Anda di halaman 1dari 16

COVID-19

NAMA :CORNELIA SUARI


NIM :2043700109
PENGERTIAN COVID-19
• Covid-19 Nama ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation). Covid
sendiri merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-2019. Covid-19 yaitu
penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang saluran pernafasan
sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri
tenggorokan.
• Coronavirus masuk dalam, ordonodovirales, keluarga coronaviridae. Ada empat
jenis (genus) coronavirus :
1. Alpha coronavirus (dapat menyerang manusia).
2. Beta coronavirus (dapat menyerang manusia).
3. Delta coronavirus (dapat menyerang hewan).
4. Gamma coronavirus (dapat menyerang hewan).
01
CARA PENULARAN COVID-19
Menurut WHO, Covid-19 menular dari orang ke orang. Caranya
dari orang yang terinfeksi virus corona ke orang yang sehat. Penyakit
menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut
ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu
kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan
orang sehat. Lalu orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut
mereka. Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu
dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan yang terinfeksi
corona.

02
CARA MENCEGAH COVID-19
• Rajin mencuci tangan
• Kurangi berinteraksi dengan orang lain
• Gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh
• Jaga jarak aman (1 meter) dengan orang yang batuk/bersin
• Hindari kerumunan
• Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
• Hindari bepergian ke daerah terjangkit atau bila sedang sakit
• Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum
• Olah daging mentah dengan hati-hati
• Hindari memakan daging hewan yang sakit/ mati karena sakit
• Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila sedang sakit

03
PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
1. Tanpa gejala
2. Ringan/tidak berkomplikasi: gejala tidak spesifik: demam, lemah, batuk (dengan atau
tanpa produksi sputum),anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit tenggorokan, sesak, kongesti
hidung, sakit kepala, jarang: diare, mual atau muntah. Pasien usia tua dan
immunocompromised gejala atipikal. Termasuk didalamnya kasus pneumonia ringan
(setara CAP rawat jalan).
3. Sedang/Moderat: pneumonia tetapi tidak ada tanda berat dan tidak membutuhkan
suplemen tasioksigen(setara CAP rawat inap rg biasa)
4. Berat: Pneumonia Berat: demam atau dalam pengawasan infeksi saluran
napas/pneumonia, ditambah satu dari: RR > 30x/menit, distress pernapasan berat, atau
satu rasi oksigen(SpO2) <93% pada udara kamar atau rasio PaO2/FiO2 < 300.
5. Kritis : Gagal napas, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syoksepsis dan/atau
multiple organ failure.

04
TATALAKSANA COVID-19
1. Tanpa gejala
• Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi, baik isolasi
mandiri di rumah maupun di fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah.
• Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
• Kontrol di FKTP terdekat setelah 10 hari karantina untuk pemantauan klinis
2. Gejala ringan
• Isolasimandiridi rumahselama14 hari
• Ditanganioleh FKTP, contohnyaPuskesmas, sebagaipasienrawatjalan
• Kontroldi FKTP setelah14 hariuntukpemantauanklinis
3. Gejala sedang
Rawat Ruang PerawatanCovid-19/ RumahSakitDaruratCovid-19 selama14 hari
5. Gejala berat
Isolasidi ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan atau rawat secara kohorting

05
TERAPI FARMAKOLOGI COVID-19
1. TANPA GEJALA
• Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin
dikonsumsi. Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat
ACEinhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam
atau Dokter Spesialis Jantung
• Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan ;
 Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
 Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
 Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
 Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink
• Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang
teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan
perkembangan kondisi klinis pasien.
• Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan.

06
TERAPI FARMAKOLOGI COVID-19
2. DERAJAT RINGAN
• Vitamin C dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
- Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C,B, E, zink
• Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
• Salah satu dari antivirus berikut ini:
- Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5-7 hari Atau
- Kombinasi Lopinavir + Ritonavir (Aluvia) 2 x 400/100mg selama 10 hari Atau
- Favipiravir (Avigan) 600 mg/12 jam/oral selama 5 hari
• Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) ATAU Hidroksiklorokuin (sediaan yang ada 200 mg) dosis 400
mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari) dapat dipertimbangkan apabila pasien dirawat inap di RS dan tidak ada kontraindikasi.
• Pengobatan simptomatis seperti parasetamol bila demam.
• Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di
BPOM dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis
pasien.
07 • Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
TERAPI FARMAKOLOGI COVID-19
3. DERAJAT SEDANG
• Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drips
Intravena (IV) selama perawatan
• Diberikan terapi farmakologis berikut:
 Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) atau Hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg)
hari pertama 400 mg/12 jam/oral, selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari) Ditambah
 Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai alternatif Levofloksasin
dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-
7 hari). Ditambah o
• Salah satu antivirus berikut : Oseltamivir 75 mg/12 jam oral selama 5-7 hari Atau Kombinasi
Lopinavir + Ritonavir (Aluvia) 2 x 400/100mg selama 10 hari Atau Favipiravir (Avigan sediaan 200
mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau
Remdesivir 200 mg IV drip/3jam dilanjutkan 1x100 mg IV drip/3 jam selama 9 – 13 hari
• Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP (lihat halaman 56-64)
• Pengobatan simptomatis (Parasetamol dan lain-lain).
08 • Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
TERAPI FARMAKOLOGI COVID-19
4. DERAJAT BERAT
• Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drips Intravena (IV) selama
perawatan
• Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
• Klorokuin fosfat, 500 mg/12 jam/oral (hari ke 1-3) dilanjutkan 250 mg/12 jam/oral (hari ke 4-10) atau 18 Pedoman
Tatalaksana COVID-19 Hidroksiklorokuin dosis 400 mg /24 jam/oral (untuk 5 hari), setiap 3 hari kontrol EKG
• Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai alternatif Levofloksasin dapat diberikan apabila
curiga ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).
• Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi bakteri, pemilihan antibiotik disesuaikan dengan kondisi
klinis, fokus infeksi dan faktor risiko yang ada pada pasien. Pemeriksaan kultur darah harus dikerjakan dan pemeriksaan
kultur sputum (dengan kehati-hatian khusus) patut dipertimbangkan.
• Antivirus :
 Oseltamivir 75 mg/12 jam oral selama 5-7 hari Atau
 Kombinasi Lopinavir + Ritonavir (Aluvia) 2 x 400/100mg selama 10 hari Atau
 Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau
 Remdesivir 200 mg IV drip/3jam dilanjutkan 1x100 mg IV drip/3 jam selama 9 – 13 hari
• Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP (lihat halaman 56-64)
• Deksametason dengan dosis 6 mg/ 24 jam selama 10 hari atau kortikosteroid lain yang setara seperti hidrokortison pada
kasus berat yang mendapat terapi oksigen atau kasus berat dengan ventilator.
09 • Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
• Obat suportif lainnya dapat diberikan sesuai indikasi 
TERAPI NON-FARMAKOLOGI COVID-19
• Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi dengan anggota keluarga
• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin.
• Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
• Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah
• Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
• Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
• Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya (sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore).
• Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik / wadah tertutup yang terpisah dengan
pakaian kotor keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci
• Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)
• Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 38oC
• Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi/terapi cairan, oksigen
• Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan
dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks secara berkala.

10
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
COVID-19
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis COVID-19 dapat dilakukan melalui beberapa metode:
Secara langsung (direct method) menemukan virus atau komponen dari virus dengan:
• Teknik molekuler molekuler: RT-PCR konvensional, Real time RT-PCR dan sequensing
• Kultur virus (dengan BSL3)
• Mikroskop elektron
Secara tidak langsung (incirect method) melalui pemeriksaan immunologis (serologi) baik yang menggunakan
bahan antibodi maupun antigen COVID dengan menggunakan imunokromatografi yang dikenal dengan nama Rapid
test. Penanganan COVID-19 di Indonesia menggunakan Rapid Test Antibodi dan/atau Rapid Test Antigen pada
OTG/kasus kontak dari pasien konfirmasi COVID-19. Rapid Test Antibodi/ Rapid Test Antigen dapat juga digunakan
untuk deteksi kasus ODP dan PDP pada wilayah yang tidak mempunyai fasilitas untuk pemeriksaan RT-PCR atau
tidak mempunyai media pengambilan spesimen (Swab dan VTM). Pemeriksaan Rapid Test Antibodi dan/atau Rapid
Test Antigen hanya merupakan screening awal, hasil pemeriksaan Rapid Test Antibodi dan/atau Rapid Test Antigen
harus tetap dikonfirmasi dengan menggunakan RT-PCR.
Rapid Test Antibodi
Spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada komunitas
(masyarakat)
Rapid Test Antigen
11 Spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah Swab orofaring/ Swab nasofaring. Pemeriksaan ini
dilakukan di fasyankes yang memiliki fasilitas biosafety cabinet
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
COVID-19
Pada pembacaan hasil laboratorium deteksi virus Covid-19 yang perlu diketahui adalah berapa lama virus bisa dideteksi dalam tubuh manusia
khususnya di saluran pernafasan.
• Pertama kali virus masuk melalui hidung kemudian menempel di rongga hidung lalu ke belakang di daerah nasofaring dan di sekitar amandel
(orofaryng) , kemudian turun sampai ke bronkus dan terus ke bawa hingga ke dinding alveolus. Di alveolus sebagai sarang virus paling banyak
ditemui. Semakin ke bawah bahan diambil semakin besar kemungkinan virus terdeteksi.
• Namun, pemeriksaan swab hingga mencapai dinding alveolus tidak mungkin. Jika membutuhkan sampel pemeriksaan dari saluran pernafasan
bagian bawah, maka dilakukan pengambilan sampel bukan dengan swab melainkan dengan teknik cuci bronkus. Kemudian bahan yang bisa
diambil untuk mendapatkan virus yang banyak dari dahak atau riak (sputum).
• Ini pun kadang sulit karena tidak batuk berdahak, perlu teknik provokasi supaya keluar dahak. Akhirnya yang paling praktis diambil bahan dari
rongga hidung bagian belakang (nasofaryng) dan rongga mulut bagian belakang (orofaryng), yang sekarang dikenaldengan istilah swab (usapan).
• Virus dapat bertahan hidup di saluran pernafasan 20 hingga 38 hari dan menjadi dasar pemeriksaan RT-PCR. Sampel pemeriksaan didapatkan
dari saluran pernafasan melalui swab atau dahak untuk kemudian dilihat keberadaan virusnya. Jika terdapat virus, maka hasil pemeriksaan RT-
PCR positif. Lain halnya dengan Rapid test. Pemeriksaan ini bukan untukmendeteksi virustetapi untuk mendeteksi reaksi tubuh karena ada infeksi
virus. Saat virus masuk ke tubuh, tubuh akan bereaksi dengan membentuk antibodi.
• Antibodi dibuat dalam bentuk munoglobulin M (IgM) yang mulai beredar di hari ke-4 sejak virus masuk ke rongga hidung dan terus meningkat
sampai puncaknya yaitu sekitar minggu ke-2 dan ke-3. Namun, setiap orang memiliki kadar antibodi yang berbeda-beda sehingga tergantung
pada rapid test IgM dapat cukup sensitif sampai kadar berapa bisa mendeteksi. Oleh karena itu, jika pemeriksaan pertama hasilnya negati ftetap
harus diulang 10-14 hari lagi.
• Reaksi tubuh setelah pembentukan antibodi IgM adalah membentuk immunoglobulin G (IgG) yang mulai muncul pada hari ke-8 dan pelan-pelan
akan naik sampai puncaknya di minggu ke-3 dan ke-4 dan kemudian akan bertahan di tubuh cukup lama. Jika pemeriksaan awal rapid test IgG
dilakukan kurang dari 8 hari dari masuknya virus dan hasilnya negatif, maka pemeriksaan harus diulang lagi 10-14 hari kemudian.

