Anda di halaman 1dari 15

Putri Farah

Qurratu’ain
Tokoh Arsitektur :
list :

Biografi Hasil Karya


Arsitektur

MANAGE PROFILES
Home TV shows Movie Latest My List

Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D. lahir di Bandung, Jawa Barat, 4 Oktober 1971


adalah seorang arsitek dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Jawa
Barat sejak 5 September 2018. Ia memiliki seorang istri bernama Atalia Praratya dan
Biografi dikaruniai 2 orang anak. Sebelum menjadi pejabat, pria yang akrab dipanggil Kang
Emil ini memiliki karier sebagai seorang arsitek merangkap dosen tidak tetap di Institut
Teknologi Bandung. Emil merupakan putra dari pasangan Atje Misbach Muhjiddin
 dan Tjutju Sukaesih. Pada tahun 2013 Kang Emil yang dari kalangan professional
dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Indoesia Raya sebagai wali kota
Bandung dan menjadi pemenang dalam Pemilihan umum Wali Kota Bandung 2013. pada
pemilihan umum Gubernur Jawa Barat 2018. Ridwan Kamil diusung sebagai calon
gubernur, berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum.

 Pendidikan : - SDN Banjarsari III Bandung 1978-1984


- SMP Negeri 2 Bnadung 1984 – 1987
- SMA Negeri 3 Bandung 1987 – 1990
i - Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung 1990 - 1995
More - Master of Urban Design University of California, Berkeley 1999 – 2001
Play information - Doktor Honoris Causa Dong-a University 2019

Slide 4
Home TV shows Movie Latest My List

Karir
Setelah lulus S-2 dari University of California,Berkeley. Ridwan Kamil melanjutkan pekerjaan profesional
sebagai arsitek di berbagai firma di Amerika Serikat. Sebelumnya Ridwan Kamil memulai karier di Amerika sesaat
setelah lulus S-1, akan tetapi hanya berkisar empat bulan ia pun berhenti kerja karena terkena dampak krisis
moneter yang melanda Indonesia saat itu. Tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum
akhirnya mendapat beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil S-2 di Universitas tersebut
Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley. Pada tahun 2002 Ridwan Kamil
pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua tahun kemudian mendirikan Urbane, perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai
Prinsipal PT. Urbane Indonesia, Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Insitut Teknologi Bandung, serta Senior Urban
Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura).
Urbane adalah perusahaan yang didirikan oleh Ridwan Kamil pada bulan Juni tahun 2004 Bersama teman-
temannya. Urbane juga memiliki projek berbasis komunitas dalam Urbane Projek Komunitas di mana visi dan
misinya adalah membantu orang-orang dalam sebuah komunitas perkotaan untuk memberikan donasi dan
keahlian-keahlian dalam meningkatkan daerah sekitarnya. Urbane telah banyak dianugerahi penghargaan dan
juga sering mengikuti kompetisi di bidang desain arsitektur tingkat nasional. Hingga akhirnya di tahun 2013,
Ridwan Kamil terjun ke dunia politik.
list :

Biografi Hasil Karya


Arsitektur

MANAGE PROFILES
Rumah Botol

Rumah botol Ridwan Kamil sebagai hunian pribadinya, bukanlah


sekedar hunian biasa karena mengandung unsur-unsur arsitektur
yang luar biasa.
Bangunan yang dibuat dari tumpukan botol bekas ini bahkan
mendapatkan penghargaan Green Design Award dari Asia Building
Construction Information (BCI) pada 2009.
Konsep rumah botol Ridwan Kamil sendiri yaitu green design dan
dibangun dengan konstruksi yang terbuat dari 30.000 lebih botol
bekas. Ide penggunaan botol ini pun muncul karena kebiasaan pak Emil yang
memperhatikan para pekerjanya sering mengkonsumsi minuman tersebut.
Untuk mengecilkan dampak panas yang diterima, botol digunakan dan
diletakkan pada bagian dinding eksterior. Tidak hanya itu, dengan meletakkan
panel kaca berjarak 60 cm dari dinding botol kaca, udara panas akan
terperangkap di botol kaca dan tidak masuk ke dalam ruangan. Hal ini sudah
dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan departemen arsitektur di
universitas Katolik Parahyangan. Lalu beberapa bagian ruangan juga
dilengkapi dengan panel kaca yang berperan seperti jendela sehingga dapat
dibuka untuk ventilasi udara.
Rumah Botol
Masjid Al Safar
Masjid Al Safar merupakan karya Ridwan Kamil bersama firma arsiteknya
Urbane Indonesia. Masjid itu masuk ke nominasi Abdullatif Al Fozan Award,
ajang penghargaan yang menampilkan desain dan karya masjid di negara-
negara berpenduduk muslim dunia. Masjid Al Safar dimulai sejak 11 Maret
2014..
Masjid Al Safar berdiri di area dengan total luas 6.687 meter persegi.
Bangunan masjid sendiri didirikan di atas lahan seluas 1.411 meter persegi.
Tanah sisanya, yakni seluas 5.276 meter persegi, dijadikan sebagai taman,
kolam, tempat wudhu, dan toilet. Berlokasi di Rest Area Kilometer 88 Jalur B
Jalan Tol Purbaleunyi arah Jakarta, Masjid Al Safar merupakan masjid di rest
area jalan tol terbesar se-Indonesia yang dapat menampung lebih dari 1.200 Masjid ini sempat heboh karena tudingan desain
jamaah. masjid membentuk segitiga seperti lambang iluminati.
Wujud utama Masjid Al Safar mengadaptasi bentuk topi adat yakni iket Sementara itu, Ridwan Kamil menjelaskan konsep
Sunda. Ridwan Kamil dan timnya memakai konsep sculpture atau pahatan. bangunan masjid ini eksperimentasi teori lipat Folding
Maka, Masjid Al Safar pun terlihat seperti batu besar yang dipahat. Masjid Al Architecture.
Safar berbentuk asimetris dengan gaya arsitektur dekonstruksi, Sebenarnya
tidak hanya bentuk segitiga yang terdapat dalam desain masjid ini, melainkan
juga bentuk-bentuk geometri lainnya, seperti segiempat dan sebagainya.
Masjid Al Safar
Masjid Al Irsyad
Masjid ini merupakan sebuah masjid yang terletak di Padalarang, 
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Masjid ini dibangun pada
tahun 2009 dan selesai pada tahun 2010. Bentuk masjid sekilas hanya seperti
kubus besar laiknya bentuk bangunan Kubah di Arab Saudi. Dengan konsep ini,
dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid. Desain masjid ini
dirancang mirip Kakbah. Warna dasarnya abu-abu. Penataan batu bata pada
keseluruhan dinding terlihat sangat mengagumkan. Batu bata disusun
berbentuk lubang atau celah di antara bata solid.
Dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca sebagai dua
kalimat tauhid, Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah, yang artinya Tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kekuatan desain
Masjid Al-Irsyad tampak pada embedding teks kaligrafi Arab dengan jenis
tulisan khat kufi. Bentuknya, dua kalimah tauhid yang melekat pada tiga sisi
bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi
tiga dimensi raksasa.
Celah-celah angin pada empat sisi dinding masjid menjadikan sirkulasi udara di ruang
masjid begitu baik, sehingga tidak terasa gerah atau panas meski tak dipasangi AC atau
kipas angin. Di Bagian imam sengaja tanpa dinding artinya menggambarkan bahwa
setiap makhluk yang salat dia akan menghadap Allah. Lanskap dan ruang terbuka,
sengaja dirancang berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid.
Lingkaran-lingkaran yang mengelilingi masjid itu terinspirasi dari konsep tawaf yang
mengelilingi Kakbah.
Masjid Al Safar
Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami di Banda Aceh yang dirancang oleh arsitek asal Bandung, Jawa
Barat, Ridwan Kamil ini merupakan desain yang memenangkan sayembara tingkat
internasional yang diselenggarakan pada 2007 dalam rangka memperingati musibah
tsunami 2004. Bangunan tersebut berkonsep rumoh Aceh dan on escape hill dan
sebagai referensi utamanya adalah nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi
tsunami.
Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang
dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui
lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan
kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-
orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan
kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai
dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari
terjangan tsunami.[1] Bagian rooftop bangunan Museum Tsunami Aceh pun dirancang
sebagai escape roof, yakni area evakuasi jika terjadi bencana banjir atau tsunami di
kemudian hari. 
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah
satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini. [3]
Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna
sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk
"bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.
Museum Tsunami Aceh

Anda mungkin juga menyukai