Anda di halaman 1dari 44

GLOBAL INITIATIVE FOR CHRONIC

OBSTRUCTIVE LUNG DISEASE (GOLD):


2021

• dr. Isnaniyah Usman


• dr. Armiza
• dr. Dimas Bayu Firdaus
• dr. Adhika Rahman

Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RSUP dr. M. Djamil
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit
paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan
adanya keterbatasan aliran udara yang persisten dan
umunya bersifat progresif, berhubungan dengan
abnormalitas pada saluran napas dan/atau alveoli akibat
gas atau partikel berbahaya dan dipengaruhi oleh factor
host termasuk perkembangan paru yang abnormal
Epidemiologi

Tahun 2060 
Tahun 2010  384 juta
Kematian terjadi sekitar perkiraan kematian
kasus PPOK di seluruh
3 juta orang pada PPOK akan
dunia
mencapai 5,4 juta
Etiologi

Asap Rokok
• Penyebab umum gejala respirasi dan gangguan fungsi paru
• Risiko PPOK  riwayat merokok dan derajat berat merokok
• Perokok pasif juga memiliki risiko terjadi PPOK

Faktor genetik
• Defisiensi alfa-1 antitrypsin
• Peningkatan produksi matrix metalloproteinase 12 (MMP-12) dan glutation S-transferase
Etiologi

Paparan di tempat kerja


• Contoh: bahan kimia, zat iritasi, gas beracun

Usia dan jenis kelamin


• Semakin tua  fungsi paru menurun
• Jenis kelamin  prevalensi pada laki-laki dan perempuan hampir sama,
terkait merokok
Etiologi

Tumbuh Kembang Paru


• Berhubungan dengan proses selama kehamilan, kelahiran, dan pajanan saat usia
anak dan remaja

Status sosiekonomi
• Belum dapat dijelaskan secara pasti
• Pajanan polusi di dalam dan luar ruangan, pemukiman yang padat, nutrisi yang
buruk, dan factor lain yang berhubungan dengan status sosioeknomi
Etiologi

Infeksi
• Riwayat infeksi saluran napas berat pada saat anak  penurunan
fungsi paru dan meningkatkan gejala respirasi saat dewasa

Asma dan hiper-reaktivitas saluran napas


• Asma dapat menjadi factor risiko untuk terjadinya keterbatasan aliran
udara  PPOK
Patologi
Perubahan patologis ditemukan di saluran napas, parenkim, dan pembuluh
darah paru
Saluran Napas Parenkim paru Pembuluh darah paru
• Saluran napas proksimal • Kerusakan dinding • Penebalan tunika intima,
(trakea, bronkus alveolus, apoptosis sel disfungsi sel endotel,
diameter > 2 mm) epitel dan endotel penebalan otot polos
• Peningkatan sel goblet,
pembesaran kelenjar
submucosa, metaplasia
sel epitel skuamosa
Patogenesis

Ketidakseimbangan
Stres oksidatif protease-
antiprotease

Fibrosis
Sel inflamasi peribronkial dan Mediator inflamasi
intersitial
Patofisiologi

Keterbatasan
Mekanisme Hipersekresi
aliran udara dan
pertukaran gas mukus
air trapping

Hipertensi Gambaran
Eksaserbasi
pulmoner dampak sistemik
Diagnosis dan Asessment PPOK

Diagnosis PPOK didasarkan pada adanya gejala dan obstruksi aliran udara
yang ditunjukkan oleh volume ekspirasi paksa paska bronkodilator dalam
1 detik (FEV1/FVC kurang dari 70% pada spirometry)

Tujuan Asessment adalah untuk menentukan tingkat keterbatasan aliran


udara, dampak penyakit pada status Kesehatan pasien dan resiko kejadian
eksaserbasi, rawat inap atau kematian
Click to edit
SYMPTOMS Master title style
EXPOSURE TO RISK
FACTORS
shortness of breath
tobacco
chronic cough occupation
sputum indoor/outdoor pollution

SPIROMETRY
SPIROMETRY is
is Required
Required
The
The presence
presence of
of aa post-bronchodilator
post-bronchodilator FEV1/FVC
FEV1/FVC << 0.70
0.70 confirms
confirms
the
the presence
presence of
of the
the persistent
persistent airflow
airflow limitation
limitation and
and thus
thus of
of COPD.
COPD.
• Click to edit Master text styles
• Second level
© 2020 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
GOLD stage GOLD Grup
(1-4) (A-D)

Dinilai dari Dinilai dari Riwayat


penurunan nilai eksaserbasi dan
skor mMRC dan
FEV1 CAT
© 2020 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2020 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Click to edit Master title style
 COPD Assessment
Test (CAT): penilaian
8-item gangguan
status Kesehatan
pada PPOK
 (http://catestonline.
org).
© 2020 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
POIN UTAMA KESELURUHAN:
• Strategi pengelolaan PPOK stabil harus didasarkan pada
penilaian gejala dan risiko eksaserbasi di masa depan.
• Semua individu yang merokok harus didorong dan
didukung untuk berhenti.
• Tujuan pengobatan utama adalah pengurangan gejala
dan risiko eksaserbasi di masa depan.
• Strategi manajemen meliputi intervensi farmakologis
dan non-farmakologis.
Tujuan terapi pada PPOK stabil

-Gejala membaik
-Meningkatkan toleransi latihan Mengurangi gejala
-Meningkatkan status kesehatan

-Mencegah perburukan penyakit


-Mencegah dan mengatasi eksaserbasi Mengurangi risiko
-Mengurangi mortalitas
TERAPI FARMAKOLOGIS INISIAL
TINDAK LANJUT TERAPI FARMAKOLOGIS
MANAGEMEN EKSASERBASI
• Gejala perburukan pernapasan
Eksaserbasi akut yang menyebabkan
tambahan terapi

• Mild
Klasifikasi • Moderate
eksaserbasi • severe
DIAGNOSIS BANDING PPOK EKSASERBASI

Pneumonia Pneumotoraks Efusi pleura

Edema paru yang


berhubungan Aritmia –Atrial
Emboli paru
dengan penyakit fibrilasi/ flutter
jantung
Tujuan pengobatan
PPOK eksaserbasi

• Untuk memimalisasi efek negatif dari


eksaserbasi dan mencegah berkemba
ng menjadi lebih buruk
Indikasi potensial untuk asesmen rawatan
Gejala berat

Gagal napas

Ada tanda fisik baru (sianosis, periperial edema)

Gagal respon terhadap managemen medis awal

Adanya komorbid serius

Kurangnya dukungan di rumah


Terapi • Bronkodilator
Farmakolog • Kortikosteroid
i • Antibiotik

• Terapi oksigen
Terapi • HFNC
pendukung • Ventilator
• NIV
Kriteria pulang dan rekomendasi foll
ow up
• review lengkap semua data klinis dan laboratorium

• periksa terapi pemeliharaan dan pahami

• menilai kembali teknik inhaler

• memastikan pemahaman tentang withdrawal obat akut

• Kaji kebutuhan untuk melanjutkan terapi oksigen apa pun

• memberikan rencana manajemen untuk komorbiditas dan tindak lanjut

• Pastikan pengaturan tindak lanjut : awal < 4 minggu , dan follow up lambat < 12 minggu sesuai indikasi

• Semua kelainan klinisi atau investigasi telah diidentifikasi


Follow up 1-4 minggu
1. mengevaluasi kemampuan
2. meninjau dan memahami
untuk mengatasi gejala di
rejimen pengobatan
lingkungan biasa nya

3. penilaian ulang teknik 4. menilai kembali kebutuhan


inhaler oksigen jangka panjang

5. mendokumentasikan
kapasitas untuk melakukan 6. gejala dokumen: CAT ,
aktivitas fisik dan aktivitas MMRC
kehidupan sehari-hari

7. Tentukan status
komorbiditas
Follow up 12-16 minggu
1. mengevaluasi kemampuan
2. meninjau dan memahami
untuk mengatasi gejala di
rejimen pengobatan
lingkungan biasa nya

3. penilaian ulang teknik 4. menilai kembali kebutuhan


inhaler oksigen jangka panjang

5. mendokumentasikan
kapasitas untuk melakukan 6. gejala dokumen: CAT ,
aktivitas fisik dan aktivitas MMRC
kehidupan sehari-hari

8. Tentukan status
7. Spirometri
komorbiditas
PPOK dan komorbid

Penyakt Penyakit
Gagal Kanker
jantung Aritmia vaskular Hipertensi
jantung paru
iskemik perifer
PPOK dan komorbid

Ansietas dan Sindrom


Osteoporisi GERD Bronkiektasis OSA
depresi metabolik
PPOK dan COVID-19
berdasarkan bukti saat ini, pasien dengan PPOK tampaknya tidak memiliki peningkatan risiko
infeksi dengan SARS-CoV-2

pasien dengan COPD harus mengikuti langkah-langkah pengendalian infeksi dasar untuk
membantu mencegah infeksi SARS-CoV-2, termasuk menjaga jarak dan mencuci tangan, dan bila
memungkinkan mereka harus memakai masker. 

GOLD 2021 merekomendasikan bahwa spirometri harus dibatasi hanya pada situasi mendesak
atau esensial, seperti sebelum prosedur intervensi atau pembedahan.

Untuk mengurangi risiko penyebaran SARS-CoV-2, banyak program rehabilitasi paru telah
ditangguhkan selama pandemi. GOLD 2021 merekomendasikan bahwa pasien harus didorong
untuk tetap aktif di rumah dan didukung oleh program rehabilitasi berbasis rumah
membedakan gejala infeksi COVID-19 dari gejala biasa PPOK
atau eksaserbasi dapat menjadi tantangan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai