Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISTILLATI
ON UNIT
S1 TEKNIK KIMIA C
KELOMPOK 3:
1. AYUKA (2007134765)
2. DIAN DHARMAYANTY (2007110714)
3. MUHAMMAD LUTHFI (2007113942)
4. REYNALDI PUTRA ABDI (2007114000)
Pendahuluan
Proses destillation vacuum adalah proses pemisahan fraksi minyak bumi dengan
menggunakan tekanan di bawah tekanan atmosfer (>1 atm) dengan tujuan mengolah
minyak berat yang tidak dapat dipisahkan pada kolom CDU. Tujuan dari VDU ini yaitu
untuk menurunkan titik didih pada long residu sehingga produk-produknya dapat
diperoleh. Sebelumnya, pada unit destilasi atmosferik suhu yang digunakan berkisar 350
°C.
Sebenarnya mungkin bisa saja mengolah long residu tersebut pada kolom CDU dengan
cara menaikkan suhunya, tetapi dalam prosesnya kemungkinan besar akan menghasilkan
senyawa olefin yang merupakan hidrokarbon yang tidak jenuh, dimana produk ini tidak
dikehendaki kehadirannya dalam produk minyak bumi karena sifatnya yang tidak stabil.
Maka untuk menyiasatinya digunakan proses destilasi vakum sehingga suhu yang
digunakan hanya berkisar 340 °C serta dengan tekanan kurang dari 1 atm.
Pendahuluan
Pada awalnya kilang hanya terdiri dari suatu Crude Distillation Unit (CDU) yang
beroperasi dengan prinsip dasar pemisahan berdasarkan titik didih komponen
penyusunnya. Secara umum temperatur cracking minyak mentah/crude adalah sekitar
370 °C (UOP menyebut 385 °C) pada tekanan 1 atmosfer (sebenarnya bervariasi
tergantung jenis crude, tetapi secara umum rata-rata pada temperatur tersebut). Oleh
karena itu pemisahan minyak yang dilakukan di Crude Distillation Unit tidak boleh
melebihi temperature 370 °C agar minyak tidak mengalami cracking.
Ide dasar operasi VDU adalah bahwa titik didih (boiling point) semua material turun
dengan menurunnya tekanan.
Contoh : pada tekanan 1 atmosfer air mempunyai titik didih 100 °C, sedangkan pada
tekanan 10 atmosfer air mempunyai titik didih 180 °C. Jika tekanan dikurangi hingga 1
psia maka titik didih air akan menjadi 39 °C.
TEORI VDU
Crude oil mengandung berbagai macam komponen yang mempunyai titik didih berbeda-
beda, seperti tergambar dalam gambar berikut :
TEORI VDU
Crude oil mengandung komponen yang mempunyai titik didih > 370 °C. Jika bottom
CDU (atau biasa disebut atmospheric residue atau long residue atau reduced crude) pada
tekanan atmosferis dipanaskan hingga temperature > 370 °C untuk dapat menguapkan
komponen vacuum gas oil yang terkandung dalam long residue, maka akan terjadi
thermal decomposition (pembusukan yang disebabkan oleh panas).
Dengan menurunkan tekanan, hingga < 1 psia, maka komponen vacuum gas oil tersebut
dapat dipisahkan dari bottom VDU (atau biasa disebut vacuum residue atau short
residue) tanpa mengalami thermal decomposition. Kemudian keduanya (vacuum gas oil
dan vacuum residue) dapat dipisahkan menjadi 2 stream yang bebeda untuk dapat
meningkatkan margin kilang.
