Anda di halaman 1dari 52

TO A NEW NORMAL :

THE IMPLEMENTATION OF
PERIOPERATIVE NURSING CARE
IN OPERATING THEATRE SETTING

NS. ASEP ERMAYA, S.KEP


PW HIPKABI JABAR
WEBINAR KEPERAWATAN HUT RS KARYA BHAKTI PRATIWI
BOGOR, 25 FEBRUARI 2021
Ns. Asep Ermaya, S.Kep
Perioperative Nurse Practicioner

Ketua Pengurus Wilayah HIPKABI Jawa Barat


a.ermaya@gmail.com
081 32043 5886
Tujuan Umum

MEMAHAMI PELAKSANAAN ASUHAN


KEPERAWATAN PERIOPERATIF DI KAMAR OPERASI
DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Tujuan Khusus

1
Menjelaskan Prinsip Umum Pelayanan
Kamar Operasi Di Masa AKB

2
Menjelaskan Prinsip
Pelaksanaan Perioperatif Care
Di Masa AKB

3 Menjelaskan Prinsip
Kewaspadaan Pelaksanaan
Perioperatif Care Di Masa AKB
Prinsip Umum Persiapan Pelayanan
1 Pembedahan Di Kamar Bedah Pada
Pokok Era Adaptasi Kebiasan Baru (AKB)
Bahasan
2 Prinsip Prosedural Perioperatif Adaptasi
Kebiasan Baru (AKB) → Pre, Intra
dan Post Operatif

Kewaspadaan Pelayanan
3 Perioperatif kamar bedah di
Era Adaptasi Kebiasaan Baru
(AKB)
PENDAHULUAN

 FasKes ditantang untuk beradaptasi dengan cepat untuk merawat semakin banyak
pasien COVID-19.
 Rumah Sakit harus berjuang untuk mengatur kembali proses dan prosedur
pelayanan kesehatan
 Pemerintah telah mempersiapkan transisi pasca PSBB menuju tatanan
kehidupan baru atau yang dikenal dengan istilah “Adaptasi Kebiasaan Baru”,
hal ini termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan.
PENDAHULUAN

 Aktivitas pembedahan harus dilaksanakan dengan prosedur baru (Adaptasi


Kebiasaan Baru) dan kebijakan keselamatan pembedahan yang menjadi
prioritas
 Sistem pelayanan bedah tidak akan kembali ke tatanan yang “lama" tetapi akan
beralih ke tatanan yang "baru"
 Aktivitas pelayanan bedah rutin perlu secara bertahap dilanjutkan disamping
pelayanan pasien dengan COVID-19
PENDAHULUAN

 Pengendalian penyebaran COVID-19


 Butuh membutuhkan upaya untuk melakukan seleksi ulang pada pasien yang
masih dalam daftar tunggu
 Pelaksanaan operasi elektif harus dilakukan sedini mungkin
Adaptasi Kebiasaan Baru / New Normal

• Adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19


dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi.
• Tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada
adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih
dan sehat
• Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk
mengimplementasikan skenario Adaptasi Kebiasaan Baru
/new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis
dan kesiapan regional.
Prinsip Umum Persiapan Pelayanan Pembedahan Di Kamar Bedah
Pada Era Adaptasi Kebiasan Baru (AKB)

 Prioritas Pertama  keselamatan pasien  ketika mempertimbangkan


penyediaan layanan kesehatan, item dan prosedur termasuk pelayanan
operasi elektif.  Pd fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini pandemi
COVID-19 masih berlangsung.
 Prioritas kedua  keselamatan personel dan staf perawatan
kesehatan harus menjadi prioritas tertinggi berikutnya, setelah
memperhitungkan keselamatan pasien,
Prinsip Umum Persiapan Pelayanan Pembedahan Di Kamar Bedah
Pada Era Adaptasi Kebiasan Baru (AKB)
 Patuhi kebijakan pemerintah, baik pusat dan daerah, Centers for Disease
Control Prevention(CDC), World Health Organization (WHO) dan panduan serta
rekomendasi organisasi profesi,
karena keselamatan pasien dan petugas kesehatan sangat penting. 
tetap di rumah (stay at home), dan mengikuti protokol kesehatan.

