Anda di halaman 1dari 68

09/05/2021 1

KELOMPOK 3 MODUL 4. TUBERKULOSIS

Anggota :
Asra Mufasra
Atikah Putri Atmojo
Fitria Fonna

Tutor : Laila Syifa Rahmi


Mahathir Musfira

dr. Noviana Nadya Indriati


Puti Azilla Yuditya

Zara Tiara Ayu Zulvani


Yuhanis

09/05/2021 2
SKENARIO 4 : PMO
Ibu Salma, berusia 56 tahun datang ke puskesmas Dewantara dengan keluhan batuk
berdarah. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, keluhan disertai dengan demam pada
malam hari serta sering berkeringat. Ibu Salma mengaku sudah 3 bulan ini menderita
batuk yang tidak kunjung sembuh. Awalnya batuk berdahak dengan warna kuning
kehijauan tidak disertai darah, ia merasa nafsu makannya berkurang dan BB turun selama
3 bulan ini. Pada pemeriksaan auskultasi paru kiri atas terdengan amphoric sound, pada
pemeriksaan sputum ditemukan BTA (+).

Dari anamnesis lebih lanjut didapat bahwa 2 tahun lalu bu Salma menjalani
pengobatan OAT selama 6 bulan untuk penyakit batuknya, tetapi setelah 3 bulan
pengobatan, ia menghentikan pengobatannya karena sudah merasa sembuh. Dokter
merencanakan harus ada PMO untuk ibu Salma supaya program penanggulangan TB
nasional dan Internasional tercapai serta menghindari terjadinya komplikasi. Dokter juga
akan melihat kondisi ibu Salma lebih lanjut, apakah perlu rujukan ke rumah sakit Cut
Meutia untuk pemeriksaan penunjang. Kemudian anak ibu Salma juga diperiksa dan
ditemukan 3 benjolan berdiameter masing-masing 1 cm di daerah supraklavikula dextra,
tidak nyeri dan mobile.
Bagaimana kondisi yang dialami ibu Salma dan anaknya?

09/05/2021 3
JUMP 1. TERMINOLOGI MEDIS
Amforic sound  Suara nafas yang berasal dari kavernei/pneumothoraks
dengan fistel yang terbuka,bunyinya seperti botol kosong
yang ditiup.

TBC  Radang pada parenkim paru / organ lain yang disebabkan


oleh kuman mycrobacterium tuberkulosis.

BTA  Bakteri yang berbentuk batang/basil dan tahan terhadap


asam saat pewarnaan. Contoh : M.Tuberkulosis, M.Leprae

OAT  Obat anti tuberkulosis yang membasmi mikroorganisme


seperti M.Tuberkulosis.

PMO  Seseorang yang mendampingi dan mengawasi pasien TB


dalam menelan obat.

09/05/2021 4
JUMP 2-3. RUMSAL- HIPOTESIS

1. Kenapa bu salma mengeluh batuk berdarah, demam pada malam hari dan berkeringat?

Jawab :
Berdarah : adanya proses inflamasi yg terjadi pada saluran pernapasannya yang mnyebabkan
terbentuknya lesi di paru-paru atau bronkus/ bronkioli / pecahnya pembuluh darah→ berdarah
Demam : adanya inflamasi→ dapat mempengaruhi termoregulator yang mengatur suhu yg
berada di hipotalamus → ↑suhu tubuh
Keringat malam : cara tubuh untuk menurunkan suhu tubuh agar sama dengan set point di
hipotalamus dengan cara mengeluarkan keringat

2. Mengapa nafsu makan menurun & terjadi penurunan BB dalam 3 bulan ?

Jawab :
Infeksi bakteri mikobakteri tuberkulosis →makrofag aktif dan mengeluarkan mediator
inflamasi (TNF) → menekan nafsu makan

09/05/2021 5
3. Apa yang mnyebabkan ibu salma tidak sembuh selama 3 bulan ?

