َ الَسال َ ُم
َّّـ
BAB 7
BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN
DALAM KEBERAGAMAN?
Dosen Pembimbing :
Riadi Budiman, ST. MT
Disusun Oleh :
Kelompok 6
MATERI -
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Teologis tentang Konsep
MATERI PADA Keberagaman Islam dan Membangun Persatuan Umat dalam Keberagaman
BAB 7
sedangkan Islam historis adalah Islam
yang berada pada kerangka tradisi lokal
sebagaimana yang dibaca, dimengerti,
dipahami dan dipraktikkan oleh umatnya.
Islam, telah dahulu lahir, terdiri
dari beragam mazhab dan
keyakinan religius.
quran-3239152__340.webp
Contoh:
Di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah
merupakan dua organisasi kemasyarakatan (ormas)
Islam terbesar yang memiliki corak khas dalam keyakinan
religiusnya.
Keberagaman kultural sama sekali tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhada
p syariat Islam yang bersumber pada nash-nash keagamaan (Al-Quran dan
As-Sunnah) dan melahirkan keberagaman pemahaman serta
praktik-praktik keagamaan yang sarat dengan perbedaan
antara umat Islam dengan umat Islam lain.
Dengan kata lain, secara religio-kultural pada diri Islam historis
tidak hanya dijumpai keberagaman yang disebut
"multikultural",
namun juga didapati keberagaman yang disebut
”multisyariat”.
Kenyataannya, dalam waktu yang sangat panjang,
keberagaman kultural dan syariat tersebut
telah melahirkan berbagai konflik
keumatan dan kemasyarakatan yang tidak mudah diselesaikan.
NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi
Kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia.
Kedua ormas ini memiliki kekayaan budaya yang sangat
besar manfaatnya bagi bangsa Indonesia.
NU memiliki pondok pesantren yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
Muhammadiyah memiliki sekolah-sekolah dari taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi di seluruh pelosok Indonesia.
Banyak kesamaan yang ada pada NU dan Muhammadiyah. Di antara
kesamaan NU dan Muhammadiyah adalah sebagai berikut :
1. Pendiri NU dan Muhammadiyah pernah tinggal bersama dalam satu kamar sewaktu
mondok di pesantren asuhan KH. Shalih Darat Semarang.
3. Pendiri NU dan Muhammadiyah sama-sama pernah mengaji puluhan tahun di Kota Suci
Mekkah dan mempunyai guru yang sama.
4. Model organisasi yang diterapkan pada awal pendiriannya sama-sama tradisional (NU =
Salaf Tradisional dan Muhammadiyah = Khalaf Tradisional)
Ukhuwah Islamiyah
biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang padamulanya
berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan
mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Kata Islamiyah
yang dirangkaikan dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva,
sehingga ukhuwah islamiyah berarti
“ persaudaraanyang bersifat islami atau yang diajarkan oleh Islam”.
Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah :
• Ukhuwah ‘ubudiyah
• Ukhuwah Insaniyah
• Ukhuwah fi din Al-Islam
• Cinta tanah air dengan bangga menjadi warga Negara Indonesia, bangga
terhadap budayaIndonesia dan dengan cara menerapakan bahwa negara
kita adalah negara yang paling istimewa
Takhayul adalah istilah yang berasal dari Bid'ah adalah perbuatan yang dikerjakan
kata Tahayalat yang berarti hayalan. Takhayul tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan,
hanyalah cerita hayalan belaka yang termasuk menambah atau mengurangi ketetapan.
merupakan sesuatu yang tidak nyata (khayali) Bidah merupakan perkara baru dalam agama,
yang mana cerita-cerita tersebut tidak jelas oleh karena itu, terlarang untuk diamalkan.
asal usulnya.
3. KHURAFAT
Jika diringkas ada tiga model ukhuwah islamiah yang digagas dan diperjuangkan
oleh kaum muslimin Indonesia, yakni:
b. Pentingnya Mengenal
. Mazhab
“
Yang mendengarkan perkataan
lalu mengikuti apa yang paling“
baik di antaranya. Mereka Itulah
orang-orang yang telah diberi
Allah petunjuk dan mereka
itulah orang-orang yang
mempunyai akal.”
(QS. Az- Zumar/39: 18)
C. Mazhab Fikih di Indonesia
Syafi`i
Maliki
NU dan Muhammadiyah langsung berpegang
Aswaja dan pada Al-Quran dan
lainnya Persatuan islam
As-Sunnah
Hanafi
Hambali
(Pendiri NU)
Ibnu Hazm
Pendapat yang mengatakan bahwa
“Taklid haram dan seterusnya,”
Berbeda dengan Muhammadiyah yang sejak awal berdirinya jamiah ini menolak bermazhab (dengan empat
mazhab). Di antara faktor yang melatarbelakangi berdirinya persyarikatan ini adalah kekhawatiran KH Ahmad
Dahlan (pendiri Muhammadiyah) tentang ketidakmurnian ajaran Islam akibat tidak dijadikannya “Al-Quran dan As-
Sunnah” sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. Muhammadiyah mengajak
umat Islam agar merujuk langsung kepada Al-Quran dan As-Sunnah, yang juga tempat merujuk para imam
mazhab empat. Ulama yang sering dijadikan rujukan tentang himbauan kembali kepada Al- Quran dan As-
Sunnah oleh Muhammadiyah adalah Sayid Jamaludin Al-Afghany, Syekh Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan
Muhammad bin Abdul Wahab, Ibnu Taimiyah, dan lainnya.
.
Your Picture Here
Kemunduran dunia Islam dalam
pandangan Muhammadiyah di antaranya
krisis di bidang keagamaan, yaitu
“memutlakkan semua pendapat imam-imam Muhammadiyah mengingatkan
mujtahid”. Dikatakannya bahwa ulama yang bahwa para imam mazhab tidak
menutup pintu ijtihad adalah “jumud”. mendorong umat untuk bermazhab
selengkapnya dikatakan, kepada mereka, malah mereka
menegaskan perlunya merujuk
langsung kepada Al-Quran dan As-
Sunnah. Para imam mujtahid sendiri
menyatakan bahwa pendapat mereka
tidak lepas dari kemungkinan salah
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara dan melarangnya untuk dipeganginya
ulama jumud (konservatif) bahwa ijtihad telah tertutup. secara mutlak.
Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan
lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat imam-
imam mujtahid, seperti memutlakkan pendapat Imam
Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi`i, Imam Ahmad
bin Hanbal, dan imam-imam mujtahid lainnya. Padahal
pada hakikatnya imam-imam tersebut masih tetap
manusia biasa, bukan manusia maksum yang tidak
akan lepas dari kesalahan.” (Musthafa Kamal Pasha &
Ahmad Adaby Darban, 2000).
2. Menggali Sumber Teologis tentang
Konsep Keberagaman Islam dan
Membangun Persatuan Umat dalam
Keberagaman
Menggali Sumber Teologis tentang Konsep Keberagaman Islam dan
Membangun Persatuan Umat dalam Keberagaman
Keyakinan
Agama
Mazhab Religius
Kemudian Allah mendatangkan lagi nabi lain, dengan
tujuan untuk memberikan petunjuk tentang agama
yang benar. Umat yang menghendaki hidayah akan
beriman kepada nabi / rasul yang baru (pengganti
nabi / rasul sebelumnya). Namun, kebanyakan
manusia malah iri dengan nabi / rasul yang baru
(dengan alasan bahwa nabi / rasul pengganti nabi /
rasul sebelumnya itu bukan mereka atau dari kalangan
mereka).
1. Sunnah-Ku
2. Sunnah Khulafā`ur Rāsyidīn
al-Mahdiyyīn
Perintah berpegang pada sunnah
Khulafā`ur Rāsyidīn al-Mahdiyyīn itu sama dengan perintah menaati
ulil amri dalam Al-Quran. Dengan menggunakan metode tematik Al-
Quran, kata athī’ū (= taatilah) dalam Al-Quran ternyata hanya
ditujukan kepada Allah, rasul, dan ulil amri. Tidak pernah kata athī’ū
digunakan untuk selain ketiga objek itu. Artinya, keharusan taat
kepada Allah, rasul-Nya, dan ulil amri merupakan ketaatan “mutlak”
(tidak bisa ditawar-tawar). Maksudnya, sesuatu yang diperintahkan
oleh Allah dan rasul-Nya, juga diperintahkan oleh ulil amri wajib ditaati
secara mutlak oleh orang-orang yang sudah menyatakan dirinya
beriman.
Adanya hadis tentang 72 golongan yang sesat (masuk neraka)
dan hanya satu golongan yang selamat (masuk surga) menunjukkan
tiga hal berikut :
1 2 3
Golongan yang selamat Kita harus masuk ke Kita harus ekstra
itu memang sangat dalam al-jamā`ah, hati-hati jangan
sedikit, sesuai dengan yakni dengan sampai masuk ke
ayat-ayat Al-Quran yang mengikuti pola dalam kelompok
menyebutkan tentang beragama ulama yang 72 golongan
sedikitnya orang yang pewaris nabi atau
beriman, yang ikhlas, dan Khulafā`ur Rāsyidīn
yang bersyukur al-Mahdiyyīn
Nabi Muhammad saw. adalah guru dan
teladan dalam beragama. Orang-orang di QS Al-Hujurat/49 :10 menyatakan,
sekitar nabi mengamalkan Islam dengan tingkat “Innamal mu`minūna ikhwatun.” Artinya,
kesalehan yang sangat tinggi. Mereka “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
meneladani nabi. Mereka sangat taat kepada bersaudara.‟
nabi. Mereka memiliki keimanan yang sangat
kokoh. Mereka rukuk dan sujud dengan
merunduk dan merendahkan diri di hadapan
Tuhan.
Peribadatan mereka berdampak terhadap
sikap dan perilakunya. Mereka rendah hati di
hadapan manusia, berlaku sopan, dan
berakhlak mulia. Mereka hidup tolong-
menolong melebihi saudara kandung yang
sedarah. Persaudaraan mereka diikat oleh
kesamaan iman yang sejati.
Umat Islam harus bersikap kritis, yakni menjadikan Al-Quran
dan As-Sunnah nabi sebagai referensi utama dalam beragama
Pandangan
para imam Umat Islam boleh menjadikan fatwa imam (mazhab) sebagai
mazhab referensi dalam beragama, sepanjang fatwa imam itu tidak
bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah Nabi Muhammad
menunjukkan
tiga hal :
Umat Islam tidak boleh menyalahkan mazhab dan keyakinan religius
yang berbeda, sepanjang mazhab dan keyakinan religius itu bersumber
dari Al-Quran dan As-Sunnah Nabi Muahammad.
E. Mendeskripsikan Konsep Keberagaman Islam
dan
Membangun Persatuan Umat dalam Keberagaman
Pada masa lalu jika berbicara tentang mazhab
konotasi umat Islam Indonesia adalah 4 mazhab :
1. Mazhab Syafi`i
2. Mazhab Maliki
3. Mazhab Hanafi
4. Mazhab Hanbali
Kesimpulan
Beragamnya mazhab dan keyakinan
religius dalam Islam di satu
Empat alasan kita perlu mengenal mazhab-mazhab sisi mengharuskan setiap orang Islam
dalam Islam. Diantaranya : perlu terus belajar sepanjang hayat,
1. Adanya beragam mazhab dalam Islam merupakan jangan puas dengan pengetahuan agama
realitas, yang harus dipandang sebagai kekayaan yang telah dimilikinya. Ini berarti menaati
budaya Islam Nabi Muhammad yang memerintahkan,
2. Adanya beragam mazhab memungkinkan kita “Uthlubul ilma minal mahdi ilal laḫdi.”
memiliki banyak pilihan untuk mengatasi Artinya, “Carilah ilmu (ilmu agama yang
permasalahan kehidupan modern benar) mulai dari buaian (artinya, pada
3. di era globalisasi – yang ditandai dengan revolusi masa kecilnya perlu didikan yang benar)
informatika – arus informasi begitu mudah hingga masuk ke liang lahat.‟ Makna
diakses, termasuk informasi tentang Islam. Tanpa hadis ini, antara lain, didiklah dengan
mengenal mazhab, orang akan bingung karena agama yang benar (sesuai dengan fitrah)
beragamnya pemikiran dan hukum Islam yang ketika anak masih kecil. Adapun setelah
berbeda-beda, bahkan bertentangan dewasa (mulai akil balig), maka setiap
4. Gerakan ukhuwah islamiah didengungkan oleh muslim harus terus belajar mencari ilmu
hampir setiap ulama, cendekiawan muslim, dan (ilmu shirāthal mustaqām, ilmu Islam
orang-orang Islam pada umumnya. Tanpa kāffah) sepanjang hayat, dan baru boleh
memahami mazhab yang berbeda-beda upaya ini berhenti mencari ilmu jika kematian
hanyalah sebuah slogan palsu, yang mudah menjemputnya.
diucapkan tapi sukar dilaksanakan.
SEKIAN
TERIMA KASIH