 Keputusan selama fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) harus berbasis


lokal atau wilayah, karena faktor kejadian COVID-19 bervariasi berdasarkan 
insiden, prevalensi, faktor risiko pasien dan staf, kebutuhan masyarakat, dan
ketersediaan sumber daya di wilayah masing- masing
Prinsip Prosedural Perioperatif Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB)

P • Pertimbangan untuk mengaktifkan pelayanan pembedahan


elektif yang sebelumnya ditunda pada fase pelaksanaan
R Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi
COVID-19 dengan memperhatikan kebijakan di tiap wilayah
O
E masing-masing.
• Keputusan mengaktifkan operasi elektif diputuskan oleh
P Pimpinan Rumah Sakit
• Jenis kasus operasi yang akan dimulai atau diaktifkan diambil
E melalui rapat tim Gugus Tugas di Rumah Sakit, termasuk
kapasitas kamar operasi , sumber daya yang akan digunakan
R untuk operasi elektif

T
I
PRE OPERATIF

• Kebijakan RS  Semua pasien yang akan menjalani


pembedahan harus dilakukan screening COVID-19.
• Rumah Sakit mempersiapkan Ruang Rawat di Zona Hijau 
sebagai ruang rawat pra dan pasca bedah serta ICU non Covid-
19 untuk pasien post operasi yang membutuhkan.
PRE OPERATIF
• Pendaftaran pasien operasi elektif diupayakan melalui sistem
online atau via telepon ke kamar bedah untuk dijadwalkan
• Pelayanan pembedahan COVID-19 hanya dilaksananakan untuk
kasus emergency.
• Pelayanan pembedahan COVID-19 dan Pelayanan operasi
elektif non COVID-19 berada di zona terpisah, dimana pelayanan
pembedahan COVID-19 berada di Zona merah dan pelayanan
operasi elektif berada di zona hijau.
PRE OPERATIF

• Persiapan pra bedah harus sudah selesai sebelum


pasien dijadwalkan untuk dilakukan tindakan
pembedahan.
• Screening pra bedah minimal pemeriksaan laboratorium,
rapid antigen, TCM, rontgen, PCR swab dan Konsul tim
Pinere RS.
• Rumah Sakit menentukan petugas yang menangani
pelayanan di zona hijau dan zona merah.
PRE OPERATIF

o Saat pasien berada di ruang pre operasi diberi


jarak minimal 1 meter dengan pasien lain.
o Penerimaan pasien di ruang pre operasi
disesuaikan pada kapasitas ruangan.
o Pasien di ruang pre operasi untuk verifikasi pra
operasi.
INTRA
OPERATIF
• Rumah sakit mempersiapkan Kamar bedah yang
digunakan untuk pembedahan elektif terpisah
dengan kamar bedah COVID-19

• Kamar bedah yang digunakan adalah yang mengacu


pada PMK No. 24 tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
INTRA
OPERATIF
• Kamar bedah yang digunakan untuk pembedahan
elektif berada dalam Zona hijau. Petugas yang
masuk ke Kamar Bedah harus melalui pintu masuk
petugas zona hijau.
• Kamar bedah memiliki kriteria prosedur (SPO)
penggunaan APD, sebagai kewaspadaan terhadap
paparan  spt aerosol.
• Selama operasi, pintu kamar operasi harus selalu
tertutup dan petugas dilarang keluar masuk.
INTRA OPERATIF

• Mesin anestesi yang digunakan dilengkapi dengan 3


(tiga) buah filter HME (Heat and Moisture
Exchanger) yang diletakkan di ujung ETT,
konektor antar ETT dan sirkuit, dan inlet ke dalam
mesin anestesi.
• Setiap selesai operasi yang menggunakan mesin
anestesi, maka filter HME yang digunakan, dan
sirkuit harus diganti
INTRA
• OPERATIF
Semua kebutuhan operasi dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP) yang
diperlukan untuk operasi disiapkan dalam paket
per pasien.
• Jas dan Linen operasi bisa
menggunakan disposable atau
reusable.
• Semua barang yang digunakan di kamar operasi
harus digunakan sesuai kebutuhan untuk
pembedahan.
• Kebutuhan tambahan disiapkan oleh perawat
sirkuler yang bertugas.
POST OPERATIF
• Pasien post operatif yang tidak membutuhkan perawatan
Intensif dilakukan pemantauan di ruang pemulihan
dengan jarak minimal 1 meter.
• Lakukan hand over melalui telepon/rekam medik elektronik
antara perawat kamar bedah dengan perawat ruang rawat
inap/ICU.
• Segera setelah pembedahan, kamar operasi langsung
dilakukan dekontaminasi menggunakan Chlorin 5000
ppm.
KEWASPADAAN ADAPTASI KEBIASAAN
BARU DI KAMAR BEDAH
MANAJEMEN PASIEN
• Rumah Sakit  kebijakan  semua pasien yang akan
dilakukan pembedahan  harus di screening untuk mendeteksi
kemungkinan infeksi COVID - 19, sehingga memungkinkan
manajemen pasien yang akan dilakukan pembedahan dapat
ditentukan
• Sebelum pembedahan, pasien dirawat di ruang rawat pra bedah
yang berada di zona hijau
• Semua pasien tindakan pembedahan  memakai masker
bedah dari ruang rawat  diganti di kamar bedah.
PENCEGAHAN
INFEKSI DI ERA
ADAPTASI
KEBIASAAN
BARU DI
KAMAR BEDAH
Screening Pre Operasi