Jawab :
Ibu salma → tipe kasus drop out Tidak meminum obat secara tuntas seperti yang sudah
dijadwalkan oleh dokter  dapat mengakibatkan MDR-TB

4. Bagaimana interpretasi px auskultasi & px sputum ?

Jawab :
Px fisik : amphoric sound → menandakan adanya kavitas yang besar dan mengenai bronkus
Px sputum :
Dikatakan positif bila:
1. sekurang-kurangnya dijumpai 2 dari 3 spesimen yang menunjukkan BTA positif
2. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif dan didukung oleh pemeriksaan radiologi
dengan gambaran tuberkulosis aktif
3. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif, dan didukung oleh px biakan
mikobakterium TB positif

09/05/2021 6
5. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur, dan faktor-faktor resiko lain untuk penyakit
ibu salma?

Jawab :
Umur → lanjut usia imunitas tubuh ↓
Jenis kelamin→ laki-laki lebih bnyak daripada perempuan
Faktor resiko lain
1. Penyakit HIV
2. Lingkungan kumuh
3. Orang dengan immunosupressif

6. Apa Dx dan DD bu salma ?

Diagnosis: TB paru

DD
1. Pneumonia
2. Kanker paru
3. Abses paru

09/05/2021 7
7. Gejala lain selain diskenario?

Jawab :
1. lokal: gejala respiratorik
2. Sistemik: demam, lemas,tdk ada nafsu makan, BB menurun

8. Bagaimana indikasi, contoh obat, efek samping, dan dampak dari pemberhentian
pemakaian obat sebelum waktunya?

Jawab :
Indikasi :
-Fase intensif: 2-3 bulan pengobatan
-Fase lanjutan : 4-7 bulan pengobatan
Contoh obat dan efek samping:
-Rifampisin : ES : mual, muntah, kemerahan pada kulit
-Pirazinamid: ES : nyeri sendi,mual
-Etambutol : ES : gangguan penglihatan
-Isoniazid : ES : mialgia, kesemutan
-Streptomisin: ES : kerusakan N. VIII
Dampak jika dilakukan pemberhentian obat : akan terjadi kasus MDR - TB
09/05/2021 8
9. Siapa PMO ? Apa syarat dan tugasnya ?

Jawab
Petugas kesehatan, Orang lain (kader, tokoh masyarakat, dll), Suami, istri, keluarga, orang
serumah

Syarat PMO

 Bersedia dengan sukarela membantu pasien TB sampai sembuh selama pengobatan


dengan obat anti TB (OAT) dan menjaga kerahasiaan bila penderita juga HIV/AIDS
Diutamakan petugas kesehatan, pilihan lain adalah kader kesehatan, kader dasawisma,
kader PPTI , kader PKK atau anggota keluarga yang disegani pasien

Tugas PMO
Bersedia mendapat penjelasan di poliklinik
Melakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obat
Mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal yang telah ditentukan
Memberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratus sampai selesai
Mengenali efek samping ringan obat dan menasehati pasien agar tetap mau menelan obat

09/05/2021 9
10. Apa program penanggulangan TB nasional dan internasional?

Jawab :
STARNAS: PMO → 6 strategi
Internasional: WHO, DOTS
“TEMPO”

11. Pemeriksaan penunjang apa yang dapat dilakukan pada kasus bu salma ?

Jawab :
1. Px radiologi
2. Px PCR
3. Px ELISA
4. ICT
5. Px darah
6. Px cairan pleura

09/05/2021 10
12. Apa tatalaksana awal dan indikasi rujuk ?

