Anda di halaman 1dari 22

CAPITAL BUDGETING

(Penganggaran Modal)

Oleh :

Agus Wahid Suyoto. SE.,MM


A. Definisi CAPITAL BUDGETING
adalah keseluruhan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai
penguluaran modal (Investasi) yang
diharapkan manfaatnya lebih dari satu tahun
(jangka panjang)
Keputusan investasi yang baik harus dapat
mengembalikan pengeluaran investasi dalam
jangka waktu sesuai dengan umur kegunaan
aktiva tersebut. Dan dalam waktu yang
bersamaan diperoleh pengembalian (Return)
dari investasi tersebut
Dalam menyusun Anggaran Investesi (Capital
Budgeting) yang harus diperhatikan adalah
ketepatan dalm :
1. Keputusan Pembelanjaan (Financing Decition)
2. Keputusan Investasi (Investment Decition)
Dan ketepatan perncanaan dalam menentukan
Cash Flow Estimasi yang meliputi:
3. Kas Awal Investasi (Cash Outlay)
4. Arus Kas Operasional (EAT + Depresiasi)
5. Aliran Kas Masuk Bersih
6. Nilai Residu
B. Metode Menilai Keputusan Investasi
Ada 5 metode yang digunakan dalam
menilai keputusan investasi antara lain :
1. Metode Average Rate Of Return (ARR)
2. Metode Pay Back Periode
3. Metade Present Value (NPV)
4. Metode Internal Rate Of Return (IRR)
5. Metode Profitability Index (PI)
1. Metode Average Rate Of Return
Metode ini mengukur tingkat bunga yang layak
untuk pengembalian investasi. Atau mengukur
tingkat keuntungan (laba) laba rata2yang
diperolehdari suatu investasi.
ARR= Laba setelah pajak x100%
Initial Investment
Dimana Laba setelah Pajak(EAT) = Net Income
Initial Investment(Initial Cash Flow)=AT +MK
Keunggulan metode ini adalah sangat sederhana dan
mudah digunakan
Kelemahan metode ini
a), Diabaikan nilai waktu uang
b), Konsep laba menurut akuntansi (bukan Kas)
Contoh:
Diketahui
Suatu proyek memerlukan investasi sbb:
• Aktiva Tetap sebesar Rp 8.000.000.000 mempunyai

umur ekonomis 8 th tanpa nilai residu dan depresiasi


metode garis lurus.
• Modal kerja sebeasr Rp 2.000.000.000

• Taksiran penjualan sebesar Rp 15.000.000.000

• Taksiran biaya operasional sebesar Rp 10.000.000.000

• Tax rate sebesar 35%

Ditanya
Hitung Average Rate Of Return = ?
Jawab:
Menghitung laba stelah pajak(Net Income/EAT)
Hasil Penjualan Rp 15.000.000.000
Biaya-biaya:
B. Operasional Rp 10.000.000.000
B. Depresiasi 1.000.000.000
(Rp 11.000.000.000)
Laba sebelum Pajak Rp 4.000.000.000
Pajak PPh 35% ( 1.400.000).000
Laba setelah pajak (Net Income) Rp 2.600.000.000
ARR/th= Rp 2.600.000 .000 x100%
Rp 10.000.000.000
= 26%
Jadi tingkat pengembalian dari investasi adalah sebesar 26%
pertahun
Apabila tingkat suku bunga > 26% maka invesytasi ditolak
Apabila tingkat suku bunga < 26% maka investasi diterima
2. Metode Pay Back Periode
Metode ini mengukur kecepatan(dalam tahun) suatu Investasi bisa
kembali, atau mengukur aliran kas dalam satuan waktu.
Dimana
Jika Periode Pay Back > dari periode yang disyaratkan, maka
Investasi ditolak.
Jika Periode Pay Back < dari periode yang disyaratkan, maka
Investasi diterima.
Kebaikan metode ini :
• Mudah dan muarah
• Parameter Likuiditas
• Indikator Tingkat Resiko

Kelemahan metode ini :


• Diabaikan Nilai Waktu Uang
• Diabaikan Arus Kas

Untuk menghitung metode Pay Back Periode perlu dihitung aliran kas
operasionalnya per tahun.
  
Contoh : dari soal diatas
Aliran kas operasional per tahun terdiri dari:
Laba Setelah Pajak = Rp 2.600.000.000
Depresiasi = 1.000.000.000
= Rp 3,600.000.000

Initial Cash Flownya terdiri dari:


Aktiva Tetap = Rp 8.000.000.000
Modal Kerja = 2.000.000.000
= Rp 10.000.000.000

Pay Back Period = x 1 th

= 2,78 th

Jadi dalam kurun waktu 2 tahun, 7 bulan, 8 hari investasi ini sudah
kembali.
3.
  Metode Net Present Value

Adalah menghitung selisih antara Nilai Sekarang


Penerimaan Kas Bersih yang Akan Datang (PV
penerimaan) dengan Nilai Sekarang Investasi (PV
pengeluaran).
• Jika (PV penerimaan) > (PV pengeluaran) = positif ,
maka proyak diterima.
• Jika (PV penerimaan) < (PV pengeluaran) = negatif,
maka proyek ditolak.

NPV = - Vo +
dimana Vo = PV pengeluaran
Va = PV penerimaan
  
Contoh
Suatu usul investasi sebesar Rp 20.000.000
Dapat menghasilkan tambahan arus kas netto selama 3
tahun. Th 1 sebesar Rp 10.000.000, th 2 sebesar Rp
10.000.000, dan th 3 sebesar Rp 10.000.000. dengan
tingkat return yang diharapkan sebesar 20%. Tentukan
NPV nya...?

Jawab
NPV = - Vo +
= - 20.000.000 +
= - 20.000.000 + 10.000 000 (2,106)
= - 20.000.000 + 21.060.000
Karene NPV positif, maka usul investasi tersebut diterima
4. Metode Internal Rate Of Return (IRR)
Adalah menghitung tingkat bunga yang menyamakan
antara Nilai Sekarang Penerimaan Kas Bersih (PV
penerimaan) dengan Nilai Sekarang Investasi (PV
pengeluaran)
Dengan kata lain IRR adalah tingkat diskonto yang akan
menjadikan NPV = 0
• Jika tingkat bunga yang dihitung > tingkat bunga relevan

(Bank), maka usul proyek diterima.


• Jiak tingkat bunga yang dihitung < tingkat bunga relevan

(Bank), maka usul proyek ditolak.


Apabila pengeluaran awal (Initial Outlay)yang terjadi pada
tahun 0, maka IRR yang dinyatakan dalam “ r ” dapat
dicari dengan rumus :
  
Vo =
dimana r adalan tingkat yang mendiskontokan arus kas yang
akan datang, sehingga PV sama dengan Initial Outlay pada
tahun 0.
Contoh:
Dari contoh diatas NPV dengan usul Investasi sebesar Rp
20.000.000 dapat menghasilkan Netto Cash Flow sebesar Rp
10.000.000 selama 3 th berturut-turut. Maka besarnya IRR
dapat dihitung dengan cara Trial And Error (coba-coba).
---*Dengan tingkat bunga 20%, hasil NPV pasitif atau kelebihan.
*Kalau kelebihan, maka hasil NPV perlu diturunkan dengan
menaikkan tingkat suku bunganya. misalnya 24%.
*selanjutnya cari NPV dengan tingkat bunga 24%. Kalau hasil
NPV negatif atau kekurangan.
*Untuk menghasilkan NPV = 0, lakukan dengan cara Interpolasi
Penyelesaian
  

a. Mencari NPV dengan tingkat bunga 24%


NPV = - 20.000.000 +
= -20.000.000 + 10.000.000 (1,981)
= -20.000.000 + 19.810.000
NPV = - 190.000
Untuk menentukan NPV = 0 dicari dengan Interpolasi

Selisih Selisih PV Selisih PV arus kas dengan


Tingkat PV Initial Outlay
Bunga
20 % Rp 21 060.000 Rp 21.060.000
24 % Rp 19.810.000 Rp 20.000.000
4% Rp 1.250.000 Rp 1.060.000
  
X 4 % = 3,392 %

Maka IRR = 20 % +3,392 % = 23,392 %


5. Metode Profitability Indek (PI)
Adalah menghitung perbandingan antara “Nilai sekarang
penerimaan kas bersih yang akan datang” dengan “ Nilai
sekarang Investasi”.
Rumus:
PI= NPV : Vo
Dimana jika PI > 1 maka proyek diterima
jika PI < 1 maka proyek ditolak
Contoh : menghItung dengan Profitability Indek.
Lihat perhitungan dengan metode NPV, dimana “Nilai
sekarang penerimaan kas bersih yang akan datang”
dibandingkan dengan “Nilai sekarang investasi” adalah
PI = Rp 21.060 : Rp 20.000 = 1,053
Karene 1,053 > 1 maka proyek diterima
ANALISIS BREAK EVENT POINT
(BEP)
 Digunakan untuk menentukan pada
saat penjualan mencapai berapa unit
perusahaan dalam posisi tidak
mendapatkan laba dan tidak
menderita kerugian (Titik Impas)
 
- Jika ingin merencanakan laba tertentu
* Laba sebelum pajak
Rumus Penjualan (S) =
* Laba setelah pajak
Rumus Penjualan (S) =

Contoh :
Harga jual (P) produk A = Rp 500/unit, sedang BV = Rp
350/unit. Total BT yang dikeluarkan sebesar Rp 60.000.
tentukan BEP dalam unit dan dalam Rupiah .?
  
Jawab
MK (unit) = P – V MK = Rp 500 – 350 = Rp 150
BEP (unit) = BEP(unit) =
BEP (unit) = 400 unit

MKr = 1- MKr = 1- = 1- 0,7


= 0.3
maka BEP(RP) = =
BEP(Rp) = Rp 200.000
  
Bukti
S = Rp 500 x 400 unit = Rp 200.000
V = Rp 350 x 400 unit =( 140.000)
MK = Rp 60.000
BT =( 60.000)
L/R = 0
Contoh: a)
Misalkan P = Rp 1000, BV = Rp 600, total BT = Rp 600.000.
ditetapkan target laba sebelum pajak 15% dari penjualan.
Tentukan penjualannya.?
Jawab
S= S =
S = 40%S = Rp 600.000 + 15%S

40%S – 15%S = Rp 600.000 25%S = Rp 600.000


S= S = Rp 2.400.000
  
Contoh : b)
Dari data di atas misalkan target laba 15% setelah pajak,
sedangkan tarif pajak adalah 25%. Tentukan penjualannya.?
jawab
S=S=
S=
40% S = Rp 600.000 + 20% S
40% S – 20% S = Rp 600.000
20% S = Rp 600.000
S=
S = Rp 3.000.000

Anda mungkin juga menyukai