat pun juga akan
memberikan arahan secara langsung kepada lembaga.
1. Guru Tidak Dilibatkan dalam Pembuatan Kurikulum 2013
Kelemahan yang pertama adalah pihak guru yang cenderung tidak dilibatkan dalam proses pembuatan
kurikulum. Sementara guru adalah pihak yang berinteraksi secara langsung dengan para peserta didik. Sehingga,
alangkah lebih baiknya juga kurikulum yang disusun melibatkan peran guru. Dengan demikian, hasilnya pun
akan maksimal sesuai dengan kondisi lapangan.
2. Banyak Sekolah yang Masih Menerapkan KBM Konvensional
Selain itu, kelemahan dari kurikulum 2013 ini adalah masih banyaknya sekolah atau lembaga pendidikan yang
menerapkan kegiatan belajar mengajar konvensional. Sedangkan KBM konvensional harusnya sudah tidak
diterapkan dalam kurikulum ini. Kurikulum 2013 menghendaki adanya metode dan konsep belajar yang baru dan
inovatif seiring dengan berkembangnya zaman.
3. Banyaknya Guru yang Belum Memiliki Kesiapan Mental
Kelemahan lain dari kurikulum ini adalah banyaknya guru yang sebenarnya masih belum siap mental
menghadapi kurikulum baru ini. Salah satu sebabnya adalah karena kurangnya kompetensi dan kapasitas guru
dalam memberikan pengajaran. Sehingga, capaian dari kurikulum inipun menjadi terhambat. Maka, dibutuhkan
pelatihan dan bimbingan khusus kepada semua guru.
4. Guru Banyak Salah Faham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan
Selain beberapa kelemahan yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi kelemahan berikutnya yang
membutuhkan evaluasi dan perbaikan. Yaitu banyaknya guru kurang tepat dalam memahami konsep kurikulum
ini. Sehingga, guru kurang memberikan penjelasan materi karena terlalu fokus kepada konsep pembelajaran aktif
dan mandiri yang ditawarkan oleh kurikulum ini.
5. Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif
Berikutnya, kelemahan kurikulum ini juga ditandai dengan masih banyaknya guru yang kurang kreatif di dalam
penyusunan RPP. Padahal, RPP di sini sangat mempengaruhi hasil pembelajaran. Semakin baik RPP yang dibuat,
maka hasil pembelajarannya juga akan semakin maksimal. Lagi-lagi hal ini disebabkan karena kemampuan dan
kualitas guru yang masih kurang.
03. MERDEKAN BELAJAR
UN 2020 jadi UN terakhir

"Penyelenggaraan UN tahun 2021 akan diubah menjadi


Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang
terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi),
kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan
penguatan pendidikan karakter," ujar Mendikbud. Pelaksanaan
ujian tersebut akan dilakukan siswa yang berada di tengah
jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11) sehingga dapat
mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu
pembelajaran. Kemudian, hasil ujian ini tidak digunakan untuk
basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya.
Penyederhanaan RPP
Tekait penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Kemendikbud akan menyederhanakannya dengan
memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan baru
tersebut, guru secara bebas dapat memilih, membuat,
menggunakan, dan mengembangkan format RPP. Tiga
komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan asesmen. "Penulisan RPP
dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga guru
memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan
mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri.
Zonasi lebih fleksibel
Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),
Kemendikbud tetap menggunakan sistem zonasi
dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk
mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di
berbagai daerah. Menurut Nadiem, komposisi PPDB
jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen,
jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan
maksimal 5 persen. Untuk jalur prestasi atau sisa 0-30
persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan, yaitu :
1.Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum.
2.Struktur KTSP
Pengembangan Struktur Kurikulum dilakukan dengan cara antara lain:
a. Mengatur alokasi waktu pembelajaran “tatap muka” seluruh mata
pelajaran.
b. Memanfaatkan 4 jam tambahan untuk menambah jam pembelajaran pada
mata pelajaran tertentu atau menambah mata pelajaran baru.
c.Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal dalam struktur
kurikulum.
d.Tidak boleh mengurangi mata pelajaran yang tercantum dalam standar isi.
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya, setiap kurikulum pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. oleh karena
kita harus tetap mendukung upaya pemerintah untuk
memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi
menciptakan peserta didik yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia dan sesuai dengan pancasila demi
memenuhi perkembagan zaman.   
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai