Anda di halaman 1dari 28

KONSEP STRESS HOSPITALISASI

By :
RINA MARIANI
Prodi Keperawatan Kotabumi
Tugas yang harus diselesaikan
 Apa itu Hospitalisasi
 Reaksi anak akibat hospitalisasi berdasarkan usia
tumbuh kembangnya
 Reaksi keluarga terhadap anak di rawat
 Bagaimana manajemen asuhan keperawatannya
 Bermain terapeutik untuk mengatasi dampak
hospitalisasi
 Carilah video bermain terapeutik di rumah sakit
PENDAHULUAN
 Pengalamanan hospitalisasi berkesan
 1/3 anak pernah di rawat sebelum dewasa
 Anak dirawat stress bagi anak dan kelg,
gunakan koping, tidak berhasil krisis
 Anak sakit di bawa IGD bukan khusus anak,
staf tidak dilatih hadapi anak stress >>>>
 Tenaga kesehatan : perlu mendengarkan dan
mengidentifikasi persepsi perasaan anak dan kelg
 Ciptakan ruangan seperti di rumah sendiri
KONSEP DASAR
 Hospitalisasi adalah suatu proses yg karena sesuatu
alasan yg berencana atau darurat, mengharuskan
anak utk tinggal di RS, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah
 Berbagai perasaan yang muncul pada anak, yaitu :
- cemas - takut
- marah - rasa bersalah
- sedih
 Perasaan itu timbul karena menghadapi sesuatu yg
baru dan belum pernah dialami sebelumnya.
Lanjutan ……..

 Apabila anak stress selama dalam perawatan, orang tua


menjadi stress pula dan stress orang tua akan membuat
tingkat stress anak semakin meningkat.
 Sehingga askep tidak bisa hanya berfokus pada anak,
tetapi juga pada orangtuanya.
 Stressor yang umum pada anak hospitalisasi :
. Perpisahan
. Kehilangan kendali
. Perubahan gambaran diri
. Nyeri
. Rasa takut
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
orang tua terhadap penyakit anaknya
 Pengalaman dengan penyakit / hospitalisasi
 Prosedur medis pengobatan & diagnosa
 Sistem pendukung yg ada efek terhadap
fungsi
 Kekuatan pribadi
 Stress tambahan pada keluarga
 Keyakinan agama dan latar belakang
budaya
 Pola komunikasi diantara keluarga
REAKSI ANAK AKIBAT HOSPITALISASI
BERDASARKAN USIA PERKEMBANGANNYA
A. INFANT
 Anak mengembangkan trust melalui hubungan
yang dekat dengan pengasuh utama (ortu),
berespon dg lingkungan eksternal, mulai
mengeksplorasi lingkungan.
 Cemas akibat perpisahan dg orang tua akan
menyebabkan gangguan pembentukan rasa
percaya dan kasih sayang
 Pada usia 6 bln akan memperlihatkan separation
anxiety dimana bayi menangis keras jika ditinggal
ibunya.
Lanjutan masa infant ….

 Pada usia lebih 6 bln akan menyebabkan stranger


anxiety dimana anak akan : menangis, marah,
gerakan berlebihan.
 Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tdk
menyenangkan, pergerakan tubuh yg berlebihan
dan menangis kuat

 Jangan tinggalkan aku ????


Selanjutnya ….

Manajemen Asuhan Keperawatan

* Berikan asuhan yang konsisten


* Menyanyi dan berbicara dengan bayi
* Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus
berinteraksi selama prosedur
* Anjurkan interaksi dg ortu : rooming in, ortu
bicara ke anak dan ijin saat mau pergi (walaupun
sebentar)
* Biarkan mainan yg membuat rasa aman anak
* Jangan menakut-nakuti
B. TODLER
 Perpisahan merupakan sumber strees
 Memandang penyakit dan hospitalisasi hukuman
Takut terhadap lingkungan dan orang yg tdk dikenal
 iai

