Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN USAHA PERIKANAN

Dalam Manajemen Usaha Perikanan ini


akan membicarakan :
A. Laporan keuangan usaha
1. Neraca (Balance sheet)
2. Laporan Rugi/Laba (Income Statement)
B. Pencatatan transaksi didalam usaha
C. Penyederhanaan pencatatan data usaha
Neraca (Balance sheet)
Neraca adalah suatu daftar
yang berisi harta (assets), utang
(liabilities), dan modal pemilik
(capital) dari suatu perusahaan
pada saat tertentu.
Format Neraca Skontro atau Report Form

Perusahaan Pembesaran Ikan Lele “Mandiri Jaya”


Neraca
Per 1 Januari 2011
Harta Utang

Harta lancar XXXX Utang jangka pendek XXXX


Harta jangka menengah XXXX Utang jangka menengah XXXX
Harta tetap XXXX Utang jangka panjang XXXX
Jumlah Utang XXXX
Modal sendiri XXXX
Jumlah Harta XXXX Jumlah Utang dan Modal Sendiri XXXX
Format Neraca Staffel atau Account Form
Perusahaan Pembesaran Ikan Lele “Mandiri Jaya”
Neraca
per 1 Januari 2011
Harta
Harta lancar XXXX
Harta jangka menengah XXXX
Harta tetap XXXX

Jumlah Harta XXXX

Utang
Utang jangka pendek XXXX
Utang jangka menengah XXXX
Utang jangka panjang XXXX
Jumlah Utang XXXX
Modal sendiri XXXX
Jumlah Utang dan Modal Sendiri XXXX
Laporan Rugi/Laba
(Income Statement)
Laporan Rugi/Laba, adalah laporan
penting kedua selain dari neraca,
digunakan sebagai alat pengawasan
untuk mengetahui besarnya pendapatan,
besarnya biaya, serta laba bersih yang
diterima.
Pencatatan transaksi
Sifat dari transaksi dan pengaruhnya
terhadap kegiatan usaha di gambarkan
pada persamaan berikut :

Harta = Utang + Modal


Penggunaan Account
Untuk menghindarkan kesalahan-
kesalahan pencatatan atas suatu transaksi
maka setiap transaksi dicatat minimal pada
2 perkiraan yang berlawanan ialah yang
menerima dan mengeluarkan sehingga
selalu berada dalam keadaan seimbang
( prinsip neraca )
Aturan mendebet atau mengkredit pada real account ( No. 1-3 ) dan
nominal account ( No 4dan 5) adalah sebagai berikut :
1. Untuk perkiraan harta ( misalnya perkiraan kas, piutang, pekan .
mesin, Gedung dan lain-lain ).
 Dicatat di sebelah debet jika bertambah
 Dicatat di sebelah kredit jika berkurang
2. Untuk perkiraan utang ( utang usaha ikan Mandiri Jaya )
 Dicatat di sebelah debet jika bertambah
 Dicatat di sebelah kredit jika berkurang
3. Untuk perkiraan modal ( Modal si Badu , si Amin )
 Dicatat di sebelah debet jika bertambah
 Di catat di sebelah kredit jika berkurang
4. Untuk perkiraan ongkos / harga pokok
 Dicatat di sebelah debet jika bertambah
 Dicatat disebelah kredit jika bertambah
5. Untuk perkiraan pendapatan
 Dicatat disebelah debet jika bertambah
 Dicatat di sebelah kredit jika berkurang / di hapuskan
Jadi jika si badu melaksanakan suatu usaha dimana pada
tinggal :

1/1 memasukan uangnya sebagai modal Rp 2.000.000


2/1 Membuat kolam Rp 1.500.000
3/1 Membeli induk dengan kredit Rp 6.000.000
10/1 Membayar utang pakan Rp 100.000
12/1 Menjual hasil kebun Rp 600.000
15/1 Membayar kas - upah pegawai Rp 50.000
- Listrik Rp 50.000
30/1 Obat- obatan terpakai Rp 50.000
30/1 Pembeliaan pribadi Rp 100.000
31/1 Susut kolam Rp 100.000
Maka pencatatan transsaksi tersebut sebagai berikut :
Transaksi 1/1 : Perkiraan kas (+) -------- D
Perkiraan kapital (+) -------- K

Transaksi 2/1 : Perkiraan kas (- ) -------- K


Perkiraan kolam (+) -------- D

Transaksi 3/1 : Perkiraan usaha ikan (+) -------- D

Perkiraan utang usaha (+) -------- K

Transaksi 10/1: Perkiraan kas (- ) -------- K


Perkiraan utang usaha (- ) -------- D
Transaksi 12/1 : Perkiraan kas (+) -------- D
Perkiraan hasil kebun (+) -------- K

Transaksi 15/1 : Perkiraan kas (- ) -------- K


Perkiraan upah (+) -------- D
Perkiraan biaya listrik (+) -------- D

Transaksi 30/1 : Perkiraan obat-obatan (- ) -------- K


Perkiraan biaya obat (+) -------- D
Perkiraan kas (- ) -------- D
Perkiraan pembelian
pribadi (+) -------- D

Transaksi 31/1 : Perkiraan biaya


penyusutan kolam (+) --------- D
Perkiraan akumulasi
penyusutan (- ) --------- K
Menilai ratio sebagai perangkat dan analisa keuangan, ada 4 :
a. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio) yang menunjukkan
kemampuan dari operator usaha perikanan untuk
menyediakan uang agar kegiatan usaha tidak terganggu.
Untuk analisa ini terdapat dua ratio :
Current Assets
1. Current Ratio =
Current Liabilities
Bila hasilnya lebih dari 1 menunjukkan usaha perikanan
semakin likuid. Inilah barometer dari posisi likuiditas yang
terpenting.
Current Assets – Inventory
2. Acid Test Ratio =
Current Liabilities
Pada usaha perikanan terdapat sejumlah persediaan
(inventory) yang tidak segera dapat dipasarkan, misalnya
hasil panen, induk. Semakin besar ratio ini semakin baik,
tetapi umumnya di bawah 1
b. Solvency Ratio (Ratio kemampuan untuk membayar
utang)
Ratio ini menghitung hubungan antara klaim assets total
terhadap perusahaan. Terdapat 2 perhitungan terhadap
ratio ini, yaitu :
Total Liabilities
1. Leverage Ratio =
Net Worth
Bila hasilnya semakin besar berarti klaim terhadap usaha
semakin tinggi dan resiko keuangan semakin besar.
Total Assets
2. Net Capital Ratio =
Total Liabilities
Bila hasilnya lebih besar dari 1 menunjukkan likuiditas
usaha semakin baik, berarti kemampuan membayar lebih
besar.
c. Profitability Ratio (Ratio Keuntungan)
Raito ini menunjukkan hubungan antara pendapatan (income)
terhadap investasi yang sering disebut tingkat pengembalian
terhadap investasi (rate of return on investment). Untuk
perhitungan ini terdapat 2 hal :
Total returns to debt and equity capital
invested in the farm business
1. Rate of return on debt =
and equity capital Total farm business assets

Total returns to equity capital


Invested in the farm business
2. Rate of return of equity =
capital Farm business net worth

Pada umumnya hasilnya dibawah 10%, bila hasilnya semakin


besar menunjukkan keuangan yang semakin baik.
d. Efficiency Ratio
Ratio ini dipakai untuk menghitung penggunaan sumber daya
untuk mencapai sasaran tanpa menyia-nyiakan sumber daya
yang ada, sehingga diupayakan bertindak seefisien mungkin.
Terdapat tiga ukuran untuk menghitung, yaitu :
Cross farm income
1. Turnover Ratio =
Total farm business assets owned
and rented
Samakin tinggi tinggi hasilnya semakin efisien, pada umumnya
di bawah 1.
Fixed cash expense
2. Expense structure ratio =
Total cash expense
Semakin tinggi hasilnya menunjukkan semakin kaku (inflexible)
operator usaha menyesuaikan dengan cepat dan efisien
terhadap kondisi perubahan pada hasilnya sekitar 15%.
Total expense
3. Gross Ratio =
Gross farm income
METODE ANALISIS
Metode analisis finansial dapat dikelompokkan
ke dalam dua metode :
1. Analisis tanpa memperhitungkan faktor waktu
atas nilai uang (time value of money)
a.Revenue-Cost Ratio (R/C), yaitu perbandingan antara
penerimaan dan pengeluaran biaya. Bila R/C > 1,
dianggap layak, R/C < 1 dianggap tidak layak,
sedangkan R/C = 1 (trade off), dapat dilaksanakan
atau tidak tergantung kepada keputusan dari pihak
yang akan melaksanakan usaha.
b.Payback Period
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi
bisa kembali. Karena itu satuannya bukan persentase
tetapi satuan waktu (hari, bulan dan tahun). Kalau
payback period ini lebih pendek dari yang dipersyaratkan
maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi bila lebih
panjang maka proyek tersebut tidak menguntungkan.
Husnan, Suad dan Pujiastuti, Enny (1998) menyatakan
bahwa dalam menghitung payback period yang
dibandingkan adalah investasi awal (initial investment)
dengan taksiran kas bersih (operational net cash inflow)
per tahun. Taksiran kas masuk bersih adalah
penjumlahan dari laba bersih dan penyusutan pada
tahun yang bersangkutan.
Kelemahan dari metode ini :
 Diabaikannya nilai waktu uang
 Diabaikannya aliran kas setelah periode payback
c. Break Even Point (BEP)
Angka yang menunjukkan pada tingkat penjualan
berapakah yang mengakibatkan keadaan usaha
tidak mengalami keuntungan atau kerugian (titik
impas)
BEP dinyatakan dalam nilai uang (Rp.) dan
jumlah unit.
Formula :
BT
BEP (Rp.) =
1 – BV/Pj
Keterangan :
BT : Biaya Tetap (Fixed Cost)
BV : Biaya Variabel (Variable Cost)
Pj : Penjualan (Sales)
Hj/st : Harga jual per satuan
BV/st : Biaya Variabel per satuan
2.Analisis dengan memperhitungkan faktor
waktu atas nilai uang
a. Net Peresent value (NPV)/ Nilai Bersih
Sekarang
b. Benefit – Cost ratio (B/C)  Profitability
Index
c. Internal Rate of Return (IRR)

3.Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)


4. Jenis Proyek dilihat dari segi hubungan
keterkaitannya :
(1).Proyek Kontijensi (Contigency Project)
 dipilihnya satu proyek menyebabkan
harus diikutsertakannya proyek yang lain.
(2).Proyek yang saling meniadakan (Mutually
Exclusive Project)
 jika dipilihnya salah satu proyek
menyebabkan tidak dapat dipilihnya usulan
proyek yang lain.

Anda mungkin juga menyukai