- Tatalaksana awal:
Farmakologi : Rifampisin, pirazinamid, isoniazid, etambutol, streptomisin

-Indikasi :
Adanya komplikasi dan dirujuk ke dokter spesialis paru

13. Apa komplikasi dan bagaimana prognosisnya ?

-Komplikasi :
Batuk darah, pneumonia thorax, efusi pleura

-Prognosis :
1. Terapi yg cepat akan sembuh dengan baik
2. Bila daya tahan tubuh baik prognosis baik dan sebaliknya

09/05/2021 11
14. Mengapa anak bu salma dijumpai benjolan didaerah supraklavikula dextra,tidak nyeri dan
mobile ?

Jawab :
•Kemungkinan anak buk salma mengalami limfadenitis TB yang merupakan manifestasi lokal
dari kuman TB
•Kemungkinan kuman termasuk tertular pada anaknya melalui inhalasi masuk ke paru,
menyebar secara limfogen, sehingga terjadi limfadenitis TB

15. Apadiagnosis pada kasus anak ibu slma ?

Jawab :
TB paru primer / chilhood TB

09/05/2021 12
16. Apa pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah TB ?

Jawab :
-Vaksin BCG pada bayi yg baru lahir
-TB paru dengan BTA+ : beri obat
-Memisahkan alat-alat yg dipakai oleh pasien TB dengan org yg sehat
-Jangan meludah sembarangan bagi penderita

09/05/2021 13
JUMP 4. SKEMA

09/05/2021 14
JUMP 5. LEARNING OBJECTIVE

Mahasiswa dapat memahami dan


menjelaskan tentang :

1. TB Paru ( Dewasa & Anak-anak)


2. Penatalaksanaan
 Farmakologi TB Khusus dan MDR
 Non Farmako ( Starnas, Internas & PMO)
3. TB Ekstraparu
09/05/2021 15
LO 1

TB Paru
( Dewasa & Anak-anak)

09/05/2021 16
Definisi
Definisi dan ●
penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru,
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.
etiologi ●
Kuman dorman, Tumbuh optimal suhu 37⁰C, ph 6.4-7.


dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti
patogenesis ●
meningen,ginjal, tulang dan nodus limfe
TB primer, dan TB sekunder


WHO: 8,8 jt kasus baru TB th 2002 dan 3,9 jt kasus BTA +, ⅓

epidemiologi ●
penduduk dunia terkena TB dan 33% dari asia Tenggara
Indonesia ke 3 didunia, setelah India dan China. 250.000 kasus baru
Tb/th dan 140.000 kematian
09/05/2021 18
09/05/2021 19
P
E
N
Y
E
B
A
R
A
N

09/05/2021 20
09/05/2021 21
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

Gejala sistemik :
demam,malaise, keringat malam,
anoreksia, BB turun

Gejala respiratorik :
batuk >2 minggu, baatuk darah, sesak
nafas, nyeri dada

09/05/2021 23
09/05/2021 24
PEMERIKSAAN FISIK(1) DAN
DIAGNOSTIK(2-3)
Tanda infiltrat (redup, bronkial, ronki basah, dll)
Tanda penarikan difragma, para dan mediastinum
Sekret disaluran nafas serta ronki
Suara amforik berhubungan langsung dengan kaviti dan bronki

Px Bakteriologik
dapat berasal dari sputum, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus,
bilasan lambung, urin dan jar biopsi

Pengambilan sputum 3x, setiap pagi 3 hari berturut-turut dengan cara:


-Spot (sputum sewaktu saat kunjungan)
-Sputum pagi (keesekon harinya)
-Spot (pada saat menghantarkan dahak pagi)

09/05/2021 25
Interpretasi hasil px:

- 2x positif, 1x negatif
:Mikroskopik +

-1x positif, 2x negatif :ulang


BTA 3x,

-3x negatif
:Mikroskopik –

Darah : LED↑
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK

Foto thoraks PA dengan atau tanpa foto lateral


-Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau
segmen apical lobus bawah.  
-Bayangan berawan (patchy) atau bercak (nodular).
-Adanya kavitas, tunggal, atau ganda.

-Kelainan bilateral, terutama dilapangan atas paru.


-Adanya klasifikasi.
-Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.
-Bayangan milier

09/05/2021 27
TATALAKSANA TB
terbagi menjadi 2 fase dengan lama pengobatan selama 6-8 bulan.
1. obat lini pertama:
INH ,Rifampisin ,Pirazinamid ,Etambutol , streptomisin

Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan pasien,mencegah kematian,


mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi
kuman terhadap OAT.

3. Kombinasi
Paduan obat
09/05/2021 28
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di
bagi dalam beberapa kategori

1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

 Diberikan kepada:  Diberikan kepada :


 a. Penderita baru TBC paru a. Penderita kambuh.
BTA positif. b. Penderita gagal terapi.
 b. Penderita TBC ekstra paru c. Penderita dengan
(TBC di luar paru-paru) berat pengobatan setelah lalai
minum obat.

3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
4. Kategori 4: RHZES
 Diberikan kepada penderita
BTA (+) dan rontgen paru
 Diberikan pada kasus Tb
mendukung aktif kronik .
 .

09/05/2021 30
09/05/2021 31
E
f
e
k
s
a
m
p
i
n
g

09/05/2021 32
1. Komplikasi dini: komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura,
empiema, laryngitis, usus

2. Komplikasi pada stadium lanjut:

a. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah)  kematian


karena sumbatan jalan nafas atau syok hipovolemik
b. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
c. Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
d. Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena pecahnya bula
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya

09/05/2021 33
09/05/2021 34
anak
 Prinsip dasar pengobatan TBC :
 Minimal 2 macam obat dan diberikan dalam waktu
relatif lama 6-12 bulan. PengobatanTBC dibagi
dalam 2 fase.
09/05/2021 36
Catatan :
Bila BB ≥33 kg dosis sesuai tabel yang sebelumnya.
Bila BB < 5 kg sebaiknya dirujuk ke RS.
Obat harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah)
LO 2

Penatalaksanaan TB

1. Farmakologi TB Khusus dan


MDR
2. Non Farmako
( Starnas,Internas & PMO)
09/05/2021 38
Farmakologi Pada Keadaan
Khusus

09/05/2021 39
Pada kehamilan, Ibu menyusui dan
bayinya
 Pada prinsipnya tidak berbeda dengan pengobatan TB pada
umumnya.
 Menurut WHO, hampir semua, kecuali streptomisin.
 Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Seorang ibu
menyusui yang menderita TB harus mendapat paduan OAT
secara adekuat untuk mencegah penularan kuman TB kepada
bayinya.
 Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus
disusui.
 Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan kepada bayi
tersebut sesuai dengan berat badannya.
TB MILIER

• Rawat inap
• Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
• Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan klinik,
radiologik dan evaluasi pengobatan , maka pengobatan lanjutan
dapat diperpanjang sampai dengan 7 bulan 2RHZE/ 7 RH
• Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan
- Tanda / gejala meningitis
- Sesak napas
- Tanda / gejala toksik
- Demam tinggi
• Kortikosteroid: prednison 30-40 mg/hari, dosis diturunkan 5-10
mg setiap 5-7 hari, lama pemberian 4 - 6 minggu.
PLEURITIS EKSUDATIVA TB
(EFUSI PLEURA TB)
Paduan obat: 2RHZE/4RH.
• Evakuasi cairan, dikeluarkan seoptimal
mungkin, sesuai keadaan penderita dan
berikan kortikosteroid
• Dosis steroid : prednison 30-40 mg/hari,
diturunkan 5-10 mg setiap 5-7 hari,
pemberian selama 3-4 minggu.
• Hati-hati pemberian kortikosteroid pada TB
dengan lesi luas dan DM. Ulangan evakuasi
cairan bila diperlukan
TB PARU DENGAN HIV / AIDS

