Anda di halaman 1dari 39

ENZIM & KOENZIM

SYAHRIJUITA

Bagian Biokimia
Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin
2013
ENZIM & KOENZIM
1. PENDAHULUAN
2. PENGGOLONGAN DAN TATA NAMA
ENZIM
3. MEKANISME KERJA
4. PENGENDALIAN KERJA ENZIM
5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
REAKSI ENZIMATIK
6.MANFAAT KLINIS
1. PENDAHULUAN
- Enzim adalah suatu protein yang bersifat
katalis, disebabkan kemampuannya untuk
mengaktifkan senyawa lain secara spesifik
(Dixon & Webb).
- Berdasarkan definisi tersebut, pengertian
enzim harus memenuhi 4 kata kunci,
yaitu:

PROTEIN – KATALIS – AKTIF – SPESIFIK


3
Lanjutan
 Protein
- Segala ciri dan sifat protein berlaku bagi
enzim. Namun tidak sebaliknya.
- Lebih dari separuh jumlah protein yang
ada di dalam sel secara biologis tergolong
ke dalam enzim.
- Terdapat katalis lain seperti logam,
makromolekul bukan protein seperti RNA
(ribozim) yang memiliki kemampuan
katalis, tidak dapat digolongkan sebagai enzim.
4
Perbandingan antara enzim dengan katalis bukan enzim

Enzim Katalis bukan enzim

Sifat kimia Protein Ion anorganik atau logam

Tempat kerja Sel atau lingkungan biotik Reaktor kimia

Suhu Rendah (sesuai dengan sel) Tinggi

Keasaman Netral Asam atau basa

Laju reaksi Sangat tinggi Rendah sampai sedang

Spesifisitas Spesifik – sangat spesifik Sangat kurang spesifk

5
Lanjutan
 KATALIS
• Kemampuan membawa atau
memindahkan suatu senyawa dari suatu
keadaan ke keadaan lain dengan cara
yang spesifik.
• Keadaan struktur kimia, tempat,
keadaan bebas atau terikat.

6
Lanjutan
 AKTIF
• Adanya interaksi enzim dengan substrat
dapat meningkatkan dinamika substrat.
• Molekul akan teraktivasi jika molekul
tersebut mengalami kenaikan energi
kinetik.
• Substrat adalah senyawa yang dikenali
serta diikat secara spesifik oleh enzim dan
selanjutnya diaktifkan sehingga mengalami
perubahan kimiawi.

7
Lanjutan
 SPESIFIK
• Ikatan enzim-substrat merupakan ikatan yang
spesifik, sehingga enzim tertentu hanya akan
berikatan dengan substrat tertentu pula,
kemudian terjadi pengaktifan substrat dan terjadi
perubahan kimiawi.
• Spesifisitas reaksi enzimatik timbul akibat
susunan tiga dimensi residu asam amino pada
tempat aktif enzim (catalytic site).
• Spesifisitas enzim ini dibagi menjadi 2, yaitu :
- Spesifisitas kerja : berhubungan dengan tipe reaksi yang
dikatalisisnya.
- Spesifisitas substrat : berhubungan dengan jenis
reaktan (substrat) yang reaksi perubahaanya dikatalisis
oleh enzim.
8
Lanjutan
Hal-hal yang prinsip mengenai enzim :
- Enzim hanya disintesis oleh dan di dalam sel.
- Sebagai produk sel, enzim hanya akan
disintesis jika sel mempunyai gen untuk
enzim tersebut.
- Keberadaan enzim di dalam sel mempunyai
tempat tersendiri di bagian sel tersebut.
Misalnya enzim-enzim glikolisis dijumpai di
sitoplasma sel, sedangkan enzim-enzim
siklus Krebs dijumpai di matriks mitokondria,
dll. 9
Lanjutan
- Peran struktur 3 dimensi enzim
mempunyai berbagai rupa kemungkinan
struktur 3 dimensi, namun hanya satu saja
yang mampu mendukung fungsi biologis
dari enzim sebgai biokatalis.
- Enzim tidak mengubah tetapan
keseimbangan suatu reaksi, melainkan
hanya mempercepat tercapainya tetapan
keseimbangan tersebut. Dengan adanya
enzim laju reaksi meningkat 107 – 1013 kali.

10
2. PENGGOLONGAN DAN TATA NAMA ENZIM

- Oleh International Union of Biochemistry (IUB)


enzim diklasifikasikan menjadi enam kelompok
berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisisnya.
- Dan dari 6 kelas besar ini masing-masing
memiliki sub-klas dan sub-subklas.
- Kemudian pada tahun 1992, dibuatlah tata nama
enzim secara baku yang dikenal dengan
Enzyme Nomenclatur 1992.
- Jumlah enzim selalu bertambah seiring dengan
perkembangan pengetahuan dan penelitian di
bidang biokimia/ biologi molekuler.
11
12
Lanjutan
- Setiap enzim memiliki nomor tersendiri dan nama
formal yang berakhiran dengan –ase.
- Setiap nomor enzim diawali dengan EC (Enzyme
Code) diikuti dengan nomor kelas, subklas, dan
sub-subklas.
- Contoh : EC. 2.7.1.2 ATP:D-glukosa 6-
fosfotransferase
- Selain penamaan baku di atas, enzim juga
memiliki nama umum/ sederhana berdasarkan
aktivitas enzim (bukan tata nama standar).
Contoh : glukokinase.
- Di samping itu terdapat pula enzim-enzim yang
pada penamaannya tidak berakhiran –ase.
Contoh: pepsin, tripsin, kimotripsin.
13
14
15
http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/ 16
3. MEKANISME KERJA ENZIM
- Enzim berikatan dengan substrat dan
mengarahkannya tepat untuk bereaksi.

17
Lanjutan
• Enzim mengkatalisis suatu reaksi
kimia dengan berikatan dengan
substrat membentuk kompleks
enzim substrat
• Reaksi berlangsung di suatu daerah
dinamis yang berukuran relatif kecil,
yaitu tempat aktif enzim atau tempat
katalitik. Tempat di luar tempat aktif
disebut allosteris site.
• Tempat aktif ini juga mengandung
kofaktor.
• Enzim dan substrat yang telah
diaktifkan membentuk kompleks
berenergi tinggi yang tidak stabil
dengan konfigurasi elektronik yang
tegang antara substrat dan produk.
• Kompleks stadium transisi kemudian
terurai menjadi produk dan
melepaskan diri dari enzim.
• Enzim bebas kemudian mengikat set
sustrat lain dan mengulang proses
tersebut
18
Lanjutan
• Ikatan enzim substrat yang demikian
spesifik dapat dijelaskan melalui model.
– Model “Kunci-Anak Kunci” (Emil Fischer)
– Model Induced Fit (Koshland, Nemethy, Filmer)
• Model pengikatan ini terus berkembang
sehingga dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang proses terjadinya
inhibisi terhadap kerja enzim.

19
4. PENGENDALIAN KERJA ENZIM
• Reaksi enzimatik berjalan dengan sangat
terkoordinasi dengan melihat berbagai keadaan
dan keperluan.
• Pengendalian reaksi enzimatik tersebut
berlangsung pada tingkat gen hingga molekul
enzim itu sendiri.
- Pengendalian tingkat gen
- Pengendalian di tingkat molekul enzim oleh produk
pengendalian melalui penghambatan (feed back
control)
- Pengendalian melalui perubahan struktur molekul
(mekanisme on-off). modifikasi kovalen.

20
5. FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KERJA ENZIM

21
22
23
KOENZIM

- Koenzim adalah molekul organik non-


protein yang bersifat termostabil, berikatan
dengan enzim dalam proses katalisis.
- Koenzim dapat memperbesar kemampuan
katalitik sebuah enzim menjadi jauh
melebihi kemampuan gugus fungsional
enzim tersebut
Lanjutan

Koenzim + Substrat → (-)


Apoenzim + Substrat → ( - )

Apoenzim + Koenzim + Substrat → (+)


HOLOENZIM (menghasilkan produk)
Lanjutan
- Menurut jenis interaksinya dengan enzim,
koenzim dibedakan menjadi :
- Koenzim yang larut : seperti halnya substrat,
koenzim ini berikatan dengan enzim saat reaksi
berlangsung, kemudian mengalami perubahan
kimiawi, dan akan dilepaskan kembali. Koenzim
ini seringkali disebut sebagai substrat sekunder
atau kosubstrat. Contoh : NAD dan NADP
- Gugus prostetik : koenzim ini berikatan erat
dengan enzim melalui ikatan kovalen dan non
kovalen. Koenzim ini tidak akan dilepaskan dari
enzim setelah reaksi berlangsung. Contoh :
FAD, FMN, piridoksal fosfat, dan gugus hem.
Lanjutan
• Koenzim berfungsi sebagai “reagen pemindah gugus”.
Koenzim dapat berperan sebagai akseptor terakhir
(misalnya untuk reaksi Dehidrogenasi) ataupun
sebagai suatu karier gugus antara (misalnya pada
reaksi Transaminase)
- Berdasarkan hal tersebut di atas, koenzim dapat dibagi
berdasarkan gugus yang dipindahkannya.
1. Koenzim untuk pemindahan gugus bukan hidrogen.
Yaitu : gula fosfat, KoA-SH, tiamin pirofosfat (TPP),
piridoksal fosfat, folat, biotin, kobamida, asam lipoat.
2. Koenzim untuk pemindahan gugus hidrogen.
Yaitu : NAD+, NADP+, FMN, FAD, koenzim Q.
Sintesis Koenzim
- Sebagian besar koenzim disintesis dari
vitamin. Gejala defisiensi vitamin
mencerminkan hilangnya aktivitas enzim
spesifik yang bergantung pada bentuk
koenzim tersebut.
- Contoh: Tiamin pirofosfat (TPP)
piruvat dehidrogenase
Tiamin TPP & α-ketoglutarat jalur pentosa fosfat energi
dehidrogenase
Tiamin
difosfotransferase

- Defisiensi enzim ini akan menurunkan


kemampuan sel memproduksi energi.
Peran Logam pada Katalisis
- Ion logam berperan dalam proses katalitik
sebagai elektrofil (gugus penarik elektron).
Ion logam membantu pengikatan substrat,
menerima dan memberi elektron, dan
menarik elektron untuk mengubah
distribusi muatan parsial pada molekul
substrat.
- Logam mempunyai peranan yang sama
dengan koenzim dalam proses katalitik,
sehingga koenzim dan logam secara
bersama-sama disebut sebagai kofaktor.
Lanjutan
- Kelompok enzim yang mempunyai ikatan
erat dengan logam, sehingga logam
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan
cara-cara fisikokimia biasa tanpa merusak
apoenzim disebut sebagai metaloenzim.
- Sedangkan enzim yang berikatan longgar
dengan logam disebut sebagai enzim yang
diaktifkan oleh logam.
Metaloenzim koenzim yang larut
Enzim yang diaktifkan oleh logam gugus prostetik
PROENZIM
- Sejumlah enzim disintesis dan disekresikan
dalam bentukyang belum aktif, yang dikenal
sebagai proenzim atau zimogen.
- Diantaranya adalah enzim-enzim yang berperan
pada proses pencernaan dan pembekuan
darah.
- Produksi dan sintesis enzim dalam bentuk
zimogen ini terjadi pada enzim-enzim yang
mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan
kerusakan sel atau jaringan yang
mensintesisnya. Misalnya enzim protease dan
enzim esterase.
Lanjutan

Zimogen Aktivator Enzim Aktif


Pepsinogen HCl lambung Pepsin

Tripsinogen Enteropeptidase Tripsin

Kimotripsinogen Tripsin Kimotripsin


Proelastase Tripsin Elastase

Protrombin Ion kalsium Trombin

Plasminogen Trombin Plasmin


Lanjutan
- Untuk mengaktifkan zimogen dibutuhkan aktivator.
- Dalam proses aktivasi zimogen, setelah aktivator bekerja
dan terbentuk enzim yang aktif, maka zimogen yang
tersisa akan diaktivasi oleh bentuk aktifnya sendiri
(otokatalisis)
ISOENZIM
- Isoenzim = isozim
- Isoenzim adalah enzim-enzim yang
memiliki urutan asam amino dan struktur
protein yang berbeda tetapi mengkatalisis
reaksi yang tepat sama.
- Isoenzim jaringan asal beda; individu sama
jaringan sama; tahap perkembangan beda
kondisi metabolisme yang berbeda
Lanjutan

- Perbedaan sifat di antara isozim di


jaringan yang berbeda merupakan
cerminan dari peran yang berbeda untuk
isozim di jaringan yang berbeda, atau
kompertemen intrasel yang berbeda.
- Eksintensi isozim spesifik jaringan dapat
dimanfaatkan sebagai sarana diagnostik
untuk menentukan lokasi cedera jaringan.
Lanjutan
DAFTAR PUSTAKA
1. Birch P. Enzyme Kinetics. www. indstate. edu
2. Koolman J, Rohm KH. Atlas Berwarna dan Teks
Biokimia. Jakarta. EGC, 2001, hal. 86-103.
3. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia
Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis.
Jakarta. EGC, 2000, hal. 96-125.
4. Nomenclature Committee of The International
Union of Biochemistry and Moleculer Biology.
Enzyme Nomenclature. www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/
5. Sadikin M. Biokimia Enzim. Jakarta, Widya
Medika, 2002.

39

Anda mungkin juga menyukai