Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS RESKI AMALIAH

11120182036

“GLAUKOMA AKUT” Pembimbing:


dr. Ratih Natasha Maharani, Sp.M, M.Kes
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S
Tanggal lahir/umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku / bangsa : Jawa
Alamat : Rukun Ujung, Pasar minggu
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
No. Reg : 852418
Tanggal pemeriksaan : 08-02-2019
ANAMNESIS
Keluhan utama: Penglihatan buram pada kedua mata

Pasien datang dengan keluhan penglihatan buram pada mata kanan dan kiri yang dialami
sejak 3 hari yang lalu. Penglihatan buram pada kedua mata muncul secara tiba-tiba
disertai nyeri pada kedua mata. Pasien mengeluh hanya bisa melihat bayangan yang
samar-samar. Keluhan disertai dengan nyeri kepala yang dirasakan terus menerus disertai
mata merah dan sedikit berair. Gatal pada mata tidak ada, mengeluarkan kotoran tidak
ada. Pasien juga mengeluh mual dan muntah.

Riwayat trauma tidak ada. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat
dengan keluhan yang sama pada keluarga tidak ada. Riwayat alergi tidak ada. Riwayat
menggunakan kacamata tidak ada. Riwayat penggunaan obat tetes mata yang lama tidak
ada. Riwayat DM serta hipertensi tidak ada.
PEMERIKSAAN
FISIS

Status Generalis:
Keadaan Umum : Compos mentis/sakit sedang/gizi
cukup
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 16x/menit
Suhu : 36,50c
Pemeriksaan Oftalmologi
Pemeriksaan OD OS
Palpebra Edema(-), Hiperemis(-) Edema(-), Hiperemis(-)
Enteropion (-), ekteropion(-), Enteropion (-), ekteropion(-),
trikiasis(-) trikiasis(-)
Apparatus lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (+)
Silia Normal Normal
Konjungtiva Injeksio konjungtiva (+) Injeksio konjungtiva (+)
Bola Mata Normal Normal
Mekanisme muscular
Kornea Udem kornea (+) Udem kornea (+)
Bilik mata depan Dangkal Dangkal
Iris Coklat, kripte baik Coklat, kripte baik
Pupil Mid dilatasi, RCL/RCTL(-) Mid dilatasi,
RCL/RCTL(-)
Lensa Jernih Jernih
PEMERIKSAAN VISUS

OD Visus OS

3/60 Visus jauh tanpa koreksi 3/60

- koreksi -

Visus jauh dengan


- -
koreksi terbaik

- Visus dekat -

- koreksi -

- Visus dekat dengan koreksi -


TEKANAN
INTRAOCULAR
EXAMINATION
OD OS
METHODS

OD: 25,8 OS: 30,4


Non Contact
Tonometry/ schiotz
PEMERIKSAAN LAIN

EXAMINATION OD OS

Sensitivitas Kornea Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

Color sense Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

OD reflex fundus (+), papil OS reflex fundus (+), papil


bulat, batas tegas, CD ratio bulat, batas tegas, CD ratio
Funduskopi 0,6, arteri: vena = 2:3, 0,8, arteri: vena = 2:3,
reflex macula (+) reflex macula (+)
Oculi Dextra & Sinistra

DOKUMENTASI
KLINIS PASIEN
DIAGNOSIS:
Glaukoma akut ODS

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS:
Iritis
Konjungtivitis akut
TERAPI

Timolol meleat 0,5% eye drop 2 dd gtt 1 ODS


Cxytrol 3 dd gtt 1 ODS
Carpin 1% 2 dd gtt 1 ODS
Glaucon tab 2 dd 1
KSR 2 dd 1
PROGNOSIS

