Anda di halaman 1dari 46

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Karsim, S.Kep, Ns. M. Kep


Kuliah Tamu Prodi Kebidanan Universtas Muhammadiyah Sidoarjo
Rabu, 26 AGUSTUS 2020
BEBERAPA BATASAN/DEFINISI
1. Kolonisasi
Keadaan ditemukan adanya agen infeksi, dimana organisme hidup, tumbuh dan berkembang biak, tapi tanpa
diserta respon imun/gejala klinik.

2. Infeksi
Keadaan ditemukan adanya agen infeksi (mikroorganisme), dimana terdapat respon imun tetapi tidak disertai
gejala klinik.

3. Penyakit infeksi
Keadaan ditemuakan adanya agen infeksi(mikroorganisme) yang diserta adanya respon imun dan gejala klinik.

4. Penyakit menular atau infeksius


Penyakit (infeksi)tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung dan tidak
langsung.

5. Inflamasi (radang atau peradangan lokal)


Respon tubuh terhadap suatu agen yang ditandai adanya sakit/nyeri, panas, kemerahan, pembengkakan dan
gangguan fungsi.
LANJUTAN ….
6. Systemik Inflammatory Response Syndrome (SIRS)
Sekumpulan gejala klinik atau kelainan laboratorium yang merupakan respon
tubuh(inflamasi) yang bersifat sitemik.

7. Healthcare-associated infections (HAIs)


Infeksi yang terjadi di RS oleh mikroorganisme yang berasal dari RS dan tidak
sedang berada pada masa inkubasi
PENGERTIAN PPI

Suatu upaya kegiatan untuk mencegah,


meminimalkan kejadian infeksi pada pasien ,
petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi (PMK no 27/2017)
TUJUAN PPI

Menurunkan atau meminimalkan insiden rate


Bagaimana infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan pada
pasien , petugas dan pengunjung serta masyarakat
dg covid
sekitar rumah sakit dan fasilitas pelayanan
…?? kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost effectiveness
as pa da a n STRATEGY PPI DALAM
Ke w
isolasi PENANGANAN COVID-19 ( WHO )

1 memastikan dilakukan triase cepat,identifikasi awal,pengendalian sumber sumber;hindari


overcrowding,penempatan khusus,zonasi

2 Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan standart untuk semua pasien

Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan tambahan empiris atas kasus covid-19


3 ( kewaspadaan transmisi )

Menerapkan pengendalian administratif (penerapan Habit ) Diklat, monitoring


4
kepatuhan,rasio staff-pasien memadai

Menjalankan pengendalian dan rekayasa lingkungan:penempatan pasien ,ventilasi,durasi, jarak


5 dekontaminasi ,pemisahan minimal 1meter antar pasien,pengaturan jarak,pembatasan fisik dll
KEWASPADAAN ISOLASI

Kewaspadaan Standar Kewaspadaan transmisi/ tambahan..


Stretegy PPI ke-2 Stretegy PPI ke-3

 Kebersihan tangan
 APD sesuai risiko • Trasmisi droplet
 Kebersihan pernafasan (Etika batuk)
 Pemrosesan alat kesehatan
• Trasmisi kontak
 Penanganan linen WHO • Trasmisi Airborne
 Pengendalian lingkunaan
 Penanganan limbah&benda tajam
 Penyuntikan yang aman
 Perllindungan kesehatan karyawan
 Penempatan Pasien
 Praktik lumbal punksi
01 KEWASPADAAN STANDAR
JAGA KEBERSIHAN TANGAN
KEBERSIHAN TANGAN

Pengertian :
Proses secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun dan air.

Tujuan:
1. Menghilangkan atau meminimalkan mikroorganisme ditangan
2. Mencegah perpindahan mikroorganisme dari lingkungan kepasien, dari pasien kepasien dan
dari pasien ke petugas kesehatan.
3. Tindakan utama dalam pencegahan dan pengendalian HAIs

Indikator kualitas Patient Safety


Tangan media transmisi patogen tersering di RS
SAAT INI PROMOSI
KEPATUHAN CUCI TANGAN
MUDAH……
PENTINGNYA CUCI TANGAN

Tangan petugas setelah melakukan pemeriksaan Abdomen pada Penderita

Sesudah Cuci Tangan  MRSA -


Sebelum Cuci Tangan  MRSA +

(Australian Guidelines for the Prevention and Control of Infection in Healthcare, 2010)
JANGAN MENYENTUH WAJAH

Dalam kondisi tangan yang


belum bersih sebisa mungkin
hindari menyentuh area wajah
khususnya mata, hidung dan
mulut
02 TERAPKAN KEBERSIHAN PERNAFASAN

(1) Perhatikan etika batuk atau bersin

(2) Gunakan masker kain /masker bedah


apabila mengalami ganguan system
pernafasan.

(3) Apabila tidak ada masker, maka tutup mulut


dan hidung menggunakan tissue /
menggunakan lengan atas bagian dalam
saat batuk atau bersn. Tissue segera buang
ke tempat sampah tertutup

(4) lakukan kebersihan tangan setelah kontak


dengan sekret pernafasan
(5) Pisahkan penderita dengan infeksi
pernafasan idealnya > 1meter di ruang tunggu Fasyankes
Masker Kain < 4 jam atau kotor/basah : ganti
ALAT PELINDUNG
03 DIRI

 Use a respirator whenever entering and


providing care within the patient
isolation facilities ensuring that the seal
of the respirator is checked before every
covid use.
 Perform hand hygiene immediately after
removing the respirator.
 Aerosol-generating procedures (AGP) . . .

 GAUN > < COVERALL : Tidak


1. Resiko paparan dan metode Transmisi mengharuskan menggunakan
2. Cara "memakai" dengan BENAR coverall jika tersedia dapat
3. Cara "melepas" dengan BENAR dipergunakan
4. Cara mengumpulkan ("disposal") setelah dipakai .  APD singleuse dan re Use :
tergantung kondisi, bahan APD dan
standar
Contoh….APD
PASTIKAN APD DIGUNAKAN SECARA RASIONAL DAN TEPAT

Jenis APD yang digunakan saat Tenaga kesehatan yang terlibat


merawat pasien COVID-19 akan dalam perawatan pasien langsung
berbeda-beda tergantung situasi, harus menggunakan APD sesuai
jenis tenaga kerja, dan kegiatannya indikasi

Bagi masyarakat umum, orang-


orang yang mengalami gejala yang
Khusus untuk prosedur-prosedur menunjukkan COVID19 atau yang
yang menghasilkan aerosol dan merawat pasien COVID-19 di rumah
perawatan-perawatan dukungan APD harus mendapatkan masker medis
Lengkap dan instruksi penggunaannya
04 KEBERSIHAN LINGKUNGAN
• Lakukan prosedur pembersihan dan
disinfeksi rutin sekitar lingk. dgn cara
mengelap seluruh permukaan
lingkungan ruangan dan pengepelan
lantai ruangan cairan detergen 
bersihkan dengan air bersih 
menggunakan klorin 0.05 %.( 0.1 % WHO)
Cairan pembersih harus diganti setelah
digunakan di area perawatan pasien
COVID-19.
• Aplikasi desinfektan ke permukaan
lingkungan secara rutin di dalam
ruangan dengan penyemprotan atau
fogging tidak direkomendasikan
05 PENANGANAN LINEN
 Linen yang kotor harus ditempatkan dalam kantong atau konteiner
anti bocor dengan memberi label yang jelas.
 Buang benda padat atau kotoran yang ada pada linen sebelum
dimasukkan ke kantong atau konteiner linen kotor.
 Cuci lilnen dengan menggunakan mesin cuci dengan air hangat pada
suhu 60−90 ° C, dan menggunakan chemical sesuia standar RS.
 Setelah proses pencucian linen dikeringkan seperti proses linen RS
pada umumnya.
 Jika mesin cuci tidak tersedia, linen dapat direndam air panas dan
sabun dalam drum besar menggunakan tongkat untuk mengaduk dan
berhati-hati untuk menghindari percikan. Setelah itu drum
dikosongkan dan linen direndam dalam klorin 0,05% (500 ppm)
selama kurang lebih 30 menit. Terakhir , cucian harus dibilas dengan
air bersih dan linen dibiarkan kering sepenuhnya sinar matahari.
05ALUR PENANGANAN LINEN

PENGUMPULAN TRANFORTASI

PENCUCIAN PENERIMAAN
LINEN KOTOR

PENGERINGAN
PELIPATAN/SE
TRIKA

PENYIMPANAN
DISTRIBUSI
06 PERALATAN PERAWATAN PASIEN

1. Peralatan kritikal ALAT KESEHATAN YANG SUDAH


DIPAKAI/TERSENTUH PASIEN COVID-19
DIPERLAKUKAN PERALATAN
2. Peralatan semi kritikal TERKONTAMINASI

3. Peralatan non kritikal

Desinfeksi area permukaan, statescope,


tensimeter dll
KEWASPADAAN STANDAR: PEMROSESAN ALAT
KESEHATAN

Segera proses alat kesehatan yang sudah dipakai melalui proses pre-
cleaning – cleaning – disinfeksi – sterilisasi sesuai klasifikasi
peralatan; kritikal-semi kritikal-non kritikal
Simpan peralatan yang sudah diproses sesuaikebijakan dan SOP
Tidak menempatkan peralatan kesehatan sembarang tempat
Tidak menggunakan peralatan kesehatan sebelum diproses setelah
dipakai sebelumnya
16
ALUR PENANGANAN ALAT
KESEHATAN
PENGUMPULAN,
TRANFORTASI PEMBERSIHAN
Pre-
Cleaning/Ensimatik,
Pencucian,
PEMILIHAN PENGERINGAN Desinfeksi.

PENGEMASAN/
PENYUSUNAN STERILISASI
VALIDASI
DISTRIBUSI PENYIMPANAN
17
32
u se
re

Co
nt oh PERSAYARATAN REUSE 33

RESPIRATOR N95
• Re use tidak digunakan untuk prosedur yang
menghasilkan aerosol
• Tidak kotor atau terkontaminasi darah, cairan
hidung atau cairan tubuh lain.
• Tidak rusak, misalnya segel logam patah atau karet
putus.
• Digunakan Kembali oleh staf yang sama
• Maksimal reuse disepakati
• Diberi penandaan, tanggal mulai pemakaian, nama
pemilik dan jumlah reuse
• Memiliki SPO tertulis
• reuse
Prosedur Desinfeksi 34

 Siapkan alat : kantong, mesin dry heat, APD


(sh
 Pemakai mengisi Tanggal nama dan jumlah
pemakaian pada masker
 Setelah digunakan langsung dimasukkan
kantong dan ditempatkan dalam kontainer
 Kirim ke cssd untuk proses desinfeksi.

 Masker dalam kantong dilakukan sealing


tanpa mengeluarkan masker.
 Masukkan masker ke mesin untuk
desinfeksi di suhu 75◦ selama 30 menit.
 Lakukan Fit Test Sebelum Masker
digunakan
PENYUNTIKAN YANG AMAN

1. Menggunakan jarum suntik sekali pakai


2. Segera buang jarum suntik yang sudah
dipakai ke tempat benda tajam tahan tusuk
dan tahan air tanpa direcapping sesuai
PERMENKES 27 tahun 2017
3. Berikan segera obat suntikan yang telah
dilarutkan
TATALAKSANA LIMBAH

(1) Limbah pasien COVID-19 dianggap sebagai limbah


infeksius dan penatalaksanaan sama seperti limbah
infeksius lainya

(2) Segera buang limbah yang dihasilkan, ke tempat


pembuangan limbah sesuai kebijakan dan SOP

(3) Pertahankan tempat limbah tidak lebih mencapai 3/4


penuh sudah dibuang

(4) Pertahankan kebersihan kontainer sampah senantiasa


bersih
Transmission-based
precautions
CONTACT PRECAUTION Type of
interaction
KONTAK LANGSUNG DGN ORG YG TERINFEKSI with the
SARS-COV-2 MENYENTUH/JABAT TANGAN) patient

