Anda di halaman 1dari 34

Preventive Care pada Karsinoma Serviks

Oleh :
Reski ambarwati
105505405118

PEMBIMBING :
dr. Hj. Andi Fatimah, Sp.OG
Preventive Care (perawatan pencegahan) adalah setiap layanan medis
yang mengarah terhadap keadaan darurat kesehatan.
Preventive Care merupakan tindakan yang diambil untuk pencegahan
penyakit seperti vaksinasi dan imunisasi, skrining kanker, tes pemeriksaan
rutin, konseling pasien, dll.
 Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks.
 Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris,
menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.

Gambar Internal Female Genitalia


Sel Epitel Serviks
Contoh kasus :
Ny. S berumur 51 tahun datang dengan keluhan perdarahan dari liang
vagina sejak 2 hari sebelum masuk RS. Darah keluar dari liang vagina terus
menerus setiap hari, darah yang keluar berwarna merah segar, kadang-kadang
disertai lendir dan tidak berbau. Selama mengalami perdarahan pasien tidak
mau berobat karena merasa takut. Keputihan (+), berwarna putih dan encer,
bau (+). Selain itu, pasien juga merasa nyeri perut bagian bawah. Keluhan
nyeri perut bagian bawah bertambah berat dari hari kehari. Pasien juga merasa
tubuhnya sangat lemas dan terasa pusing.
Pasien mengaku sudah berhenti menstruasi sejak usia 49 tahun. Riwayat
menarche pada usia 13 tahun, menikah (1x) pada usia 15 tahun. Riwayat
obstetri G5P4A1. Riwayat operasi kuratase (+) atas indikasi abortus. Riwayat
kontrasepsi (-). Riwayat penyakit dahulu (-). Pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis (+/+)
ETIOLOGI
HUMAN PAPILLOMA VIRUS
 High Risk HPV : 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 82
 Low Risk HPV : 6, 11, 40, 42, 44, 54, 61, 72, 81
MANIFESTASI KLINIS

Stadium dini  asimptomatik


1. Perdarahan vagina segera
Keluhan utama setelah senggama dan diluar
senggama
2. Perdarahan setelah masa
menopause
3. Keputihan , bau busuk, jernih
Perdarahan liang vagina atau kecokelatan
4. Nyeri panggul
5. Berat badan turun
6. Nyeri kaki atau bengkak pada
kaki
- Keputihan (+), putih dan 7. Hematuria
encer, bau (+) 8. Perdarahan rektum
- Nyeri punggung bawah
FAKTOR RESIKO

Faktor resiko :
1. menikah/memulai
aktivitas seksual usia
muda
Riwayat Menarche 13 tahun 2. Perilaku seksual
Menikah pada usia 15 tahun 3. Kontrasepsi
Riwayat obstetri G5P4A1 4. Merokok
5. Perubahan sistem imun
6. Jumlah paritas
7. Tingkat pendidikan
8. Sosial ekonomi
PREVENTIVE CARE

1. Gaya Hidup Sehat 2. Vaksin HPV


 Menjaga kebersihan alat
kelamin
 Menghindari hubungan seks
pada usia muda
 Tidak berganti-ganti
pasangan seks
 Menghindari kebiasaan
merokok
a. Vaksin Cervarix® b. Vaksin Gardasil®
 Vaksin bivalent, terdiri dari  Vaksin quadrivalent, terdiri
virus-like particles HPV 16 dari 4 tipe virus-like
dan 18 particles HPV 6,11,16,dan
 Cara pemberian : 3 kali 18
0,5 ml secara IM pada 0,1,  Cara pemberian : 3 kali
dan 6 bulan 0,5 ml IM pada 0,2, dan 6
 Efektivitas vaksin cervarix bulan
cukup tinggi yaitu mencapai  Efektivitas diperkirakan 70-
lebih dari 90%, dapat 100%, lama proteksi vaksin
bertahan sampai 4,5 tahun belum diketahui tetapi dari
beberapa penelitian
diperkirakan sampai 5 tahun
Rekomendasi pemberian vaksin
 Vaksin profilaksis bekerja efisien
bila diberikan sebelum terpapar
infeksi HPV
 Berdasar pustaka, dapat diberikan
pada wanita usia 10-26 tahun,
dapat diberikan sampai usia 55
tahun

Cara pemberian vaksin


Vaksin dikocok terlebih dahulu
sebelum dipakai dan diberikan
secara muskuler 0,5 dan sebaiknya
disuntikkan pada lengan (otot
deltoid)
3. Skrining Kanker
Terdapat masalah :
 Keengganan wanita diperiksa karena malu
 Kerepotan
 Keraguan akan pentingnya pemeriksaan
 Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan
 Takut terhadap kenyataan hasil pemeriksaan yang akan dihadapi
 Ketakutan merasa sakit pada pemeriksaan
 Rasa segan diperiksa oleh dokter pria
 Kurangnya dorongan keluarga terutama suami
Skrining Kanker Serviks

PAP SMEAR LIQUID BASE IVA


CYTOLOGY

HPV TEST
Pap Smear (Papanicolaou)
Interpretasi hasil Pap Smear

Sistem
Sistem Cervical
Sistem
Papanicolao Intraepithelial
Neoplasma Bethesda
u
(CIN)
Sistem papanicolaou :
 Kelas I : sel-sel normal
 Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada
indikasi adanya keganasan
 Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia
ringan sampai sedang
 Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat
 Kelas V : keganasan

Sistem CIN
 CIN I : displasia ringan, ditemukan sel neoplasma pada <1/3
lapisan epithelium
 CIN II : displasia sedang, 2/3 epithelium
 CIN III: displasia berat atau karsinoma in situ, sampai ke basement
membrant epithelium
Sistem Bethesda :
 Sel skuamosa
 Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASC-
US), sel skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan secara
signifikan.
 Low-grade Squamous Intraepithelial Lesion (LSIL), tingkat
rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk sel.
Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal, intraepitel
berarti sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan
sel-sel.
 High-grade Squamous Intraepithelial (HSIL), terdapat
perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk abnormal sel-
sel (prakanker) yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal.
Sel glandular
 Atypical Glandular Cells (AGC), specify endocervical,
endometrial of not otherwise specified (NOS)
 Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify
endocervical or not otherwise specified (NOS)
 Endocervical Adenocarcinoma in situ (AIS)
 Adenocarcinoma
Perbedaan
PAP SMEAR
KONVENSIONAL
dengan
LBC
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
 Pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman (1925)
 Mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/asam cuka 3-
5%
 Secara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan mata langsung
(mata telanjang)
 Bila ada epitel serviks abnormal  berubah jadi warna
putih (acetowhite +)
Hasil pemeriksaan IVA :
Negatif : bila tidak terdapat epitel acetowhite
Positif: bila tampak epitel acetowhite
HPV Tes
Pemeriksaan untuk deteksi HPV resiko tinggi
Sebagai tes bila hasil pap smear ASC-US
Ada 2 jenis pemeriksaan :
1. Pemeriksaan untuk melihat positif atau negatif : Hybrid
Capture
2. Pemeriksaan untuk menentukan jenis HPV :
Genotyping
Waktu Skrining
TATA LAKSANA
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai