Anda di halaman 1dari 29

Tragedi Bom Bali

(2002)
SEMESTER 3-MIPA-2
Nama Anggota:
1. Awalia Nevy Maelani (07)
2. Erlinta Putri Nariswari (12)
3. Harrijun Nur Jannah (16)
4. Ignatius Joefa Kriswanto (19)
5. Jovian Nataniel (21)
6. Khairunnisa Hasnanda (22)
KRONOLOGI
KEJADIAN
Peristiwa Bom Bali I berawal ketika Umar Patek
memutuskan tinggal di Sukoharjo, yaitu di
rumah kontrakan Dulmatin.
Hal ini dilakukan Umar Patek agar memudahkan
komunikasi dengan Dulmatin, terkait rencana
perlawanan mereka terhadap tentara Amerika
Serikat dan sekutunya. Rencana ini disepakati
saat mereka mengikuti pelatihan di Afganistan
pada bulan September 2002.

AWAL
BERMULA
Pada saat Umar berada di rumah
Dulmatin itulah, Umar ditemui
oleh Imam Samudra dan
mengajaknya untuk membunuh
orang-orang asing yang berada
di Bali, menggunakan bom.
Selanjutnya, Dulmatin menemui Umar untuk memintanya segera ke
Denpasar, Bali dan memberikan informasi bahwa Imam Samudra
sudah berada di Bali. Umar pun berangkat melalui terminal Tirtonadi
Solo diantar Dulmatin dengan menggunakan sepeda
motor.Sesampainya di terminal Ubung Denpasar Bali, Umar
dijemput oleh Imam Samudra dan Idris dengan menggunakan mobil
Feroza. Lalu mereka menuju rumah kontrakan yang telah disediakan
Imam Samudra yang beralamat di Jalan Pulau Menjangan, Denpasar.

Setelah berada di kontrakan tersebut, Umar bertemu dengan Sarjiyo


dan Sawad yang tengah meracik dan mencampur bahan peledak jenis
potasium klorat, sulfur dan bubuk alumunium. Umar dan kedua
orang tersebut kenal sejak sama-sama sekolah di Akademi Militer
milik Mujahidin Afganistan di Saddah, Pakistan pada tahun 1991
sampai 1993.
Imam Samudra lalu meminta Umar untuk
membuat bahan peledak bersama Sarjono alias
Sawad. Proses pembuatan bubuk hitam itu
dilakukan selama tiga minggu.

Setelah itu, Ali Imron datang ke rumah itu


bersama dengan Dr. Azhari, Dulmatin, Muklas,
Amrozi dan Abdul Ghoni. Mereka datang
menggunakan mobil L 300 berwarna putih
dengan membawa empat set filing cabinet
sebagai wadah bom.
Setelah bahan peledak selesai dibuat oleh Umar, kemudian
bersama Dr. Azhari dan Sawad, Umar memasukkan bubuk hitam ke dalam
empat filing cabinet tersebut. Sementara itu, Dulmatin membuat rangkaian
elektronik bom.

Kemudian, Umar dan Dr. Azhari merangkai detonating cord dari satu filing
cabinet ke filing cabinet lain. Selanjutnya filling cabinet tersebut diletakkan
di mobil L 300. Setelah itu, Dulmatin melanjutkan pemasangan rangkaian
elektronik bom di mobil L 300 antara filing cabinet satu dan yang lain.

Umar dan Dr. Azhari juga membuat bom rompi dengan menggunakan
sepuluh potong pipa paralon yang diisi dengan bahan peledak. Selain itu
juga membuat bom kotak. Pada Kamis, tanggal 10 Oktober 2002 bom mobil
Mitsubishi L 300, bom rompi dan bom kotak selesai dibuat dan siap
diledakkan.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 16.00 WITA, Dulmatin dan Dr. Azhari
mengajari Ali Imron untuk menyalakan switch bom yang terpasang di
mobil, rompi dam kotak. Cara menyalakan switch inilah, yang diajarkan
Ali Imron kepada Jimi alias Arnasal Iqbal alias Isa yang telah
dipersiapkan sebagai eksekutor bom bunuh diri.

Sementara pada malam harinya, Ali Imron dan Idris menguji


kesiapan Jimi dalam hal mengendarai mobil. Setelah itu, Dulmatin dan Dr.
Azhari meninggalkan Denpasar. Sementara Umar dan Abdul Ghoni tetap
di Denpasar.
Kemudian, pada Jumat 11 Oktober 2002, sekitar pukul 08.00
WITA, Umar meninggalkan rumah itu menuju Surabaya
dengan menggunakan bus.

Pada Sabtu pagi, 12 Oktober 2002 Ali Imron memasang tiga


switch bom di sebelah kiri jok sepeda motor Yamaha FIZR
warna merah. Masing-masing satu switch untuk mematikan
mesin motor, satu switch untuk mematikan lampu rem
belakang dan satu switch untuk mematikan lampu belakang.

"Hal ini dilakukan untuk


mengelabui agar
pengguna sepeda motor
tak terpantau petugas,"
kata Bambang.
Pada 12 Oktober 2002, Ali Imron
pada pukul 20.45 WITA, dengan
menggunakan sepeda motor Yamaha
dengan membawa satu bom kotak yang
beratnya sekitar 6 kilogram dengan
sistem remote handphone.

"Karena di tempat tersebut


Ali banyak berkumpul
"Karena orang
di tempat tersebut
Ali Imron
Imron kemudian
kemudian menentukan
menentukan
lokasi asing,"
banyak kata dia.
berkumpul orang
lokasi sasaran
sasaran peledakan
peledakan bom,
bom, yaitu
yaitu
di
di Konsulat
Konsulat Amerika
Amerika Serikat
Serikat di
di asing," kata dia.
Renon,
Renon, Sari
Sari Club
Club dan
dan Paddy's
Paddy's Pub
Pub di
di
Legian,
Legian, Kuta,
Kuta, Bali.
Bali.
Bom tersebut, kemudian diletakkan di trotoar di
samping kanan kantor Konsulat Amerika Serikat. Ali
Imron lalu pergi ke Sari Club dan Paddy's Pub untuk
melihat situasi serta arus lalu lintas. Setelah itu, Ali
Imron kembali ke rumah kontrakan tersebut.

Kemudian sekitar pukul 22.30 WITA, Ali Imron


bersama dengan Jimi menuju Legian dengan
menggunakan mobil L 300. Sementara Idris
mengikuti dengan menggunakan motor Yamaha.
Setibanya di lokasi, Ali Imron menyuruh Iqbal untuk
mengenakan bom rompi dan menyuruh jimi untuk
menggabungkan kabel-kabel dari detonator ke kotak
switch bom mobil L 300.
Selanjutnya, ketika mendekati pertigaan Jalan Legian, Iqbal dan Jimi telah siap untuk
melakukan aksi bom. Pada saat itu, Ali Imron turun dari mobil L 300 yang telah diparkir
sekitar 50 meter dari pertigaan. Selanjutnya, Jimi mengambil alih kemudi untuk melaksanakan
tugasnya melakukan bom bunuh diri di depan Sari Club. Sementara Iqbal melaksanakan
tugasnya untuk meledakkan bom rompi di Paddy's Pub.

Di lokasi tersebut, Idris menjemput Ali Imron dengan sepeda motor Yamaha menuju jalan
Imam Bonjol. Dari tempat inilah, Ali Imron menggunakan handphone sebagai remote control
dan menekan nomor handphone yang terpasang pada bom yang telah diletakkan di depan
Konsulat Amerika.
Sekitar satu menit kemudian, Ali Imron telah mendengar suara ledakan
dahsyat dari arah Kuta yang diyakini bahwa ledakan itu berasal dari bom
mobil L 300 yang telah diledakkan oleh Jimi.

Satu minggu setelah peledakan bom itu, Umar hadir dalam pertemuan dengan
Dulmatin di Surakarta. Pertemuan tersebut dipimpin Muklas, dan dihadiri
oleh Amrozi, Imam Samudra, Dulmatin, Ali Imron, Sawad, Abdul Ghoni, dan
Idris. Pertemuan tersebut membahas keberhasilan pengeboman di Bali.

Sementara pengeboman di tiga tempat tersebut mengakibatkan 192 orang


meninggal. Sebanyak 187 orang telah teridentifikasi, 5 jenazah belum
teridentifikasi dan 197 potongan tubuh belum teridentifikasi. Ledakan juga
mengakibatkan 422 unit fasilitas publik rusak, di antaranya jaringan telepon,
listrik dan saluran PDAM.
ALASAN TERGOLONG HAM BERAT
Kasus
Kasuspengeboman
pengebomanBaliBalitahun
tahun2002
2002memang
memangtermasuk
termasukkeke
dalam
dalamkategori
kategoripelanggaran
pelanggaranHAM HAMBerat
Beratkarena
karenatelah
telah
mengakibatkan
mengakibatkankematian
kematianbagibagiorang
orangbanyak
banyakdan
dan
merupakan kejahatan genosida yang menyalahi
merupakan kejahatan genosida yang menyalahi pasal pasal
peradilan
peradilanHAM
HAMyangyangada.
ada.Pelanggaran
PelanggaranHAM
HAMyangyang
bersifat
bersifatberat
beratmenurut
menurutUUUURI RINo.
No.16
16Tahun
Tahun2000
2000tentang
tentang
Pengadilan
PengadilanHAMHAMdapat
dapatdiklasifikasikan
diklasifikasikanmenjadi
menjadidua,
dua,
yaitu
yaitukejahatan
kejahatangenosida
genosidadan dankejahatan
kejahatanterhadap
terhadap
kemanusiaan.
kemanusiaan.
Selesainya Kasus Bom Bali
Kasus Bom Bali tersebut dinyatakan selesai dengan
dieksekusinya para pelaku atau dalang dibalik kasus
pengeboman tersebut.Berikut adalah kronologi penyelesaian
kasus bom Bali :
● 16 Januari 2003 : Ali Imron bersama 14 tersangka yang
ditangkap di Samarinda tiba di Bali.
● 8 Februari 2003 : Rekonstruksi bom Bali I.
● 12 Mei 2003 : Sidang pertama terhadap tersangka Amrozi.
● 2 Juni 2003 : Imam Samudra mulai diadili.
● 30 Juni 2003 : Amrozi dituntut hukuman mati.
● 7 Juli 2003 : Amrozi divonis mati.
● 28 Juli 2003 : Imam Samudra dituntut hukuman mati.
● 10 September 2003 :Imam Samudra divonis mati.
● 28 Agustus 2003 :Ali Gufron alias Muklas dituntut
hukuman mati
● 2 Oktober 2003 : Ali Gufron divonis mati.
● 30 Januari 2007 :PK pertama Amrozi cs ditolak.
● 30 Januari 2008 :PK kedua diajukan dan ditolak.
● 1 Mei 2008 :PK ketiga diajukan dan kembali ditolak.
● 21 Oktober 2008 : MK tolak uji materi terhadap UU.
Nomor 2/Pnps/1964 soal tata cara eksekusi mati yang
diajukan Amrozi cs.
● 9 November 2008 : Amrozi cs dieksekusi mati di
Nusakambangan, Cilacap.
UNDANG-UNDANG YANG
DILANGGAR
UU no 39 Tahun 1999
Pasal 4
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan
pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan
persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
dan oleh siapapun.
UU 39 Tahun 1999
Pasal 9 ayat 1
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan
meningkatkan taraf kehidupannya.
UU no 39 Tahun 1999
Pasal 28 ayat 1
Setiap orang berhak mencari suaka untuk memperoleh
perlindunganpolitik dari negara lain.
Pasal 33 ayat 1
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman
atauperlakuan yang kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat
danmartabat kemanusiaannya.
Pasal 33 ayat 2
Setiap orang berhak untuk bebas sari penghilangan paksa
danpenghilangan nyawa.
UU no 26 Tahun 2000
Pasal 7
Pelanggaran hak asasi manusia yang
berat meliputi:
a. kejahatan genosida;
b. kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kategori HAM GENOCIDA
Kasus ini termasuk ke dalam kejahatan genosida
dikarenakan latar belakang kasus ini ingin
memusnahkan suatu etnis tertentu yang sama seperti
pengertian kejahatan genosida yaitu Genosida atau
genosid (Bahasa Inggris: genocide) adalah sebuah
pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap
satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa
dengan maksud memusnahkan atau (membuat punah)
bangsa tersebut.
Pasal 8
Kejahatan genosida sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a
adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
a. membunuh anggota kelompok;
b. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok;
c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran
di dalam kelompok;atau
e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.
DEFINISI HAM BERAT

Menurut kelompok kami:


Pelanggaran HAM berat adalah pelanggaran atau
pencabutan hak manusia dalam bentuk penyiksaan
fisik ataupun penghilangan nyawa secara paksa.
LAMPIRAN

TKP
PELAKU
KORBAN
MONUMEN PERINGATAN TRAGEDI BOM BALI/
MONUMEN GROUND ZERO BALI
TEMPAT KEJADIAN

Anda mungkin juga menyukai