Oleh:
Dellyza Pusvarini , SKed
Marissa Sylvia R, SKed
Sulistiansyah H.P, SKed
Pembimbing:
Dr. H. Kms. Bachtiar Assidiqi, SpTHT-KL
PENDAHULUAN
Merupakan tumor ganas daerah kepala dan
leher yg banyak ditemukan di Indonesia.
Lima besar dari tumor ganas tubuh manusia,
bersama tumor ganas serviks, tumor payudara,
tumor getah bening dan tumor kulit.
Insiden tertinggi pada penduduk Cina bagian
selatan. Rata-rata terjadi pada usia 45-55 tahun.
Lebih sering pada laki-laki dgn rasio 2-3:1.
2
PEMBAHASAN
Anatomi
Nasofaring : ruang yg anteroposterior berukuran
3
Anatomi Nasofaring
4
Etiologi
5
Gejala dan Tanda
Dapat berupa keluhan ringan, seperti nyeri kepala,
pendengaran kurang, atau bahkan tidak ada keluhan
sama sekali sehingga metastasis di leher merupakan
tanda pertama.
Gejala karsinoma nasofaring dibagi menjadi 4
kelompok, yaitu:
• Gejala nasofaring
• Gejala telinga
• Gejala mata dan syaraf
• Gejala leher atau metastasis
6
Gejala pada nasofaring dapat berupa
epistaksis ringan, keluarnya cairan
postnasal atau sumbatan hidung.
Gangguan pada telinga merupakan gejala
yang dini timbul, dapat berupa tinitus, rasa
tidak nyaman ditelinga, rasa penuh sampai
rasa nyeri di telinga (otalgia) dan otitis
media serosa.
7
Gangguan pada mata, dapat berupa juling
atau diplopia, oftalmoplegia.
8
Diagnosis
9
Histopatologi
10
Staging
Stadium 0 : Tis, N0, M0
Stadium I : T1, N0, M0
Stadium IIA : T2a, N0, M0
Stadium IIB : T1, N1, M0
T2, N1, M0
T2a, N1, M0
T2b, N0, M0
T2b, N1, M0
Stadium III : T1, N2, M0
T2a, N2, M0
T2b, N2, M0
T3, N0, M0
T3, N1, M0
T3, N2, M0
Stadium IVA : T4, N0, M0
T4, N1, M0
T4, N2, M0
Stadium IVB : T1/T2/T3/T4, N3, M0
Stadium IVC : T1/T2/T3/T4, N1/N2/N3, M1
11
Terapi
Radioterapi masih merupakan pengobatan
utama. Pengobatan tambahan yang diberikan
dapat berupa diseksi leher, pemberian
tetrasiklin, faktor transfer, interferon,
kemoterapi, seroterapi, vaksin dan antivirus.
Dosis radiasi yang dianjurkan untuk tumor
primer adalah 65-68 Gy dengan fraksi
konvensional. Sedangkan dosis radiasi yang
dianjurkan untuk kelenjar getah bening leher
adalah 60-65 Gy.
12
Efek samping yang terjadi segera (akut)
setelah penyinaran ini adalah xerostomia,
mukositis dan dermatitis.
Efek samping yang terjadi lambat akibat
penyinaran adalah kelainan endokrin
(hipotiroid), karies radiasi, dan fibrosis
jaringan lunak.
Komplikasi yang paling berat dari penyinaran
adalah kelainan/sekuele neurologis, termasuk
paralisis syaraf otak dan nekrosis lobus
temporalis.
13
Kemoterapi merupakan terapi ajuvan (tambahan)
terbaik untuk karsinoma nasofaring.
Kombinasi kemoradioterapi dengan mitomycin C dan
5-fluorouracil oral setiap hari sebelum diberikan
radiasi yang bersifat “radiosensitizer” memperlihatkan
hasil yang memberi harapan akan kesembuhan total
pasien karsinoma nasofaring.
Pengobatan pembedahan diseksi leher radikal
dilakukan terhadap benjolan di leher yang tidak
menghilang pada penyinaran (residu) atau timbul
kembali setelah penyinaran selesai.
14
Perawatan paliatif
Masalah: mulut yg terasa kering disebabkan
oleh kerusakan kelenjar air liur.
Nasehat: makan dgn banyak kuah, membawa
minuman kemanapun pergi, makan dan
mengunyah bahan yg rasa asam.
Gangguan lain: mukositas rongga mulut
karena jamur, rasa kaku di daerah leher
karena fibrosis jaringan akibat penyinaran,
sakit kepala, kehilangan nafsu makan dan
kadang-kadang mual atau muntah.
15
Kesulitan timbul bila terdapat residu atau
residif.
Dapat juga timbul metastasis jauh pasca
pengobatan seperti ke tulang, paru-paru, hati,
dan otak.
Pada kesulitan ini diberikan pengobatan
simtomatis.
Pasien akhirnya meninggal akibat keadaan
umum yang buruk, perdarahan dari hidung
dan nasofaring yang tidak dapat dihentikan
dan terganggunya fungsi alat-alat vital akibat
metastasis tumor.
16
Pencegahan
Dapat dilakukan dgn:
pemberian vaksinasi pada penduduk yang bertempat
17
18