 Respon prilaku yg anak tunjukkan sesuai dg


tahapannya, yaitu :
1. Tahap protes : nangis kuat, menjerit, memanggil
ortu, menolak perhatian orla
2. Tahap putus asa : nangis berkurang, tdk aktif,
kurang minat bermain dan makan, menarik diri,
sedih dan apatis
3. Tahap denial : samar menerima, membina hub
dangkal, dan anak mulai menyukai lingk

 Kehilangan kontrol : setiap pembatasan yg


dilakukan anak merasa tdk aman, terganggu
aktivitas rutin
 Reaksi perlukaan dan sakit : meringis, menggigit,
memukul, dapat megkomunikasikan rasa nyeri dan
menunjukkan lokasi
 Gangguan citra diri : berfikir bagian tubuh akan
keluar kalau selang dicabut
Manajemen Asuhan Keperawatan
 Anjurkan ortu berada disamping anak saat
prosedur invasif yg menyakitkan
 Dekatkan mainan favorit anak
 Pertahankan kontak maksimal dg beberapa
perawat. Kenalkan perawat disamping ortu,
ijinkan anak bertemu perawat sebelum prosedur
dilakukan
 Bantu kunjungan saudara kandung
 Gunakan restrain minimal
 Fasilitas rooming in
 Buat ruangan seperti di rumah sendiri
C. ANAK PRA SEKOLAH
 Anak mempertahankan hub baru dg teman sebaya
dan teman di luar kelg
 Reaksi terhadap perpisahan : menolak makan,
sering bertanya, menangis pelan-pelan dan tdk
kooperatif
 Kehilangan kontrol : pembatasan aktivitas sehari-
hari dan kehilangan kekuatan diri
 Reaksi perlukaan dan sakit : menganggap tind dan
prosedur mengancam integritas tubuh. Reaksi yg
timbul seperti ; anak agresif, ekspresi verbal, regresi
D. ANAK USIA SEKOLAH
 Anak mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, belajar mengendalikan emosi,
mengembangkan keterampilan gerak motorik dan
sosial lebih baik, belajar bekerjasama dg angg kelp
 Perpisahan : berpisah dg teman-teman sebaya,
cemas thd kehilangan PR sekolah
 Kehilangan kontrol : kelemahan fisik dan takut mati
 Reaksi perlukaan dan sakit : mengkomunikasikan
rasa sakit, dan mampu mengontrol rasa sakit (gigit
bibir dan menggenggam).
E. USIA REMAJA
 Anak mengembangkan cara baru berinteraksi dg
kelg dan teman sebaya, belajar peran sesuai gender
dan bekerja mempertahankan peran sosial baru,
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,
belajar fungsi mandiri
 Rasa takut : banyak bertanya dan mengekspresikan
rasa takut secara verbal
 Anxietas : Perpisahan dg sekolah dan teman lebih
bermakna daripada ortu
 Menarik diri karena perub penampilan
 Sulit mengijinkan bantuan scr fisik dan emosi saat
marah, frustasi, menarik diri
Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Meminimalkan stressor atau penyebab stress
- Melibatkan ortu berperan aktif dlm perawatan
(rooming in).
- Modifikasi ruang perawatan dgn membuat situasi
ruang perawatan spt dirumah.
- mempertahankan kontak dg kegiatan sekolah.
- Mengurangi kehilangan kontrol : menghindari
pembatasan fisik jika anak dpt kooperatif thd
petugas.
- Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan :
menjelaskan sebelum melakukan prosedur
Lanjutan …….

2. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi


- Memberi kesempatan pada ortu mempelajari
tumbang anak dan reaksi anak terhdp stressor
yg dihadapi selama dirawat
- Dapat dijadikan media utk belajar ortu
- Memberi kesempatan pada anak mengambil
keputusan, tdk bergantung pd orla dan percaya
diri
- Beri kesempatan pada anak utk saling
mengenal dan berbagi pengalaman
Lanjutan …..