COVID-19 early warning score: a multi-parameter screening tool


to identify highly suspected patients (Song, 2020)
Screening Pemeriksaan Diagnostik
Pre Operatif

Guidelines on the Preoperative


Diagnostic Workup for
COVID-19. Royal Australian
College Surgeon, 2020
Alur Penjadwalan Operasi Di Masa Pandemi Covid-
19
• Bila skor EWS Covid-19 kurang dari 10, maka penjadwalan operasi dapat
dilakukan dengan kewaspadaan isolasi dan penggunaan APD sesuai protokol

• Bila skor EWS Covid-19 lebih besar atau sama dengan 10 dan atau hasil
rapid antigen test reaktif, maka pasien dikonsulkan ke Tim PINERE untuk
dilakukan evaluasi lebih lanjut.

• Bila pasien dinyatakan sebagai Konfirmasi Covid-19 oleh Tim PINERE, apabila
memungkinkan operasi ditunda terlebih dahulu sampai didapatkan hasil pemeriksaan
PCR dengan hasil negative dalam dua kali pemeriksaan atau sesuai penilaian Tim
PINERE.

• Bila pasien dinyatakan sebagai Konfirmasi Covid-19 dan membutuhkan tindakan


operasi urgent atau emergency life saving (contoh kasus : Syock haemorhagic dan
Sectio Caesar dengan Gawat Janin) maka tindakan operasi direncanakan untuk
dilakukan di kamar operasi Covid-19 dengan menggunakan standar APD Level 3.
MANAJEMEN PERSONEL KAMAR
BEDAH
• Personil kamar bedah yang akan melakukan prosedur
operasi menggunakan APD Level 2 :

 Topi bedah (Surgical Cap)  Apron


 Pakaian dasar kamar bedah/  Surgical gown
baju bedah  Goggles/ Face Shields
 Masker Surgical N95  Sepatu boots/ sandal kamar
 Masker Bedah bedah yang tertutup
MANAJEMEN PERSONEL
KAMAR BEDAH

• Rumah Sakit memiliki jumlah staf terlatih dan kompeten


yang sesuai dengan prosedur bedah yang direncanakan,
• Rumah Sakit memberikan fasilitas pemeriksaan secara
berkala kepada tim bedah.
• Cohorting / pemisahan tim yang bertugas utk
memudahkan tracing & mencegah infeksi silang antar
petugas.
• Pemenuhan Kompetensi perawat kamar bedah tentang
pengetahuan perubahan budaya / perilaku seperti cuci
tangan, pemakaian masker, penggunaan APD sesuai level
dan zonasi.
MANAJEMEN PERSONEL
KAMAR BEDAH
• Membatasi peserta didik dengan mempertimbangkan
protokol kesehatan sesuai kebijakan RS
• Memperhatikan protokol Kesehatan selama bekerja dilingkungan
kamar bedah atau diluar kamar bedah, seperti di ruang makan,
ruang pertemuan, ruang istirahat, ruang beribadah, dan ruang
ganti baju.
• Memberikan nutrisi tambahan dan vitamin pada personel kamar
bedah
MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN ALUR
DI KAMAR BEDAH
• Lingkungan perioperatif memiliki risiko tinggi untuk penularan
kuman patogen karena banyaknya kontak yang terjadi
antara anggota tim perioperatif, pasien, dan permukaan
lingkungan.
• Pembersihan lingkungan sangat penting untuk mengurangi
kemungkinan penularan kuman patogen.
• REVISI pedoman sesuai dengan kondisi terkini yaitu
terkait dengan Pandemic COVID-19 dan praktik berbasis
bukti
Manajemen lingkungan Kamar Operasi yang saat
ini digunakan, yaitu :

