Anda di halaman 1dari 31

UPDATE COVID19

TERKINI

Letda Laut (K) drg. Yodi Oktobiano


PERKEMBANGAN COVID19

• Kita dituntut untuk belajar terus


• Potensi penularan langsung dan tidak langsung serta ada potensi
airborne
• Virus bermutasi/berubah susunan genetiknya
• PCR dengan hasil Positif Persisten
• Long haul Covid19
• Kemungkinan Re-infeksi
• Vaksin: end game?

WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard [Internet]. Covid19.who.int. 2020 [cited 1 September 2020]. Available from: https://covid19.who.int/
COVID-19 G. Peta Sebaran | Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 [Internet]. covid19.go.id. 2020 [cited 1 September 2020]. Available from: https://covid19.go.id/peta-
PENYEBARAN
COVID-19
• Prinsip penyabaran lewat droplet, terdiri dari droplet besar dan
droplet kecil
• Transmisi dapat terjadi via:
• Transmisi kontak  via kontak langsung (berjabat tangan)
• Transmisi droplet  transmisi via droplet yang dikeluarkan penderita
• Tranmisi airborne  transmisi via droplet kecil yang dapat bertahan di
udara dalam beberapa jam
• Transmisi airborne sangat mungkin terjadi dalam beberapa
situasi:
• Ruangan tertutup
• Paparan jangka panjang (bernyanyi, berolahraga bersama)
• Ventilasi yang tidak adekuat

CDC COVID-19 [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention [cited 10 November 2020]. Available from:https://www
.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/more/scientific-brief-sars-cov-2.html
SELAIN SISTEM SALURAN NAPAS COVID19
JUGA DAPAT MENYERANG ORGAN LAIN
Otak • Stroke, kejang, inflamasi otak

Mata • Konjungtivitis, inflamasi kornea


• Anosmia

Hidung • Pembekuan darah, vasokonstriksi pembuluh


darah
Kardiovasku • Peningkatan enzim hati
lar
• Diare
Hati
• AKI, proteinuria

• GBS, ensefalitis, kejang, halusinasi, gangguan


Intestinal kesadaran/delirium
Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). WHO. 2020. who-china-joint-mission-on-covid-19---final-report-1100hr-28feb2020-11mar-update.pdf. (Accessed 6 June 2020)
DEFINISI
OPERASIONAL

SUSPEK PROBABLE

KONTA
KONFIRMASI
K
ERAT
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
RAPID TEST
ANTIGEN

WHO. Antigen-detection in the diagnosis of SARS-CoV-2 Infection Using Rapid Immunoassays Interim Guidance. 11 Sep 2020
MUTASI
SARS-COV2
• Terdapat beberapa penelitian yang mendapatkan adanya mutasi pada
virus SARS-CoV2
• Long dkk.  ditemukan mutasi pada spike protein asam amino
Gly614
• mutasi tersebut menyebabkan viral load pada nasofaring jauh lebih banyak,
namun tidak mempengaruhi keparahan gejala dan terapi yang diberikan
• Mutasi SARS-CoV 2 mink-associated di Denmark  menyerang pasien
segala umur
• Secara umum, tidak ada perbedaan gejala klinisnya dengan virus yang belum
bermutasi
• MUTASI TERBARU DITEMUKAN DI INGGRIS
Long SW, Olsen RJ, Christensen PA, Bernard DW, Davis JJ, Shukla M, et al. Molecular Architecture of Early Dissemination and Massive Second Wave of the SARS-CoV-2
Virus in a Major Metropolitan Area. Bonomo RA, editor. mBio. 2020 Oct 30;11(6):e02707-20, /mbio/11/6/mBio.02707-20.atom.
WHO. SARS-CoV2 mink Assoctiated variant strain. Denmark [cited 10 Nov 2020]. Available at: https://www.who.int/csr/don/06-november-2020-mink-associated-sars-
cov2-denmark/en/
VIRUS BERMUTASI ( TERJADI
PERUBAHAN SUSUNAN MATERI
GENETIK (MUTASI D614G)
Fungsi spike
meningkat,
Asam fleksibilitas
Glisin
Asparta meningkat, tidak
(G614)
t mudah hancur, lebih
(D614) stabil, lebih mudah
menular

Zhang L, Jackson C, Mou H, Ojha A, Rangarajan E, Izard T et al. The D614G mutation in the SARS-CoV-2 spike protein reduces S1 shedding and increases infectivity. 2020
MUTASI TERBARU DITEMUKAN
DI INGGRIS
• Ditemukan pada bulan Oktober 2020 (sampel dari September 2020), tersebar di
UK: London (Tenggara dan Timur) Dan terdapat kasus dari UK di Australia
• Terdapat 17 mutasi, termasuk mutasi di receptor binding domain pada spike
glycoprotein (mutasi N501Y) --> diduga menyebabkan varian lebih infeksius
• Varian ini diduga memiliki kemampuan transmisi yang lebih tinggi dibandingkan
varian lainnya.
• Implikasi pada pengembangan vaksin: varian ini memiliki mutasi pada spike
protein yang ditargetkan oleh vaksin yang sedang dikembangkan, namun vaksin
tidak hanya menargetkan bagian yang bermutasi sehingga mutasi tersebut tidak
mengubah efektivitas vaksin

