Anda di halaman 1dari 15

PNEUMONIA

DISUSUN OLEH :
1. DEKA WAHYU KURNIAWAN 202001218P
2. YENI ROSLINA 202001215P
3. IKA HARYANI 202001217P
4. HIMIDA 2020012105P
5. FITRI ANTINI 2020012104P
6. BESTY MURIANDA 202001201P

PROGRAM STUDIS1FARMASI (KONVERSI) STIKESADILA BANDARLAMPUNG


DEFINISI

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat (Dahlan, 2014).
ETIOLOGI

 Faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spectrum etiologi, gambaran
klinis dan strategi pengobatan yaitu usia pasien. Pada anak balita (4 bulan – 5 tahun), pneumonia sering disebabkan oleh infeksi
Strepcoccus pneumonia, Haemophillus influenza tipe B dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja,
selain bakteri tersebut juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumonia (Said, 2008).
 Menurut Hariadi (2010) dan Bradley dkk (2011) pneumonia dibagi berdasarkan kuman penyebab yaitu :

a. Pneumonia bacterial/tipikal adalah pneumonia yang dapat terjadi pada semua usia. Bakteri yang biasanya menyerang pada balita
dan anakanak yaitu Streptococcus pneumonia, Haemofilus influenza, Mycobacterium tuberculosa dan Pneumococcus.
b. Pneumonia atipikal adalah pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma. Organisme atipikal yang biasanya menyerang pada
balita dan anak-anak yaitu Chlamidia trachomatis, Mycoplasma pneumonia, C. pneumonia dan Pneumocytis.
c. Pneumonia virus. Virus yang biasanya menyerang pada balita dan anak-anak yaitu Virus parainfluenza, Virus influenza, Adenovirus,
Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan Cytomegalovirus.
d. Pneumonia jamur adalah pneumonia yang sering, merupakan infeksi sekunder, terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh
lemah (Immunocompromised).
KLASIFIKASI KLINIK

 Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis

a. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak menjalani rawat inap di
rumah sakit.

b. Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan dirumah sakit atau
sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.

c. Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi
pada paru bukan merupakan Infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan yang teraspirasi mungkin mengandung bakteri anaerobik atau
penyebab lain dari pneumonia.

d. Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
MANIFESTASI KLINIK

 Manifestasi klinik pneumonia berdasarkan World Health Organization (WHO) (2005) yaitu batuk dan/atau kesulitan bernapas
ditambah minimal salah satu hal berikut ini yaitu :
a. Kepala terangguk-angguk
b. Pernapasan cuping hidung
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
Selain itu terdapat juga tanda berikut ini :
a. Nafas cepat 1) Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 kali/menit 2) Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit 3) Anak umur 1 – 5 tahun : ≥
40 kali/menit 4) Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
b. Suara merintih pada bayi
c. .Pada auskultasi terdengar : 1) Crackles (ronki) 2) Suara pernapasan menurun 3) Suara pernapasan bronkial
PENATALAKSANAAN TERAPI

 Penatalaksanaan dalam pengobatan penyakit pneumonia yaitu :

a. Terapi antibiotika awal: menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan pada klasifikasi pneumonia dan
kemungkinan organisme, karena hasil mikrobiologis tidak tersedia selama 12-72 jam. Tetapi disesuaikan
bila ada hasil dan sensitivitas antibiotika (Jeremy, 2007).
b. Tindakan suportif: meliputi oksigen untuk mempertahankan PaO2 >8 kPa (SaO2
ALGORITMA TERAPI
KASUS

 Tn. DA (55 th, 60 kg, 158 cm) yang sedang dirawat di bangsal dengan stroke bleeding pada hari ke-5 mengeluh nyeri dada sebelah kanan
disertai demam, menggigil, kemudian sesak nafas. Setelah dilakukan uji kultur, diketahui bahwa pasien terinfeksi bakteri Staphylococcus
aureus sehingga didiagnosa menderita Pneumonia Nosokomial. Pasien mendapat terapi dengan Meropenem 3 x 1 gr IV dan
Paracetamol 3 x1 flask IV. Namun, ternyata pada hari ke-8 sesak pasien semakin meningkat sehingga harus diberikan masker oksigen.
Suhu pasien terukur 37,50C. Setelah diperiksa lebih detail ternyata Pneumonia pasien belum teratasi. Sebagai Farmasis, bagaimanakah
rekomendasi terapi yang tepat untuk menyelesaikan kasus Pneumonia yang dialami pasien di RS tersebut. Sertakan guideline terapinya.
Pertanyaan :
1. Analisis kasus diatas dengan metode SOAP atau FARM (Pemeriksaan klinik normal / tidak)
2. Berikan terapi non farmakologi dan farmakologi yang tepat untuk pasien diatas
3. Berikan alasan pemilihan obatnya.
4. Berikan Monitoring dan follow up terapi yang diberikan
5. Berikan KIE yang tepat untuk pasien di ata
METODE SOAP( SUBJEKTIF, OBJEKTIF,ASSESSMENT, PLAN)
S Tn. DA Mengeluh nyeri dada sebelah
kanan
O  Tn DA. Tampak menggigil, kemudian
sesak nafas
 Suhu pasien terukur 37,50C.
 BB 60 kg, TB158 cm
A Penambahan antibiotic empiris untuk infeksi
nosokmial yang mempunyai resiko kecil
untuk pathogen yang multiresisten obat, obat
yang digunakan adalah
 Ceftriaxon 1-2 gr IV tiap 12- 24 jam
 Levofloxacin 750mg oral atau IV sehari
 Ciprofloxacin 400mg IV tiap 8-12 jam
P Lanjutkan penggunaan terapi
TERAPI FARMAKOLOGI DAN NON FARMAKOLOGI

Terapi Farmakologi
menurut Misnadiarly ( 2018), terapi farmakologi pada pneumonia antara lain
1.Antibiotik
Antiotik, terutama untuk pneumonia bakterialis. Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per oral
(lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah seperti Penisilin dan Cephalosporin. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak napas
atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus
2.Analgesik bisa diberikan untuk meredakan nyeri dada pleuritik
3.Antipiretik pada pasien dengan demam
4.Mukolitik membantu mengencerkan sekresi sehingga sekresi dapat keluar pada saat batuk
5.Kortikosteroid berguna pada keterlibatan luar dengan hipoksemia dan bisa reaksi inflamasi
TERAPI NONFARMAKOLOGI

 Terapi non farmakologi pada penyakit pneumonia yang dapat diberikan yaitu istirahat, pemberian O2, asupan
cairan yang cukup, hidrasi untuk mengencerkan sekresi, teknik napas dalam untuk meningkatkan ventilasi
alveolus dan mengurangi resiko atelektasis dan perbaikan nutrisi. Perbaikan nutrisi bertujuan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan memperbaiki fungsi sistem imun agar tubuh mampu mengeradikasi infektor penyebab
patologi tersebut (Depkes RI, 2005
ALASAN PEMILIHAN OBAT

 Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan bakteri dan fungi, yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil ( Tjay dan Raharja, 2002).
Antibiotik adalah senyawa alami yang diproduksi oleh mikroorganisme alam atau senyawa sintesis yang
dipreparasikan di laboratorium. Secara klinis, senyawa ini dapat digunakan sebagai obat yang efektif dalam
menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan konsentrasi spesifik yang berbeda-beda.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan resistensi (Kourkouta, 2017).
MONITORING

 Monitor perkembangan Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan kondisi pasien/klien yang bertujuan untuk melihat hasil

yang terjadi sesuai yang diharapkan oleh klien maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan monitor perkembangan, yaitu :

1) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien

2) Mengecek asupan makan pasien/klien

3) Menentukan kesesuaian intervensi dengan rencana/preskripsi diet

 Mengukur hasil Kegiatan ini adalah mengukur perkembangan/perubahan yang terjadi sebagai respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus

diukur berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosis gizi


KIE

 Cuci tangan dan bila perlu harus menggunakan sarung tangan


 Menutup mulut dan hidung saat batuk
 Posisi setengah duduk untuk mencegah aspirasi
 Mencegah isi lambung yang berlebih
 Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien pneumonia atau community acquires pneumonia (cap) dapat
dilakukan pada usia anak menggunakan vaksin.
 Berhenti merokok
 Memperbaiki status nutrisi melalui diet
 Memperhatikan kebersihan gigi
DAFTAR PUSTAKA

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Pneumonia Nosokomial Pedoman diagnosis dan Penatalaksaan di Indonesia, 2003
2. Efrida Warganegara, Pneumonia Nosokomial (Hospital-acquired, Ventilator-associated, dan Health Care-associated
Penumonia), Universitas Lampung.
3. Herleeyana Meriyani1• , Fitria Megawati1 , Ni Nyoman Wahyu Udayani, Efektivitas Terapi Pneumonia Pada Pasien
Pediatrik Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Ditinjau Dari Parameter Respiration Rate. Akademi Farmasi
Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No.11A, Denpasar, Bali

Anda mungkin juga menyukai