Droplet precaution Amount of


Mode of
saluran napas seperti batuk dan bersin body fluid
transmission
that will be
of the disease
generated

Airborne precaution
Percikan aerosol
TRANSMISI KONTAK
• Transmisi melalui kontak langsung dengan
membran mukosa atau kulit

• Transmisi akibat kontak langsung dengan sekret


yang berisi agen infeksius

• Kontak tidak langsung dapat menyebabkan


transmisi dengan melibatkan agen infeksi
dengan benda atau permukaan yang
terkontaminasi.
JAGA JARAK (PHYSICAL DISTANCING )
Menjaga jarak aman dengan orang lain minima; 1
meter dan menghindari kerumunan

PHYSICAL DISTANCING
1.Hindari mendatangi
kerumunan orang
2.Minimalisir kontak fisik
dengan oaring lain
3.Tidak mengadakan acara
yang mengundang orang
banyak
4.Tetap menggunakan masker
Nela 2020
TRANSMISI DROPLET DAN
AIRBORNE

Jianjian Wei PhD, Yuguo Li PhD * Department of Mechanical Engineering, The University of Hong Kong, Hong Kong
LANGKAH KEWASPADAAN TRANSMISI DROPLET

 Melaksanakan kewaspadaan standar/lapis


pertama
 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan,
pintu boleh terbuka
 MembersiKan ruangan dua kali sehari dan
bila perlu ,tidak perlu
melakukan fogging dan UV
 Menempatkan pasien di ruangan tersendiri,
jika tidak memungkinkan lakukan kohorting,
tidak memungkin ber jarak minimal satu
meter
 Pasien senantiasa berada di ruangan, kecuali jika
ada tindakan/terapi keluar ruangan lain, pasien
menggunakan masker bedah
LANGKAH KEWASPADAAN TRANSMISI UDARA
Langkah kewaspadaan transmisi udara dianjurkan HANYA prosedur yang
menyebabkan timbulnya Aerosol seperti :
Tracheal intubasi - Non invasive ventilation ( CPAP)
 Sputum Induced by using nebulized hypertonic saline
Tracheostomy , Cardio Pulmonary rsesucitation (CPR)
 Autopsy procedure
Hal ini wajib
Ruangan khusus dengan ventilasi yang memadai : Ventilasi alami dengan aliran udara
setidaknya 160 L/s per pasien atau di ruangan bertekanan negative dengan setidaknya
12 ACH dan arah aliran udara yang terkendali saat ventilasi mekanis digunakan
APD : Kontak + Droplet +
- ganti masker medis dengan N95 atau FFP2 (Filtering Face Piece) atau
setara
STRATEGI PPI – KEWASPADAAN
TRANSMISI
Penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi antara lain:
1. Melakukan triase dengan melakukan penyaringan dipintu masuk ruang penerimaan pasien baru.
2. Pemisahan antara pasien dengan gangguan sistem pernapasan dan tidak dengan gangguan sistem
pernapasan
3. Memberi penanda khusus untuk mengatur jarak minimal 1 meter di lokasi-lokasi antrian pasien/pengunjung
4. Membuat penghalang fisik (barrier) antara petugas dan pengunjung. Pembatas terbuat dari kaca atau mika
dan dapat dipasang pada: loket pendaftaran, apotek, penerimaan spesimen, kasir, dan lain-lain.
5. Mengatur penempatan posisi meja konsultasi, tempat tidur periksa dan kursi pasien dengan tenaga
kesehatan, dan lain - lain yang mencegah aliran udara dari pasien ke pemeriksa/petugas.
6. Menempatkan kasus suspek atau terkonfirmasi positif di ruang Isolasi khusus
7. Petugas kesehatan yang memberikan perawatan untuk pasien sebaiknya ditetapkan untuk mengurangi
transmisi.
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai