Anda di halaman 1dari 20

HALUSINASI

Nama Kelompok :
Regina Makaudis (1901006)
Rahmania Nurdin (1901007)
Dasucika Landeng (1901009)
Rahmatia Adam (1901010)
HALUSINASI

Halusinasi adalah salah satu gejala Halusinasi adalah gangguan persepsi


gangguan jiwa dimana klien sensori tentang suatu objek atau gambaran
mengalami perubahan sensori dan pikiran yang sering terjadi tanpa
persepsi : merasakan sensori palsu adanya rangsangan dari luar yang dapat
berupa suara, penglihatan, meliputi semua sistem penginderaan
pengecapan, perabaan ( Direja, 2011). ( Dalami, dkk, 2014).
Proses Terjadinya Halusinasi

Menurut Stuart (2007) proses terjadinya halusinasi dapat dilihat dari faktor predisposisi dan faktor
presipitasi
( Dalami, dkk, 2014) :
a. Faktor Predisposisi
 Biologis
Hal yang dikaji dalam faktor biologis meliputi : Adanya faktor herediter mengalami gangguan jiwa,
adanya resiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan Napza.
 Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien.
Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan
atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien adanya kegagalan yang berulang, kurangnya kasih
sayang, atau overprotektif.
 Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,
konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi
disertai stress.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi (Prabowo, 2014) :
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme
BIOLOGIS pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan
untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh
otak untuk diinterpretasikan.

STRESS Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi


LINGKUNGAN terhadap stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan perilaku.

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam


SUMBER KOPING
menanggapi stressor.
Mekanisme Koping Halusinasi

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologi termasuk (Dalami, dkk, 2014 ) :

c. Menarik diri, reaksi yang


ditampilkan dapat berupa reaksi
a.Regresi, menghindari stress, fisik maupun psikologis, reaksi fisik
b. Proyeksi, keinginan yang
kecemasan dan menampilkan yaitu individu pergi atau lari
tidak dapat ditoleransi,
perilaku kembali seperti pada menghindar sumber stressor,
mencurahkan emosi pada orang
perilaku perkembangan anak misalnya menjauhi polusi, sumber
lain karena kesalahan yang
atau berhubungan dengan infeksi, gas beracun dan lain-lain,
dilakukan diri sendiri (sebagai
masalah proses informasi dan sedangkan reaksi psikologis individu
upaya untuk menjelaskan
upaya untuk menanggulangi menunjukkan perilaku apatis,
keracunan persepsi).
ansietas. mengisolasi diri, tidak berminat,
sering disertai rasa takut dan
bermusuhan.
Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu
sebagai berikut (Kusumawati, 2012) :

Fase pertama
Fase kedua Fase ketiga
Fase keempat
Disebut juga dengan
fase comforting Disebut dengan fase Disebut dengan fase Adalah conquering atau
yaitu fase condemming atau controlling atau panik yaitu klien lebur
ansietas berat yaitu ansietas berat yaitu dengan halusinasinya.
menyenangkan.
halusinasi menjadi pengalaman sensori Termasuk dalam
Pada tahap ini psikotik berat.
masuk dalam menjijikkan. menjadi berkuasa.
golongan Termasuk dalam Termasuk dalam
nonpsikotik. psikotik ringan. gangguan psikotik.
Tanda dan gejala Halusinasi

Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori halusinasi yang dapat teramati
sebagai berikut ( Dalami, dkk, 2014 ) :

Halusinasi Halusinasi
penglihatan pengecapan

Halusinasi
Halusinasi perabaan
pendengaran

Halusinasi penciuman
Penatalaksanaan Keperawatan

a. Penerapan Strategi Pelaksanaan


Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan :
1) Melatih klien mengontrol halusinasi :
a) Strategi Pelaksanaan 1 : menghardik halusinasi
b) Strategi Pelaksanaan 2 : menggunakan obat secara teratur
c) Strategi Pelaksanaan 3: bercakap-cakap dengan orang lain
d) Strategi Pelaksanaan 4 : melakukan aktivitas yang terjadwal
b. Psikoterapi dan rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena
klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk
mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan
dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat
membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama.
Asuhan Keperawatan Halusinasi

1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari
proes keperawatan terdiri drai pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan melalui data
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pengelompokkan data
pengkajian kesehatan jiwa, dapat berupa faktor presipitasi,
penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan kemampuan yang
dimiliki (Afnuhazi, 2015) :
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelmain, tanggal pengkajian, tanggal dirawat, nomor
rekam medis.
2) Alasan masuk
Alasan klien datang ke RSJ, biasanya klien sering berbicara sendiri, mendengar atau
melihat sesuatu, suka berjalan tanpa tujuan, membanting peralatan dirumah, menarik
diri.
3) Faktor predisposisi
a) Biasanya klien pernah mengalami gangguan jiwa dan kurang berhasil dalam
pengobatan
b) Pernah mengalami aniaya fisik, penolakan dan kekerasan dalam keluarga
c) Klien dengan gangguan orientasi besifat herediter
d) Pernah mengalami trauma masa lalu yang sangat menganggu
4) Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi pada klien dengan halusinasi ditemukan adanya riwayat
penyakit infeksi, penyakt kronis atau kelaina stuktur otak, kekerasan dalam
keluarga, atau adanya kegagalan kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya
aturan atau tuntutan dalam keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai
dengan klien serta konflik antar masyarakat.
5) Fisik
Tidak mengalami keluhan fisik.
6) Psikososial

d). Spiritual
a). Genogram Nilai dan keyakinan
Pada genogram biasanya klien dengan
b). Konsep diri
biasanya terlihat ada sakit jiwa dipandang
Gambaran diri klien
anggota keluarga yang c). Hubungan sosial : tidak sesuai dengan
biasanya mengeluh
mengalami kelainan klien kurang dihargai di agama dan budaya,
dengan keadaan
jiwa, pola komunikasi lingkungan dan kegiatan ibadah klien
tubuhnya, ada bagian
klien terganggu keluarga. biasanya menjalankan
tubuh yang disukai dan
begitupun dengan ibadah di rumah
tidak disukai
pengambilan keputusan sebelumnya, saat sakit
dan pola asuh. ibadah terganggu atau
sangat berlebihan.
7) Mental
Penampilan
Biasanya penampilan diri yang tidak rapi, tidak serasi atau
cocok dan berubah dari biasanya

Pembicaraan
Tidak terorganisir dan bentuk yang maladaptif seperti
kehilangan, tidak logis, berbelit-belit

Aktifitas motorik
Meningkat atau menurun, impulsif, kataton dan beberapa
gerakan yang abnormal.
2. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang terdapat pada klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi adalah sebagai berikut (Dalami, dkk,
2014) :
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Gangguan persepsi sensori halusinasi
c. Isolasi sosial
3. Intervensi keperawatan
a. Tindakan keperawatan untuk klien halusinasi
Tujuan tindakan untuk klien meliputi (Dermawan & Rusdi, 2013) :
1) Klien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Klien dapat mengontrol halusinasinya
3) Klien mengikuti progam pengobatan secara optimal
4. Implementasi keperawatan a. Bina hubungan saling percaya
Implementasi adalah pelaksanaan b. Identifikasi waktu, frekuensi, situasi, respon
keperawatan oleh klien. Hal yang klien terhadap halusinasi
harus diperhatikan ketika c. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan
melakukan implementasi adalah cara menghardik
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan implementasi pada klien d. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan
cara patuh minum obat
dengan halusinasi dilakukan secara
interaksi dalam melaksanakan e. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan
tindakan keperawatan, perawat cara bercakap-cakap
harus lebih dulu melakukan f. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan
(Afnuhazi, 2015): cara melaksanakan kegiatan terjadwal
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai