Aliran Di Atas Ambang Jadi
Aliran Di Atas Ambang Jadi
NUHJATUL FUADI
PUTUT RADITYO
SITI INTAN RIFLYANA
WIDYA YULIA PRATIWI
YOGI GUNTARA
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Dapat menjelaskan jenis-jenis dan bentuk aliran pelimpah
• Dapat menghitung /mengukur debit aliran melalui
pelimpah
• Dapat merencanakan pelimpah.
APA ITU ALIRAN DI ATAS AMBANG?
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi
muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-
sifat atau karakteristik aliran air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam
perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran pada saluran
terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan (flow nappe) yang akan terjadi di
atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap mengalami pengudaraan, yaitu keadaan saat
permukaan atas dan bawah tirai luapan tersebut memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun,
pengudaraan di bawah tirai luapan kurang sempurana. Hal ini berarti terjadi pengurangan tekanan
di bawah tirai luapan akibat udara yang tergantikan oleh pancaran air. Pengurangan tekanan ini
menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
- Perbedaan tekanan meningkat di ambang
- Perubahan bentuk tirai luapan sesuai dengan ambang yang digunakan
- Peningkatan debit, disertai fluktuasi
- Bentuk hidrolik yang tidak stabil.
Hal-hal ini menyebabkan timbulnya koefisien pengaliran (C) yang berbeda-beda pada setiap
ambang.
FUNGSI AMBANG
1. Ambang tersebut menjadi model untuk diaplikasikan dalam
perancangan bangunan pelimpah pada waduk dan sebagainya.
2. Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk
meninggikan muka air. Sebagai contoh aplikasi, air yang melewati
ambang lebar akan memiliki energi potensial yang lebih besar
sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih jauh dan dapat
mengairi daerah yang lebih luas.
JENIS-JENIS AMBANG
Berdasarkan bentuknya ambang dibagi:
a. Ambang sekat dengan takik berbentuk empat persegi panjang
b. Ambang sekat dengan takik berbentuk trapesium (Cipoletti
weir)
c. Ambang sekat dengan takik berbentuk segitiga (Thompson
weir)
Menghitung Q
Ambil elemen panjang L, terletak h1 dari
permukaan air
dQ= Cd. A (√2g h1) = Cd. L. dh (√2g h1)
Q= Cd. L (√2g) ∫h. h11/2. dh
Q= 2/3 Cd. L (√2g) h 3/2
Menurut Francis, adanya kontraksi ujung akan menyebabkan berkurangnya panjang efektif
puncak ambang, sehingga debit akan berkurang.
Untuk tiap kontraksi ujung, panjang efektif puncak ambang berkurang 0.1 h, dimana “h”
adalah tinggi permukaan air dihitung dari puncak ambang Jika ada n kontraksi ujung, panjang
efektif puncak ambang menjadi = (L-0,1 nh).
Q= Q1 + Q2
Untuk Va diabaikan : Untuk Va tidak diabaikan :
Q1= 2/3 Cd1. L (√2g) (h1 –h2) 3/2
Q1= 2/3 Cd1 L {(h1 –h2)+ ha}3/2 – ha3/2)(√2g)
Q2= Cd2 L. h2 (√2g (h1 –h2)) Q2= Cd2.L. h2 (√2g(h1-h2) + Va 2)
PENAMPANG PENGENDALI
Pengendalian aliran berarti pemantapan kondisi aliran tertentu dalam saluran. Penampang dimana
pengendalian aliran itu dilakukan disebut penampang pengendali.
Perbandingan kecepatan aliran terhadap kecepatan gelombang dikenal sebagai bilangan Froude. Bilangan
Froude biasanya ditulis:
D = Kedalaman Hidrolik
Aliran dalam saluran terbuka tersebut kritis apabila nilai Fr = 1, Superkritis nilai Fr > 1, Subkritis nilai Fr < 1
Apabila alirannya kritis, maka air mengalir = kecepatan gelombang.
Dalam aliran subkritis air bergerak dengan kecepatan < kecepatan gelombang, sedangkan dalam aliran
superkritis kecepatannya lebih > kecepatan gelombang.
Dalam aliran subkritis, karena kecepatannya kurang dari kecepatan gelombang, pengaruh perubahan dalam
permukaan air dapat dipindahkan ke arah hulu melalui gelombang. Sebaliknya, dalam aliran superkritis,
pengaruh perubahan perubahan dalam permukaan air tidak dapat dipindahkan kearah hulu. Oleh karena itu,
aliran dalam kondisi subkritis dipengaruhi oleh kondisi hilir dan akibatnya ialah bahwa pengendalian aliran ada
diujung hilir. Dalam aliran superkritis aliran bergantung pada kondisi dihulu dan pengendalian di hulu.
dimana aliran kritis
dihasilkan. Dalam
aliran superkritis,
penampang pengendali
dihulu juga
penampang kritis.
Contoh sederhana
kombinasi pengendali
hulu dan hilir adalah
pintu air yang dapat
disebut kurva turun
Misalnya dalam saluran lembut jika ujung hilirnya berakhir sebagai terjunan bebas,
penampang pengendali terjadi pada tepinya,dimana kedalamannya kritis.
Demikian juga halnya dalam saluran terjal panjang yang keluar dari waduk besar, karena
aliran harus melalui penampang kritis, maka penampang kritis ini dapat disebut sebagai
penampang pengendali.
Penampang pengendali biasanya ada diujung hilir untuk saluran dengan kemiringan
lembut, dan ada dihulu untuk saluran dengan kemiringan terjal. Kemiringan tidak hanya
tergantung pada kemiringan dasar yang ada tetapi juga tergantung pada debit.
TERIMA KASIH