Anda di halaman 1dari 14

BESAR SAMPEL DUA

PROPORSI

Nugroho Susanto
Pendahuluan
 Penting melihat penelitian
terdahulu/studi awal penelitian.
 Penting melihat arti proporsi
 Penting melihat jenis sampel
(independent & dependent)
 Penting melihat rata-rata.
Hal penting dalam pemahaman
besar sampel 2 proporsi
 P1 = proporsi pada kelompok
pertama (sampel pertama)
 P2 = proporsi pada kelompok kedua
(sampel kedua)
 Melihat kekuatan uji yang diinginkan
(power of the test/ beta (β)).
 Melihat tingkat kemaknaan (α).
Besar sampel 2 proporsi
 Biasa digunakan dalam penelitian
dengan desain eksperimen.
 Penelitian kohort
 Penelitian cross sectional.
P1 dan P2 pada eksperimen, kohort &
cross-sectional

Keluaran
Sebab + - Total
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d

 P1 = a/(a+b)
 P2 = c/(c+d)
Rumus

n
Z1 / 2  2 P1 P    Z1   P11 P1   P 21 P 2 2
 P1  P 2 2
Keterangan
 P1 = Proporsi perbedaan gangguan
pertumbuhan pada kelompok BBLR
 P2 = Proporsi perbedaan gangguan
pertumbuhan pada kelompok BBLN
 α = misalkan 0.05 (ditentukan peneliti
dengan mengacu teori statistik)
 Zα= misalkan 1.96 (ditentukan peneliti
dengan mengacu teori statistik)
 ß = misalkan 0.20 (ditentukan peneliti
dengan mengacu teori statistik)
Contoh besar sampel
 Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
hubungan penyapihan dini dengan kejadian
ISPA jika di inginkan kekuatan uji 80%
dengan tingkat kemaknaan 95%, proporsi
ispa pada kelompok penyapihan dini 0.495,
proporsi tidak ispa pada kelompok tidak
penyapihan dini: 0.235.
 Berapa sampel yang harus diambil untuk
masing-masing kelompok.
Diketahui
 N : Besar sampel pada masing masing
kelompok.
 P1 : Proporsi ispa pada penyapihan dini.
 P2 : Proporsi ispa pada tidak
penyapihan dini ISPA.
 Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96.
 Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84.
 P1 : 0.495 (berdasarkan penelitian
Cesar, 1999)
 P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian
Cesar, 1999)
Hal yang penting diketahui
 Jika diasumsikan didalam jurnal tidak
diketahui proporsi masing-masing
kelompok sebaiknya studi awal lebih
penting.
 Penentuan kekuatan dan signifikan
didasarkan pada asumsi statistik
umum.
 Pertimbagan lain (dana, sdm dll)
Besar sample untuk penelitian
dua populasi mean

2  Z1  Z1  
2 2

n
 1   2  2
Keterangan
 N = besar sampel
 S = standar deviasi
 Z = level of signifikan
 Z = power
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol
Contoh
 Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A.
jika diketahui sebagai berikut:
 N = besar sampel
 S = standar deviasi (1.70 berdasarkan
penelitian Sharavage, 2006)
 Z = 0,05
 Z = 0,20
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72
 Berapa sampel yang harus diambil?

Anda mungkin juga menyukai