Herpes Zoster
Herpes Zoster
Wahyu R.Haryadie
205.12.1.0003
Pembimbing:
Dr.Boedhy Setyanto, Sp.KK
Kepaniteraan Klinik
Lab.KulkelRSUD Kepanjen
Fakultas Kedokteran Unisma Malang
2010
Identitas
Nama : Tn. M
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Turen
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Berobat : 22 Okt 2010
Anamnesa
Keluhan Utama: Benjolan-bejolan bergerombol berisi cairan.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan benjolan bergerombol berisi
cairan yang terasa nyeri didaerah punggung bawah kanan
dan dada bagian bawah kanan. Keluhan tersebut dirasakan
sejak 4 hari yang lalu. 2 hari sebelum muncul benjolan-
benjolan, pasien mengeluh demam, malaise, mual, sakit
kepala, pegal dan nyeri otot, nyeri dan panas pada kulit
tempat munculnya benjolan. Riwayat penyakit dahulu pasien
pernah cacar air saat berusia 10 tahun. Tidak ada keluarga
yang menderita penyakit yang sama. Pada pasien tidak ada
riwayat alergi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS 456),
status gizi kesan cukup.
Tanda Vital:
Tensi :-
Nadi :-
Pernafasan :-
Suhu :-
Kulit : dbn
Kepala : dbn
Mata : dbn
THT : dbn
Mulut : dbn
GIT : dbn
Leher : dbn
Thorax : Terdapat kelainan kulit
Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Sistem Collumna Vertebralis : dbn
Sistem genetalia : dbn
Ekstremitas atas : dbn
Ekstremitas bawah : dbn
Status Dermatologis
Regio thorakalis anterior dan posterior dekstra:
Tampak gerombolan vesikula diatas kulit eritematus,
isi vesikula jernih yang dipisahkan oleh kulit normal,
unilateral sesui dermatom tubuh.
Resume
Benjolan bergerombol berisi cairan yang terasa nyeri
didaerah punggung bawah.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 4 hari yang lalu.
2 hari sebelum muncul benjolan-benjolan, pasien
mengeluh demam, malaise, mual, sakit kepala, pegal dan
nyeri otot, nyeri dan panas pada kulit tempat munculnya
benjolan.
Riwayat penyakit dahulu pasien pernah cacar air saat
berusia 10 tahun.
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
Tidak ada riwayat alergi.
Diagnosis
Herpes Zoster
Penatalaksaan
1. Simtomatik:
Sistemik:
Analgesik/antipiretik: NSAID Metampiron 4x 1 tab/hari
Antibiotik: Eritromisin 4x 250-500 mg/hari (bila ada infeksi sekunder)
2. Kausatif:
Sistemik (Antivirus):
Asiklovir: dosis dewasa: 5 x 800mg/hari/oral selama 7 hari. Dosis anak (2-12 tahun):
4 x 20 mg /kgBB/hari/oral selama 5 hari
Valasiklovir: dosis 3 x 1 gr/hari/oral selama 7 hari.
Famasiklovir: dosis 3 x 500 mg/hari/oral selama 7 hari.
4. Komplikasi mata
Mengenai cabang oftalmik N.V:
Erupsi kulit sebatas mata s/d verteks
Infeksi anak cabang nasosiliaris Timbul kelainan mata dan vesikel di puncak atau sisi
hidung (tanda Hutchinson) menimbulkan kebutaan
5. HZ generalisata
Awitan:7 hr setelah erupsi segmental
Penyebaran hematogen dari ganglion/saraf/ kulit
6. Komplikasi sistemik
Penyebaran luas kerusakan visera,
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tzanck:
Bahan untuk Tzanck smear : vesikel < 3 hr
Pada HZ/ varisela ditemukan sel epitelial raksasa multinuklear.
2. Kultur:
Bahan: Cairan vesikel nonkomplikata, sampai 7 hr setelah erupsi
Efek sitopatik (ESP) dalam sel kultur: Badan inklusi eosinofilik
intranuklear & sel raksasa multinuklear.
3. Identifikasi antigen virus/ asam nukleat: Poli Chain Reaction
(PCR) / Direct Fluorecent Assay (DFA).
4. Deteksi antibodi terhadap virus
5. Pemeriksaan histologik
6. Pemeriksaan mikroskop elektron
DD
Stadium erupsi:
1. Herpes simpleks zosteriformis
HS sering kambuh pada lokasi yg sama
HZ jarang kambuh
2. Dermatitis kontak
Anamnesa + pemeriksaan lesi kulit (pemeriksaan
Tzanck) Sel raksasa multinuklear + badan inklusi
intranuklear eosinofilik diagnosa pasti HZ.
Pencegahan
1. Imunisasi Pasif:
Varicella Zoster Imunoglobulin (VZIG)
Diberikan kepada:
Individu yg belum pernah menderita varicella dan herpes
zoster
Bayi baru lahir dan bayi prematur
Anak yg menderita leukemia dan lymphoma
Imunisasi Aktif
2. Imunisasi Aktif:
Vaksin Varisela Virus (Oka strain)
Efektif untuk usia > 1 tahun
Terapi
Sistemik:
Asiklovir
Menghambat sintesis DNA melalui dua mekanisme : menghambat
deoxyGTP secara kompetitif untuk selanjutnya bereaksi lebih lanjut oleh
polymerase DNA, dengan cara mengikat diri pada cetakan DNA
membentuk kompleks yang tidak mudah lepas, dan memutus
pembentukan rantai DNA virus.
Topikal:
Bedak untuk lesi yang masih berbentuk vesikel agar tidak mudah
pecah.
Salep untuk vesikel yg sudah pecah atau telah terbentuk krusta.
Dapat pula salep antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Prognosis
Prognosis HZ umumnya baik.
Terima Kasih