Morais, Ana H A et al. “Can Probiotics and Diet Promote Beneficial Immune Modulation and Purine Control in Coronavirus
Infection?.” Nutrients vol. 12,6 1737. 10 Jun. 2020, doi:10.3390/nu12061737
KLASIFIKASI DERAJAT
KEPARAHAN

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KLASIFIKASI DERAJAT
KEPARAHAN
RINGAN SEDANG BERAT
• Tanda klinis pneumonia DAN
• Tanpa bukti pneumonia virus • Remaja / dewasa salah satu dari
/ hipoksia • Tanda klinis pneumonia
• Demam, batuk, fatigue, (demam, batuk, sesak, • RR > 30 x/menit
anoreksia, napas pendek, takipnea)
• Distres pernapasan berat
myalgia • Tanpa pneumonia berat
• Gejala tidak spesifik: nyeri • SpO2 <93% room air
(SpO2
tenggorokan, kongesti > 93% room air)
hidung, sakit kepala, diare, • Anak-anak
mual, muntah, anosmia, KRITIS
• Klinis pneumonia tidak berat
ageusia  sebelum onset (batuk / sulit napas + napas
gejala pernapasan cepat dan/atau retraksi dinding Pasien dengan ARDS,
• Gejala atipikal pada pasien dada) sepsis, dan syok sepsis
usia tua / • Tanpa pneumonia berat
immunocompromised
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
MANAJEMEN KASUS
COVID-19

Diadapatkasi dari: Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Klasifikasi Pemeriksaan Antiviral Anti-inflamasi Vitamin & Suplemen Pengobatan Lain
(WHO)
Ringan DPL, Swab PCR Oseltamivir1 Vitamin C Terapi O2: arus rendah
Vitamin D3
ATAU Vitamin E
Favipiravir2
Sedang DPL, PCR, AGD, GDS, Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma konvalesens,
SGOT/SGPT, Ureum, ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D3 sel punca
Kreatinin, D-Dimer, Remdesivir (jika sangat dipertimbangkan) Vitamin E
Ferritin, Troponin, IL-6, Terapi O2:
k/p NT proBNP, XRay Noninvasif: arus
Thorax (k/p CT scan) sedang-tinggi (HFNC)

Berat DPL, PCR, seri AGD, Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma konvalesens,
GDS, SGOT/SGPT, antiinterleukin-6 Vitamin D3 sel punca
Ureum, Kreatinin, D- ATAU Vitamin E
Dimer, Ferritin, Remdesivir
IVIG
Troponin, IL-6, k/p NT HFNC/
proBNP, k/p CK-CKMB, Ventilator
CT scan

Kritis Favipiravir Kortikosteroid, Vitamin C Sel punca


ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D3
Remdesivir Vitamin E IVIG
Ventilator
/ ECMO
1 Oseltamivir diberikan terutama bila diduga ada infeksi influenza
2 Favipiravir (Avigan) tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan
KLASIFIKASI GEJALA Tanpa Gejala Gejala Ringan Gejala Sedang Gejala Berat

Isolasi Mandiri Isolasi Mandiri Rujuk ke RS Darurat Rujuk ke RS Rujukan


Tindak Lanjut
di Rumah di Rumah

10 sejak timbul 10 sejak timbul 1x PCR negatif + 3


Durasi Isolasi 10 hari tanpa gejala gejala + 3 hari bebas gejala + 3 hari bebas hari bebas gejala
gejala gejala

Pemantauan Lanjut isolasi


Lanjutan mandiri 7 hari

• Bila KAPASITAS Laboratorium dan sumber daya


memungkinkan, tetap lebih baik evaluasi Selesai
dengan pemeriksaan PCR
SEMB
UH
• Perbaikan klinis
• Perbaikan Laboratoris
• Perbaikan Radiologis
• Idealnya: PCR negatif
HASIL PCR
TETAP POSITIF?
Setelah isolasi mandiri
 ada kemungkinan hasil PCR tetap positif, walaupun sudah tidak ada gejala
• Penelitian di Korea: ditemukan bahwa walaupun sudah tidak ada virus yang
yang hidup di tubuh pasien, masih terdapat sisa-sisa virus sehingga akan masih
terdeteksi di spesimen pemeriksaan RT-PCR hingga 12 Minggu (Korea CDC, 2020;
Li et al., 2020; Xiao et al, 2020)
• Tidak adanya virus yang “hidup” resiko penularan rendah sehingga tidak akan
terjadi penularan ke orang lain

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/duration-isolation.html
POSITIF
PRESISTEN
• Penelitian di Korea ditemukan bahwa walaupun sudah tidak ditemukan virus yang dapat
bereplikasi 3 minggu setelah onset gejala pertama di tubuh pasien, SARS-CoV-2 RNA masih
terdeteksi di spesimen pemeriksaan RT-PCR hingga 12 Minggu (Korea CDC, 2020; Li et al.,
2020; Xiao et al, 2020)
• Spesimens dari pasien yang sudah dinyatakan recovered namun memiliki RT-PCR positif
karena muncul gejala lagi (reinfeksi) tidak terdeteksi replication-competent virus (Korea
CDC, 2020; Lu et al., 2020).

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/duration- isolation.html?
CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fcoronavirus%2F2019-
FENOMENA LONG
COVID-19
• Pasien Covid-19 seharusnya mengalami recovery setelah 2-6 minggu.
• Diantara usia 18-34 tahun dengan kesehatan yang baik, sekitar 20% dilaporkan
mengalami prolonged symptoms.
• Pada beberapa orang, beberapa gejala dapat bertahan atau muncul Kembali
setelah berminggu- minggu hingga berbulan- bulan setelah pulih.
• Faktor risiko: hipertensi, obesitas, kondisi Kesehatan mental.

Batuk, Sakit kepala, Nyeri


Fatigue kongesti, Anosmia, nyeri-nyeri Diare, mual abdomen dan Confusion
sesak napas ageusia badan nyeri dada

World Health Organization. Long-term Effects of Covid-19. Geneva: World Health Organization; 2020
POST COVID-19 NEUROLOGICAL
SYNDROME (PCNS)
• Merupakan sekumpulan gejala yang dirasakan oleh survivor COVID-19
• Umumnya mengeluhkan adanya kelemahan otot seluruh tubuh
• Selain itu, ditemukan juga survivor COVID-19 dengan gangguan
kognitif dan gangguan neuropsikiatri
• Dihipotesiskan terjadi akibat infeksi sistem saraf pusat dan kombinasi
dengan keadaan hipoksia dan efek peningkatan mediator inflamasi
berkepanjangan
• Dihipotesiskan bahwa survivor COVID-19 memliliki potensi gangguan
neurologis jangka panjang pasca sembuh dari COVID-19
Heneka MT, Golenbock D, Latz E, Morgan D, Brown R. Immediate and long-term consequences of COVID-19 infections for the development of neurological disease. Alzheimer’s Research
& Therapy [Internet]. 2020 Dec [cited 2020 Nov 10];12(1). Available from: https://alzres.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13195-020-00640-3
REINFEKSI
SARS-CO-V 2
April 2020 dilaporkan kasus reinfeksi SARS-CoV-2
terkonfirmasi pertama di Amerika Beberapa laporan kasus reinfeksi Sars-Co-V 2
Selama karantina pasien sembuh lalu hasil RT-
negatif
PCR pada dua kali pemeriksaan setelahnya.
Namun, 48 hari setelah tes awal, pasien
dinyatakan positif lagi dengan RT-PCR (nilai Ct 35 ·
31; spesimen B)
”Namun,pengurutan genom dari isolat infeksi
pertama dan reinfeksi menujukan
perbedaan signifikan, sehingga kecil virus
berasal dari infeksi yang sama.
kemungkinan kasus
reinfeksi
Pada gejala penyakit lebih berat daripada
infeksi pertama, sehingga pasien perlu rawatan di
rumah sakit dan bantuan oksigen”
PENJELASAN
KASUS REINFEKSI
• Seorang yang sudah sembuh, mempunyai Antibodi dalam tubuhnya yg
memberikan kekebalan terhadap virus penyebab COVID19
• Namun antibodi yang terbentuk akan menghilang dalam waktu 3 -12
bulan
• Sehingga setelah 3-12 bulan masih ada kemungkinan untuk
tertular ulang atau reinfection
• Oleh sebab itu walaupun sudah sembuh, tetap harus
menjalankan protokol kesehatan
HIPOTESIS MEKANISME
REINFEKSI
• Mekanisme utama belum diketahui secara pasti,namun sudah ada
laporan reinfeksi terjadi karena dua virus dengan tipe yang berbeda yang
telah dibuktikan dengan analisis genome.
• Antibody yg terbentuk setelah sembuh akan menghilang setelah 3 –
12 bulan
• Tidak menutup kemungkinan reinfeksi terjadi karena satu virus dengan
tipe yang sama dan mengalami reaktivasi
• Perkiraan mekanisme yang dapat menjelaskan mengapa infeksi sekunder
lebih berat, adalah:.
• 1.Kadar virus yang sangat tinggi pada infeksi kedua
• 2.Kemungkinan bahwa infeksi ulang disebabkan oleh virus yang lebih ganas
• 3.Peningkatan respon imun terkait antibodi, yaitu di mana sel-sel imunitas yang memiliki reseptor
Fc,terinfeksi virus yang mengikat antibodi tertentu.Mekanisme ini telah terlihat sebelumnya pada
betacoronavirus yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah
Tillett RL, Sevinsky JR, Hartley PD, Kerwin H, Crawford N, Gorzalski A, et al. Genomic evidence for reinfection with SARS-CoV-2: a case study. The Lancet Infectious Diseases. 2020
PENCEGAHAN
3M
Meningkatkan sistem imun tubuh dan PHBS
Menghindari Kerumunan
Vaksin
VAKSIN COVID-19 YANG IDEAL
DI INDONESIA?

Efektif Aman Halal


BAGAIMANA MENILAI VAKSIN
YANG EFEKTIF?
Efikasi Vaksin

• Seberapa banyak penurunan insidensi sebuah penyakit pada kelompok


yang diberikan vaksin, dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan
vaksin  perlu dilakukan uji klinis (RCT)

Efektivitas Vaksin

• Kemampuan sebuah vaksin untuk memberikan proteksi dan mencegah


penyakit
• Dipengaruhi berbagai hal  keadaan fasilitas kesehatan, kemungkinan
munculnya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), serta analisis Intention to Treat
(ITT)
MCNeil. Overview of vaccine efficacy and vaccine effectiveness. Canadian center for vaccinology Dalhousie university Halifax, nova scotia, Canada. Canada. Available
from: https://www.who.int/influenza_vaccines_plan/resources/Session4_VEfficacy_VEffectiveness.PDF
KEAMANAN
VAKSIN
 Vaksin yang aman harus melalui berbagai tahap uji coba
sebelum diberikan kepada manusia
 Harus dievaluasi dan diberikan lisensi oleh BPOM
 Setelah pemberian  dilakukan pemantauan berkala
 Pada kondisi pandemi, BPOM berhak memberikan keterangan
Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin dengan
memperhatikan berbagai penilaian  efikasi, keamanan, dan lainnya
 Hingga saat ini, BPOM belum mengeluarkan keterangan tertulis
mengenai EUA penggunaan vaksin COVID-19
VAKSIN YANG
DINYATAKAN HALAL
 Terdapat 3 proses dalam menyatakan kehalalan
suatu produk
 Penelusuran bahan dan proses produksi
 Sistem jaminan halal
 Uji laboratorium
 Hingga saat ini, Kemenkes bekerja sama dengan BPOM dan
MUI untuk mengidentifikasi keamanan dan kehalalan calon
vaksin yang akan masuk ke Indonesia

Pemerintah Tengah Pastikan Keamanan dan Kehalalan Vaksin COVID-19 - Sehat Negeriku [Internet]. Sehat Negeriku. 2020 [cited 27 October 2020]. Available from: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20201019/5435462/pemerintah-tengah-
pastikan-keamanan-dan-kehalalan-vaksin-covid-19/
PERKEMBANGAN VAKSIN DI
INDONESIA
 Uji Klinik Fase 3 Vaksin COVID 19 di Indonesia dilakukan oleh
kerja sama Sinovac dengan Bio Farma
 Dilakukan oleh Tim Peneliti Fakultas Kedokterian
Universitas Padjajaran
 Target Uji Klinis selesai pada Januari 2021
 Hasil uji klinis vaksin Sinovac dalam bentuk laporan sementara, akan dievaluasi januari
2021 oleh BPOM
 Hasil laporan akan menjadi pertimbangan BPOM untuk pemberian

 emergency use authorization (UEA), kemungkinan di akhir januari


 Vaksin Merah putih
6 KELOMPOK PRIORITAS PENERIMA
VAKSIN COVID-19

Masyarakat (tokoh
Tenaga medis, paramedis agama/masyarakat), Tenaga Pendidik
contact tracing, pelayan perangkat daerah (PAUD/TK, SD, SMP, SMA
publik (mencakup TNI, (kecamatan, desa, RT/RW),
Polri, dan aparat hokum) dan sederajat, PT)
sebagian pelaku ekonomi

Aparatur pemerintah
Peserta BPJS Penerima Masyarakat yang berusia
(Pusat, Daerah, dan
Legislatif) Bantuan Iuran (PBI) 19-59 tahun

https://nasional.kompas.com/read/2020/10/12/15243111/ini-6-kelompok-prioritas-penerima-vaksin-covid-19-pemerintah-legislatif?page=all#page2
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai