Corpus Aleinum
Corpus Aleinum
SERUMEN PROP
narkose
anak-anak yang tidak koperatif dilakukan
narkose
bila corpus aleinum disertai infeksi seperti otitis
eksterna terapi dulu infeksinya
SERUMEN PROP
Defenisi: Campuran dari material sebasea dan
sekresi apokrin dari kelenjar seruminosa
yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan
rambut
Serumen diproduksi dikelenjar sebasea dan kelenjar
serumenosa pada bagian sepertiga luar kulit liang
telinga
Secara alamiah keluar sendiri akibat gerakan
mengunyah /menelan dibantu produksi keringat
Bila menyumbat Serumen prop (serumen
obturan/ impacted cerumen)
Kekerapan
USA: anak usia sekolah 10%
Indonesia: urutan kedua di Asia Tenggara
Indonesia (2007): 13% (WHO)
2,1% gangguan pendengaran serumen
Etiologi
o kelainan telinga kongenital atau didapat
o ketidak mampuan tubuh memecah sel-sel serumen
korneosit
o berkurangnya enzim arylsulfatase – C membantu
proses pelepasan kulit LT migrasi ke arah luar
Faktor Presdiposisi
1. Habitualis
☻mengorek telinga, pemakaian ear plug
2. Riwayat infeksi dan kelainan telinga
☻otitis eksterna, corpus alenum,
dermatitis, eksostosis, osteoma
3. Jenis kelamin dan ras
☻laki-laki dan ras arabian bulu lebih banyak
☻ras Kaukasia dan Afrika-Amerika warna terang –
coklat gelap serta lengket dan basah
☻ras Asia dan Amerika Latin warna abu-abu atau
coklat muda, mudah patah dan kering
Fungsi
1. Membersihkan
Proses migrasi epitel dibantu pergerakan rahang
2. Lubrikasi
Dari kandungan lipid yang tinggi dari produksi
sebum oleh kelenjar sebasea mencegah kering
dan gatal
3. Anti bakteri dan jamur haemophilus
influenzae, staphylococcus aureus , escherchia colli
dan fungistatik Asam lemak tersaturasi lisosim
dan pH 6
4. Aktivasi imun lokal Ig.A dan Ig.G
GEJALA KLINIK
ANAMNESIS
DIAGNOSIS
OTOSKOPI
Klasifikasi
1. Tipe Basah
2. Tipe Kering
A. Tipe Lunak:
sering pada anak2, bentuk lunak & melengket
B. Tipe Kering:
sering pada dewasa, bentuk bersisik dan
sering menyumbat
Gejala klinik
tinitus, kurang pendengaran, kepala terasa berat
PATOLOGI
1. Hiperseruminosis
→ akibat kerusakan produksi kelenjar atau infeksi
→ lapisan keratin berlebihan menyerupai stratum
korneum kulit kanalis profunda
2. Ceruminal Gland Adenoma
→ pertumbuhan apilosebasea dalam MAE
→ sering usia 40-60, pria › wanita
→ non ulserasi, epitel ditutupi nodul ddg
lateral
3.Ceruminal Gland Adenocarcinoma
sering usia lanjut
gejala: otalgia, serumen bercampur darah,
deafness
Th/ eksisi + radiasi
4. Ceruminoma
Histologi: sel asidofilik mengelilingi lumen
dibatasi sel mioepitel, stroma intraglandula
Th/ eksisi
PENATALAKSANAAN
1. Serumenolisis
A. Solutio aqueos
Sodium bicarbonate 10% BPC
(sodium bicarbonat dan glycerin)
Hidrogen peroksida 3%
Asam asetat 2%
Kombinasi aluminium asetat 0,5%
dan benzotonium chlorida 0,03%
B. Solutio organic
Carbamide peroxide (6,5%) dan glycerine
Various organic liquids (propylene glycerol,
almond oil, mineral oil, baby oil, olive oil)
Arachis oil, turpentine dan dichlobenzene
(Cerumol®)
Triethanolamine, polypeptides dan oleate-
condensate (Cerumenex®)
Decusate, sebagai active ingredient
2. Metode spoeling (penyemprotan telinga)
irigasi menggunakan air hangat (37 derjat C) atau
larutan sodium bicarbonate
irigasi sejajar dengan lantai kanalis
lakukan anamnesis dulu, bila ada riwayat perforasi
MT → kontra indikasi
akhir2 ini sering dipakai alat kedokteran gigi
3. Metode suction (penghisapan)
sering digunakan dan lebih aman
dilakukan di fasilitas lengkap (RS, klinik dll)
serumen prop (obturan) sebaiknya diberi
serumenolitik 2-3 hari sebelum di suction
kanul suction diusahan tidak mengenai kulit liang
telinga
4. Ekstraksi serumen dengan pemintal kapas
dilakukan pada serumen tipe basah dan sedikit
serumen hanya bagian luar saja
kapas harus melekat erat dengan pemintal
sebaiknya kapas dibasahi dgn baby oil untuk
mencegah iritasi
5. Metode ekstraksi dengan pengait serumen
Alat yang diperlukan
CORONG TELINGA
SERUMEN HOOK
LAMPU KEPALA