Anda di halaman 1dari 24

Assalamualaikum wr.

wb
Tata Cara Shalat Nabi
Disusun Oleh : kelompok 4
1. Dwi Nuraeni Hidayati (142140080)
2. Ericha Putri Puspitasari (142140100)
3. Lya Dwi Alfianni (142140101)

Dosen Pembimbing:
H. Iyus Hardiana Saputra,M.S.I.
Untuk terhindar dari bid’ah (penyimpangan) maka disini
akan dijelaskan tentang bagaimana tata cara shalat
Nabi Muhammad saw yaitu:
1. Niat
2. Berdiri
3. Bertakbir
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk
9. Salam
1.Niat
Niat secara bahasa berarti menyengaja
(al-qashdu: maksud) sehingga siapapun
yang menyengajakan suatu perbuatan
maka sebenarnya ia telah mempunyai
niat di dalam hatinya. Niat di dalam hati
secara ikhlas karena Allah semata (QS. Al-
BAyyinah/98: 5).
Niat adalah perbuatan hati, bukan
perbuatan mulut sehingga tidak perlu
diucapkan.
2. Berdiri

Sempurna menghadap ke arah qiblat.


Sabda Nabi saw ketika menjawab
pertanyaan sahabat :
‘Imran bin Husain yang sedang sakit
ambeyen (wasir):
“shalatlah dengan berdiri. Jika
engkau tidak mampu maka
(shalatlah) dengan duduk, dan jika
tetap tidak mampu maka dengan
berbaring!”
(HSR. Al-Bukhari, dari ‘Imran bin
Husain).
3. Takbiratul Ihram

Mengangkat kedua
tangan sejajar dengan
telinga dan bahu
sekaligus.
Dengan mengucapkan :

‫الله أك ْبَ ُر‬


ُ
4.Membaca Iftitah  
a.Meletakkan tangan kanan di atas punggung
pergelangan dan lengan kiri, dan mengencangkan
keduanya di atas dada.
b. Pandangan ke arah tempat sujud, tidak boleh
menutup mata, tidak boleh mengadah ke atas,
dan tidak memalingkan pandangan ke kanan-kiri.
Membaca salah satu do’a iftitah :

‫ت َبيْ َن‬ َ ‫اع ْد‬


َ ‫اي َك َما َب‬ َ َ‫خطَاي‬َ ‫اع ْد َبيْنِي َو َبيْ َن‬ ِ ‫الل ّ ُه َّم َب‬
َ ‫ الل ّ ُه َّم ن َ ِقّنِي ِم َن‬.‫الم ْغ ِر ِب‬
‫الخطَايَا َك َما‬ َ ‫الم ْش ِر ِق َو‬ َ
‫اغ ِس ْل‬ . ِ َ ‫ب األ َ ْبيَ ُض ِم َن ال َّدن‬
ْ ‫س الل ّ ُه َّم‬ ُ ‫يُنَقَّى الثَّ ْو‬
َ ‫الما ِء َو الثَّل ِْج َو‬
‫الب َر ِد‬ َ َ‫خطَاي‬
َ ‫اي ِب‬ َ
5.Membaca Surat Al-Fatihah
 
. ‫ َمالِ ِكيَ ْومِ ال ِ ّدي ْ ِن‬. ِ‫الر ِحيْم‬َّ ‫حمِنـ‬
ْ ‫الر‬
َّ . ‫العال َِميْ َن‬
َ ‫ب‬ ِّ ‫الح ْم ُد هللِ َر‬ َ
َ‫ ِص َراط‬. ‫الم ْستَ ِقيْ َم‬ ُ َ‫الص َراط‬ ِّ ‫اه ِدنَا‬ْ . ‫ِإيَّا َك ن َ ْع ُب ُد َو ِإيَّا َك ن َ ْس َت ِعيْ ُن‬
‫الضالِّيْ َن‬ َّ َ ‫عل َيْ ِه ْم َوال‬
َ ‫الم ْغ ُض ْو ِب‬
َ ‫غيْ ِر‬ َ ‫عل َيْ ِه ْم‬َ ‫ت‬ َ ‫ال َّ ِذي ْ َن أن ْ َع ْم‬

lalu membaca‫ ِ آيْـمـن‬ (A-mi-n)

“aku pernah shalat bersama Rasulullah saw, Abu Bakar,


‘Umar, dan ‘Utsman, aku tak mendengar satupun
diantara mereka yang membaca Bismillahir-rahim”
(HSR. Muslim, al-Nasa’I, Ahmad).
Sebagai riwayat dengan reaksi yang mirip di atas
menyebutkan di akhir kalimat :
“… aku tak mendengar satupun di antara mereka yang
mengeraskan pada Bismilahir-rahmanir-rahim”.
“… mereka tidak mengeraskan pada Bismillahir-
rahmanir-rahim.”
6.Membaca Surat

Membaca surat atau


kelompok ayat lain yang
mudah dalam Al-Qur’an
tanpa mengeraskan
basmalah (HR. Muslim
dan Ahmad).
9.Takbir

Dengan membaca ‫لاــُهـ أـكـ َْب ُر‬


10. ruku’
Angkat kedua tangan seperti takbiratul-
ihram sambil bertakbir: Allahu Akbar
menuju ke posisi rukuk’.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
posisi kedua tangan saat ruku’ ada pada
kedua lutut dalam keadaan
mengenggam, sehingga sudut ruku’
diperkirakan 90 derajat bujur sangkar .
Dengan membaca

َّ‫ح ْم ِد َك اَلل ّ ُه ّـَم‬


َ ‫حان َ َك الل ّ ُه ّـَمَّ َرَبّـَّنا َ َو ِب‬
َ ْ‫ُسب‬
‫غ ِف ْر ِلى‬ ْ ‫ا‬
ataupun

ِ‫الع ِظيْم‬
َ ‫ان َر ِ ّب َي‬
َ ‫( ُس ْب َحـ‬3x)
11. I’tidal Berdiri tegak (I’tidal) dengan
sempurna dan tenang
(thuma’ninah).
Posisi tangan setelah i’tidal
adalah tegak lurus dan tidak
sedekap di dada, karena tidak
ada hadis maqbul yang
menjelaskan adanya tuntutan
sekekap setelah i’tidal kecuali
hanya penafsiran terhadap
hadis.
Dengan membaca :

َ ْ ‫َرَبّـَّنَا َول ََكا‬


‫لح ْم ُد‬
12. Sujud
Bertakbirlah tanpa
mengangkat tangan
menuju gerakan sujud
dengan meletakkan
kedua lutut terlebih
dahulu lalu kedua
tangan, kemudian
letakkan wajah (dahi
dan hidung).
Mendahulukan kedua
lutut dari kedua
tangan saat sujud
Dengan Membaca
‫ُس ْب َحان َ َك الل ّ ُه ّـََّم َرن ّـَبَّا َ َو ِب َح ْم ِد َك‬
‫اغ ِف ْرلِى‬ْ ‫ا َلل ّ ُه ّـََّم‬
‫‪13. Duduk antara dua sujud‬‬

‫‪Dengan Membaca‬‬

‫اج ُب ْر ِنى‬
‫اغ ِف ْرلِى َو ْار َح ْمنِى َو ْ‬
‫ا َلل ّ ُه ّـََّم ْ‬
‫ار ُزقْنِى‬‫اه ِد ِنى َو ْ‬
‫َو ْ‬
‫‪12. Sujud‬‬

‫‪Dengan Membaca :‬‬


‫اغ ِف ْرلِى‬
‫ُس ْب َحان َ َك الل ّ ُه ّـََّم َرن ّـَبَّا َ َو ِب َح ْم ِد َك ا َلل ّ ُه ّـََّم ْ‬
13. Tasyahud (Tasyahud Awal Duduk
Iftirasy )
Dengan membaca :