Qua ad vitam : Bonam


Qua ad sanationem : Dubia ad Bonam
Qua ad visum : Dubia ad Bonam
Qua ad kosmeticum : Bonam
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma dapat diklasifikan menjadi glaukoma primer, sekunder dan kongenital. Sebagian
besar glaukoma merupakan glaucoma primer yaitu glaukoma sudut terbuka (primary open angle
glaucoma) yang proporsinya paling banyak, diikuti gluakoma primer sudut tertutup (primary
angle closure glaucoma).
Glaukoma akut merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer yang memerlukan
penanganan segera akibat terjadi aposisi iris dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata.
Hal tersebut menghambat aliran humor aquos dan mengakibatkan peningkatan tekanan intra
okular (TIO).
Glaukoma akut merupakan suatu kegawat darutatan mata yang memerlukan penanganan segera
untuk mencegah kerusakan nervus optikus yang dapat menyebabkan kebutaan. Pengobatan
medikamentosa harus dimulai secepat mungkin untuk menurunkan tekanan intra okular,
sebelum terapi defenitif iridektomi laser atau bedah dilakukan.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi sudut filtrasi
Fisiologi Humor Aquous
DEFINISI
Glaukoma akut adalah episode akut peningkatan TIO diatas nilai normal (10-20 mmHg)
akibat tersumbatnya aliran humor akuous secara tiba-tiba. Ini merupakan kasus emergensi
yang dapat mengancam penglihatan jika tidak segera ditangani.
Glaukoma akut (Acute Angle Closure – AAC) adalah suatu kondisi dimana terjadi blok
jalinan trabekular oleh iris perifer pada sudut bilik mata. Blok ini dapat terjadi melalui
mekanisme aposisi iris dengan jalinan trabekular atau karena sinekia. Saat kondisi iris
terdorong atau menonjol kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat, keadaan ini
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
Menurut WHO, angka
kebutaan di Indonesia Di Indonesia
mencapai 1,5% atau glaukoma diderita
oleh 3% dari total
sekitar 3 juta orang
EPIDEMIOLOGI populasi penduduk

Insiden glaukoma sudut


tertutup lebih banyak
dijumpai pada ras Asia
dibandingkan dengan ras
Kaukasian ataupun Afrika.
Glaukoma merupakan
penyebab kedua kebutaan
utama di dunia setelah
Pada tahun 2013 dikatakan
katarak atau kekeruhan lensa
64,3 juta penduduk dunia 111,8 juta pada tahun
dengan jumlah penderita
menderita gangguan 2040 dimana prevalensi
diperkirakan sebanyak
penglihatan karena glaukoma terbanyak terdapat di
±70.000.000 orang di
dan diperkirakan meningkat Asia dan Afrika.
seluruh dunia.
menjadi 76 juta pada tahun
2020
ETIOLOGI

Glaukoma akut terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler secara


mendadak yang dapat disebabkan oleh sumbatan di daerah kamera okuli
anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus dan
menyebabkan tekanan intra okular meningkat dengan cepat sehingga
menimbulkan nyeri hebat
FAKTOR RESIKO
PATOFISIOLOGI
• Glaukoma sudut tertutup
akut adalah suatu kondisi
yang ditandai dengan
peningkatan TIO karena
gangguan pelepasan
aqueous humor dari ruang
posterior mata.
• Humor aquos tidak dapat
mengalir melalui pupil ke
ruang anterior sehingga
aliran ke trabecular
meshwork terhalang oleh
kontak antara lensa dan
iris yang mengakibatkan
akumulasi humor berair
di ruang posterior..
GEJALA KLINIS
Sebagian besar serangan akut pada glaukoma sudut tertutup bersifat unilateral,
namun 10% pasien dapat mengalami serangan akut bilateral.
Gejala:
Nyeri akut dan bersifat sangat nyeri terjadi oleh karena peningkatan TIO akan
merangsang persarafan kornea (nervus oftalmikus atau V.1)
Mual dan muntah yang timbul akibat iritasi nervus vagus dan dapat
menyerupai gejala pada kelainan saluran cerna.
Penurunan penglihatan yang progressif dan melihat “halo” disekitar cahaya
lampu. Hal ini disebabkan oleh edema epitel kornea
Tanda:
Penurunan tajam penglihatan mendadak (biasanya visus <6/60)
Konjungtiva kemosis dan kongesti disertai injeksi konjungtiva
Edema epitel kornea dan kornea keruh
BMD sangat dangkal
Pupil middilatasi atau dilatasi, dan tidak ada reflex cahaya
Tekanan intra okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Mata kontralateral menunjukkan sudut bilik mata depan dangkal (pada pemeriksaan
gonikoskopi)
DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
oftalmologis.
Anamnesis: anamnesis terperinci sangat diperlukan dalam mendiagnosis glaukoma dan
menentukan arah penanganan yang tepat.
Penting juga untuk anamnesis pasien mengenai gejala subyektif, dengan gejala seperti
penglihatan kabur, irisopsia, sakit mata, sakit kepala, dan hiperemia yang mengindikasikan
kemungkinan riwayat akut serangan glaukoma.
Selain itu, juga penting untuk bertanya tentang riwayat pasien, dan pasien dengan riwayat
keluarga glaukoma khususnya harus ditanyai tentang kerusakan fungsi visual pada keluarga.
PEMERIKSAAN FISIS
OFTALMOLOGI

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan visus tekanan intra
segmen anterior
okular

Pemeriksaan
Gonioskopi Oftalmoskopi
lapangan pandang
Miotik kuat; Pilokarpin 2% atau 4% 4 x 1 tetes
Karbonik anhidrase inhibitor: pemberian sebagai inisial terapi.
Asetazolamid dosis inisial 2x250 mg oral, dapat
diberikan kepada pasien yang memiliki fungsi Steroid Topikal; prednisolone 1% atau
ginjal normal dan tidak terdapat kelainan deksametason 0,1%) 4 kali per hari apabila mata
lambung. Dosis alternatif intravena 500 mg bolus, mengalami peradangan akut.
efektif terhadap pasien nausea.

Medikamentosa
Agen osmotik pengurangan osmotik volume corpus vitreus
dengan pemberian agen hiperosmotik sistemik.
Beta bloker: Timolol Gliserin, dosis efektif 1 - 1,5 gr/kg BB dalam 50% cairan.
Dapat menurunkan tekanan intraokular dalam waktu 30-90
Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial menit setelah pemberian.
terapi dapat diberikan 2 kali dengan interval Mannitol merupakan oral osmotik diuretik kuat. Dosis yang
setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8, dianjurkan adalah 1-2 gram/kg BB dalam 50% cairan. Puncak
dan 12 jam kemudian efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3 jam dan berakhir 3-5
jam. Bila intoleransi gastrik: diberikan secara intravena dalam
20% cairan dengan dosis 2 gram/kg BB selama 30 menit.
OBSERVASI RESPON TERAPI
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat (paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif) untuk
tindakan selanjutnya observasi meliputi:
Monitor ketajaman visus, edema kornea, dan ukuran pupil
Ukur tekanan intra okular setiap 15 menit
Periksa sudut gonioskopi terutama apabila tekanan inta okularnya sudah turun
dan kornea sudah mulai jernih.
PEMBEDAHAN
Laser Peripheral Iridotomi (LPI); Iridotomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut
tertutup dengan blok pupil, iridotomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok pupil
pada mata yang beresiko, yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi.
LPI tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis, karena dapat mengakibatkan
perdarahan.
Resiko perdarahan juga meningkat pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik,
seperti aspirin.
Komplikasi yang dapat terjadi pasca tindakan laser adalah corneal burn, kapsul anterior lensa
robek, perdarahan (biasanya tidak lama), tekanan intraokular meningkat pasca tindakan dan
inflamasi.
Bedah Iridektomi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridotomi. Seperti:
Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal ini
sering terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 – 8 minggu.
Sudut bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas.
Pasien yang tidak kooperatif.
Tidak tersedianya peralatan laser
Ekstraksi lensa
Terdapat beberapa studi yang membuktikan efektivitas ekstraksi lensa dalam
menurunkan dan mengontrol tekanan intraokular pasien dengan Primary
Angle Closure Glaucoma (PACG). Ekstraksi lensa sebaiknya
dipertimbangkan pada kasus PACG terutama yang disertai dengan hyperopia
atau kondisi lensa yang cembung di anterior (anteriorly vaulted lens).
DIAGNOSIS BANDING

Gejala umum seperti mual dan muntah dapat lebih mendominasi dan mirip
dengan gejala apendisitis dan tumor otak.
Iritis dan iridosiklitis. Perbedaannya tidak ditemukan peningkatan tekanan
intraokuler.
Konjungtivitis akut: nyeri tidak ada atau minimal. Terjadi bilateral, terdapat
secret dari mata dan kongtiva yang meradang. Tekanan intra ocular normal.
Reflex pupil normal dan kornea jernih.
PROGNOSIS
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin.
Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapangan pandang telah
hilang secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap.
Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut
tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen dalam 2-3
hari.
BAB III
KESIMPULAN

Glaukoma akut adalah sebuah kegawatdaruratan dalam kasus oftalmologi


yang memerlukan penatalaksanaan segera dengan medikamentosa. Tujuan
dari terapi adalah untuk menurunkan tekanan intra okular sebanyak mungkin
dalam waktu sesingkat mungkin.
Prognosis tergantung pada deteksi dini dan pengobatan segera glaukoma
sudut tertutup akut.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 116 kasus glaukoma sudut tertutup
akut menyimpulkan bahwa keterlambatan presentasi dan waktu yang
dibutuhkan untuk mengakhiri episode akut adalah faktor yang paling penting
dalam menentukan hasil akhir pasien ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai