Print Hipertensi
Print Hipertensi
• Masalah lain, sebagian besar pasien hipertensi tanpa timbul gejala, dan baru
diketahui hipertensi nanti setelah ada kejadian serangan penyakit kardiovaskular
akut.
• Masalah dengan hipertensi saat ini selain diagnosis yang terlambat, tapi
mengontrol tekanan darah pasien hipertensi juga belum optimal diseluruh dunia
DEFINISI
• Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial.
•Diit yang salah (garam berlebih, minyak berlebih, alkohol dan konsumsi
air berlebih)
•Aktifitas Sarah Simpatis, di picu oleh: stress, kurangnya olah raga dan
kegemukan.
•Gangguan keseimbangan aktivitas modulator vasokonstriksi dan
vasodilatasi pembuluh darah. Yaitu : diabetes, perokok, kegemukan
(síndrome metabolik) dan gangguan asam-basa darah pada Obstruktif
Sleep Apnue.
•Kekentalan darah, yang terganggu pada diabetes, perokok, gangguan
darah, kelainan jantung bawaan sianotik.
•Gangguan Jaras Renin-Angiotensin-Aldosteron Sistem. Bisa didapat atau
diturunkan (genetik).
Patofisiologi Hipertensi
Anamnesis
Hipertensi biasanya asimptomatik (tanpa gejala).
Organ Target :
1.Jantung : Gagal jantung atau penyakit jantung coroner
2.Otak : Stroke iskemik atau stroke hemoragik
3.Mata : Retinopati
4.Ginjal : Gagal ginjal akut atau kronik
5.Aorta : Aneurisma atau diseksi aorta
TEKNIK PENGUKURAN TEKANAN
DARAH
1. Pasien sebaiknya dalam keadaan duduk dalam suasana yang nyaman
2. Sebaiknya dilakukan pengukuran tekanan darah 3x, dengan jarak 1-2 menit
diantara pengukuran. Dan diambil rerata pada dua pengukuran terakhir
3. Pengukuran ulang kadang diperlukan terutama pada pasien aritmia,
contohnya atrial fibrilasi.
4. Pengukuran menggunakan manset standar (lebar 12-13 cm dan Panjang 30
cm), bisa menggunakan manset lebih besar pada orang gemuk.
5. Manset harus selevel/sama tinggi dengan posisi jantung, dan tangan dalam
keadaan tidak berkontraksi.
6. Lakukan pengukuran kedua tangan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan tangan kiri dan kanan
7. Untuk menghindari hipotensi ortostatik, diukur tekanan darah 1 menit dan 3
menit setelah berdiri dari duduk.
8. Perabaan nadi dan pengukuran nadi juga dilakukan.
Target Organ Damage
Heart
• Left ventricular hypertrophy
• Angina or prior myocardial infarction
• Prior coronary revascularization
• Heart failure
Brain
• Stroke or transient ischemic attack
Chronic kidney disease
Peripheral arterial disease
Retinopathy
Hipertensi & Kerusakan Organ Target
10
Laboratory Tests
Routine Tests
• Electrocardiogram
• Urinalysis
• Blood glucose, and hematocrit
• Serum potassium, creatinine, or the corresponding estimated GFR,
and calcium
• Lipid profile, after 9- to 12-hour fast, that includes high-density and
low-density lipoprotein cholesterol, and triglycerides
Optional tests
• Measurement of urinary albumin excretion or albumin/creatinine ratio
More extensive testing for identifiable causes is not generally indicated
unless BP control is not achieved
Treatment
• Non Pharmacotherapy
(lifestyle modification)
• Pharmacotherapy
Pengobatan
Tujuan:
ANGKA KESAKITAN
KERUSAKAN ORGAN TARGET
ANGKA KEMATIAN
Sasaran Pengelolaan
14
Strategi Penatalaksanaan Hipertensi
JNC:
• Preventif
• Deteksi
• Evaluasi
• Pengobatan
JNC VI, 1997
I Intensity - Moderate
For patients who are prescribed pharmacological therapy: Exercise should be prescribed as adjunctive therapy
GOLONGAN ANTIHIPERTENSI
1. Angiotensin Receptors Blocker
– Angiotensin Converting Enzim Inhibitors (ACE-I) : Captopril, Ramipril dan Lisinopril
– Angiotensin Receptor Blockers (ARB) : Candesartan, Valsartan dan Losartan
2. Calcium Chanels Blocker (CCB)
– Dihydropiridine : Diltiazem dan Verapamil
– Non-Dihydropiridine : Amlodipin dan Nifedipin
3. Beta Blockers
Bisoprolol, Metoprolol, Carvedilol dan Nebivolol
4. ⍺1 Antagonis (Blockers)
Prazosin, Terazosin dan Doksazosin
5. ⍺2 Adrenergic Agonis
Metyldopa dan Clonidin
6. Direct Vasodilator
Hydralazin dan Minoxidil
7. Diuretic
Hidroclorotiazid, (Furosemid dan Spironolactone)