Anda di halaman 1dari 11

Norma Perhitungan

Untuk PPh Orang


Pribadi
By: Shinta Adelia Sari (C1C019004)
PENGHITUNGAN Pph
BAGI WP OP YANG
Penghitungan PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) yang
MENGGUNAKAN
memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu : (1) menggunakan norma
NORMA
penghitungan, (2) melalui pembukuan. Wajib Pajak OP yang
diperkenankan menggunakan norma penghasilan neto adalah WP
yang memiliki omset atau peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun tidak
melebihi Rp 4.800.000.000.
Yang dimaksud dengan menjalankan kegiatan usaha disini adalah
Wajib Pajak yang bergerak dalam bidang usaha di berbagai bidang
antara lain pertanian, industri, perdagangan, atau lainnya.
Sedangkan pekerjaan bebas umumnya terkait dengan keahlian atau
profesi yang dijalankan sendiri oleh tenaga ahli yang bersangkutan
anatara lain : pengacara, akuntan, konsultan, notaris, atau dokter.
Maksudnya, mereka  yang membuka praktek sendiri dengan nama
sendiri. Jika mereka hanya bekerja atau berstatus karyawan, misalnya
seorang akuntan bekerja di Kantor Akuntan Publik, maka mereka
Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
Bagi sebagian orang pribadi yang memiliki usaha Penghasilan netto bagi tiap jenis usaha
kewajiban membuat pembukuan merupakan dihitung dengan cara mengalikan angka
suatu hal yang sulit dilakukan selain karena presentase Norma Penghitungan
kurangnya pengetahuan Wajib Pajak mengenai Penghasilan Netto dengna peredaran bruto
akuntansi juga kurang efisien jika harus atau penghasilan bruto dari kegiatan usaha
mempekerjakan karyawan hanya untuk membuat atau pekerjaan bebas dalam satu tahun.
pembukuan. Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Dalam menghitung besarnya PPh yang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan terutang oleh WPOP, sebelum dilakukan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir penerapan tarif umum terlebih dahulu
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dihitung Penghasilan Kena Pajak dengan
memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak orang mengurangkan Penghasilan Tidak Kena Pajak
pribadi boleh menghitung penghasilan neto (PTKP) dari penghasilan netto.
dengan menggunakan Norma Penghitungan Bagi WPOP yang mempunyai lebih dari satu
Penghasilan Neto sehingga tidak perlu membuat jenis usaha atau pekerjaan bebas,
Bentuk Dan Tata
Cara Pencatatan
Bentuk dan tata cara pencatatan, seperti ditetapkan dalam Pasal 28 ayat (12) UU KUP diatur
dengan Keputusan Dirjen pajak, yang sekarang berlaku adalah Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : PER-4/PJ/2009. Pada prinsipnya pencatatan harus mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
Pencatatan harus dibuat secara lengkap dan benar, serta didukung dengan dokumen yang
dijadikan dasar penghitungan peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto,
serta penghasilan yang bukan objek pajak dan atau penghasilan yang dikenakan pajak yang
bersifat final. Pencatatan dalam suatu tahun pajak meliputi jangka waktu 12 (dua belas) bulan,
mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Pencatatan harus dapat menggambarkan sejumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto,
serta penghasilan yang bukan objek pajak dan atau penghasilan yang dikenakan pajak yang
bersifat final, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. Bagi WPOP yang
mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan atau tempat usaha, pencatatan harus dapat
menggambarkan secara jelas jumlah peredaran atau penerimaan bruto dari masing-masing jenis
usaha dan atau tempat usaha yang bersangkutan.
Orang Pribadi yang boleh
menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan
Neto 2
1 Wajib Pajak orang 3
pribadi yang
Wajib Pajak orang menjalankan usaha atau Wajib Pajak orang
pribadi yang pekerjaan bebas dengan pribadi sebagaimana
menjalankan usaha atau peredaran bruto di dimaksud pada butir (2)
pekerjaan bebas dengan bawah Rp. yang tidak memilih
peredaran bruto sebesar 1.800.000.000,00 (satu untuk menyelenggarakan
Rp. 1.800.000.000,00 miliar delapan ratus juta pembukuan, menghitung
(satu miliar delapan ratus rupiah) dalam 1 (satu) penghasilan neto usaha
Sesuai dengan UU PPhatau
juta rupiah) yanglebih
baru yaitu UU Nomor
tahun36
wajib atau pekerjaan bebasnya
tahun 2008 maka  sejak 1 Januari 2009 batasan Wajib
dalam 1 (satu) tahun menyelenggarakan dengan menggunakan
Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau
wajib
pekerjaan menyelenggarakan
bebas pencatatan,
yang boleh menggunakan Normakecuali Wajib Norma Penghitungan
Penghitungan Penghasilan
pembukuan.berubah denganPajak peredaran
yang bersangkutan Penghasilan Neto.
bruto di bawah Rp. 1.800.000.000,00 menjadi Rp
Kewajiban Bagi Penggunan
Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
2
1 Pemberitahuan 3
penggunaan Norma
Wajib Pajak yang Penghitungan Wajib Pajak yang tidak
menggunakan Norma Penghasilan Neto yang memberitahukan kepada
Penghitungan disampaikan dalam Direktur Jenderal Pajak
Penghasilan Neto wajib jangka waktu sesuai dengan ketentuan
memberitahukan sebagaimana dimaksud diatas dianggap memilih
mengenai penggunaan dalam ayat (1) dianggap menyelenggarakan
Norma Penghitungan disetujui kecuali pembukuan.
kepada Direktur Jenderal berdasarkan hasil
Pajak paling lama 3 (tiga) pemeriksaan ternyata
bulan sejak awal tahun Wajib Pajak tidak
pajak yang bersangkutan memenuhi persyaratan
Wajib Pajak yang
menyelenggarakan
Pembukuan

1 2

Wajib Pajak yang wajib Wajib Pajak sebagaimana


menyelenggarakan dimaksud dalam ayat (1)
pembukuan  yang dikenakan sanksi
ternyata tidak atau tidak administrasi berupa
sepenuhnya kenaikan sebesar 50%
menyeIenggarakan (lima puluh persen) dari
pembukuan, penghasilan Pajak Penghasilan yang
netonya dihitung dengan tidak atau kurang dibayar
menggunakan Norma dalam tahun pajak yang
Penghitungan bersangkutan.
Penghasilan Neto.
Menghitung Penghasilan
Neto
Sesuai dengan UU PPh yang baru tarif  PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak telah berubah.
TARIF dan PTKP sesuai UU PPh terbaru adalah sebagai berikut
 Tarif Pajak Penghasilan (PPh)
1. Tarif WP Orang Pribadi
Besarnya tarif PPh Orang Pribadi sesuai UU PPh terbaru yang mulai berlaku tanggal 1
Januari
No. 2009 adalah sebagai berikut
Lapisan :
Penghasilan Tarif
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%

2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%

3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25%

4. Di atas Rp500.000.000,- 30%


Menghitung Penghasilan
Neto
2. Tarif PPh WP Badan
Besarnya tarif PPh Badan sesuai UU PPh terbaru yang berlaku 1 Januari 2009 adalah sebagai
berikut
·        Tarif tunggal 30%
·        Diturunkan menjadi 28% pada tahun 2009, dan menjadi 25% pada tahun 2010.
·        Untuk WP Badan Masuk Bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku.
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Besarnya PTKP UU PPh terbaruSebelumnya
yang berlaku 1 Januari 2009 adalah sebagai
(2008) Mulai berikut
2009 :
WP 13.200.000,- 15.840.000,-

WP Kawin 1.200.000,- 1.320.000,-

Isteri Bekerja 13.200.000,- 15.840.000,-

Tanggunan 1.200.000,- 1.320.000,-


CONTOH
Wajib Pajak A kawin dan mempunyai 3 (tiga) orang anak. Ia seorang dokter
bertempat tinggal di Jakarta yang juga memiliki industri rotan di Cirebon.
– Peredaran Usaha dari Industri Rotan (setahun) di Cirebon Rp.
400.000.000,00
– Penerimaan bruto sebagai dokter (setahun) di Jakarta Rp.
72.000.000,00
Penghasilan neto dihitung sebagai berikut :
– Dari industri rotan : 12,5% X Rp. 40.000.000,00 Rp. 50.000.000,00
– Sebagai dokter : 45% X Rp. 72.000.000,00 Rp. 32.400.000,00
jumlah penghasilan Neto Rp. 82.400.000,00
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena
Pajak
Rp. 82.400.000,00 – Rp. 21.120.000,00 = Rp. 61.280.000,00

Pajak penghasilan yang terutang :


– 5% X Rp. 50.000.000,00 Rp. 1.250.000,00
THANK YOU....

Anda mungkin juga menyukai