Kelompok 4 : 1. Aisya Nurul Isnaeni (P1337421020104) 2. Zahra Afaf Nabilah D. (P1337421020109) 3. Tamaryscha Maharani A.P (P1337421020110) 4. Indriyani Savitri (P1337421020122) 5. Laeti Alfitri (P1337421020130) 6. Marsyanda Analisa Putri S. (P1337421020133) 7. Wita Selfiana (P1337421020135) 8. Nida Wahyu Aprilia (P1337421020141) 9. Aeni Rofiqotus Solikhah (P1337421020142) 10. Diah Yuli Astutiningsih (P1337421020145) Kelas: 2C Definisi Pre-eklampsia adalah kondisi peningkatan tekanan tekanan darah yang disertai dengan adanya protein dalam urine. Kondisi ini biasanya terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Pre-eklampsia adalah komplikasi kehamilan yang serius. Pre-eklampsia adalah penyebab kematian utama para ibu hamil di negara-negara berkembang. Penyebab Para ahli meyakini bahwa penyebab preeklamsia pada ibu hamil berasal dari plasenta yang tidak berkembang dengan baik akibat gangguan pada pembuluh darah. Plasenta adalah organ yang mengantar suplai darah ibu ke janin dalam kandungan. Plasenta membutuhkan pasokan darah yang besar dan konstan dari ibu untuk mendungkung pertumbuhan janin. Plasenta yang tidak mendapatkan cukup darah dapat memicu terjadinya preeklampsia, karena plasenta tidak berkembang dengan baik. Masalah pada plasenta juga dapat menunjukan bahwa suplai darah antara ibu dan janin terganggu. Sinyal atau zat dari plasenta yang rusak akan mempengaruhi pembuluh darah ibu, sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Lanjutan...
Pada saat yang sama, masalah pada ginjal dapat
menyebabkan protein penting dalam darah ibu bocor ke urine, sehingga menghasilkan protein dalam urine (proteinuria). Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan preeklampsia. Faktor yang mempengaruhi
Ada dua faktor yang memicu terjadinya preeklamsia, yaitu :
1. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah yang tinggi pada preeklamsia akan membuat kerusakan pada dinding pembuluh arteri, terutama di otak. Kerusakan ini dapat menghambat aliran darah dan menyebabkan pembengkakan pembuluh darah di otak, termasuk termasuk pada janin dalam kandungan yang sedang tumbuh. Apabila pembengkakan telah mengganggu fungsi otak, maka penderita akan mengalami kejang-kejang. 2. Proteinuria
Preeklamsia umumnya dapat memengaruhi fungsi ginjal. Salah
satunya ditandai dengan proteinuria, yaitu suatu kondisi di mana urine mengandung protein dalam jumlah lebih dari normal. Biasanya saat darah melewati ginjal, maka ginjal akan menyaring produk limbah dan berusaha mempertahankan nutrisi dalam darah, seperti protein yang didistribusikan kembali ke tubuh. Namun, jika filter ginjal atau glomeruli rusak, maka protein dapat bocor ke dalam urine.Selain itu, sebagian ahli mencurigai bahwa lemak tubuh yang berlebihan, genetik, dan nutrisi yang buruk, juga menjadi penyebab terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Tanda & Gejala 1.Tekanan darah tinggi (hipertensi) 2.Proteinuria (ditemukannya protein di dalam urin) 3.Sakit kepala berat atau terus-menerus 4.Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya 5.Nyeri di ulu hati atau perut kanan atas 6.Sesak napas 7.Pusing, lemas, dan tidak enak badan 8.Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun 9.Mual dan muntah 10.Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian tubuh lain 11.Berat badan naik secara tiba-tiba Komplikasi Jika tidak ditangani, preeklamsia dapat Komplikasi juga bisa menyerang janin. menyebabkan komplikasi, seperti : Komplikasi pada janin meliputi : 1. Eklamsia, yaitu komplikasi kehamilan 1.Pertumbuhan janin terhambat yang ditandai dengan tekanan darah 2.Lahir prematur tinggi dan kejang 3.Lahir dengan berat badan rendah 2. Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati 4.Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS) 3. Penyakit jantung 4. Gangguan pembekuan darah 5. Solusio plasenta 6. Stroke hemoragik 7. Sindrom HELLP Siapa saja yang beresiko mengalami Pre-eklampsia? 1. Ibu yang memiliki riwayat kesehatan seperti : diabetes melitus, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, lupus atau sindrom antifosfolipid 2. Memiliki riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya 3. Hamil pada usia diatas 35 tahun atau kurang dari 18 tahun 4. Ibu yang hamil untuk pertama kalinya 5. Ibu hamil yang mengandung bayi kembar 6. Ibu yang hamil dengan jeda 10 tahun dari kehamilan sebelumnya Pemeriksaan Penunjang Melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, pembengkakan pada tungkai, kaki, dan tangan, serta kondisi kandungan ibu hamil. Jika tekanan darah ibu hamil lebih dari 140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jeda waktu 4 jam, lalu dokter akan melakukanpemeriksaan penunjang seperti : 1. Tes urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine 2. Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan jumlah trombosit darah 3. Ultrasonografi (USG), untuk melihat pertumbuhan janin 4. USG Doppler, untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta 5. Nonstress test (NST) dengan cardiotocography atau CTG, untuk mengukur detak jantung janin saat bergerak di dalam kandungan Pengobatan 1.Obat-obatan Sambil tetap menerapkan pola hidup sehat, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan berikut pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia: a) Obat antihipertensi Obat antihipertensi biasanya diberikan jika tekanan darah ibu hamil sangat tinggi. Umumnya jika tekanan darah ibu hamil masih berkisar pada 140/90 mmHg, tidak diperlukan pemberian obat antihipertensi. b) Obat kortikosteroid Obat ini digunakan pada preeklamsia berat atau saat terjadi sindrom HELLP. Selain itu, obat ini dapat mempercepat pematangan paru-paru janin. c) Obat MgSO4 Pada preeklamsia berat, dokter akan memberikan suntikan MgSO4 untuk mencegah komplikasi, seperti kejang. 2. Perawatan di rumah sakit 3. Perawatan pasca melahirkan
Bila preeklamsia cukup berat Setelah melahirkan, pemantauan
atau semakin parah, ibu hamil tetap perlu dilakukan. Biasanya,
akan dirawat agar kondisinya pasien perlu menjalani rawat
terpantau. Selama perawatan, inap beberapa hari setelah
dokter akan melakukan melahirkan. Pasien juga tetap
pemeriksaan darah, NST, dan perlu mengonsumsi obat
USG secara rutin guna memantau antihipertensi yang diresepkan
kesehatan ibu dan janin. oleh dokter dan melakukan
kontrol rutin sampai sekitar 6 minggu setelah melahirkan. Pencegahan Tidak ada cara khusus untuk mencegah preeklampsia. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya preeklamsia, yaitu: 1. Melakukan kontrol rutin selama kehamilan 2. Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika memiliki kondisi hipertensi dan diabetes sebelum kehamilan 3. Menerapkan pola hidup sehat, antara lain dengan menjaga berat badan ideal, mencukupi kebutuhan nutrisi. 4. Mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral sesuai saran dokter Lanjutan...
5.Mengurangi garam tambahan dalam makanan.
6.Menghindari konsumsi makanan yang digoreng. 7.Memperbanyak konsumsi air putih, dengan minum 8-10 gelas air sehari. 8.Istirahat yang cukup. 9.Berolahraga secara teratur 10. Menghindari konsumsi minuman beralkohol dan kafein. ThankYou