Anda di halaman 1dari 22

HIPERTENSI

dr. Edwina R. Monayo, M.Biomed


PENDAHULUAN
• Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena hipertensi
merupakan faktor resiko mayor untuk terjadi penyakit jantung koroner yang
bertanggung jawab pada serangan jantung koroner, stroke (baik iskemik maupun
hemoragik), gagal jantung, penyakit ginjal dan penyakit vaskular peripheral.

• Masalah lain, sebagian besar pasien hipertensi tanpa timbul gejala, dan baru
diketahui hipertensi nanti setelah ada kejadian serangan penyakit kardiovaskular
akut.

• Masalah dengan hipertensi saat ini selain diagnosis yang terlambat, tapi
mengontrol tekanan darah pasien hipertensi juga belum optimal diseluruh dunia
DEFINISI
• Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial.

• Dulu dikenal dengan “Hipertensi Primer”,


untuk membedakan dengan Hipertensi-
Sekunder yag diketahui penyebabnya.
Williams B, et al. ESC / ESH 2018
KLASIFIKASI
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 dan <80
Normal 120 – 129 dan/atau 80 – 84
Normal Tinggi 130 – 139 dan/atau 85 – 89
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 dan/atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 160 – 179 dan/atau 100 – 109
Hipertensi tingkat 3 > 180 dan/atau > 110
Hipertensi Sistolik (isolated) > 140 dan < 90

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


Faktor Penyebab Hipertensi
Faktor yang berperan meningkatkan tekanan darah:

•Diit yang salah (garam berlebih, minyak berlebih, alkohol dan konsumsi
air berlebih)
•Aktifitas Sarah Simpatis, di picu oleh: stress, kurangnya olah raga dan
kegemukan.
•Gangguan keseimbangan aktivitas modulator vasokonstriksi dan
vasodilatasi pembuluh darah. Yaitu : diabetes, perokok, kegemukan
(síndrome metabolik) dan gangguan asam-basa darah pada Obstruktif
Sleep Apnue.
•Kekentalan darah, yang terganggu pada diabetes, perokok, gangguan
darah, kelainan jantung bawaan sianotik.
•Gangguan Jaras Renin-Angiotensin-Aldosteron Sistem. Bisa didapat atau
diturunkan (genetik).
Patofisiologi Hipertensi
Anamnesis
Hipertensi biasanya asimptomatik (tanpa gejala).

Bila sudah timbul gejala, maka hipertensi tersebut sudah terdapat


tanda kerusakan organ.

Organ Target :
1.Jantung : Gagal jantung atau penyakit jantung coroner
2.Otak : Stroke iskemik atau stroke hemoragik
3.Mata : Retinopati
4.Ginjal : Gagal ginjal akut atau kronik
5.Aorta : Aneurisma atau diseksi aorta
TEKNIK PENGUKURAN TEKANAN
DARAH
1. Pasien sebaiknya dalam keadaan duduk dalam suasana yang nyaman
2. Sebaiknya dilakukan pengukuran tekanan darah 3x, dengan jarak 1-2 menit
diantara pengukuran. Dan diambil rerata pada dua pengukuran terakhir
3. Pengukuran ulang kadang diperlukan terutama pada pasien aritmia,
contohnya atrial fibrilasi.
4. Pengukuran menggunakan manset standar (lebar 12-13 cm dan Panjang 30
cm), bisa menggunakan manset lebih besar pada orang gemuk.
5. Manset harus selevel/sama tinggi dengan posisi jantung, dan tangan dalam
keadaan tidak berkontraksi.
6. Lakukan pengukuran kedua tangan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan tangan kiri dan kanan
7. Untuk menghindari hipotensi ortostatik, diukur tekanan darah 1 menit dan 3
menit setelah berdiri dari duduk.
8. Perabaan nadi dan pengukuran nadi juga dilakukan.
Target Organ Damage
 Heart
• Left ventricular hypertrophy
• Angina or prior myocardial infarction
• Prior coronary revascularization
• Heart failure
 Brain
• Stroke or transient ischemic attack
 Chronic kidney disease
 Peripheral arterial disease
 Retinopathy
Hipertensi & Kerusakan Organ Target

10
Laboratory Tests
 Routine Tests
• Electrocardiogram
• Urinalysis
• Blood glucose, and hematocrit
• Serum potassium, creatinine, or the corresponding estimated GFR,
and calcium
• Lipid profile, after 9- to 12-hour fast, that includes high-density and
low-density lipoprotein cholesterol, and triglycerides
 Optional tests
• Measurement of urinary albumin excretion or albumin/creatinine ratio
 More extensive testing for identifiable causes is not generally indicated
unless BP control is not achieved
Treatment

• Non Pharmacotherapy
(lifestyle modification)
• Pharmacotherapy
Pengobatan

Tujuan:

ANGKA KESAKITAN
KERUSAKAN ORGAN TARGET
ANGKA KEMATIAN
Sasaran Pengelolaan

Menilai gaya hidup dan identifikasi faktor risiko kardiovaskular


lain atau gangguan yang menyertai yang dapat mempengaruhi
prognosis & pengobatan
Mengetahui penyebab tekanan darah yang tinggi
Menilai adanya kerusakan organ dan penyakit kardiovaskular

14
Strategi Penatalaksanaan Hipertensi

JNC:
• Preventif
• Deteksi
• Evaluasi
• Pengobatan
JNC VI, 1997

Ket : JNC →Joint National Committee


Preventif

• Untuk mencegah atau memperlambat terjadinya


Hipertensi
• Merupakan solusi jangka panjang masalah hipertensi
• Mencegah terjadi komplikasi
• Dapat menghentikan atau mengurangi biaya pengobatan
dan komplikasi

NHBPEP Working Group Report on Primary Prevention of


Hypertension
Preventif

• Upaya preventif primer:


Terhadap individu yang potensial hipertensi:
TD normal tinggi
Riwayat keluarga hipertensi
Obesitas
Konsumsi tinggi garam
Kurang aktifitas
Konsumsi tinggi alkohol

• Diharapkan prevalensi Hipertensi turun


Deteksi
• Dilakukan di fasilitas kesehatan dengan alat ukur yang standar
dan cara yang benar
• Pasien diberitahu tentang makna TDnya
• Pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan periodik sesuai
dengan TD pertama

• Diharapkan ditemukan kasus tahap awal


Evaluasi

• Mencari penyebab hipertensi (sekunder)

• Memeriksa adanya kerusakan organ target dan


penyakit lain

• Mencari faktor risiko

• Mengetahui respon pengobatan, efek samping dan


kepatuhan pasien
Lifestyle Recommendations for Hypertension: Physical Activity

Should be prescribed to reduce blood pressure

F Frequency - Four or five times per week

I Intensity - Moderate

T Time - 45-60 minutes

Type Dynamic exercise


T - Walking
- Cycling
- Non-competitive swimming

For patients who are prescribed pharmacological therapy: Exercise should be prescribed as adjunctive therapy
GOLONGAN ANTIHIPERTENSI
1. Angiotensin Receptors Blocker
– Angiotensin Converting Enzim Inhibitors (ACE-I) : Captopril, Ramipril dan Lisinopril
– Angiotensin Receptor Blockers (ARB) : Candesartan, Valsartan dan Losartan
2. Calcium Chanels Blocker (CCB)
– Dihydropiridine : Diltiazem dan Verapamil
– Non-Dihydropiridine : Amlodipin dan Nifedipin
3. Beta Blockers
Bisoprolol, Metoprolol, Carvedilol dan Nebivolol
4. ⍺1 Antagonis (Blockers)
Prazosin, Terazosin dan Doksazosin
5. ⍺2 Adrenergic Agonis
Metyldopa dan Clonidin
6. Direct Vasodilator
Hydralazin dan Minoxidil
7. Diuretic
Hidroclorotiazid, (Furosemid dan Spironolactone)

Anda mungkin juga menyukai