Standard Lingkungan O.K Penyesuaian di Era AKB


 Didesain dengan tekanan positif.  Kamar bedah + anteroom  tekanan
 Ventilasi di ruang operasi harus negatif dan pertukaran udaranya 12 kali /
merupakan ventilasi tersaring dan jam, agar tim bedah tidak terpapar
terkontrol, menggunakan HEPA filter. oleh aerosol saat intubasi  bila tdk
tersedia, maka bisa bertekanan (+) dan
 Pertukaran udara di ruang bedah 25 Letak disudut kompleks KB  minim
kali per jam. akses lalu lintas petugas & pasien.
 KB  Zona Merah  Akses terpisah
 Menggunakan Scavenging system
antara pasien Covid-19 dg pasien Non
 Sistem ventilasi dalam ruang operasi Covid-19
harus terpisah dari sistem ventilasi
lain di rumah sakit.
Manajemen lingkungan Kamar
Operasi yang saat ini digunakan,
yaitu :
Tabel Time Air Change

ACH Waktu yang dibutuhkan Waktu yang


Pertukaran 99% dibutuhkan
udara per/jam membuang udara 99,9 % membuang udara
yang yang
terkontaminasi (Menit) terkontaminasi
(Menit)
2 138 207
4 69 104
6 46 69
8 35 52
10 28 41
12 23 35
15 18 28
20 14 21
50 6 8

. Guidelines for Environmental Infection Control in Health-Care Facilities (2003),

Note : Pedoman Teknis Bangunan Kamar Operasi tahun 2012, pertukaran udara di kamar operasi
adalah untuk tekanan positif 25 ACH dan untuk tekanan negative 12 ACH
Manajemen Limbah Kamar Bedah

• Penatalaksanaan penanganan limbah medis kamar bedah sesuai


dengan kaidah PPI yang mengacu pada PMK RI No 27 tahun
2017, Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan  Limbah Infeksius, Limbah
Non Infeksius, Limbah Benda Tajam termasuk penanganannya
dan Limbah Cair
Penatalaksanaan Limbah Linen

Memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :


• Menerapkan prosedur penatalaksanaan linen SESUAI kebijakan
RS
• Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD
(sarung tangan rumah tangga, gaun, apron, masker dan sepatu
tertutup)
• Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen
terkontaminasi cairan tubuh, pemisahan dilakukan sejak dari
lokasi penggunaannya oleh perawat atau petugas.
• Minimalkan kontak dengan linen kotor untuk mencegah
kontaminasi ke udara dan petugas yang menangani linen
tersebut
Lanjutan .....

• Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh


lain, harus dibungkus, dimasukkan kantong kuning dan
diangkut/ditranportasikan secara berhati-hati agar tidak terjadi
kebocoran

Catatan:
• Penangangan linen pasien dengan COVID-19 mengacu pada
Rekomendasi Penanganan Pasien COVID-19 Di Kamar
Bedah HIPKABI.
Manajemen Pembersihan Kamar Bedah

1. Pembersihan debu / Damp dusting


´ Pembersihan debu yang dilakukan pertama kali di pagi hari
sebelum barang/consumable masuk ke dalam kamar operasi
´ Gunakan kain bersih dan tidak berbulu yang dibasahi
disinfektan
´ Membersihkan dari atas ke bawah  membuang debu pada
permukaan horizontal
´ Debu dan kotoran dapat mengurangi efektifitas disinfektan dalam
membunuh kuman di permukaan
´ Disinfektan yang digunakan sesuai dengan kebijakan rumah
sakit
2. Pembersihan Akhir Prosedur Dan
Desinfeksi/End Of Procedure Cleaning
And Disinfecting
• Pembersihan dan desinfeksi kamar operasi yang dilakukan antar
prosedur atau sering disebut “turnover cleaning”.
• Pembersihan tidak boleh dilakukan saat pasien masih berada
dalam kamar operasi
• Beri jeda waktu sesuai dengan kewaspadaan transmisi
pencegahan infeksi di kamar bedah dengan memperhatikan
efektifitas desinfektan.
• Gunakan APD saat pembersihan (sarung tangan rumah tangga,
apron, masker dan sepatu tertutup).
3. Pembersihan Terminal (Akhir) / Terminal
Cleaning and disinfecting
• Pembersihan dan desinfeksi kamar operasi yang dilakukan setelah
seluruh prosedur operasi yang dijadwalkan selesai
• Bersihkan dan desinfeksi semua permukaan yang terbuka Termasuk
roda dan Semua peralatan di dalam Kamar Operasi
• Pindahkan peralatan di sekitar ruangan untuk membersihkan lantai
dibawahnya
• Prinsip pembersihan dari ATAS ke BAWAH dan dari daerah BERSIH ke
KOTOR
• Pembersihan dilakukan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam dapat dilakukan tanpa menghilangkan metode pembersihan dari
area bersih ke kotor dan dari area atas ke bawah
4. Pembersihan Terjadwal (Scheduling
Cleaning)
• Pembersihan terjadwal merupakan pembersihan mingguan atau
bulanan yaitu pembersihan yang dilakukan pada fasilitas dan
prasarana yang ada di kamar bedah yang tidak dibersihkan setiap
hari,
• Fasilitas atau prasarana atau peralatan yang ada di kamar bedah
akan dibersihkan sesuai dengan jadwal  Melibatkan multidisiplin
yang ada di Rumah Sakit
• Contoh : ventilasi di kamar bedah, exhaust, connecting ventilasi,
ruang utilitas yang bersih dan kotor, area penyimpanan alat steril,
tirai pembatas antar pasien, Ruang Sterilisasi lounge/lemari es
Manajemen Alur Kamar Bedah

Manajemen alur di kamar bedah membutuhkan alur


yang jelas dalam pelayanan kamar bedah, ini
bertujuan untuk mengatur :
• Alur petugas kamar bedah sesuai standar
• Alur pasien bedah sesuai standar
• Alur bersih dan alur kotor di kamar bedah
Catatan:
 Kamar bedah yang tidak menggunakan system zonasi maka alur
masuk dan keluar pasien operasi dengan COVID-19 dan pasien
operasi non COVID-19 harus berbeda dan tidak boleh
bersilangan.
 Tata laksana penangganan untuk pasien dengan COVID-19 di
kamar bedah merujuk pada rekomendasi HIPKABI tentang
Penanganan Pasien dengan Covid-19 di Kamar Bedah.
Manajemen Alur Pelayanan O.K.
MANAJEMEN APD DI KAMAR
BEDAH
Penggunaan APD memerlukan 4 unsur yang harus dipatuhi
:
 Risiko Paparan
Dinamika transmisi penularan COVID-19→
airbone, droplet, kontak, transmisi airbone bisa
terjadi pada tindakan yang memicu terjadinya
aerosol, Gunakan APD yang sesuai → masker
surgical N95, masker bedah, apron, surgical
goggles/face shields.
 Cara memakai dengan benar
 Cara melepas dengan benar
 Cara mengumpulkan (“disposal”) setelah pakai
Prinsip Pemilihan APD
(KEMENKES, 6 April 2020)
 Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya – bahaya yang dihadapi (Percikan, kontak langsung maupun
tidak langsung)
 Bahan APD hendaknya seringan mungkin, dan tidak menimbulkan rasa
ketidaknyamanan
 Dapat dipakai secara fleksible (reuse maupun dispossible)
 Tidak menimbulkan bahaya tambahan
 Tidak mudah rusak
 Memenuhi ketentuan dari standar yang ada
 Tidak membatasi gerak
Praktek Berbasis Bukti

Penelitian ini menggambarkan tentang


perubahan design O.K. dari tekanan positif
menjadi tekanan negative. Ditemukan bahwa
mekanisme air flow dapat dikontrol sehingga
risiko kontaminasi dari paparan airborne
dapat ditekan seminimal mungkin. Diukur
menggunakan instrument baku berupa alat
berbasis computer utk me;ihat penyebaran
udara, droplet dan diperkuat dengan uji
biakan kuman. (Chow et al, 2006)
Design HVAC Sebelum Konversi Ke
Negatif Pressure
Design HVAC Setelah Konversi Ke
Negatif Pressure
Design HVAC Setelah Konversi Ke
Negatif Pressure
Kesimpulan
Kewaspadaan pelayanan pada era ADAPTASI
KEBIASAAN BARU “ NEW NORMAL “ di
kamar
bedah adalah bagaimana :
1) Manajemen pasien di kamar bedah

2) Manajemen tim bedah


3) Manajemen lingkungan dan alur di kamar

3M Health Care Academy


SM
bedah yang aman © 3M 2015. All Rights
Reserved
Referensi
Cobianchi, L. (2020). To A New Normal : Surgery and Covid – 19 During the
Transition Phase https://www.researchgate.net/publication/341533042
Chow, T. (2006). Conversion of operating theatre from positive to negative pressure
environment. www.elsevierhealth.com/journals/jhin
PP Hipkabi (2020). Rekomendasi Penanganan Pasien Covid-19 Di Kamar Bedah
Ti L.K et al (2020). What we do when a COVID-19 patient needs an
operation:operating room preparation and guidance.
https://doi.org/10.1007/s12630-020-01617-4
Wong et al. (2020). Preparing for a COVID-19 pandemic: a review of operating
roomoutbreak response measures in a large tertiary hospital in Singapore.
https://doi.org/10.1007/s12630-020-01620-9.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai