Anda di halaman 1dari 17

1

Materi

Hukum Acara Perdata


(4 SKS)

Devrayno

Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai


Palangka Raya
2020
Lingkungan
Pendahulu
an Dipengaruhi Sosial Budaya

Ilmu Pengetahuan

Perkembangan
Masyarakat Teknologi

Hampir seluruh aspek kehidupan manusia/masyarakat


sudah diatur oleh hukum

2
3
Dengan Berkembangnya Masyarakat
Hampir tidak ada aspek Kehidupan manusia yang tidak
tersentuh oleh hukum. Artinya :

1. Hukum sebagai penormaan perilaku sangat penting


agar perilaku masyarakat tidak menyimpang.

2. Hukum merupakan pedoman bertingkah laku dalam


kehidupan masyarakat.

Hukum yang dibuat tidak boleh hanya bersifat praktis,


efesien dan efektif, melainkan juga mewujudkan suatu
tatanan yang oleh masyarakat dirasakan sebagai adil
4
Implikasinya (dampak) dari perkembangan
masyarakat

Bahwa kepentingaan Hidup Manusia semakin bertambah


dan Kompleks.

Sehingga tidak jarang dalam memenuhi kepentingannya


sering terjadi benturan antar kepentingan yang
menimbulkan kerugian salah satu pihak.

Dengan adanya benturan yang mengakibatkan


menimbulkan kerugian. maka pelanggaran terhadap
hukum materiel perlu ditegakkan
5
Adanya permasalahan
atau sengketa (Hukum)

Penyelesaiannya

1. Litigasi – Jalur Hukum (Pengadilan)

2. Non Litigasi - Jalur musyawarah

Penyelesaian suatu permasalahan atau sengketa yang


diselesaikan melalui Jalur litigasi di Pengadilan, maka diperlukan
Hukum Acara Perdata (disebut juga sebagai hukum
formil)
6
Hukum Acara Perdata

Pengertian Hukum Acara Perdata


Sudikno Mertokusumo, hukum acara perdata adalah peraturan
hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya
hukum perdata materiil dengan perantaraan Hakim.
Wirjono Prodjodikoro. Hukum Acara Perdata adalah rangkaian
peraturan yang memuat cara bagaiman orang harus bertindakan
terhadap dan di muka pengadilan serta cara bagaimana Pengadilan
harus bertindak satu lama lain untuk melaksanakan berjalannya
peraturan-peraturan hukum perdata.

Izaac S. Leihitu menyatakan bahwa : Hukum Acara Perdata


adalah peraturan-peraturan yang mengatur tentang cara
bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
dalam hukum perdata materiil melalui Pengadilan.
7

Hukum acara perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan yang


membuat cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan di
muka Pengadilan dan cara bagaimana Pengadilan itu harus
bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya
peraturan-peraturan hukum perdata.

Jadi hukum acara perdata pada dasarnya adalah tatanan suatu


prosedur pengaturan bagaimana berproses pada sidang pengadilan
negeri mulai dari pengajuan tuntutan hak, pemeriksaan, memutuskan
serta pelaksanaan dari pada putusannya.

Hukum Acara Perdata (hukum formil) merupakan hukum yang


mengatur tentang cara mempertahankan dan menerapkan
hukum materiil
Ada 2 macam Tuntutan Hak 8

 Tunturan yang mengandung sengketa yang disebut


dengan Gugatan.

- adanya sengketa
- pihak yang terlibat minimal ada 2 pihak yang disebut
dengan Penggugat dan Tergugat.
- Hasil akhir penyelesaiannya adalah Putusan Pengadilan

 Tuntutan Hak yang tidak mengandung sengketa yang disebut


dengan Permohonan.

- tidak mengandung sengketa


- hanya terdapat satu pihak saja yang disebut pemohon
- Hasil akhir penyelesaiannya adalah Ketetapan Pengadilan

Tuntutan hak adalah sebagai tindakan yang memperoleh


perlindungan hukum yang diberikan oleh pengadilan guna mencegah
main hakim sendiri ( eigenrihting)
Ruang lingkup Hukum Acara Perdata 9

Ruang lingkup hukum acara perdata adalah pada dasarnya


setiap perbuatan yang mendatangkan kerugian atau
melanggar kepentingan orang lain, maka orang yang merasa
dirugikan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan
Negeri. (sebagaimana diatur dalam Hukum perdata materil
(KUH Perdata) maupun hukum adat (kebiasaan)

Hukum acara perdata sebagai penunjuk jalan


bagaimana cara berproses perkara di Pengadilan
10
Sumber Hukum Acara Perdata

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat


menimbulkan aturan hukum serta tempat diketemukannya
aturan hukum.

Ada dua macam sumber hukum:


 Sumber hukum mateeril ( isi atau aturan-aturan hukum ).
Sumber hukum materiil, Faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi isi dari aturan hukum adalah: Historis
(sejarah), Sumber sosiologis / Antropologis, Sumber
Filosofis.
 Sumber hukum formil (berbagai bentuk aturan hukum
yang ada) yaitu sumber hukum yang berasal dari aturan-
aturan hukum yang sudah mempunyai bentuk sebagai
pernyataan berlakunya hukum.
11
Sumber Hukum Acara Perdata

Sumber Hukum Acara perdata pada dasarnya tersebar


dibererapa peraturan perundang undangan, karena sampai
sekarang belum terkodifikasi.

Pada masa penjajahan Belanda untuk hukum acara perdata


berlaku Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering (Rv)
untuk golongan Eropa dan Herzeine Indonesisch Reglement
(HIR) atau Reglemen Indonesia yang Dibaharui (RID) untuk
golongan Bumi Putra di Pulau Jawa dan Madura, sedangkan
untuk luar Jawa dan Madura berlaku Rechtsreglement
Buitengewesten (RBg). Sampai sekarang HIR Masih
digunakan - pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 sebelum
amademen
12
Sumber hukum lain selain yang telah disebutkan di atas, yaitu HIR,
maka terdapat pula :

1. Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan


Kehakiman.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986
Tentang Peradilan Umum.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009.Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985
Tentang Mahkamah Agung.
4. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) sepanjang mengatur hukum
acara perdata.
Selain undang-undang, yurisprudensi dan doktrin juga dapat
merupakan sumber hukum acara perdata.

Menemukan kaedah hukum yang berlaku, Menjelaskan arti dari


kaedah hukum dan Memberi petunjuk tentang pelaksanaannya
atau penerapannya terhadap suatu masalah.
13
Asas – Asas Hukum Acara Perdata :
1. Hakim bersifat menunggu, artinya bahwa inisiatif untuk
mengajukan tuntutan hak diserahkan sepenuhnya kepada
yang berkepentingan. (nemo judex sine actore - tidak ada
tuntutan tidak ada hakim)
2. Hakim bersifat pasif, bahwa ruang lingkup atau luas perkara
yang diajukan untuk diperiksa hakim pada dasarnya
ditentukan oleh para pihak yang berperkara.
3. Persidangan bersifat terbuka untuk umum, bahwa setiap
orang dibolehkan hadir dan mendegarkan pemeriksaan
dipersidangan.
4. Mendengarkan kedua belah pihak, jadi kedua belah pihak
yang berperkara diperlakukan sama (audi et alteram partem)
Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya. (Pasal 10 ayat 1 UU No. 48 tahun 2009 ttg Kekuasaan
Kehakiman)
14
5. Putusan harus disertai dengan alasan-alasan, alasan
dimaksud sebagai pertanggungjawaban hakim terhadap
masyarakat.

6. Beracara dikenakan biaya, biaya perkara ini meliputi


kepaniteraan, biaya pemanggilan para pihak serta biaya
materai. (bagi mereka yang tidak mampu dapat
mengajukan perkara secara Cuma-Cuma dengan
mendapatkan ijin untuk dibebaskan dengan mengajukan
surat keterangan tidak mampu yang dibuat oleh pejabat
yang berwenang).

Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan


memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat. (Pasal 5 ayat 1 UU No. 48 tahun 2009 ttg Kekuasaan
Kehakiman)
15
Selain asas tersebut diatas dikenal pula :

Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan


 Sederhana, artinya proses beracara/persidangan jelas mudah
dipahami dan tidak berbelit belit.
 Cepat, berarti menunjuk kepada jalannya peradilan, mulai dari
pemeriksaan perkara dimana dimuka sidang, penandatanganan
berita acara sampai pada pengambilan keputusan.
 Biaya ringan, adanya biaya ringan agar terpikul orang rakyat,
dimana biaya yang tinggi menyebabkan pihak yang
berkepentingan engan untuk mengajukan tuntutan melalui
pengadilan.

Sederhana, cepat dan biaya ringan dalam menjalankan


proses peradilan akan meningkatkan kewibawaan dan
kepercayaan masyarakat pada Pengadilan
16
Sifat Hukum Acara Perdata

Hukum acara perdata mempunyai pula sifat mengikat dan memaksa,


yang berarti kalau tidak ditaati akan berakibat merugikan kepada
pihak itu sendiri, atau kalau peraturan itu dilanggar oleh Hakim,
misalnya putusan tidak diucapkan di muka umum, maka putusan itu
dinyatakan tidak sah menurut hukum.

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang


berdiri sendiri dan bebas dari campur tangan pihak mana
pun diluar kekuasaan kehakiman
17

Tunggu materi selanjutnya…... Tks.

Anda mungkin juga menyukai