12
• Jadi IgM menunjukkan pernah terkena infeksi yang baru, IgG menunjukkan pernah terkena infeksi lebih dari 8 hari yang lalu. Apakah saluran
pernafasan ada virus, tidak dapat di deteksi dengan rapid test ini.
CONTOH KASUS COVID-19
D sudah dirawat sebagai pasien yang positif COVID-19 selama 2
minggu, sejak awal mondok hasil pemeriksaan RT-PCR positif, rapid
test IgM dan IgG positif. Kemudian pada hari ke-21 perawatan, hasil
RT-PCR sudah negatif di dua kali pemeriksaan. Namun, rapid test IgM
dan IgG masih positif. Artinya pasien sudah tidak memiliki virus di
nasofaring dan di orofaring. Jika kondisi sudah baik, bisa keluar dari
isolasi. Pemudik yang datang dari zona merah dilakukan pemeriksaan
rapid test IgM dan IgG. Kalau salah satunya menunjukan hasil positif
besoknya dapat diulang. Kalau hasil tetap positif, maka harus
dilakukan swab untuk pemeriksaan RT-PCR.

13
14
ALAT PEMERIKSAAN LAB COVID-19
• Hematology Analyzer
Pemeriksan hematologi dengan menggunakan alat hematology analyzer yang dilakukan di RSST, selain lebih cepat juga ada
beberapa paremeter tambahan untuk membantu mendukung diagnosis COVID–19, seperti HFLC (High Fluorescent
Lymphocyte Count), hitung Limfosit Absolute / ALC, Netrofil Limfosit Rasio (NLR).
• Rapid Tes Antibody
Rapid tes antibody tidak membutuhkan peralatan yang khusus. Selain itu hasil juga dapat dibaca dalam waktu 15-20 menit.
Reagen rapid tes antibody ini ada yang berupa antibodi total dan ada juga yang berupa IgG dan IgM secara terpisah. Kedua
tipe jenis reagen ini juga digunakan di laboratorium RSST. Tes immunoassay / sero-imunologik untuk mendeteksi Antigen
(Ag) atau  Antibody (Ab) dinamakan rapid test adalah karena caranya mudah dan cepat namun akurasi masih rendah.
• TCM (Tes Cepat Molekuler)
Tes cepat berbasis molekuler ini mampu mendeteksi COVID–19 secara qualitative. Dengan target gen : multiple region of
viral genom. Bahan sampel yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah swab nasofaring. Alat TCM yang digunakan di RSST
adalah GeneXpert dengan 4 modul.
• RT PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction)
Teknik PCR merupakan gold standar pada pemeriksaan COVID-19 ini, dengan cara medeteksi adanya gen virus COVID-19.
Teknik yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah dengan memperbanyak atau mereplikasi RNA virus secara enzimatik.
Pemeriksaan PCR ini merupakan pemeriksaan spesifik untuk COVID-19. Kalau hasilnya positif, maka dapat dipastikan ada
virus SARS CoV-2. Namun perlu juga temuan dan analisa klinis yang lainnya untuk mengkonfirmasi infeksi COVID-19.
15 Sebaliknya kalau PCR negatif, tidak boleh disimpulkan, harus ada pemeriksaan dengan sampel kedua. Diambil dihari
berikutmya. Bila sudah 2 kali negatif, baru dapat disimpulkan bahwa PCR negatif.

Anda mungkin juga menyukai