‫عل َيْ َك‬ َ ‫لَسال َ ُم‬ َّ‫ت ا َ ّـ‬ .ُ َ ‫الَط ِِّيّـبا‬


َّ‫ات َو ّـ‬ َّ‫اتلِل ّ ِه َو ّـ‬
ُ ‫الَصل ََو‬ ُ َّ‫اَلَتّـَّ ِحَيّـ‬
‫أَُيّـُّها َ الَن ّـَِّب ّـُُّي‬
ِ ‫عل َى ِعبا َ ِد‬
‫الله‬ َ ‫عل َيْنا َ َو‬ َ ‫لَسال َ ُم‬ ِ ‫َو َر ْح َم ُة‬
َّ‫ ا َ ّـ‬.‫الله َوبَ َركاَتُ ُه‬
‫الَصالِ ِحيْ َن‬ َّ‫ ّـ‬.
‫عبْ ُد ُه‬ َ ‫الله َوأ َ ْش َه ُد أ َ ّـََّن ُم‬
َ ‫ح ّـََّم ًدا‬ ِ َّ‫أ َ ْش َه ُد ا َ ْن الَاِل ََه اَِال ّـ‬
‫و َر ُس ْول ُُه‬. َ
Jika dalam posisi duduk tasyahud awal maka
posisi duduknya iftirasy yakni duduk di atas
bentangan kaki kiri sementara telapak kaki
kanan ditegakkan dengan jari kaki kanan
menghadap qiblat.
14. Tasyahud (Tasyahud Akhir Disebut Duduk Tawarruk)

Jika sudah dalam


posisi duduk
tasyahud akhir
maka posisi
duduknya tawarruk
yakni pangkal paha
atas (pantat) yang
kiri duduk bertumpu
pada lantai
sedangkan posisi
kaki kanan sama
dengan tahiyat awal.
‫‪Setelah tahiyyat, langsung bershalawat (berdo’a) untuk Nabi‬‬
‫‪saw :‬‬
‫‪ ‬‬
‫عل َى ِإبْ َرا ِهيْ َم‬ ‫ت َ‬ ‫ح ّـََّم ٍد ك ََما َصَل ّـَّيْ َ‬
‫ال ُم َ‬ ‫عل َى ِ‬ ‫ح ّـََّم ٍد َو َ‬
‫عل َى ُم َ‬ ‫اَلل ّ ُه ّـَمَّ َص ّـ ِِّل َ‬
‫اهيْ َم‬ ‫عل َى ِإبْ َر ِ‬ ‫ْت َ‬‫ح ّـََّم ٍد ك ََما بَ َارك َ‬ ‫ال ُم َ‬ ‫ح ّـََّم ٍد َو ِ‬
‫عل َى ُم َ‬ ‫ال ِإبْ َرا ِهيْ َم َوبَ ِار ْك َ‬ ‫َو ِ‬
‫ال ِإبْ َرا ِهيْ َم‪ِ .‬إَنّـَّ َك َح ِميْ ٌد َم ِجيْ ٌد‬ ‫َ‪.‬و ِ‬
‫‪Do'a Sesudah Tasyahud Awal‬‬
‫‪ ‬‬
‫غ ِف ْر‬ ‫ت َفا ْ‬ ‫وبال َّ أَن ْ َ‪.‬‬ ‫تنَفْ ِسي ُظل ْما ً ك َ ِثيرا ً َوال َ يَ ْغ ِف ُر ال ُّذن ُ َ ِإ‬ ‫الل َّ ُه ّمَ ِإ ِن ّي َظل َْم ُ‬
‫يم‬ ‫الر ِح ُ‬ ‫ور َّ‬ ‫تال ْ َغ ُف ُ‬ ‫لِي َم ْغ ِف َر ًة ِم ْن ِعن ْ ِد َك َو ْار َح ْم ِني‪ِ ،‬إن ّ ََك أَن ْ َ‬
‫‪Do’a Sesudah Tasyahud Akhir‬‬
‫‪ ‬‬
‫ابالْقَبْ ِر‪َ ,‬و ِم ْن ِفتْن َ ِة‬ ‫ع َذ ِ‬ ‫اب َج َهَن ّـَّ َم‪َ  ,‬و ِم ْن َ‬
‫ع َذ ِ‬ ‫ع ْو ُذ ِب َك ِم ْن َ‬ ‫اَلل ّ ُه ّـَمَّ ِإ ِِّن ّـى أ َ ُ‬
‫ال‬ ‫َج ِ‬ ‫ات َو ِم ْن َش ِّ ّـِر ِفتْن َ ِة ال َْم ِسيْ ِح ّـَّ‬
‫الَد ّـَّ‬ ‫حيا َ َوال َْم َم ِ‪,‬‬ ‫ال َْم ْ‬
15. Salam

berpaling ke kanan hingga


terlihat pipimu dari belakang
dengan membaca :

ِ ‫عل َيْك ُْم َو َر ْح َم ُة‬


‫الله‬ َ ‫الَسال َ ُم‬
َّ‫ّـ‬
lalu berpaling ke kiri juga dengan
membaca :

ِ ‫عل َيْك ُْم َو َر ْح َم ُة‬


‫الله‬ َ ‫الَسال َ ُم‬
َّ‫ّـ‬
Terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


DwiNuraeni Hidayati (142140080)

Pertanyaan:

1. Sebutkan Tata Cara Shalat Nabi SAW!


2. Sebutkan Pengertian dari Niat!
3. Bagaimana posisi setelah I’tidal?

Jawaban:
1. Niat berdidri, Bertakbir, Membaca Surat Al-Fatihah, Ruku’,I’tidal, Sujud,
Duduk, Salam.
2. Niat adalah perbuatan hati, bukan perbuatan mulut,sehingga tidak perlu
diucapkan apalagi tidak ada satupun hadis yang menjelaskan tentang
adanya tuntunan melafalkan niat ketika hendak memulai shalat.
3. Tegak lurus dan tidak sedakep di dada karena tidak ada hadis maqbul yang
menjelaskan adanya tuntunan sedakep setelah I’tidal kecuali hanya
penafsiran terhadap hadist.
Ericha Putri Puspitasari (142140100)

Pertanyaan:
1. Bagaimana posis tangan setelah takbiratul ikhram?
2. Pada shalat berjamaah jika ada makmum yang terlambat
mengikuti shalat pada saat imam sudah sujud pada rakaat
pertama, maka apakah shalat yang dilakukan makmum tetap
sah? Dan bagaimana melanjutkan shalatnya?
3. Apa perbedaan duduk iftirasy dengan duduk tawaruk?

Jawaban:
1. Meletakkan tangan kanan di atas punggung pergelangan tangan kiri dan
mengencangkan keduanya di atas dada atau dalam keadaan memegang
tangan kiri.
2. Shalatnya tetap sah tetapi makmum tetap harus menambah rakaat karena
makmum sudah melewati ruku’ rakaat pertama dan harus mengganti
dengan menambah 1 rakaat setelah imam mengucapkan salam.
3. 1. duduk iftirasy yaitu duduk diatas bentangan kaki kiri sementara telapak
kanan ditegakkan dengan jari kaki kanan menghadap qiblat. Duduk iftirasy
dilakukan pada saat tasyahud awal.
2. duduk tawarruk yaitu duduk dengan pangkal paha atas (pantat) yang kiri
duduk bertumpu pada lantai sedangkan posisi kaki kanan/ telapak kaki
kanan ditegakkan dengan jari kaki kanan menghadap qiblat.
Lya Dwi Alfianni (142140101)

Pertanyaan:
1. Tasyahud saat shalat itu jari telunjuknya nunjuknya dari mulai
bacaan attahiyat atau nunggu sampai beberapa saat dulu?
2. Bagaimana jika ketika shalat di tengah lupa rakaatnya? Apa
harus diulang? Atau ada bacaan khusus?
3. Bagaimana ketentuan duduk diantara dua sujud/ tahiyat awal
saat kita makmum masbuk?

Jawaban:
1. Rasulullah saw memberikan contoh sholatnya saat menunjukkan jari
saat bacaan attahiyat. Gerakan shalat memang ada yang berbeda
tetapi jika gerakan tersebut ada dasarnya dan ada hadisnya tetapsah.
2. Tidak perlu di ulang pilih rakaat dari yang terkecil lalu sebelum
salam, sujud sahwi dua kali dengan bacaan sujud dan duduk diantara
dua sujud sama seperti bacaan shalat biasa(sujud-duduk-sujud-
salam).
3. Saat menjadi makmum masbuk , dan imam sudah tahiyat akhir
memang ada beberapa orang yang duduknya seperti duduk tahiyat
awal dan ada pula yang mengikuti imam. Namun rosululloh saw
mencontohkan duduk yang seperti imam maka banyak yang duduk
mengikuti imam.

Anda mungkin juga menyukai