Anda di halaman 1dari 14

Fisika Dasar IA : FI-1101

TEORI RELATIVITAS KHUSUS

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 1


LATAR BELAKANG SEJARAH

1. TRANSFORMASI GALILEAN
< 1900 mekanika Newton merupakan teori yang cukup
sukses dalam menjelaskan permasalahan dinamika
partikel/benda saat itu.
Dalam mekanika Newton ada suatu kerangka khusus yang
disebut kerangka inersial dimana Hukum Newton
mempunyai bentuk yang sama dalam kerangka tersebut.
Kerangka inersial ini adalah kerangka yang memenuhi
Hukum I Newton yaitu sebuah kerangka diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap yang
lain.
Hubungan antara kerangka inersial satu dengan yang lainnya
adalah melalui apa yang disebut transformasi Galilean.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 2


y'
y

O’
O
x'
x
z'
z

Tinjau dua kerangka O yang diam dan O’ yang bergerak dengan kecepatan
V konstan relatif terhadap O sepanjang sumbu x. Transformasi Galilean
yang menghubungkan antara O dan O’ adalah

x '  x  Vt , y'  y , z'  z , t'  t


Dari transformasi diatas dapat disimpulkan bahwa waktu yaitu t
bersifat absolut dalam mekanika Newton.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 3


2. TEORI ELEKTROMAGNETIK MAXWELL

Menjelang akhir abad 19 fenomena listrik dan magnet


berhasil dirangkum dalam empat buah persamaan
matematis oleh Maxwell, yang disebut persamaan
Maxwell untuk elektromagnetik.
Teori elektromagnetik ini juga cukup sukses menjelas
fenomena gelombang radio dan optik ditangan Hertz
dan Young.
Dari persamaan Maxwell tanpa sumber (vakum) ini
diperoleh sebuah konstanta universal yang disebut
laju cahaya dalam vakum yaitu c.
Dari sini disimpulkan bahwa gelombang
elektromagnetik dapat merambat tanpa medium.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 4


PERMASALAHAN YANG TIMBUL
Walaupun kedua teori ini, yaitu mekanika Newton dan teori
Maxwell membahas fenomena fisika yang berbeda, tetapi ada
satu permasalahan penting yang muncul, yaitu persamaan
Maxwell bentuknya tidak sama terhadap transformasi Galilean.
Akibatnya adalah bahwa teori elektromagnetik sifatnya berbeda
dan bergantung kepada gerak pengamat.
Selain itu laju cahaya tidaklah konstan dan bergantung kepada
gerak pengamat.
Terlebih lagi perambatan cahaya yang digambarkan sebagai
gelombang elektromagnet melanggar konsep klasik bahwa
harus ada medium perambatan gelombang.
Oleh karenanya para fisikawan waktu itu mengusulkan sebuah
medium yang disebut eter yang bergerak dengan kecepatan
konstan relatif terhadap bumi.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 5


FAKTA EKSPERIMEN

Percobaan Michelson-Morley menunjukkan bahwa medium rambat


eter tidak mungkin ada di alam karena hasil yang diperoleh
perbedaan laju cahaya adalah

Δc
 10 8  10 12
c

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 6


TEORI RELATIVITAS KHUSUS

POSTULAT RELATIVITAS KHUSUS

 Hukum fisika bentuknya sama untuk semua


kerangka inersial.

 Laju cahaya dalam vakum adalah tetap tidak


bergantung pada gerak pengamat.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 7


KONSEKUENSI POSTULAT RELATIVITAS KHUSUS

 Dilasi Waktu
Akibat pertama dari postulat relativitas khusus adalah
waktu bersifat relatif, ini ditandai dengan adanya
fenomena dilasi waktu. Misalkan tinjau dua kerangka
O diam dan O’ bergerak dengan kecepatan konstan V
sepanjang sumbu x. Jika t0 adalah waktu yang diukur
oleh pengamat di O, maka waktu yang diukur oleh
pengamat di O’ relatif terhadap O adalah
Δt 0
Δt 
V2
1 2
c

Jadi waktu yang diukur oleh pengamat di O’ lebih


lama dibanding pengamat di O.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 8


 Kontraksi Panjang
Analog dengan dilasi waktu, konsekuensi lain adalah kontraksi
panjang. Tinjau pula kasus yang sama dengan sebelumnya. Jika
L0 adalah panjang benda yang diukur oleh pengamat di O, maka
pengamat di O’ mengukur panjang benda tersebut adalah

V2
L  L0 1 2
c
Jadi panjang yang diukur oleh pengamat di O’ lebih pendek
dibanding pengamat di O.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 9


 Kesetaraan Massa dan Energi
Konsekuensi lain yang dapat dilihat adalah adanya hubungan
kesetaraan antara massa dan energi. Hal ini dapat kita lihat
sebagai berikut:
Jika m0 adalah massa diam sebuah benda, maka energi total
benda tersebut adalah
m0 c 2
E
1 v2 c2
dan energi kinetiknya adalah
m0 c 2
K  m0 c 2
1 v2 c2

dimana v adalah kecepatan benda tersebut.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 10


Jika v = 0 maka K=0, tetapi E  0. Inilah yang kita
sebut sebagai energi diam benda/partikel:

E0  m0 c 2

Jadi sebuah benda bermassa m0 setara


dengan energi sebesar m0 c2.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 11


3. KAUSALITAS DAN PARADOKS KEMBAR

 Kausalitas
Dalam rumusannya, teori relativitas mengklaim bahwa waktu t
berkedudukan sama dengan koordinat spatial lainnya, yaitu x, y, z. Dari
sini disimpulkan bahwa dimensi alam semesta kita bukanlah tiga,
melainkan empat. Berikut ini gambaran dua dimensi yang
disederhanakan dari ruang waktu.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 12


Daerah yang berbentuk kerucut yang berwarna putih disebut
kerucut cahaya, yaitu daerah dimana cahaya bergerak.

Daerah hiperbola yang berwarna hijau disebut daerah timelike,


yaitu daerah dimana benda-benda bermassa diam bergerak
dan berkecepatan lebih kecil dari cahaya. Daerah ini memiliki
struktur kausalitas (sebab-akibat) karena tidak adanya kurva
tertutup yang menghubungkan antara masa lalu (t < 0) dan
masa depan (t > 0).

Daerah hiperbola yang berwarna biru disebut daerah spacelike,


yaitu daerah dimana benda-benda bergerak melebihi kecepatan
cahaya. Dalam daerah ini tidak berlaku kausalitas.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 13


 Paradoks Kembar

Hal yang kontroversi dari teori relativitas khusus adalah yang


disebut paradoks kembar.
Misalkan A dan B dua orang kembar. A pergi ke luar angkasa
menggunakan roket dan B tinggal di Bumi. Jika A pergi dengan
kecepatan kostan dan mengukur waktunya sebesar t0 maka B
di Bumi mengukur waktu A lebih panjang. Tetapi karena gerak
sifatnya relatif, maka hal sebailiknya juga dapat terjadi, yaitu A
mengukur waktu Bumi lebih panjang. Jadi dalam hal ini jika A
dan B dalam kerangka inersial maka tidak ada yang lebih muda
dan tua dan tidak ada paradoks.
Paradoks ini dapat terjadi jika salah satunya dalam kerangka
dipercepat atau noninersial. Pada kenyataannya A yang pergi
ke luar angkasa mengalami percepatan yaitu dari diam ke
bergerak dengan kecepatan awal berubah ubah hingga
mendekati konstan sehingga paradoks pun dapat terjadi.

Fisika Dasar IA FI-1101: Relativitas, hal 14

Anda mungkin juga menyukai