• Paduan obat yang diberikan • Obat suntik kalau dapat


berdasarkan rekomendasi dihindari kecuali jika
ATS sterilisasinya terjamin
yaitu: 2 RHZE/RH diberikan • Jangan lakukan desensitisasi
sampai 6-9 bulan setelah OAT pada penderita HIV /
konversi dahak  AIDS (mis INH, rifampisin)
• Menurut WHO paduan obat karena mengakibatkan
dan lama pengobatan toksik yang serius pada hati
sama dengan TB paru • INH diberikan terus menerus
tanpa HIV / AIDS. seumur hidup.
• Jangan berikan Thiacetazon • Bila terjadi MDR,
karena dapat menimbulkan pengobatan sesuai uji
toksik yang hebat pada resistensi
kulit.

09/05/2021 43
09/05/2021 44
TB PARU DENGAN DIABETES MELITUS (DM)

• Paduan obat: 2 RHZ(E-S)/ 4 RH dengan regulasi baik/ gula


darah terkontrol
• Bila gula darah tidak terkontrol, fase lanjutan 7 bulan :
2RHZ(E-S)/ 7 RH
• DM harus dikontrol
• Hati-hati dengan penggunaan etambutol, karena efek samping
etambutol ke mata; sedangkan penderita DM sering
mengalami komplikasi kelainan pada mata
• Perlu diperhatikan penggunaan rifampisin akan mengurangi
efektiviti obat oral anti diabetes (sulfonil urea), sehingga
dosisnya perlu ditingkatkan
• Perlu kontrol / pengawasan sesudah pengobatan selesai,untuk
mengontrol / mendeteksi dini bila terjadi kekambuhan
TB Paru dan Gagal Ginjal

TB Paru dan Gagal Ginjal


• Jangan menggunakan OAT streptomisin, kanamisin
dan capreomycin
 Sebaiknya hindari penggunaan etambutol karena
waktu paruhnya memanjang dan terjadi akumulasi
etambutol.
 Dalam keadaan sangat diperlukan, etambutol dapat
diberikan dengan pengawasan kreatinin
• Sedapat mungkin dosis disesuaikan dengan faal ginjal
(CCT, Ureum, Kreatnin)
• Rujuk ke ahli Paru
TB Paru dengan Kelainan Hati

• Bila ada kecurigaan gangguan fungsi hati, dianjurkan


pemeriksaan faal hati sebelum pengobatan
• Pada kelainan hati, pirazinamid tidak boleh digunakan
• Paduan Obat yang dianjurkan / rekomendasi WHO: 2
 SHRE/6 RH atau 2 SHE/10 HE

• Pada penderita hepatitis akut dan atau klinik


ikterik,sebaiknya OAT ditunda sampai hepatitis akutnya
mengalami penyembuhan. Pada keadaan sangat
diperlukan dapat diberikan S dan E maksimal 3 bulan
sampai hepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan
dengan 6 RH
• Sebaiknya rujuk ke ahli Paru
Hepatitis Imbas Obat
• Dikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan
obatobat hepatotoksik (drug induc
• Penatalaksanaan
- Bila klinik (+) (Ikterik [+], gejala / mual, muntah [+])→
OAT Stop
- Bila klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan:
 Bilirubin > 2 → OAT Stop
 SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop
 SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (+) : OAT stop
 SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (-) → teruskan
 pengobatan, dengan pengawasan hepatitis
MDR
Multi drug resistant TB (MDR TB)
didefinisikan sebagai resistensi terhadap
dua agen anti-TB lini pertama yang paling
poten yaitu isoniazide (INH) dan rifampisin.
Multi Drug Resistent (MDR -TB C)


isolat M. tuberculosis yang resisten terhadap dua atau lebihOAT lini
pertama, biasanya isoniazid dan rifampisin. Manajemen TBC menjadi
semakinsulit dengan meningkatnya resistensi terhadap obat anti
TBC yang biasa dipakai.