3. Memberikan dukungan pada anggota kelg lain


- Berikan dukungan pd kelg utk mau tinggal dgn
anak di RS
- Fasilitasi kelg utk berkonsultasi pd psikolog atau
ahli agama
- Beri dukungan kpd kelg utk menerima kondisi
anaknya dg nilai-nilai yg diyakininya
- Fasilitasi utk menghadirkan saudara kandung
anak
Lanjutan …..

4. Mempersiapkan anak utk mendapat perawatan RS


Pada tahap sblm anak masuk RS dilakukan :
a. Siapkan ruang rawat sesuai dg tahapan usia
anak dan jenis peny dg peralatan yg diperlukan
b. Apabila anak harus dirawat secara berencana,
1-2 hr sebelum dirawat diorientasikan dg situasi
RS dg bentuk miniatur bangunan RS
Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan :
> Kenalkan perawat dan dokter yg akan
merawatnya
> Orientasikan anak dan ortu pd ruang rawat
Lanjutan ……

yg ada beserta fasilitas yg dpt digunakan


 Kenalkan dg pasien anak lain yg menjadi teman
sekamarnya
 Berikan identitas pada anak
 Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal kegiatan
yg akan diikuti dg bahasa yg dimengerti anak
 Lakukan pengkajian riw. keperawatan
 Lakukan pemr.fisik dan pemr. lainnya sesuai dg
programnya
 Perhatikan hak-hak anak
REAKSI ORTU DAN SAUDARA KANDUNG
TERHADAP ANAK YG DIHOSPITALISASI
A. Reaksi Ortu
1. Perasaan cemas dan takut
Perasaan tsb muncul pd saat ortu melihat anak
mendapat prosedur menyakitkan
Cemas yg paling tinggi info ttg dx. peny
Rasa takut muncul kehilangan anak pada
kondisi sakit terminal
Perilaku yg sering ditunjukkan ortu : sering
bertanya ttg hal yg sama pd orang yg berbeda,
gelisah, ekspresi wajah tegang, atau marah
Lanjutan …….

2. Perasaan sedih
Muncul pd saat anak dlm kondisi terminal dan ortu
mengetahui bahwa tdk ada lagi harapan anaknya
utk sembuh
3. Perasaan frustasi
Muncul pd kondisi anak dirawat cukup lama dan
dirasakan tdk ada perubahan serta tdk adekuatnya
dukungan psikologis

B. Reaksi saudara kandung


- marah - benci - kesepian
- cemburu - rasa bersalah - khawatir
Bermain untuk Mengurangi Stress
akibat Hospitalisasi
 Bermain penting u/ kes mental, emosional dan
sosial
 Adanya ruang bermain di RS rasa aman
dan kesenangan
 Dalam pelaksanaan aktivitas bermain perhatikan
prinsip bermain, permainan yg sesuai dg usia atau
tk pertumbuhan dan perkembangan anak
 Keterlibatan orang tua sangat diperlukan
Tujuan bermain
1. Dapat melanjutkan tumbuh kembang
selama perawatan
2. Mengekspresikan pikiran dan fantasi anak
3. Mengembangkan kreativitas anak melalui
permainan yang tepat
4. Anak dapat beradaptasi lebih efektif
terhadap stress dan mendapatkan
ketenangan dalam bermain
Prinsip Bermain di RS

1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan


sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur yg sama
4. Permainan tdk bertentangan dg pengobatan
5. Semua alat permainan dapat dicuci
6. Melibatkan orang tua
Alat permaianan yang
diperlukan
 Tidak harus baru dan bagus
 Gunakan alat permainan yang dipunyai
anak atau yang tersedia di ruangan
 Alat permainan yang digunakan harus
menggambarkan kreativitas perawat dan
orang tua serta menjadi media eksplorasi
perasaan anak
Pelaksanaan Kegiatan Bermain
 Perawat sebagai fasilitator
 Respon anak dan orang tua harus
diobservasi
 Bila anak lelah, hentikan permainan
 Yang dilihat adalah proses permainan dan
bukan semata-mata hasilnya
SAYONARA

Anda mungkin juga menyukai