Anda di halaman 1dari 26

PREEKLAMSI/EKLAM

SI

By
Asti Andriyani, SST, M.Keb
PRE EKLAMSI
PENGERTIAN
• Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil
dengan usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan di
tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90
mmHg
• Preeklampsia adalah hipertensi pada kehamilan yang ditandai
dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur
kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300
mg/24 jam
ETIOLOGI

1. Usia
Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada
primigravida tua. Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun
insidens > 3 kali lipat
Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi
hipertensi laten
2. Paritas
- angka kejadian tinggi pada primigravida, muda maupun tua
- primigravida tua risiko lebih tinggi untuk pre-eklampsia berat
3. Faktor keturunan
Jika ada riwayat pre-eklampsia/eklampsia pada ibu/nenek
penderita, faktor risiko meningkat sampai + 25%
4. Faktor gen
Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait), yang
ditentukan genotip ibu dan janin
5. Diet / gizi
Tidak ada hubungan bermakna antara menu / pola diet tertentu
(WHO). Kekurangan kalsium, obese / overweight berhubungan
dengan angka kejadian yang tinggi.
6. Iklim / musim
Di daerah tropis insidens lebih tinggi
7. Tingkah laku / sosioekonomi
8. Kebiasaan merokok : insidens pada ibu perokok lebih rendah,
Aktifitas fisik selama hamil : istirahat baring yang cukup selama hamil
mengurangi kemungkinan / insidens hipertensi dalam kehamilan

Sampai sekarang etiologi pre-eklampsia belum diketahui.


Sehingga pre-eklampsia / eklampsia disebut sebagai "the disease of
many theories in obstetrics."
PATOFISIOLOGI

Perubahan kardiovaskular
Turunnya tekanan darah pada kehamilan normal : karena
vasodilatasi perifer.
Vasodilatasi perifer disebabkan penurunan tonus otot polos
arteriol, akibat :
1.meningkatnya kadar progesteron dalam sirkulasi
2.menurunnya kadar vasokonstriktor (adrenalin/noradrenalin/
angiotensin II)
3.menurunnya respons dinding vaskular terhadap
vasokonstriktor akibat produksi vasodilator / prostanoid
yang juga tinggi (PGE2 / PGI2)
4.menurunnya aktifitas susunan saraf simpatis vasomotor
Pada trimester ketiga akan terjadi peningkatan tekanan darah
yang normal ke tekanan darah sebelum hamil.
+ 1/3 pasien pre-eklampsia : terjadi pembalikan ritme diurnal,
tekanan darah naik pada malam hari. Juga terdapat perubahan
lama siklus diurnal menjadi 20 jam per hari, dengan penurunan
selama tidur, yang mungkin disebabkan perubahan di pusat
pengatur tekanan darah atau pada refleks baroreseptor
 Fungsi organ-organ lain
 Otak
Pada hamil normal, perfusi serebral tidak berubah, namun pada pre-
eklampsia terjadi spasme pembuluh darah otak, penurunan perfusi dan
suplai oksigen otak sampai 20%. Spasme menyebabkan hipertensi
serebral, faktor penting terjadinya perdarahan otak dan kejang /
eklampsia.
 Hati
Terjadi peningkatan aktifitas enzim-enzim hati pada pre-eklampsia, yang
berhubungan dengan beratnya penyakit.
 Ginjal
Pada pre-eklampsia, arus darah efektif ginjal berkurang + 20%, filtrasi
glomerulus berkurang + 30%. Pada kasus berat terjadi oligouria, uremia,
sampai nekrosis tubular akut dan nekrosis korteks renalis. Ureum-
kreatinin meningkat jauh di atas normal. Terjadi juga peningkatan
pengeluaran protein ("sindroma nefrotik pada kehamilan").
 Sirkulasi uterus, koriodesidua dan plasenta
 Terjadi iskemia uteroplasenter, menyebabkan ketidakseimbangan antara massa
plasenta yang meningkat dengan aliran perfusi darah sirkulasi yang berkurang.
 hipoperfusi uterus menjadi rangsangan produksi renin di uteroplasenta, yang
mengakibatkan vasokonstriksi vaskular daerah itu. Renin juga meningkatkan
kepekaan vaskular terhadap zat-zat vasokonstriktor lain (angiotensin, aldosteron)
sehingga terjadi tonus pembuluh darah yang lebih tinggi.
 karena gangguan sirkulasi uteroplasenter ini, terjadi penurunan suplai oksigen dan
nutrisi ke janin. Akibatnya bervariasi dari gangguan pertumbuhan janin sampai
hipoksia dan kematian janin
DIAGNOSIS
Diagnosis pre-eklampsia ditegakkan
berdasarkan :
1.peningkatan tekanan darah yang lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg
•atau peningkatan tekanan sistolik > 30
mmHg atau diastolik > 15 mmHg
•atau peningkatan mean arterial pressure
>20 mmHg, atau MAP > 105 mmHg
2.proteinuria signifikan, 300 mg/24 jam
atau > 1 g/ml diukur pada dua kali
pemeriksaan dengan jarak waktu 6 jam
3.edema umum atau peningkatan berat
badan berlebihan
Preeklamsia Ringan apabila
- TD diastolik 90-110mmHg
- Proteinuria sampai ++
- Tidak ada tanda-tanda lain dari
PEB

PER dapat dengan cepat meningkat


menjadi PEB,
dengan risiko kejang
Kriteria Diagnostik Preeklampsia
Berat
1.Tekanan darah sistolik > 160
mmHg atau diastolik > 110 mmHg
yang berjarak 4-6 jam, dengan
pasien dalam keadaan istirahat.
2.Proteinuria = 5 atau (3+) pada tes
celup strip.
3.Oliguria, diuresis < 400 ml dalam
24 jam
4.Sakit kepala hebat dan gangguan
penglihatan
5.Nyeri epigastrium atau kuadran
kanan atas abdomen atau ada
ikterus
6.Edema paru atau sianosis
7.Trombositopenia
8.Pertumbuhan janin yang terhambat
Gejala klinik pre-eklampsia dapat
bervariasi sebagai akibat patologi
kebocoran kapiler dan vasospasme
yang mungkin tidak disertai dengan
tekanan darah yang terlalu tinggi.
Misalnya, dapat dijumpai ascites,
peningkatan enzim hati, koagulasi
intravaskular, sindroma HELLP
(hemolysis, elevated liver enzyme,
low platelets), pertumbuhan janin
terhambat, dan sebagainya

• Hellp syndrome : hemolysis (H), Elevated


liver enzym (EL), Low platelets (LP
• Laboratoris
- Trombosit : <100.000
- SGOT > 72 IU/L
- Bilirubin > 1,2mg/dl
- LDH > 600 IU/mL
Bila dalam asuhan antenatal diperoleh
tekanan darah diastolik lebih dari 85 mmHg,
perlu dipikirkan kemungkinan adanya pre-
eklampsia membakat.
Apalagi bila ibu hamil merupakan kelompok
risiko terhadap pre-eklampsia.

Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik,


pada kecurigaan pre-eklampsia sebaiknya
diperiksa juga :
1.pemeriksaan darah rutin serta kimia darah :
ureum-kreatinin, SGOT, bilirubin
2.pemeriksaan urine : protein, reduksi,
bilirubin, sedimen
3.kemungkinan adanya pertumbuhan janin
terhambat, konfirmasi USG bila ada.
4.nilai kesejahteraan janin (kardiotokografi).
Komplikasi pre-eklampsia berat /
eklampsia
1.ablatio retinae
2.DIC
3.gagal ginjal
4.perdarahan otak
5.gagal jantung
6.edema paru
7.Impending eclampsia
Pre-eklampsia berat disertai satu atau
lebih gejala : nyeri kepala hebat,
gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium, kenaikan tekanan darah
progresif. Ditangani sebagai kasus
eklampsia
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan pre-eklampsia
1.melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2.mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3.mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta,
pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
4.melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau
ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama
Penatalaksanaan pre-eklampsia ringan
1.dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin
2.tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak
perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-
150/90-100 mmHg).
3.istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari
dan minimal 8 jam pada malam hari)
4.pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
5.pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
6.bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat
antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau
nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau
pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30 mg/hari).
7.diet rendah garam dan diuretik TIDAK PERLU
8.jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1
minggu
9. indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2
minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali
berturut-turut, atau pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat.
Berikan juga obat antihipertensi.
10. jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-
eklampsia berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
11. pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali
ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta,
eklampsia, atau indikasi terminasi lainnya. Minimal usia 38 minggu, janin
sudah dinyatakan matur.
12. persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau
dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II.
Penatalaksanaan pre-eklampsia berat
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif.
1.Aktif berarti : kehamilan diakhiri / diterminasi bersama dengan
pengobatan medisinal
2.Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan bersama dengan
pengobatan medisinal.

Prinsip : Tetap PEMANTAUAN JANIN dengan klinis, USG,


kardiotokografi
1. Penanganan aktif
 Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di
daerah kamar bersalin. Tidak harus ruangan gelap.
 Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih kriteria ini :
 ada tanda-tanda impending eklampsia
 ada HELLP syndrome
 ada kegagalan penanganan konservatif
 ada tanda-tanda gawat janin atau IUGR
 usia kehamilan 35 minggu atau lebih
 Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus
dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam.
 Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena diberikan dalam 10
menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam
drip infus (80 ml/jam atau 15-20 tetes/menit)
 Syarat pemberian MgSO4 : - frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit -
tidak ada tanda-tanda gawat napas - diuresis lebih dari 100 ml dalam 4
jam sebelumnya - refleks patella positif.
 MgSO4 dihentikan bila :
 ada tanda-tanda intoksikasi
 atau setelah 24 jam pasca persalinan
 atau bila baru 6 jam pasca persalinan sudah terdapat perbaikan yang
nyata.
 Siapkan antidotum MgSO4 yaitu Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc
NaCl 0.9%, diberikan intravena dalam 3 menit).
 Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu, dilakukan
induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley,
atau prostaglandin E2.
 Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi atau
ada kontraindikasi partus pervaginam. Pada persalinan pervaginam
kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam
2. Penanganan konservatif
 Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan
penanganan konservatif.
 Medisinal : sama dengan pada penanganan aktif.
 MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda pre-
eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24 jam.
 Bila sesudah 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap
sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera dilakukan
terminasi.
 JANGAN LUPA : OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL, 4-6 L /
MENIT !!
 Obstetrik : pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. Bila ada
indikasi, langsung terminasi
EKLAMSI
 Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
nifas, yang ditandai dengan timbulnya kejang dan / atau koma.
 Sebelumnya wanita hamil itu menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia
(kejang-kejang dipastikan BUKAN timbul akibat kelainan neurologik lain).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala pre-eklampsia disertai
kejang dan atau koma.
 Tujuan pengobatan :
 menghentikan / mencegah kejang
 mempertahankan fungsi organ vital
 koreksi hipoksia / asidosis
 kendalikan tekanan darah sampai batas aman
 pengakhiran kehamilan
 serta mencegah / mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi, sebagai
penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
 Sikap obstetrik : mengakhiri kehamilan dengan trauma seminimal
mungkin untuk ibu.
 Pengobatan medisinal : sama seperti pada pre-eklampsia berat.
Dosis MgSO4 dapat ditambah 2 g intravena bila timbul kejang lagi,
diberikan sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir.
Dosis tambahan ini hanya diberikan satu kali saja.
 Jika masih kejang, diberikan amobarbital 3-5 mg/kgBB intravena
perlahan-lahan.
 JANGAN LUPA : OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL, 4-6 L /
MENIT !!
 Perawatan pada serangan kejang : dirawat di kamar isolasi dengan
penerangan cukup, masukkan sudip lidah ke dalam mulut
penderita, daerah orofaring dihisap. Fiksasi badan pada tempat
tidur secukupnya
Sikap dasar
semua kehamilan dengan eklampsia HARUS diakhiri tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Pertimbangannya
adalah keselamatan ibu.
Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi hemodinamika dan
metabolisme ibu, paling lama 4-8 jam sejak diagnosis ditegakkan.
Yang penting adalah koreksi asidosis dan tekanan darah.
Cara terminasi juga dengan prinsip trauma ibu seminimal mungkin.
Bayi dirawat dalam unit perawatan intensif neonatus (NICU).
 Pada kasus pre-eklampsia / eklampsia, jika diputuskan untuk sectio
cesarea, sebaiknya dipakai ANESTESIA UMUM. Karena kalau
menggunakan anestesia spinal, akan terjadi vasodilatasi perifer
yang luas, menyebabkan tekanan darah turun. Jika diguyur cairan
(untuk mempertahankan tekanan darah) bisa terjadi edema paru,
risiko tinggi untuk kematian ibu.
 Pasca persalinan : maintenance kalori 1500 kkal / 24 jam, bila perlu
dengan selang nasogastrik atau parenteral, karena pasien belum
tentu dapat makan dengan baik. MgSO4 dipertahankan sampai 24
jam postpartum, atau sampai tekanan darah terkendali

Anda mungkin juga menyukai