pemakaian tunggal, penggunaan paduan obat yang tidak
memadai termasuk pencampuran obat yang tidak dilakukan
dengan benar, kurangnya kepatuhan minum obat.


sulit ditentukan karena kultur sputum dan uji
kepekaan obat tidak rutin dilaksanakan ditempat-
tempat dengan prevalensi TBC tinggi. 
Prinsip Penatalaksanaan MDR/XDR

• Gunakan DOT utk semua dosis
• Gunakan pemberian harian,
tidakintermitten
• Lama pengobatan minimum 18-24 bulan
• Bila mungkin, teruskan obat suntik palingt
idak 6 bulan setelah konversi biakan
• Teruskan paling tidak tiga obat oral gunal
ama pengobatan yang sempurna
Merancang Pengobatan MDR/XDR
Prinsip Umum dari WHO
• Penggunaan paling tidak 4 obat-
obatan sangatmungkin akan efektif.
• Jangan menggunakan obat yang mempunyairesiste
nsi silang (cross-resistance ).
• Singkirkan obat yg tidak aman untuk pasien.
• Gunakan obat dari grup 1-
5 dgn urutan ygberdasarkan kekuatannya.
• Harus siap mencegah, memantau danmenanggulan
gi efek samping obat yg dipilih.
Penatalaksanaan MDR TB Dasar
 Grup 1 - OAT lini pertama:
  isoniasid, rifampisin, etambutol,pirasinamid•
  Grup 2 - Obat suntik:
  streptomisin, kanamisin, amikasin,kapreomisin, (viomisin)•
  Grup 3 - Fluoroquinolon:
  ciprofloxasin, ofloxasin, levofloxasin,moxifloxasin,
(gatifloxasin)•
  Grup 4 - Obat bakteriostatis oral:
  etionamid, cicloserin, para-aminosalicylic
acid (prothionamid, thioacetazon, terisadon)•
  Grup 5 - Obat belum terbukti:
  clofasamin, amoxicillin/klavulanat,claritromisin, linezolid
PMO

 seorang yang berfungsi mengawasi, memberikan
dorongan dan memastikan penderita TBC menelan
Obat Anti TBC secara teratur.

Sebagai seorang PMO haruslah dari seseorang yang dikenal dan


dipercaya dari pihak penderita, keluarga dan petugas kesehatan


yang bersedia membantu mengawasi penderita dalam masa
pengobatan,

karena tugas dari PMO adalah mengawasi dan memberi dorongan


pada penderita TBC agar lebih patuh dalam pengobatan dan


memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan hingga tuntas (Keputusan
Menteri Kesehatan Republic Indonesia, 2009)

09/05/2021 54
Tujuan PMO
 (PMO) Menurut Ditjen PPM dan PLP (1997)
bahwa tujuan penggunaan Pengawas
Menelan Obat (PMO) adalah : 1) menjamin
ketekunan dan keteraturan pengobatan
sesuai jadwal yang ditentukan pada awal
pengobatan,
 2) menghindari penderita dari putus berobat
sebelum waktunya, dan
 3) mengurangi kemungkinan pengobatan
dan kekebalan terhadap OAT.
 Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang PMO
adalah :
1) seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik
oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu
harus disegani dan dihormati oleh pasien,
2) seseorang yang tinggal dekat dengan pasien,
3) Bersedia membantu pasien dengan sukarela, dan
4) bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan
bersama-sama dengan pasien. Sebaiknya PMO
adalah petugas kesehatan, misalnya bidan desa,
perawat, pekarya kesehatan, sanitarian, juru
imunisasi, dan lain-lain.
Peran Pengawas Menelan Obat (PMO)
tugas PMO bagi penderita tuberkulosis paru adalah :
a. Mengetahui tanda-tanda tersangka tuberkulosis
paru.
b. Mengawasi penderita agar minum obat setiap
hari.
c. Mengambil obat bagi penderita seminggu sekali d.
Mengingatkan penderita untuk periksa ulang
dahak :
1. Seminggu sebelum akhir bulan ke dua
pengobatan, pemeriksa ulang dahak dilakukan untuk
menentukan obat tambahan.
2. Seminggu sebelum akhir bulan ke lima
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak dilakukan
untuk mengetahui kegagalan.
3. Seminggu sebelum akhir bulan ke enam
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak dilakukan
untuk mengetahui kesembuhan.
e. Memberikan penyuluhan
f. Memberitahukan jika terjadi suspek pada
keluarga penderita.
g. Menujuk kalau ada efek samping dari
penggunaan obat
Pengetahuan Pengawas Menelan Obat
(PMO)
Menurut Depkes (2008) bahwa informasi penting yang perlu dipahami
PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya adalah :
1) tuberkulosis disebabkan oleh kuman, bukan penyakit keturunan
atau kutukan,
2) tuberkulosis dapat disembuhkan dengan berobat secara teratur
sampai selesai,
3) cara penularan tuberkulosis, gejala-gejala yang mencurigakan dan
cara penjegahannya,
4) cara pemberian pengobatan pasien (tahap awal dan lanjutan),
5) pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur, dan
6) kemungkinan terjadi efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke rumah sakit atau unit pelayanan
kesehatan.
LO 3

Tb ekstra paru

09/05/2021 60
definisi Tuberkulosis yang menyerang

organ selain paru paru

epidimolo ●


Lebih sering di temukan di negara berkembang
Kasus total di suatu negara ditemukan antara
4000/tahun

gi Terjadi apabila daya tahan tubuh rendah


etiologi Mycobakterium

tuberkulosis
Di bagi 2

Tb ekstra ex:tb kelenjar limfe,tulang,sendi


dan kelenjar adrenal


paru ringan

Tb ekstra Ex:meningitis millier,perikarditis


peritonitis,tb usus tb saluran


paru berat kencing dan alat kelamin
Macam macam tuberkulosis ekstra paru

Tb pada saluran napas atas Tb pada Tuberkulosis


epiglotis,laring dan faring mulut,tonsil,dan lidah meningitis

Tuberkulosis kelenjar Tuberkulosisi tulang


Tuberkulosis perikardium
getah bening dan sendi

Tuberkulosisi ginjal dan Tb usus/gastroentestinal/ Tb mata


saluran kencing peritoneal dll
Limfadenitis tb

definisi Limfadenitis kronis non spesifik yang


biasanya di sbbkn oleh m.tuberculosis


Penderita tb dengan hiv(+)lebih sering
epidimologi ●


Perempuan :laki2=68%:31%
Menurut ras=asia lebih sering terkena dibanding afrika

m.tuberkulosis,m.tuberculosisi

etiologi

complex,m.afrikanum

m.Canetti dan m.caprae
Gejala klinis

patoge ●


Rute yang menjadi kemungkinan tempat masuknya
m.tuberkulosis ke kel limfe
Reaktifitas dari TB paru atau pelebaran hilus(paling sering)

nesis

Keterlibatan cervical melalui infeksi laring

Jalur hematogen

Gejala ●
Pembesaran KGB,padat/keras,multiple
dan dapat berkonglomerasi satu sama lain

klinis

Kelenjar melunak sperti abses
diagnosis Biopsi(gold standar)


Menunjukkan histiosi2 pada limfadingitis granulomatosa

tatalaksana ●OAT

prognosis

Baik jika

jangka waktu pengobatan penderita tepat

Minum obat teratur sesuai dosis yang di anjurkan

Tidak adanya gangguan imunologi
SOURCE
 Pedoman-nasional-pelayanan-
kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis.
 Jurnal TB Indonesia. PPTI Maret 2012
vol. 8
 Konsensus TB
 scribd

09/05/2021 67
TERIMA KASIH

09/05/2021 68

Anda mungkin juga menyukai