TEORI VDU
Terdapat 2 jenis Vacuum Distillation Unit, yaitu :
1. Fuel Type
Vacuum Distillation Unit fuel type merupakan 2. Lubes Type
fraksinasi terbatas, yang biasanya Vacuum Distillation Unit lubes type memerlukan
menghasilkan 3 macam produk, yaitu Light pemisahan yang baik diantara lube cuts. Umpan
Vacuum Gas Oil, Heavy Vacuum Gas Oil, dan VDU jenis ini sudah sangat tertentu karena
Vacuum Residue. produk-produk lubes cut mempunyai spesifikasi
• Produk Light Vacuum Gas Oil biasanya yang sangat sempit. VDU lubes type biasanya
sudah memenuhi spesifikasi diesel dan mempunya pressure drop yang lebih tinggi dan
dapat langsung dikirim ke tangki cut point yang lebih rendah daripada VDU fuel
penyimpanan. type. VDU lubes type biasanya memproduksi 3-
• Produk Heavy Vacuum Gas Oil biasanya 4 macam lube base oil dengan spesifikasi yang
dikirim ke unit Hydrocracker atau Fluid jauh lebih ketat jika dibandingkan produk VDU
Catalytic Cracking / FCC. fuel type (terutama dalam hal spesifikasi
• Sedangkan vacuum residue dapat diolah di viscosity dan viscosity index).
Delayed Coking Unit atau Visbraker atau
sebagai komponen blending Low Sulfur
Waxy Residue (LSWR) atau sebagai
komponen blending fuel oil.
TEORI VDU
Feed VDU fuel type adalah atmospheric residue yang berasal dari CDU (boiling range 370 s/d
540 °C), sedangkan produknya berupa:
Produk-produk VDU lubes type tergantung jenis grade lube base oil yang ingin dihasilkannya,
biasanya ada 3 jenis grade yang dapat dihasilkan oleh VDU lubes type yang jauh lebih ketat
jika dibandingkan produk VDU fuel type (terutama dalam hal spesifikasi viscosity dan viscosity
index) berupa:
1. Lube Cut-1
2. Lube Cut-2
3. Lube Cut-3
Aliran Proses Vacuum Distillation Unit
Aliran Proses VDU Fuel Type
P-9AB
Peralatan-peralatan yang digunakan pada VDU
2. Feed surge drum (V-3, V-4), 1st dan 2nd 3. KO drum (V-11),
Peralatan-peralatan yang digunakan pada VDU
8. Heat exchanger (E-1AB, E-2ABC, E-3ABCD, E-4AB, E-52ABC, E-53, E-54, E-5AB,
E-6AB, E-7ABCD, E-8AB, E-9A-I, E-10, E-11ABCD, E-12, E-13A-J, E-15, E-16)
Variabel Proses Vacuum Distillation Unit
1.
Tekana
Variabel proses utama yang mempengaruhi operasi VDU dan yield produk gas oil adalah tekanan kolom VDU.
n
Semakin vacuum tekanan kolom VDU, maka semakin banyak yield produk gas oil dapat dihasilkan. Tekanan kolom
VDU yang dijadikan acuan adalah tekanan top kolom VDU. Biasanya tekanan top kolom VDU diatur sekitar 15
mmHg untuk dapat memaksimalkan yield produk. Semakin tinggi tekanan kolom maka yield produk gas oil akan
semakin sedikit dan yield produk vacuum bottom semakin banyak. Untuk tekanan top kolom VDU sebesar 15
mmHg, maka tekanan bottom kolom VDU/tekanan flash zone biasanya sekitar 30 mmHg (untuk kondisi tray yang
bersih).
2. Flash Zone Temperature
Setelah tekanan, maka temperatur flash zone menjadi variabel proses lain yang penting. Semakin tinggi flash zone
temperature maka semakin banyak pula yield produk gas oil yang dihasilkan. Namun flash zone temperature tidak boleh
terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan kecenderungan pembentukan coke pada sekitar flash zone (terutama di area
slop wax) menjadi tinggi. Best practice yang biasa dipakai adalah temperature flash zone dijaga agar temperature draw off
slop wax tidak lebih dari 380 °C atau temperature stack slop wax tidak lebih dari 400 °C. Namun jika kondisi packing
tray sangat kotor maka best practice ini menjadi hampir tidak mungkin dipakai, karena dengan menjaga kondisi operasi
seperti ini yield gas oil akan sangat rendah dan yield vacuum bottom akan menjadi sangat tinggi. Best practice ini dapat
sedikit diabaikan sambil menunggu kedatangan packing tray dan plant stop untuk penggantian packing tray. Kenaikan
temperature draw off slop wax sebesar 10 °C akan menaikkan kecepatan pembentukan coking sebanyak 2 kali lipat.
Biasanya flash zone temperature dijaga antara 397 s/d 410 °C.
Flash zone temperature diatur secara tidak langsung, yaitu dengan mengatur Combined Outlet
Temperatur/COT fired heater.
3. Temperatur Bottom Kolom VDU
Temperatur bottom kolom VDU harus dijaga antara 370-380 °C dengan alasan yang sama seperti telah dijelaskan pada
point 2. Pengendalian temperatur bottom kolom VDU ini dilakukan dengan mengatur jumlah produk bottom kolom
VDU yang dikembalikan lagi ke bottom kolom VDU setelah sebagian panasnya diserap di feed/bottom heat exchanger.
Semakin tinggi level bottom kolom VDU maka semakin tinggi juga residence time-nya. Biasanya level bottom kolom
VDU dijaga sekitar 50 % yang merupakan optimasi antara residence time dan menghindari terjadinya loss suction pada
pompa bottom kolom VDU.
5. Temperatur Slop Wax
Slop wax section pada kolom VDU berfungsi untuk menghilangkan 5% gas oil terberat dari aliran uap yang mengalir ke
atas dari flash zone. Kepentingan penghilangan 5% gas oil terberat adalah untuk menghilangkan kandungan metal dan
asphaltene yang biasanya terkandung di dalam fraksi terberat gas oil. Pengaturan temperature slop wax tidak dilakukan
secara langsung tetapi dengan cara mengatur temperature flash zone/combined outlet temperature fired heater. Best practice
pengaturan temperature slop wax adalah seperti telah dijelaskan pada point 2.
Hot reflux HVGO biasa disebut juga sebagai HVGO wash karena aliran reflux ini berfungsi untuk mencuci/membasahi
packing tray yang berada pada bagian bawah HVGO accumulator agar pada packing tray tidak terjadi coking. Best practice
UOP, jumlah hot reflux HVGO adalah 0,3-0,5 gpm/ft2 luas permukaan packing tray.
7. Jumlah/Temperature Cold Reflux HVGO
Cold reflux HVGO berfungsi untuk mengatur spesifikasi produk HVGO. Semakin tinggi temperature cold reflux HVGO
(dan/atau semakin banyak jumlah cold reflux HVGO) maka semakin banyak fraksi yang lebih berat yang terkandung di
dalam produk HVGO sehingga akan berefek pada kualitas HVGO seperti end point HVGO dan kandungan metal
meningkat.
Gas oil draw off temperature diatur untuk dapat menghasilkan yield produk gas oil (LVGO-HVGO untuk VDU fuel type
atau Lube Cut-1, Lube Cut-2, Lube Cut3 untuk VDU lubes type). Untuk VDU fuel type dapat diatur dengan
memaksimalkan produk LVGO atau dengan memaksimalkan produk HVGO. Jika spesifikasi produk LVGO sudah dapat
memenuhi spesifikasi produk diesel, maka lebih baik unit VDU dioperasikan dengan memaksimalkan produk LVGO dan
meminimalkan produk HVGO. Namun jika spesifikasi produk LVGO tidak dapat memenuhi spesifikasi produk diesel dan
hanya digunakan sebagai salah satu komponen blending diesel, maka lebih baik unit VDU dioperasikan dengan
memaksimalkan HVGO, karena HVGO dapat diolah di unit Hydrocracker yang akan meng-crack HVGO menjadi produk-
produk yang bernilai lebih tinggi, yaitu, LPG, Naphtha, Kerosene, dan Diesel.
Troubleshooting